Figuran Wife [Republish]

By imtinkerlose

744K 69.4K 5.1K

Transmigration Story. Cheryl Aubie, gadis yang baru saja lulus SMA itu tiba-tiba saja terbangun dalam raga an... More

Prolog
01. Dunia Novel?
02. I'm Sorry
03. Memulai Semuanya
04. Kencan?
05. Alasan
06. Bertemu
07. Still Be Mine
08. Cupcake
09. Tidur Bareng
10. Miss You
11. Makin Sayang
12. Pemulung dan Pemilik barang bekas
13. Don't leave Me
14. Bayangan Menyakitkan
15. Roti Sobek
16. Gosip
17. Unknown Number
18. Yang Pertama
19. Perasaan Egois
20. Yakin
21. A Challenge
23. Sisi Sagara yang Lain
24. Kebohongan dan Rasa bersalah
25. Tujuan yang kini Tercapai
26. Selalu Sagara
27. Permintaan

22. Cerita Syakira

11.7K 1.5K 173
By imtinkerlose

Siapa yang nunggu notif FW? ☝🏻

Maaf baru up 🙏

Vote dulu sebelum baca ya. komen juga disetiap paragraf juga. aku suka bacain komen kalian, gemes aja gitu apalagi kalau kesel sama altair 😁🤘

Happy reading🌷💗

Chapter 22. Cerita Syakira

Karena kedua orangtuanya harus keluar kota untuk datang ke acara pernikahan salah satu teman, Sagara dan Ziva diminta menemani Syakira untuk beberapa hari kedepan. Pukul 5 sore mereka baru sampai. Syakira terlihat kesenangan dan menarik Ziva untuk cepat-cepat masuk kedalam rumah.

Sagara menatap kedua dengan datar. Ini yang membuat Sagara terkadang kesal dengan Syakira. Gadis selalu merebut perhatian Ziva darinya. Sehingga Ziva jadi melupakannya. Jika Sagara tidak menyayangi Syakira mungkin Sagara menolak permintaan kedua orangtuanya untuk menemani Syakira dirumah ini sementara waktu.

Sagara lantas mengikuti keduanya dengan tas berisi pakaian Ziva. Hanya Ziva yang membawa pakaian ganti karena Sagara masih memiliki sisa baju dirumah ini.

"Kamu udah makan?" tanya Ziva.

"Belum, Kak. Sasa lagi ngerjain tugas menggambar gitu. Tapi dari tadi aku belum tau mau gambar apa," Syakira cemberut.

"Oh, ya? Kakak bantuin mau?" tawar Ziva.

"Beneran, Kak?! Mau banget dibantuin!" ujar Syakira kesenangan. "Tapi nanti malem aja deh, Kak. Sasa laper, makan dulu ya?"

Ziva tergelak. "Oke. Kakak mau masak, nanti bantuin ya!"

"Asyappp!"

Bohong karena faktanya, tepat jam 7 malam, Syakira malah meminta barbeque-an. Karena tidak ada persiapan, Ziva menyuruh Sagara membeli daging, sosis dan bahan-bahan lainnya ke supermarket. Sementara itu, Ziva dan Syakira menyiapkan peralatan yang diperlukan.

Halaman belakang, yang menjadi lokasi mengadakan barbeque. Selain terdapat gazebo dan kolam renang, halaman belakang juga lahannya cukup luas. Sangat pas saja suasananya menurut Ziva.

Merasa selesai, Ziva memutuskan untuk gabung dengan Syakira yang sudah lebih dulu duduk di gazebo. Ia memperhatikan Syakira yang sedang memainkan sebuah rubrik dengan lihai. Warna rubik itu tidak seperti biasanya. Jika kebanyakan warna gradasi pelangi, warna rubik itu gradasi galaksi.

"Warna rubiknya cantik. Punya kamu?" tanya Ziva.

Syakira mengangguk. "Iya, dari Bang Saga."

"Oh, gitu. Kamu pintar banget mainnya," Ziva memperhatikan lengan Syakira yang terlihat tidak kaku memutar-mutar rubik agar warnanya jadi sesuai.

"Sasa nggak pintar main rubik. Sasa main rubik kalau lagi gabut aja. Tapi Kakak pintar main rubik, kan?"

Ziva mengerutkan kening samar. Ia? Pintar main rubik? Cheryl tidak suka dengan hal-hal yang membuat pusing pikiran seperti bermain rubik. Mungkin Ziva Kanaya?

