My Teacher is My Husband

By verladian

860 71 11

Kisah cerita seorang guru dan murid yang sangat rumit. Gurunya ini adalah guru yang playboy dan Papahnya menc... More

prolog
•1 Mantu?
•2 Tidak sengaja
•3 Pertama kali
•4 Pantai
•5 Pembicaraan
•6 Sakit
•7 Datangnya masalah
•8 Sakit lagi
•9 Cowok lain?
•11 Who is he?
•12 Lagi dan lagi (orang asing)
• 13 Caltri?
• 14 Student new coming soon~
•15 Prince✨
• 16 Calon suami Mpiyah?
• 17 Satu hari tanpa Ayah dan Bunda

•10 Konflik persahabatan

29 3 0
By verladian

Hai!

My love

My universe

My world

What if today?

Next my story!!!

•••

Ceklek'

"Assalamualaikum, kamu udah pulang sayang" sahut Ayah Bunda Ghea yang baru saja datang.

"Waalaikumsalam"

"Ayah, Bunda masa Ghea gak ngajak mpi yang baik hati inii" ucap Lutfiyyah yang mengadu ke Ayah Bundanya Ghea.

"Kan bisa lain kali sayang" jawab Bunda Tia sambil mengusap Khimar yang dipakai oleh Lutfiyyah.

"Noh kan, aku udah bilang sama mpi"

"Iya deh iya"

"Bunda kok Ghea bisa sama guru olahraga aku disekolah? Terus kok Ghea pindah ke sekolah aku Bun? Aku gak tau alurnya nih ceritain dong" pinta Lutfiyyah ke Bunda Sekar yang beranjak ke dapur.

"Nanti Bunda ceritain" jawab Bunda Tia yang pergi ke kamarnya.

Ghea yang ingin ke kamarnya juga Lutfiyyah pun mengekori Ghea untuk ke kamar.

"Ceritain dong" pinta Lutfiyyah yang duduk di ranjang Ghea.

"Tar aja Bunda yang ceritain, aku aja gak tau tiba-tiba kayak gitu" jawab Ghea yang duduk di meja rias dan Lutfiyyah pun terdiam.

"Maskeran kuy" ajak Lutfiyyah yang membuka laci meja rias yang berisikan masker wajah yang lumayan ada banyak.

"Ayok deh, aku udah lama gak maskeran" ucap Ghea sambil memegang pipinya.

Kak Hesa suka banget nyubit-nyubit, kan sakit - batin Ghea sambil mengusap kedua pipinya yang sering di cubit oleh Mahesa err—calon suami.

Lutfiyyah pun mengambil dua masker wajah yang berbeda, ia selalu memilihkannya untuk Ghea karna, Ghea tidak terlalu mengerti tentang kecantikan dan masker wajah yang ada di laci itu juga yang membeli adalah Lutfiyyah, ia merasa beruntung memiliki Lutfiyyah yang selalu ada untuknya.

"Sini" suruh Lutfiyyah untuk mendekat, Ghea pun mendekatkan wajahnya dan di pakaikan lah oleh Lutfiyyah sahabatnya itu.

"Makasih mpi"

Setelah memakaikan masker wajah ke Ghea, sekarang giliran Lutfiyyah yang memakainya.

Sudah lama mereka berdua memakai masker wajah, mereka pun membilasnya.

Selesai membilas, mereka pun pergi ke ruang tamu karna, Lutfiyyah sahabatnya itu sangat ingin mengetahui apa yang terjadi dengan Ghea, sampai-sampai Ghea bisa di apartemennya Mahesa guru olahraganya itu dan kenapa sahabatnya akan pindah ke sekolah ditempat Lutfiyyah.

Lutfiyyah bingung, karna tiga bulan mendatang sekolahnya memasuki masa ujian akhir, pikirnya.

"Ayo dong Bunda! Ceritain" pinta Lutfiyyah sedari tadi yang penasaran dan yang membuatnya tambah penasaran yaitu Bunda Sekar yang menunda-nunda ceritanya.

