CHIKA ARA • ✓

Door aldnnn08

198K 26.9K 2.5K

❗GXG STORY❗ Aku Chika, gadis remaja 17 tahun yang pindah dan tinggal bersama Kakek Nenek di sebuah Desa. Disi... Meer

Prolog
1. Namanya
2. Malam dan nyanyian
3. Kebun Apel
4. Makan Rawon
5. Lagu buatan Ara
6. Weekend bareng
7. Pergi ke Rumah Ibu Kirana
8. Ara gak masuk Sekolah
9. Gio
10. Sungai
11. Shy shy cat
12. Teman-teman Jakarta
13. Ciuman itu apa?
14. Bermain di Sawah
15. Ara dan Nada
16. Pasar Malam
17. Maaf, Chika
18. Waktu yang salah
19. Sungai tanpa Ara
20. Mengejar impian
21. 9 tahun setelahnya
23. Meet and Hug
24. Mengejar Ara
25. Ara kembali
26. Melepas rindu
27. Pergi bersama si kembar
28. Chika sakit
29. Bernyanyi lagi
30. Chika dan Si Kembar
31. Meyakinkan
32. Pacaran
33. Salah ku opo?
34. Pasangan dengan 2 anak kembarnya
35. Pak Bian
36. Istirahat bersama
37. 'Mantuku'
38. Tameng
39. Nobita
40. Mini Concert
41. Tiba-tiba
42. Keributan
43. Keluarga Besar
Epilog

22. Bertemu kembali

4K 594 94
Door aldnnn08

Selamat membaca 🙇🏻
Kenyang 3x up, jadi vote ya!!

-
-
-
-

Sepulangnya mengajar, Chika menyempatkan dirinya untuk pergi berjalan-jalan di Taman yang berada di dekat Apartemennya. Sebuah Taman yang selalu ramai dikunjungi banyak orang. Banyak fasilitas yang tersedia, mulai dari pojok alat-alat olahraga, tempat bermain anak-anak, dan lainnya.

Chika berjalan dengan santainya menuju ke tengah-tengah Taman itu. Di tengah-tengah taman ada air mancur dan danau buatan kecil. Ditangannya ia membawa telur gulung yang sudah dibeli dari abang-abang yang mangkir di depan Taman.

"Aduh" keluh Chika saat ada seorang anak kecil menabraknya

"Joesonghabnida, Heejun t-tidak sengaja"

Chika menatap melas telur gulung yang jatuh ke tanah. Ia pun menatap anak kecil laki-laki yang membungkukkan badannya.

"Sekali lagi Heejun minta maaf" ucap anak laki-laki itu

Chika menegakkan tubuh anak laki-laki itu agar tidak terus membungkuk. Ia melihat anak laki-laki itu memakai kacamata, tapi lensa kiri nya retak.

"M-maaf Heejun minta maaf"

Chika tersenyum dan menghapus air mata yang membasahi pipi anak kecil itu, "Tidak apa-apa, lain kali hati-hati ya" ucap Chika

"Terimakasih Imo"

"Imo?"

"Maksud Heejun, Tante" ucap anak laki-laki itu dan Chika mengangguk paham

"Kacamata kamu kenapa retak?" Tanya Chika

"Ah ini, tadi Heejun tidak sengaja menjatuhkannya saat mengejar burung merpati"

"Maka dari itu kamu nabrak Tante?" Tanya Chika

"Iya, Heejun tidak bisa melihat dengan jelas. Mata kiri Heejun rabun"

Chika melihat ke sekitar dan sepertinya anak laki-laki itu pergi sendirian ke Taman, "Kamu kesini bareng siapa?" Tanya Chika

Heejun terdiam mendengar pertanyaan Chika. Hingga akhirnya dia langsung memegang tangan Chika.

"Tante, Heejun lupa tidak izin. Pasti Om dan Kakak mencari Heejun"

"Tante tolong Heejun, Heejun ingin pulang"

Chika tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia menggandeng tangan Heejun dan membiarkan anak itu menuntun jalannya.

"Lain kali Heejun tidak boleh pergi tanpa izin ya" ujar Chika

"Iya Tante, Heejun berjanji!"

Chika memperhatikan wajah Heejun yang tampak tak asing dimatanya. Ia jadi teringat dengan murid baru asal Korea di Sekolahnya. Siapa lagi kalau bukan Heejin, murid ceria di Sekolahnya. Nama keduanya pun mirip hanya berbeda 1 huruf saja.

"Heejun!"

Mendengar ada suara yang memanggil, Chika dan Heejun menoleh. Chika mengenal laki-laki yang tengah berlari menghampiri mereka. Laki-laki itu adalah Om yang menjemput Heejin.

"Heejun, kamu bikin Om khawatir tau gak! Sudah Om bilang, jangan pergi jauh-jauh dan tunggu di mobil!" Marah Laki-laki berkepala 27 itu

Heejun menundukkan kepalanya, "Maafkan Heejun, Om. Tadi Heejun mengejar burung merpati"

"Tapi tetap saja! Kamu jangan pergi sembarangan!"