"Coba Kakak tebak. Alasan apa yang buat Bang Saga kasih Sasa rubik?" Syakira memberikan rubiknya pada Ziva.

Ziva langsung menggeleng. Ia mana tahu? Ziva saja baru tahu Syakira memiliki rubik. Ah, jangankan hal itu, Ia saja baru tahu kalau Ziva Kanaya pintar main rubik. Ia memang sempat mendapatkan ingatan Ziva Kanaya, namun Ziva rasa tak sepenuhnya. Buktinya Ziva Kanaya pintar main rubik saja ia tidak tahu.

"Emang apa alasannya?" tanya Ziva sambil memperhatikan rubik itu.

"Karena rubik ini ditolak Kakak."

"Maksudnya?" Ziva semakin bingung. Apa mungkin sebelumnya rubik itu ingin Sagara berikan padanya, tapi Ziva menolak. Oleh karena itu, Sagara memberikan rubiknya pada Syakira? Untuk saat ini, begitulah asumsi Ziva.

"Dulu, semasa kalian kuliah. Bang Saga suka cerita tentang Kak Ziva sama Sasa. Termasuk, Kak Ziva hobi main rubik dikelas sambil nunggu dosen masuk. Terus kata Bang Saga rubik yang biasa Kak Ziva mainin rusak. Nah, Bang Saga inisiatif beliin Kakak rubik yang baru. Tapi pas Bang Saga kasih, Kak Ziva nolak karena udah punya penggantinya dari Kak Altair. Karena Bang Saga nggak hobi main rubik, dia kasih deh ke Sasa."

Ziva terdiam. Sesuai dugaannya ternyata. Mendadak Ziva merasa tak enak. Ia jadi membayangkan perasaan sedih Sagara waktu itu.

"Kakak tau nggak? Bang Saga sedih karena Kakak nolak rubiknya. Dan lucunya, dia malah nyalahin diri sendiri karena kurang gercep." tutup Syakira kemudian tertawa.

"Gitu ya. Terus, kamu punya cerita lagi nggak tentang Sagara?" tanya Ziva, jadi tertarik dengan cerita Syakira tentang Sagara.

Syakira mengangguk. "Punya, Kakak mau dengar?"

"Boleh. Selagi nunggu orangnya datang." jawab Ziva antusias.

"Bang Saga juga kalau cemburu itu lucu tau, Kak. Pernah sekali Sasa liat Bang Saga lagi misuh-misuh nggak jelas karena Kak Ziva jalan sama Kak Altair. Pas Sasa tanya kenapa nggak langsung larang aja, dia jawabnya karena Bang Saga nggak punya hak."

"Kak Ziva juga cewek pertama yang Bang Saga ajak kerumah. Bang Saga seneng banget tau Kak. Sampai malem aja dia gangguin Sasa cuma mau bilang seneng banget karena Kakak punya waktu banyak bareng dia."

Ziva tertawa geli. Tidak menyangka Sagara begitu senang hanya karena punya waktu berdua lebih banyak dengan Ziva. Bucin sekali tapi Ziva senang. Namun, disisi lain ada perasaan asing yang menyelusup dihati Ziva. Tapi, perasaan apa?

"Terus-terus? Gimana lagi?"

"Sasa nggak pernah liat Bang Saga sesenang itu cuma karena cewek. Saat itu juga Bunda bilang sama Sasa kalau Bang Saga suka banget sama Kak Ziva. Ah, udah lebih dari itu. Sayang dan cinta. Sasa juga pernah liat Bang Saga nangis ke bunda dan bilang kalau Bang Saga nggak punya kesempatan lagi buat jadi pacar Kakak. Tapi Sasa nggak tau alasannya apa, yang jelas waktu itu Bang Saga sedih banget."

"H-hah? Yang bener kamu?" tanya Ziva terkejut. Otaknya langsung berputar memikirkan alasan itu. Dan yang bisa tebak adalah, Ziva Kanaya mengandung anak Altair, makanya Sagara mengatakan kalau dia tidak memiliki kesempatan lagi untuk bisa bersama Ziva. Jika memang benar Sagara sampai menangis, itu artinya perasaan yang Sagara miliki untuk Ziva benar-benar besar. Tapi anehnya, kenapa ia malah merasa bersalah?

"Iya, Kak. Sasa nggak bohong. Dan Kakak harus tau fakta tentang Bang Saga." ujar Syakira dengan nada sok misterius, membuat Ziva menatapnya penasaran.

"Apa?"