"Oke Bunda ceritain" jawab Bunda Sekar yang memenuhi permintaan Lutfiyyah yang ingin dicerna tentang Ghea.

Bunda pun mulai bercerita dari saat Mahesa dan keluarganya datang kerumah yang membahas soal perjodohannya, sampai saat Ghea berada di apartemen.

Lutfiyyah yang terlihat sangat serius mendengarkan cerita dari Bunda Sekar dan disertai ekspresi yang terkejut.

"Lah?! Bun, Ghea masih muda lho Bun, ngebet banget, tapi kenapa harus sama guru olahraga aku Bun?! Gak ada yang ganteng dikit napa?! Gak cocok Bun, siapa kek, seleranya pasaran banget...yang bener dikit napa Bun, gak pantes buat Ghea yang manja inii" protes Lutfiyyah yang disertai banyak pertanyaan dan tidak terima bahwa sahabatnya dijodohkan dengan guru olahraga yang tidak ia suka itu.

Ayah, Bunda dan Ghea yang ada di ruangan yang sama itu hanya menertawakan reaksi Lutfiyyah setelah diceritakan oleh Bunda Sekar tadi.

"Emang gak boleh? Ini kan pilihan Bunda" ledek Bunda terhadap Lutfiyyah sambil melipat kedua tangannya yang ditaruh di dada dan juga terkekeh.

"Iih Bunda, aku sebagai sahabat Ghea yang baik hati ini hanya memberi komentar" jawab Lutfiyyah dan memalingkan wajahnya.

Allahuakbar Allahuakbar

Allahuakbar Allahuakbar

...

"Waktunya shalat isya, shalat dulu yuk" ajak Ayah Putra yang beranjak dari duduknya untuk melaksanakan shalat isya.

Saat Ayah, Bunda dan Lutfiyyah shalat isya sedangkan Ghea tidak, karna ia masih libur untuk shalat, ia pun memutuskan untuk membaca buku sekolahnya di kamarnya.

Tidak lama dari itu, Lutfiyyah pun masuk ke dalam kamar milik Ghea yang tidak terlalu luas itu.

"Ghea, si Mahesa kan udah punya pacar, lu gak sakit hati? Nanti malah kayak suara hati bini lagi" ujar Lutfiyyah yang duduk di pinggir ranjang dan Ghea duduk di meja belajarnya.

"Suara hati istri mpi, bukan bini" ucap Ghea yang membenarkan ucapan Lutfiyyah tadi.

"Yaaa pokoknya itu lah...gue denger sih pacarnya itu playgirl, jadi dimana-mana dia banyak cowoknya" jelas Lutfiyyah kepada Ghea yang masih fokus membaca bukunya.

"Gak boleh berburuk sangka dulu mpi, mungkin dia cuma temannya" jawab Ghea yang tidak menoleh ke arah Lutfiyyah sedikit pun, karna ia sedang mengerjakan tugas sekolahnya.

"Lah, kan gue denger doang" jawab Lutfiyyah sambil mengeluarkan handphonenya.

"Ini kalo sama ini kayaknya gak bisa deh" gumam Ghea yang terlihat sulit mengerjakan tugasnya.

"Mpi bi—"

"Ghea! Liat deh ini! Bukannya si Mahesa?! Terus tuh cewek siapa?" Sahut Lutfiyyah terhadap Ghea yang ingin bertanya.

"Kenapa sih mpi? Coba lihat" tanya Ghea yang penasaran dengan apa yang di lihat oleh sahabatnya itu.

"Nih" ucap Lutfiyyah yang menyodorkan handphonenya ke Ghea, supaya Ghea melihat apa yang dilihatnya.

"Astaghfirullah, kok bisa? Ini aku lho mpi, kema—"

"Hah?! Ini lu?! Gak mungkin! Gila yaa pak Mahesa, buka aurat di depan sahabat gue ini" ucap Lutfiyyah yang kaget bahwa foto yang ada di handphonenya itu gurunya dan Ghea sahabatnya.

