Di Ujung Penantian (End)

Por FadeelahNur

124 4 0

Antara menanti dan dinanti, menunggu Masih menjadi pilihanku entah nanti kau benar pulang untuk diriku atau... Más

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 4
Chapter 5 ( End)

Chapter 3

16 1 0
Por FadeelahNur

Elea baru saja memasuki mobil sedan berwarna kelabu itu dengan terburu - buru entahlah udara Kota Bandung hari ini sangat panas. Ya benar sekali Elea kembali ke Indonesia tepat satu bulan semenjak ia menjejaki kota Paris, selain karena memang ia masih kuliah di indonesia ini juga merupakan salah satu titah dari sang kakak untuk mencari tahu tentang Rara.

Elea sebenarnya cukup bingung dengan keadaan ini, ia sangat sayang pada Rara orang yang dicintai kakaknya tapi di lain sisi perjodohan sang kakak dengan anak kolega kakeknya juga akan segera dilaksanakan tepat bulan depan sebelum Adrian kembali ke Indonesia.

Tak ingin banyak berpikir ia memilih untuk tidur sebelum ia melaksanakan tugas dari sang kakak.

Sampai di rumah ia membersihkan diri lalu turun untuk makan malam. Untuk hari ini ia rasa cukup ia kembali ke kamarnya merebahkan diri di atas kasur king size miliknya, lega sekali rasanya sesekali ia berguling guling di atas kasur empuknya. Sampai tak terasa ia terlelap dengan sendirinya.

...

Sedangkan di tempat Adrian tengah uring – uringan karena rencana perjodohan yang direncanakan kakeknya. Ia tidak habis pikir mengapa sang kakek melakukan semua ini. Orang tua itu menjadikannya sebagai bahan investasi.

Adrian duduk terpekur di sofa yang tersedia di apartmentnya, ia sangat bingung saat ini entah apa yang dilakukannya. Kenapa harus dia? Padahal banyak sepupunya yang lain lantas mengapa harus dirinya. Jika pun disuruh untuk memilih ia pun belum siap untuk berkomitmen dengan siapapun, kecuali Rara. Janji itu kalimat yang ia ucapkan pada gadisnya sebelum ia pergi meninggalkannya. Apa kabarnya sekarang, ia bisa saja menghubungi gadis itu tapi rasa bersalahnya yang begitu besar menahan langkahnya untuk melakukan itu.

Emosinya benar –benar memuncak, ia meraih vas bunga yang berada tepat di depannya lalu menghempaskannya ke lantai.

"Praaang," suara benda pecah tersebut mengejutkan seorang pria yang baru saja masuk ke dalam apartmen Adrian, ia begitu syok melihat bos sekaligus sepupunya itu dalam keadaan tidak baik –baik saja. Wajahnya suram tak bermaya, bajunya acak – acakan selaras dengan kondisi apartmentnya pada saat itu.

Jangan lupakan tangannya yang sudah berbalut cairan merah kental berbau amis.

Farhan segera berlari menghampiri sepupunya itu. Dengan panik ia segera menyeret tubuh saudaranya itu untuk duduk kembali di sofa. Ia membersihkan terlebih dahulu luka dari tangan pria berusia 25 tahun itu. Ia tak berkata sepatah apapun dan membiarkan seseorang di sampingnya ini tenang terlebih dahulu.

Ia kemudian berjalan ke arah dapur untuk mengambil air minum untuk dirinya dan juga Adrian, pikirannya masih melayang setelah melihat keadaan saudaranya itu, ia juga sangat bingung dengan apa yang terjadi saat ini. Menghembuskan napas berat lantas kembali mengayunkan langkahnya menuju ruang depan, tempat lokasi Adrian saat ini.

"Minum dulu biar kamu tenang," ucap Farhan menyodorkan gelas dalam genggamannya yang langsung di raih oleh laki – laki itu.

Adrian menenggak air tersebut hingga tandas, ia sangat letih saat ini rasanya seperti atma yang bersemayam telah menguap jauh. Bingung, gelisah, lelah entahlah semua ini sangat membuatnya sangat sulit, untuk bernapas sekalipun. Ia kembali mengingat adegan siang tadi.

Flashback on

Suara ketukan pintu menyita perhatiannya ia menegakkan punggungnya dan memandang ke arah pintu.

"Masuk," ucapnya

Tak lama kemudian Farhan masuk kedalam ruangan itu dengan raut wajah tidak biasa.

"Adrian Kakek manggil," ucap Farhan hati – hati. Hampir sama dengan sepupu sekaligus asistennya itu Adrian juga terkejut dengan hal itu.