"Bang Saga kalau udah punya sesuatu apalagi dia suka dan sayang, dia nggak akan ngebiarin sesuatu itu pergi, atau lepas dari dia gitu aja."

Ziva mengerjap pelan. Ia merasa tubuhnya mendadak meremang. "Kok serem ya?"

"Ya gitu deh. Tapi aku senang banget sekarang,"

"Kenapa?"

"Senang karena sekarang akhirnya Kakak mau nerima Bang Saga. Makasih ya, Kak." Syakira tersenyum tulus.

Sebagai seorang adik, Syakira juga ikut merasakan kesedihan Sagara, saat melihat Sagara selalu murung karena Ziva belum juga mau membuka hatinya untuk Sagara bahkan disaat mereka berdua sudah menikah.

Ziva tersenyum teduh. "Kakak yang harusnya berterimakasih. Kalau saat itu nggak ada Sagara, nggak tau deh kayak gimana jadinya kakak nanti."

"Ziva! Sayang!"

Tepat setelah Ziva mengatakan itu, suara Sagara terdengar. Keduanya menoleh mendapati Sagara berjalan kearah mereka dengan dua kantung plastik besar berwarna putih disatu tangannya.

Syakira menatap Sagara nyinyir. "Sayang, sayang. Kepala Bang Saga goyang!"

***

Bersendawa keras, Syakira merebahkan dirinya di ayunan dekat kolam renang setelah menghabiskan beberapa daging dan juga sosis berukuran besar. Ia menepuk perutnya yang terasa ingin meledak karena kekenyangan.

"Kenyang banget, jadi ngantuk." ujar Syakira lantas menguap.

Sagara mendengkus. "Kerjain PR dulu, baru tidur."

"Nggak boleh jahil, Bang. PR nggak salah apa-apa, masa mau dikerjain? Kasian." balas Syakira, ngaco.

Ziva tergelak. Ia mengelus lengan Sagara yang menahan kesal pada Syakira. Jika Syakira duduk di gazebo bersama mereka, sudah bisa dipastikan Syakira berakhir basah kuyup karena Sagara akan melempar gadis itu kedalam kolam renang.

"Ayo. Tadi kan udah janji abis barbeque mau menggambar bareng Kakak." ujar Ziva, membujuk Syakira.

Syakira mengangguk lalu bangun. "Iya deh. Biar selesai terus cepet-cepet tidur. Sasa juga udah ngantuk banget,"

Setelah membereskan sisa-sisa barbeque, Ziva masuk kekamar untuk ganti baju menjadi piyama tidur. Ia duduk dimeja rias guna membersihkan wajahnya menggunakan micellar water.

Pintu kamar yang terbuka membuat Ziva melirik lewat cermin. Ada Sagara yang baru saja masuk dan menutup pintu. Tidak, Sagara menguncinya, membuat Ziva mengernyit heran. Ziva membuang kapas yang tadi dia gunakan untuk membersihkan wajah ke tempat sampah kecil disamping meja rias.

Ziva berdiri dan langsung disambut pelukan oleh Sagara. Cowok itu mengendus leher Ziva, hidungnya yang bergesekan dengan kulitnya membuat Ziva tertawa karena geli.

"Gendong, Gaaaaa." rengek Ziva. Ia lantas melingkarkan kedua kakinya di pinggang Sagara saat tahu Sagara mengangkatnya.

Ziva menatap Sagara dengan gummy smile nya. Ia lantas mengecup pipi Sagara cepat membuat Sagara tersenyum. Tangannya kini berpindah memeluk leher Sagara.

"Aku berat nggak?" tanya Ziva.

"Berat."

Ziva cemberut. "Berarti aku keliatan gemuk dong?"

"Kamu kan lagi hamil, sayang."

"Iya juga sih. Tapi nanti aku jadi jelek," Ziva semakin menekuk wajahnya.

Sagara tertawa pelan. Ia berjalan kearah kasur dengan Ziva yang masih dalam gendongannya dan duduk disana. Kini, posisi Ziva berada di pangkuannya.

"Jelek dari mana nya?" tanya Sagara. Ia lantas mencubit pipi gembul istrinya pelan. "Orang tambah gemesin gini, kok."

Pipi Ziva bersemu merah. Ia memukul dada Sagara dengan senyum malu. "Bohong banget kamu!"

"Really. So cute, I wanna eat you every time," bisik Sagara.

Ziva mendengkus untuk menutupi salah tingkah nya. "Dasar dinosaurus rakus!"