Lutfiyyah menemukan salah satu postingan seseorang yang menunjukan bahwa seorang lelaki yang membuka kemeja hitam yang di pakainya, di depan cewek yang berhijab saat keadaan sedang hujan deras, ternyata itu adalah Gurunya dan sahabatnya yang ada di postingan seseorang tersebut.

"Ih, kok jahat sih" gumam Ghea yang masih terdengar oleh Lutfiyyah.

"Kok bisa? Lu modus ya kan?! Ternyata lu gak sebaik yang gue kira! Bisa-bisanya seorang wanita yang terlihat sangat mendalami agamanya ini perlakuannya seperti Jal*ng!...gue pulang" omel Lutfiyyah terhadap Ghea dan beranjak pergi dari kamar milik Ghea itu.

"Mpi! Ini salah! Dengerin aku cerita dulu mpi a...aku gak ada maksud, plis mpi dengerin pen—"

"Gak! Gue mau pulang!" Ucap Lutfiyyah yang melepaskan tangannya yang digenggam oleh Ghea tadi untuk menahannya.

"Mpi...mpi plis dengerin akuu" pinta Ghea dengan nada gugup.

Ya Allah ada apalagi ini ya Allah - batin Ghea.

Lutfiyyah pergi dari kamar Ghea dan handphone milik Lutfiyyah masih di tangan Ghea.

Ghea menangis karna, ia belum sempat menjelaskan kejadian itu kepada sang sahabatnya.

Ceklek'

"Ada apa sayang? Kok Lutfiyyah pulang dengan air mata yang menetes?" Tanya Bunda Tia yang tiba-tiba masuk memberitahu Ghea bahwa Lutfiyyah sahabatnya pergi sambil menangis dan Bunda melihat sang anak juga menangis langsung memeluknya.

"Kenapa sayang? Bunda gak per—"

Bunda Tia belum selesai berbicara Ghea sudah memberikan handphone Lutfiyyah yang masih menunjukkan postingan yang dilihatnya tadi.

"Ini kamu?" Tanya Bunda dan Ghea menjawab dengan anggukan.

"I...ini kemarin saat aku pulang dari rumah kakek Lino Bun, kemarin aku baru ha...halangan terus di saat itu aku bilang ke kak Hesa dan kak Hesa tiba-tiba aja membuka kemejanya Bun, aku langsung me... memejamkan mata kok Bun, aku ti...tidak melihatnya kok Bun" jelas Ghea terhadap Bundanya dengan nada yang terisak.

"Kamu jelasin ke Lutfiyyah sekarang, jelasin baik-baik, minta maaf sama Lutfiyyah, jangan nangis lagi ok?" Ujar Bunda Tia yang menyuruh Ghea untuk menjelaskan semuanya ke Lutfiyyah sang sahabat.

"Aku takut mpi gak maafin aku Bun, baru kali ini mpi marah sama aku, mpi pas...pasti kecewa Bun...sama aku" jawab Ghea yang masih saja mengeluarkan air matanya.

"Lutfiyyah bakal maafin kamu kok, ayok kerumah Lutfiyyah sama Bunda, sekalian mau ketemu sama Bundanya, yuk" ajak Bunda yang beranjak pergi dari kamar Ghea.

Bunda Tia dan Ghea pun pergi kerumah Lutfiyyah yang dimana Ghea mau memberi penjelasan sekaligus meminta maaf kepada sang sahabat.

Saat diperjalanan Ghea terus berdoa supaya ia dimaafkan oleh sahabat satu-satunya itu.

Sesampainya di rumah Lutfiyyah, Bunda Tia pun menekan tombol bel yang ada disamping gerbang hitam yang besar.

"Cari siapa ya?" Tanya satpam yang membukakan gerbang tersebut.