"Duh tidak usah bertanya dulu, saya hanya di perintahkan untuk memanggilmu saya tidak di beri tahu apa – apa juga," ungkapnya.

"Yasudah kalau begitu," ucap Adrian.

Mereka berdua pun keluar dari ruangan tersebut dan menuju aula utama dimana sang Kakek menunggu mereka berdua.

Sampai di tujuan Adrian sekali lagi terkejut dengan apa yang dilihatnya, ayah beserta ibunya dan juga Elea adiknya hadir di tempat tersebut, namun bukan hanya itu ia juga melihat keluarga lain ada bersama mereka sempat terlintas dalam pikirannya "apakah mungkin ia akan segera ke indonesia?" batinnya. Hingga panggilan dari sang kakek menyadarkannnya.

"Lohh ayo masuk, kenapa berdiri disana," ucap sang kakek yang melihat Adrian membantu di depan pintu.

Adrian yang sadar akan hal itu pun segera mengangguk dan melangkah ke arah kakeknya. Dan ya ia duduk tepat disamping kakeknya sedangkan Farhan duduk disebelah Ayahnya.

"Baik karena orang yang kita tunggu telah datang di tempat ini maka pembicaraan ini bisa kita lanjutkan," ucap Raharja.

Adrian hanya mengangguk tak mengerti, karena ia benar – benar tak tahu acara apa ini.

Raharja kembali melanjutkan kalimatnya yang tadi tertunda " baik semuanya perkenalkan ini cucu saya Adrian Mahadewa pelanjut dari MANDALA Group tepat satu bulan lagi Adrian ini akan segera memegang salah satu cabang di Indonesia," ungkap Raharja dengan bangga, sedangkan Adrian hanya berdiri, tersenyum tipis dan membungkuk hormat lalu duduk kembali.

" Dan Adrian mereka ini adalah keluarga dari HEAVEN Group yang pusatnya ada di indonesia dan merekalah yang akan bekerja sama dengan kamu nantinya," lanjut sang kakek. Adrian hanya mengangguk sembari menghela napas berat setelah mendengar hal tersebut.

Ia masih bingung dengan pertemuan ini entah mengapa firasatnya sangat tidak enak. Namun ia mencoba untuk biasa saja.

"Sebenarnya adanya pertemuan ini selain karena untuk membicarakan kerja sama kita nantinya namun juga untuk membicarakan perjodohan kamu dengan Vionna Aletthia anak dari bu Anna Chelsie dan Pak richard hadiningrat," ungkap sang kakek yang membuat Adrian terkejut bukan main. Ia langsung berdiri menghadap sang kakek dan berkata.

" Perjodohan?" tanya Adrian dengan napas memburu terlihat wajahnya telah merah padam meski ia masih memendam amarahnya.

"Ia, kalian akan bertunangan akhir bulan ini sebelum kamu berangkat ke Indonesia," ucap Raharja tenang.

"Bertunangan? Adrian tidak menerima ini, saya tidak mau di jodohkan dengan seseorang yang sama sekali tidak saya kenal dan juga saya tau ini hanya untuk menjalin kerja sama lebih lama bukan? Dan kakek menjadikan saya sebagai investasi?" tutur Adrian dengan amarah yang mulai meluap.

Semua yang ada di tempat itu tentu saja terkejut, tak disangka pewaris MANDALA Group ini menolak perjodohan dengan putri pemilik salah satu perusahaan terbesar di indonesia.

Raharja tak menyangka akan mendapat hal seperti ini dari Adrian Mahadewa.

Ayah dan Ibu Adrian bergerak gelisah, mereka sudah tahu akan terjadi seperti ini mereka juga sebelumnya sudah mengtakan kepada Raharja untuk tidak melakukan ini tapi tetap saja laki – laki tua itu sudah pada pendiriannya.

Ratih yang melihat suasana memanas bangkit dan menghampiri sang anak. Ia mengusap bahu anak sulungnya itu dengan lembut lalu berbisik.

"Duduk kak, biar hatinya tenang,"

Adrian mengangguk lalu kembali duduk di kursinya.

"Tenang saja Mas Adrian jika dirasa ini terlalu cepat, maka hal ini bisa kita tunda dulu," ucap pak Richard dengan tenang.

Adrian hanya mengangguk sebentar lantas berdiri dan pamit untuk keluar lebih dulu.

Raharja dan semua orang yang melihat itu hanya bisa terdiam membisu.

Flasback off

....