Sagara tergelak. Lalu, dia menangkup kedua pipi Ziva sebelum mencium bibirnya lembut. Sedaritadi Sagara sudah salah fokus dengan bibir Ziva yang terlihat mengkilap karena lip balm. Sagara mulai melumatnya. Tidak terburu-buru seperti biasa, karena kali ini dia ingin menikmati setiap bagian yang menjadi haknya itu.

Bibir atas maupun bawah milik Ziva, Sagara gigit. Benar-benar tidak dia lewatkan satu bagian pun benda kenyal yang sudah menjadi candunya itu. Sehingga Ziva mulai terbuai dengan sentuhannya. Sesekali perempuan itu menjambak pelan rambut Sagara dan mengacak nya seolah memberitahu Sagara kalau dia menikmati setiap yang Sagara lakukan padanya.

Ketika Sagara ingin mencium lebih jauh, suara pintu yang diketuk keras membuat Sagara berhenti.

"Kak! Kak Ziva?!"

"KAAAAAKKK!"

"KAK ZIVA BUKA DONGG! KOK DI KUNCI SIH?! PASTI BANG SAGA KAN YANG KUNCIIN?! BUKA IHHHHHHH!"

Itu adalah teriakan Syakira. Ziva menahan wajah Sagara yang ingin menciumnya lagi seolah tidak peduli dengan Syakira. Ziva cepat-cepat turun dan merapikan penampilannya.

Setelahnya Ziva berjalan untuk membuka pintu. Terlihat Syakira yang berdiri dengan wajah kesal sekali. Hal itu membuat Ziva merasa tak enak.

"Lama banget bukanya? Abis ngapain sih?!" tanya Syakira sewot.

Ziva cengengesan. "Tadi Kakak abis dari kamar mandi. Makanya lama buka pintu. Masuk, Sya."

Syakira masuk dan Ziva menutup pintu kamar. Gadis itu menatap Sagara yang duduk dikasur dengan tajam, dibalas tatapan datar oleh cowok itu. "Abang kan ada disini, kenapa nggak bukain?!"

"Males."

Syakira mendengkus. Malas berdebat, ia duduk lesehan dan mengeluarkan semua alat menggambarnya dari dalam tas. Syakira memberikan kertas gambarnya yang belum jadi pada Ziva yang sudah duduk dihadapannya.

"Ini, Kak. Tadi Sasa sempat gambar," ujar Syakira.

Ziva meraihnya dan seketika menganga melihat lukisan dikertas itu. Terdapat gambar seorang perempuan dengan kepala yang lebih besar dari ukuran tubuhnya. "Kayak kuyang," gumamnya kemudian berucap istighfar dalam hati. Amit-amit!

"Ini siapa?" tanya Ziva menunjuk gambarnya pada Syakira.

"Oh, itu Sasa, Kak. Karena konsepnya bebas, Sasa gambar aja diri sendiri. Lagian aku cocok banget jadi model lukis. Jadi pasti nggak apa-apa." Syakira mengibaskan rambutnya sok cantik.

Ziva mengangguk. "Cocok banget." ujarnya membuat Syakira tersenyum lebar. "Cocok banget buat nakutin tikus."

Sagara tergelak keras sehingga Syakira melempar pouch alat tulisnya pada Sagara dengan geregetan. Syakira mendengkus sambil menatap Ziva cemberut. "Kakak jahat banget! Nggak liat muka Sasa mirip Ariana Grande?!"

Ziva terkekeh pelan. "Maksud kakak gambar ini,"

"Jelek ya, Kak? Sasa nggak bisa gambar."

"Nggak apa-apa. Nanti Kakak yang buat sketsanya, terus kamu yang warnain. Gimana?"

"Boleh-boleh!"

Hari semakin larut, tapi Syakira belum juga selesai mewarnai. Gadis itu merubah posisinya jadi tengkurap dan lanjut mewarnai dengan wajah mengantuk. Ia bahkan mengerjakannya dengan mata yang sedikit tertutup. Tidak kuat lagi menahan kantuk, Syakira akhirnya tertidur dengan kertas gambar yang menjadi bantalnya.

"Sya, Syakira." Ziva mengguncang pelan pundak Syakira. Namun karena sudah tertidur, Syakira tidak terbangun. Ziva lantas menatap Sagara yang bermain ponsel dikasur. "Ga, ini Syakira tidur. Kamu pindahin gih. Kasian nanti masuk angin tidur dilantai,"

Sagara menuduk menatap Syakira yang terlihat tertidur pulas. Ia lantas menatap Ziva yang juga menatapnya menunggu jawaban. Sagara lalu turun dari kasur untuk menghampiri keduanya. Ia mengguncang tubuhnya Syakira. Sekali lagi, dia tidak terbangun.