"Saya Tia dan anak saya Ghea ingin bertemu dengan Lutfiyyah, apa Lutfiyyah ada dirumah?" Jelas Bunda Tia dan menanyakan keberadaan Lutfiyyah kepada satpam itu.

"Oh, non Lutfiyyah ada di dalam dan kebetulan baru saja pulang" jawab satpam dan mempersilahkan masuk.

Bunda Tia dan Ghea pun memasuki rumahnya Lutfiyyah yang lumayan besarnya.

"Eh, Tia sini duduk" panggil Bunda Lita yang menyuruh Bunda Tia dan Ghea untuk duduk di sofa yang tersedia di ruang tamu yang sangat luas.

"Ghea kenapa? Abis nangis?" Tanya Bunda Lita yang melihat Ghea habis menangis.

"Iya, mpi ada dimana nda?" Ucap Ghea yang menanyakan keberadaan Lutfiyyah kepada Bundanya Lutfiyyah itu, yang bernama Lita khayara farida itu yang biasa dipanggil 'nda'

"Oh Lutfiyyah ada dikamar nya... sepertinya ia sedang menangis, tapi nda gak tau sebab akibatnya" jawab Bunda Lita yang mengatakan bahwa Lutfiyyah sedang menangis dikamar nya.

"Aku ke kamar mpi dulu ya nda" ucap Ghea yang beranjak pergi ke kamarnya Lutfiyyah.

"Ya"

Ghea pun pergi menuju kamar Lutfiyyah yang berada dilantai 2 itu.

Tok' Tok' Tok'

"Mpi?...mpi tolong buka pintunya...aku minta maaf mpi, aku mau jelasin semuanya mpi" lirih Ghea yang mengeluarkan air matanya lagi dan duduk di depan pintu yang tertutup disertai tumit kaki yang ditekuk lalu dipeluknya.

"Mpi... tolong buka pintunya...kalo mpi tidak membuka pintunya...aku akan coba jelasin disini mohon di dengar penjelasan aku mpi...apa mpi tidur? Kalo mpi tertidur aku akan coba menceritakannya nanti...aku ma—"

"Udah cepat cerita!...aku belum mau membuka pintunya dulu, aku sedikit kecewa...maaf" sahut Lutfiyyah yang memotong ucapan Ghea saat ingin beranjak pergi dari hadapan kamar Lutfiyyah yang tertutup.

Ucapan terakhir Lutfiyyah membuat Ghea tambah merasa bersalah dengan sahabatnya itu.

Yaitu 'kecewa'...baru kali ini kata itu keluar dalam masa persahabatan mereka berdua.

"Lu nangis?...maaf gua gak ada maksud buat ngomong kayak tadi" ucap Lutfiyyah dibalik pintu kamarnya, yang tau kalo Ghea akan terdiam dengan ucapan yang dilontarkannya tadi.

"Oke gapapa mpi a...aku tau mpi pasti kece—"

Ceklek'

Grep*

Ucapan Ghea dengan nada terisak itu pun di hentikan oleh Lutfiyyah yang tiba-tiba saja memeluknya dan mereka berdua saling mengeluarkan air matanya bersama, karna baru kali ini mereka merasakan konflik persahabatan.

"Maafin gua...gua janji gak bakal ada masalah sepele di...antara kita dan gak akan Ke ulang lagi" ucap Lutfiyyah dengan nada terisak nya dan sambil mengusap punggung Ghea, berniat untuk menenangkannya.

"Aku yang buat mpi kecewa...aku yang harus minta maaf mpi...aku salah... maafin kesalahan aku mpi..." Jawab Ghea yang terlihat masih mengeluarkan air matanya yang masih berderai.

"Mpi...maafin aku... makasih udah selalu ada buat aku...sekali lagi ma—"

"Udah! Kita gak salah! Kita kan kuat!" Ucap Lutfiyyah dengan nada yang masih agak terisak dan sambil tersenyum.