Di lain tempat Jasmine dan Elea tengah berada di sebuah kedai kopi, mereka telah mengatur janji sejak beberapa hari yang lalu.

" Jadi gimana keadaan kak Rara," tanya Elea penasaran.

"Kemarin keadaan Rara sempat memburuk sehingga dokter melakukan kembali tindakan kemoterapi pada Rara. Kami di tempat itu sangat panik karena kesadaran awalnya sudah 80% menurun hingga 20% persen saja, keadaan sempat tak terkendali," balas Jasmine dengan nada yang berat, sungguh ia tak ingin mengingat peristiwa itu lagi.

"Astagfirullah kak, lalu apa yang terjadi selanjutnya," tanya Elea kembali. Ia sangat penasaran dengan hal ini.

Dengan napas berat Jasmine kemudian melanjutkan kalimatnya "Tapi syukurnya sekarang keadaannya sudah mulai membaik, walaupun masih harus menjalani perawatan di rumah sakit dan juga terapi beberapa kali lagi," unkapnya

"Keadaan Rara saat ini naik turun El, aku juga nggak tau harus apa,selain bisa nyemagatin dan selalu ada disampingnya," Ucap Jasmine seraya melepas napas berat. Sedang Elea hanya menunduk juga mengembuskan napas.

Dengan penuh keraguan Elea kembali membuka percakapan yang sempat terhenti beberapa saat.

"Emm kak Jasmine," tutur elea Ragu, ia menggigit bibir bawahnya menunggu Jasmine menjawab. Jauh dalam hatinya ia takut memberi tahu Jasmine akan hal ini tapi, ia juga tak sanggup untuk terus menyembunyikannya.

Jasmine kembali menatap Elea dengan alis yang di naikkan satu "kenapa El?" tanya Jasmine.

"Duhh mulai dari mana yaa," jawab Elea ragu. Ia terus memainkan tangannya.

"Kamu kenapa El, cerita aja," ucap Jasmine.

"Kak Adrian di jodohkan dengan putri kolega kakek," ungkap Elea lesu.

"Dan aku nggak tau harus buat sekarang, bingung yang benar – benar bingung kak, disisi lain kak Adrian juga udah tau keadaan kak Rara yang sebenarnya," lanjut Elea lesu.

Sedangkan Jasmine hanya tercenung mendengar hal itu

"Lantas apa yang dikatakan Adrian," ucapnya dengan tatapan kosong.

"Kak Adrian, tentu saja syok mendengar hal itu, aku khawatir kurang satu bulan lagi Kak Adrian akan kemari. Dan pasti hal yang pertama yang ia lakukan adalah memastikan keadaan kak Rara. Itu rencana awalnya tapi setelah kejadian kemarin entah apa yang akan terjadi," ucap Elea tak sanggup, ia terus memainkan tangannya pertanda ia sangat gelisah.

"Satu hal yang pasti El, bukan kakak egois. Kakak tau beratnya Adrian gimana kaget adalah hal yang pasti untuk dia. Tapi keadaan Rara sekarang menurun lagi El kita harus berangkat sekarang," ucap Jasmine dengan raut muka panik seraya menatap tulisan yang tertera pada telepon pintar yang ada dalam genggamannya.

Keadaan saat ini kembali tak terkendali. Keduanya dengan cepat meninggalkan kedai kopi itu. Bahkan Jasmine telah berlari lebih dulu Lantas masuk ke dalam mobil sedan hitam yang memang di kendarainya tadi, ia melaju melesat menuju rumah sakit.

Menyusul Elea dan sopirnya di belakang, Elea cukup sulit mengikuti laju mobil Jasmine karena jalanan yang cukup ramai sehingga sulit untuk menyalip,mau lewat jalan alternatif tapi sudah lewat.

" Triing," nada pesan masuk ke hp Elea. Pesan itu dari jasmine berisi alamat dari rumah sakit yang mereka tuju.

Sepanjang perjalanan baik Jasmine Maupun Elea jantung mereka berdeguk kencang, rasa khawatir tak terelakkan lagi.

....

Laras terduduk lesu di depan ruangan UGD ia masih melihat para dokter tengah sibuk memasang pelbagai alat di badan adiknya. Ia terus saja sesegukkan sembari menopang kelapanya dengan tangan yang di kepalkan. Siapa yang tidak remuk hatinya. 8 April kemarin atau 2 hari yang lalu Rara baik – baik saja bahkan masih sempat ke pantai untuk melempar botol harapan.