"Nggak bangun kan, anaknya? Udah kamu gendong aja." ujar Ziva.

Sagara mengangguk. "Tolong ambilin hp aku."

Ziva mengangguk. Ia beranjak menuju kasur untuk mengambil ponsel Sagara yang tergeletak disana. Ketika ingin berbalik, Ziva dikejutkan dengan Sagara yang mendorongnya pelan hingga Ziva terjatuh disana. Ziva melotot saat Sagara mengukungnya dengan cara mencengkram lengan Ziva dikedua sisinya.

"Ga, kamu.. Kamu ngerjain aku, ya?!" decak Ziva geregetan. Wajahnya kesal sekarang. Aish, seharusnya dia tidak kemakan jebakan modus Sagara.

Sagara tersenyum jahil kemudian mengecup bibir Ziva singkat. "Jangan berisik, Va."

Ziva mendengkus. Ia membuang muka saat Sagara ingin mencium nya lagi. "Nggak mau, Ga. Kemarin kan, udah. Nanti aja ya?"

Sagara terkekeh. Suaranya jadi berat. Ziva berkata seperti itu seolah tahu Sagara menginginkan. "Kamu mau?"

"Iya, tapi nanti aja ya?"

"No. Aku maunya sekarang. Sebentar aja."

"Bohong, ah. Kemarin juga bilangnya sebentar, taunya sampe subuh."

Sagara tergelak. Tangannya mulai bergerak menanggalkan pakaian Ziva. Sementara Ziva tidak memberontak lebih karena dinosaurus nya itu tidak bisa dihentikan jika sudah lapar seperti ini. Tenaga cowok itu jauh lebih besar jika menginginkan. Dia hanya bisa menatap Sagara memelas berharap agar cowok itu berubah pikiran. Namun, sepertinya tidak ada harapan untuk Ziva saat Sagara mulai bergerak untuk menyentuhnya.

"Ga,"

"Mm?"

"Nanti Syakira bangun."

"Jangan berisik makanya, sayang."

"Tapi––"

Sagara mencium bibir Ziva agar istrinya itu tidak banyak bicara. Tangannya bergerak bebas ditubuh Ziva membuat Ziva berdesis dan tanpa sadar mengalungkan kedua tangannya dileher Sagara.

Beberapa menit Sagara lakukan untuk menyentuh Ziva secara halus. Ketika keduanya sudah tidak terhalang apapun, Sagara menarik selimut agar keduanya tertutupi.

Sagara kembali mencium Ziva. Kali ini terburu-buru. Ia lantas turun untuk menyusuri leher Ziva. Membuat Ziva bergerak tidak nyaman. Ziva sekuat mungkin menahan suaranya saat Sagara benar-benar melakukannya. Dia mencengkram kedua tangan Sagara erat-erat.

"Sagara."

"Mm?"

Tidak. Ziva tidak kuat menahannya. Ia mengangkat kepalanya untuk menggigit bisep Sagara agar suaranya teredam. Perempuan itu terengah-engah menerima rasa yang diberikan Sagara padanya. Ziva menutup mulutnya dengan telapak tangan saat Sagara semakin tak karuan.

***

Gak liat sumpah gak liat 😱😱

Kalau kata aku sih, Ziva mending kabur aja. Sagara banyak modusnya. Biar aku aja yg gantiin maksudnya 😍💍💍

Sapa yg mo jadi istrinya si dinosaurus ganteng? author ☝🏻☝🏻💐💐💐💍💍💍


SEE YOU 💗

25 Juli 2023.

Continue Reading

You'll Also Like

23.7K 2.4K 20
Hidup gadis bernama Aletta Quency Narinda berubah 180° setelah kecelakaan yang menyebabkannya koma selama enam bulan tapi setelah bangun dari koma ia...
277K 4.2K 12
suka suka saya.
45.9K 835 2
( up ulang ) [ Follow dulu sebelum membaca ] Nazeea Mahendra, atau biasa di kenal dengan nama Zee-- dia terlahir kembali. Istri yang selalu mengacuhk...
666K 79.6K 36
terperosot ke selokan jadi pindah ke dalem novel? mana jadi pelayan pula, dosa apa aku astaga.