Grep*

Mereka berdua semakin erat memeluk satu sama lain disertai air mata bahagia yang keluar dari mata mereka berdua.

"Makasi mpi"

"Gua juga makasi sama lu"

Setelah mereka berdua pun berbaikan kembali dan Ghea mulai menceritakan awal kejadian yang ada di postingan seseorang tadi sampai saat dia berada dirumah keluarga Fazri.

"Oh gitu, maaf yaa gua udah salah paham" ucap Lutfiyyah selesai mendengarkan penjelasan Ghea tentang kejadian yang ada di postingan tadi.

"Berarti doa gue yang kemaren terkabul dong, haha" ucap Lutfiyyah yang ingat bahwa kemarin ia berdoa agar sahabatnya mendapatkan jodoh.

"Bisa jadi mpi, soalnya gak ada yang mungkin" jawab Ghea sambil merebahkan tubuhnya di ranjang milik Lutfiyyah.

"Udah lu tidur sini aja, lagian juga udah malem ini" ujar Lutfiyyah yang menyuruh Ghea untuk bergantian menginap dirumahnya itu.

"Tapi Bunda? Aku mau bilang Bunda dulu deh" ucap Ghea yang beranjak pergi ke ruang tamu untuk meminta izin dengan Bundanya untuk menginap.

Ceklek'

"Ghea? Bunda udah pulang, kamu nginap disini saja" suruh nda Lita kepada Ghea yang baru saja ingin ke ruang tamu itu.

"Oh Bunda udah pulang? Yaudah deh aku menginap disini aja, makasih ya nda" ucap Ghea setelah mendengar ucapan dari nda Lita

"Ya, tidur yang nyenyak ya kalian, jangan lupa baca doa" ucap nda Lita yang mengingatkan kepada Ghea dan Lutfiyyah untuk tidak lupa membaca doa tidur.

Nda Lita pun pergi dari kamar Lutfiyyah, mereka berdua yang terlihat sudah mengantuk pun langsung membaringkan tubuhnya di ranjang dan tidak lupa mereka berdoa sebelum tidur.

Lutfiyyah dan Ghea sudah terbangun saat sebelum adzan subuh berkumandang.

Ghea bangun tidur langsung ke kamar mandi untuk mencuci mukanya dan pamitan kepada penghuni rumah di Lutfiyyah seperti nda Lita, ayahnya Lutfiyyah dan Lutfiyyah.

Setelah berpamitan Ghea pun pulang kerumahnya untuk bersiap-siap sekolah, sekarang baru saja jam 05.42 sedangkan Ghea masuk sekolah sekitar jam 06.30 jamnya lebih awal, karna hari Senin adalah hari dimana sekolahannya mengadakan upacara yang biasa dilaksanakan dihari Senin.

Sesampainya di rumah Ghea pun membersihkan diri dan memakai seragam sekolah hari Seninnya, setelah memakai baju seragam sekolah Ghea pun keluar kamar untuk ke ruang makan.

"Gimana? Mpi maafin kamu?" Tanya Ayahnya saat Ghea duduk di meja makan tersebut.

"Kita saling memaafkan kok yah" jawab Ghea sambil melihat isi tasnya yang berisikan buku-bukunya dan alat tulis disana.

"Kamu gak mau bawa bekal?" Tanya Bundanya sambil mengoleskan selai strawberry di roti untuk sarapan pagi ini.

"Gak deh Bun, aku takutnya kayak kemarin gak kemakan" jawab Ghea yang sedang meminum susu putih yang disediakan oleh Bundanya.

"Nih" ucap Bunda yang menyodorkan roti lapis yang berisikan selai strawberry ditengahnya.

"Makasih Bun, bismillah" gumam Ghea yang menerima roti yang disodorkan oleh Bundanya.

Tok' Tok' Tok'

"Siapa Bun? Pagi-pagi udah bertamu, biar aku aja coba yang bukain pintu nya" ucap Ghea yang baru saja memakan rotinya dan beranjak dari duduknya untuk membukakan pintu.