"Maaf Pak jika menyela. Tidak perlu dimarahin dengan berlebihan, kita sedang berada di tempat umum" ucap Chika

Laki-laki itu menatap Chika dan sesaat kemudian mengangguk, "Bu Guru nya Heejin?"

"Iya pak"

"Terimakasih sudah menemani Heejun ya Bu"

"Iya pak sama-sama. Lain kali jangan membiarkan seorang anak di dalam mobil sendirian" ujar Chika

Laki-laki itu tersenyum lalu menjulurkan tangannya, "Sebelumnya perkenalkan, nama saya Rey" ucap laki-laki itu

Chika menjabat tangan Rey dan tersenyum, "Saya Chika"

"Sekali lagi saya ucapkan terimakasih ya pada Ibu. Saya tidak tau bagaimana jika Heejun tidak bertemu dengan Bu Chika" ucap Rey

"Iya pak tidak usah berlebihan" balas Chika

"Em kalo boleh tau, Heejun siapanya Heejin ya pak?" Tanya Chika karena dia kepo

"Heejun saudara kembar Heejin. Cuma bedanya Heejun tidak mau ikut bersekolah di sekolah Heejin, dia lebih memilih home schooling" ucap Rey

Chika menganggukkan kepalanya dan tidak ingin bertanya lebih dalam lagi.

"Maaf sebelumnya, kami ingin pulang. Apa Bu Chika ingin ikut bersama? Biar saya antar" ucap Rey

"Tidak perlu pak, saya bisa naik ojek online atau taksi" ucap Chika karena dia tidak membawa mobil hari ini

"Biar kami antar, anggap saja sebagai ucapan karena sudah menemani Heejun" ucap Rey

"Tante ikut kita ya" ucap Heejun memegang tangan Chika

Chika melihat mata Heejun yang berbinar. Ia tidak ingin membuat anak semanis Heejun sedih. Alhasil Chika menyetujui ajakan Rey.

Mereka bertiga pun pergi menuju mobil Rey yang terparkir di depan Taman. Rey membukakan pintu belakang agar Chika duduk disana bersama Heejun. Chika terkejut saat melihat ada Heejin di dalam mobil.

"Bu Chika!" Sapa Heejin dengan riang

"Halo Heejin" balas Chika

"Wah, adik kenapa bisa bersama Guru kakak?" Tanya Heejin

"Tante ini guru Kakak?" Tanya Heejun

"Hm iya, dia guru kakak di sekolah" jawab Heejin

"Tadi Heejun tidak sengaja menabrak Tante ini. Tante ini baik dia tidak marah, justru membantu Heejun agar bertemu Om Rey" ucap Heejun

"Dia punya nama, namanya Bu Chika bukan Tante ini" ucap Heejin

"Hehehe maaf Kak, Heejun belum kenalan dengan Guru kakak" ucap Heejun

Chika tersenyum mendengar obrolan kakak beradik itu. Begitupun juga Rey yang duduk di depan. Perlahan mobil pun mulai berjalan meninggalkan taman.

"Alamat rumah Bu Chika dimana?" Tanya Rey

"Apartemen Century Asri" jawab Chika

"Apartemen yang dekat dengan kantor agensi itu ya Bu?" Tanya Rey

"Iya betul" jawab Chika

Rey menganggukkan kepalanya. Selama perjalanan Chika banyak mengobrol dengan Heejin dan Heejun. Ada satu fakta yang Chika tau kenapa Heejun tidak mau bersekolah seperti Kakaknya.

Mata kiri Heejun tidak berfungsi dengan baik, syaraf matanya sedikit bermasalah dan membuat mata kiri Heejun buram dan harus memakai kacamata. Dari penjelasan Rey, katanya itu disebabkan oleh perilaku tidak baik dari Ibu Heejun yang mengonsumsi minuman beralkohol saat hamil.

Kurang lebih 15 menit mobil itu berhenti. Chika mengerutkan keningnya karena mobil itu berhenti di depan gedung agensi. Padahal gedung apartemennya masih 500 meter dari situ.

"Maaf ya Bu Chika. Kita harus menjemput Ibu Heejin dan Heejun dulu" ucap Rey

Chika pun menganggukkan kepalanya. Rey meminta Chika untuk menemani Heejin dan Heejun di mobil, sedangkan Rey pergi ke agensi itu.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Rey kembali dengan Ibu dari dua anak itu. Ibu dari dua anak itu tidak menyadari adanya Chika disana dan Chika juga tidak begitu memperhatikan Ibu dari muridnya itu. Dia langsung masuk dan duduk di depan.

"Langsung pulang ya Rey, hari ini capek banget. Dari semalem aku belum tidur"

"Siap bos!"

"Ck! Gak perlu panggil bos"

"Hehehe sorry deh"

"Ibu, lelah ya?" Tanya Heejin

"Ya"

Mendengar jawaban Ibunya, Heejin menundukkan kepalanya. Itu artinya Ibunya benar-benar lelah. Jika tidak lelah, Ibunya akan menjawab pertanyaannya dengan panjang.