Rara di dalam ruangan yang semakin dingin, tubuhnya sangat lemah untuk bergerak. Dalam keadaan yang begitu rapuh ia masih melihat siluet para dokter dan perawat berlalu lalang di hadapannya. Ia juga merasakan alat – alat yang menempel pada tubuhnya sebelum semuanya menjadi gelap.

"Dapp," keadaannya semakin menurun. Tim dokter semakin bingung.

"Kita harus mencari donor secepatnya,operasi darurat harus kita lakukan paling lambat malam ini. Ucap Dokter Soraya yang juga dilanda kepanikan. Dan di angguki oleh beberapa dokter dan juga perawat yang bertugas saat itu.

Dokter Soraya kemudian keluar dari ruang UGD untuk menemui keluarga Rara.

"Pak, Bu, kita butuh donor sekarang, keadaan Rara saat ini cukup genting sehingga kami harus melakukan operasi darurat,"

Semua yang mendengar hal tersebut tentu saja terkejut. Namun Laras langsung menengahi.

'Saya saja dok, saya yakin golongan darah saya sama dengan adik saya," ucapnya bersungguh – sungguh.

"Baik kalau begitu ikut saya," titah Dokter soraya.

Laras mengangguk lalu melihat kebelakang meyakinkan kedua orang tuanya ' Nggak pp' gerak bibirnya sebelum pergi. Ia kemudian mengekori langkah orang di hadapannya. Ia kemudian di arahkan ke sebuah ruangan. Selanjutnya melakukan beberapa tes yang di bantu oleh perawat.

Dokter Soraya kemudian menatapnya lalu tersenyum tipis.

"Operasinya akan kita lakukan malam ini juga, " ucapnya pada Laras yang masih duduk di hadapannya.

Setelah mengucapkan hal tersebut ia kemudian menghampiri kedua orang tua Rara dan menginfokan bahwa operasi darurat akan dilaksanakan saat ini juga. Sedangkan Laras di titahkan untuk beristirahat terlebih dahulu.

.....

Handphone Elea tiba - tiba berdering. Nomor tak di kenali ia segera me-reject panggilan tersebut. sekarang ia telah tiba di parkiran rumah sakit bersama dengan jasmine yang sengaja menunggunya. 

Mereka kemudian berjalan menuju UGD tadi ia sudah dikabari oleh Om Fadhil namun Hp Elea  kembali bedering dengan nomor yang sama. karena kesal ia mengangkat panggilan dari nomor itu.

"Assalamualaikum, Maaf siapa ya? kalau nggak penting nggak usah nelepon,"  ucapnya kesal

"Waalaikumsalam, kamu dimana Elea?  kamu dimana sekarang?

"Ohh kakak, aku di Indonesia lah," ucapnya santai.

"Kakak ada di indonesia Elea kamu dimana, saya dirumah kamu sekarang tapi kamu nggak ada," ucap Adrian dari balik telepon.

Elea berjengit terkejut haa bisa - bisanya manusia itu sudah ada di indonesia padalah masih tersisa 20 hari lagi seharusnya ia kembali.

"Ehh, Di indonesia kapan nyampenya? astaga," ucapnya frustasi. Ia kemudian menoleh ke arah Jasmine lalu mengodekan sesuatu dengan menunjuk Hpnya.

 Jasmine mengerti itu ia segera menganggukkan kepalanya kepada Elea.

Elea menarik napas lantas berucap " Aku dirumah sakit  ******* *******, kakak kesini aja.  Kak Rara Kritis," lirihnya di ujung kalimat.

Di saat itu adrian mematikan sepihak teleponnya. Ia tidak peduli kakek dan Vionna yang telah menunggunya. ia menancapkan gas menuju Rumah sakit, Rara membutuhkannya semoga ini belum terlambat.

.....

Selamat membaca guysss

Seguir leyendo

También te gustarán

7.3M 303K 38
~ AVAILABLE ON AMAZON: https://www.amazon.com/dp/164434193X ~ She hated riding the subway. It was cramped, smelled, and the seats were extremely unc...
1.7M 17.4K 3
*Wattys 2018 Winner / Hidden Gems* CREATE YOUR OWN MR. RIGHT Weeks before Valentine's, seventeen-year-old Kate Lapuz goes through her first ever br...
25.5K 335 56
A WOSO Oneshot book Oneshots of favourite Women's footballers Mainly the Lionesses, Arsenal Women's team,Chelsea Women's team, Man City Women's team...
28.9M 916K 49
[BOOK ONE] [Completed] [Voted #1 Best Action Story in the 2019 Fiction Awards] Liam Luciano is one of the most feared men in all the world. At the yo...