Ghea pun berjalan ke ruang tamu untuk membukakan pintu untuk yang datang kerumahnya pagi-pagi.

Tok'

Ceklek'

Ghea membuka pintu dan mendapatkan ketukan di kening nya.

"Aduh, sakit" ucap Ghea yang meringis kesakitan akibat ketukan yang  cukup keras mendarat di kening nya.

"Eh sorry, coba liat sini" ucap seseorang yang datang kerumahnya dan melihat kening Ghea yang diketuknya.

Ghea menoleh ke arah seseorang itu dan ternyata itu Mahesa yang datang pagi-pagi sekali.

"Sedikit merah, mau gua obatin gak?" Tanya Mahesa yang masih mengusap kening Ghea.

"Gak, nanti telat kak, aku mau lanjut sarapan dulu lah" ucap Ghanis yang beranjak pergi dari hadapan Mahesa yang masih di ambang pintu.

Grep'

Mahesa menarik Ghea dan jatuh dipeluknya.

Nah kan, plis ini nyaman banget - batin Mahesa

"Gak usah ngeyel, masih lama juga masuknya" ucap Mahesa yang masih memeluk Ghea.

"Aduuhh, ya kak iya" ucap Ghea sambil menjauhkan tubuhnya dari Mahesa.

Setelah itu Ghea pun di obati keningnya oleh Mahesa sambil ia memakan roti yang ditinggalkannya tadi.

"Aaw kak! Pelan-pelan" protes Ghea yang terasa sakit saat diobati, disitu pun ada Ayah dan Bunda yang menyaksikan keduanya, hanya tertawa.

"Haha, oke oke"

Tidak lama dari itu Ghea pun selesai diobati oleh Mahesa dan keningnya ditutupi oleh perban kecil.

"Kakak kesini pagi-pagi ngapain kak?" Tanya Ghea yang datang dari arah dapur dan membawa tasnya.

"Mahesa ini anterin kamu ke sekolah sayang" ucap Bunda yang menjawab pertanyaan Ghea.

"Aku kan bisa sendiri, aku gak mau naik motor lagi, aku maunya naik mobil biar gak kehujanan" sahut Ghea sambil duduk di samping ayahnya.

"Ayok yah, an—"

"Ayok! Aku bawa mobil" ucap Mahesa sambil memutar-mutar kunci mobilnya.

"Oke lah, ayah Bunda aku berangkat ya, assalamualaikum" pamit Ghea dan menyalami kedua orang tuanya begitu punya Mahesa.

Setelah itu Ghea pun berangkat menaiki mobil sport yang di bawa oleh Mahesa dan itu terlihat mahal.

"Heh?! Duduk di depan" suruh Mahesa terhadap Ghea yang sudah duduk di belakang.

"Aku maunya disi—"

"Emang gua supir?" Ucap Mahesa sambil mengisyaratkan Ghea untuk duduk di sampingnya.

Ghea pun keluar mobil dan pindah posisi duduk jadi didepan bersama Mahesa.

•••

Alhamdulillah!! Selesai bab 10!!

Mau tau kelanjutannya?!

Ayok ikutin jejak mereka oke?

Jangan lupa vote untuk terus mengikutinya

Spam komen random!!

19 Juli 2023

Revisi : 25 Febuari 2024

Continue Reading

You'll Also Like

513K 33.6K 80
Setelah 40 hari kematian Bapak, rumah
294K 8K 29
Berawal dari sebuah kesalah pahaman yang membuat syifa, seorang badgirl pesantren ar rahman harus menikah dengan adnan, seorang gus yang merangkap me...
2M 27.7K 10
[Spiritual-Romance] Assalamualaikum, Gus A story by akufani Telah terbit di Jaksa Media ⚠ Dihapus guna kepentingan penerbitan⚠ ••• Tunggu dulu, tadi...
2.4M 131K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...