"Ibu, kacamata Heejun retak. Tadi tidak sengaja jatuh di Taman" ucap Heejun

"Besok kita ke dokter dan meminta kacamata baru"

"Ekhem btw, di belakang juga ada guru Heejin. Tadi gak sengaja ketemu karena bantuin Heejun yang jatoh, jadi gue ajak pulang bareng" ucap Rey

"Iya, terimakasih ibu...maaf dengan ibu siapa?"

"Nama saya Chika, Bu" jawab Chika dengan ramah

Chika kaget saat perempuan didepannya dengan tiba-tiba membalikkan badannya. Tapi rasa kaget itu hanya sebentar dan berganti dengan detakan jantung yang berpacu dengan cepat.

Begitu juga perempuan yang tengah menatap Chika dengan mata yang berkaca-kaca. Jantungnya juga berpacu dengan cepat. Ada sebuah gebrakan dalam hatinya yang membuat dadanya sesak.

"A-ara"

Satu nama yang keluar dari bibir Chika. Betulkan perempuan yang duduk didepannya adalah Ara? Perempuan dengan rambut pendek sebahu itu adalah Ara? Sangat berbeda sekali dengan Ara yang dia kenal dulu.

Rey yang melihat itu jadi bingung. Ia melirik Ara yang seperti ingin menangis lalu melirik ke spion tengah dan melihat Chika yang sudah meneteskan air matanya.

"Kalian kenapa?" Tanya Rey

"Ibu? Ibu menangis? Apa karena Heejun nakal dan membuat kacamatanya retak?" Tanya Heejun

"Bu Chika tidak apa-apa kan?" Tanya Heejin

Sesaat kemudian keduanya sama-sama tersadar. Chika langsung menghapus air matanya dan Ara kembali menghadap ke depan. Mendadak hawa di dalam mobil itu sedikit mencekam.

••

Chika langsung mengurung dirinya di dalam kamar setelah tadi dia diantar oleh Rey. Sesampainya di kamar, ia langsung menangis. Tangisannya terdengar sangat menyakitkan. Tangannya juga memukul dada kirinya yang terasa sesak.

"Kenapa?? Kenapa harus ketemu dengan situasi yang kaya gini?"

"Sakit Ra...ini sakit banget!!"

Chika tidak pernah menyangka jika dia akan bertemu dengan Ara kembali. Ia memang berharap bertemu kembali dengan Ara. Tapi jika situasinya seperti ini, Chika belum siap! Dia tidak akan pernah siap karena bagaimana pun Chika masih berharap pada Ara!.

Fakta baru yang harus Chika terima adalah Ara sudah memiliki 2 orang anak yang salah satunya adalah muridnya di Sekolah. Ara sudah menikah! Dia bisa apa? Berharap hubungannya kembali? Tapi apakah dirinya pernah memiliki hubungan dengan Ara? Tidak!!!.

"Kenapa ini sakit banget Ra? Aku belum siap menerima semuanya!!"

Sama halnya dengan Ara, ia sudah berada di rumahnya. Sesampainya di rumah Ara langsung mengurung diri di dalam kamar. Rey yang melihat itu langsung membiarkannya. Rey memilih untuk menemani Heejin dan Heejun bermain.

Mungkin bosnya itu akan bercerita jika waktunya tepat? Begitu isi pikiran Rey. Rey sendiri adalah orang yang pertama kali membantu Ara saat Ara kembali ke Indonesia bersama Heejin dan Heejun.

Didalam kamar Ara langsung pergi ke kamar mandi dan mendudukkan dirinya di bawah shower. Ia membiarkan tubuhnya yang masih memakai pakaian basah. Ara menangis dalam diam. Sesekali juga mengusap kasar tubuhnya.

Bohong jika Ara tidak merindukan Chika, sosok perempuan yang selama ini masih menetap di hatinya. Tapi keadaan membuat dirinya tidak bisa jika mengutarakan hal tersebut.

Banyak hal yang terjadi selama di Korea dan membuat Ara menjadi pribadi yang berbeda. Kejadian yang membuat seluruh dunianya terasa runtuh dan mati dalam sekejap.

"Aku benci mengingat itu! Aku benci!!!"

Ara mengusap tubuhnya dengan kasar. Bahkan tubuh yang awalnya duduk perlahan mulai runtuh ke lantai. Ara meringkuk di bawah guyuran air.

"Maaf Chika..maaf.."

~≈Ω≈~

Ini baru diketik jadi masih anget, mohon vote nya yaa😊😊

Park Heejun

-
-
-
-

Terimakasih banyak atas apresiasinya:)

Jangan lupa untuk vote dan komen ya!

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

200K 31K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
319K 28K 32
"Orang bilang jatuh cinta itu dari mata turun ke hati. Tapi kok aku malah jatuh cinta dari mata turunnya ke payudara?? huft, cinta pandangan pertamak...
69.4K 7.3K 28
Dia yang mencari teman, cinta, dan keluarga. Bisakah dia menemukan ketiganya? Start : Wed, Feb 17, 2021
3.6K 164 7
warning!! cerita ini mengandung kekerasan radflag LGBTQ+ r@pe Kata-kata non baku author : -Cloudzy -kiko_bakar