Monster's Wife [Gabrielle's S...

By StyllyRybell_

233K 18.5K 4.1K

🔞 WARNING CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASA DAN ADEGAN DEWASA! HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! BAGI YAN... More

Prologue
Chapter 1 : Swapped Dresses
Chapter 2 : Handcuffs
Chapter 3 : The Beginning
Chapter 4 : Gabrielle's Threat
Chapter 5 : She
Chapter 6 : Enough
Chapter 7 : Whatever He Wants
Chapter 8 : Disobedience
Chapter 9 : Undesirable
Chapter 10 : The Party
Chapter 11 : Unwanted Woman
Chapter 12 : Mad Man
Chapter 13 : Afraid
Chapter 14 : All For You
Chapter 15 : Diamond
Chapter 16 : Kids
Chapter 17 : Honey Moon
Chapter 18 : Pregnancy Programme
Chapter 20 : Under Control
Chapter 21 : Favorites
Chapter 22 : Betray
Chapter 23 : Yes
Chapter 24 : Monster
Chapter 25 : Sinner
Chapter 26 : Fooled
Chapter 27 : Madness
Chapter 28 : Tragedy

Chapter 19 : Vermiglio

6.7K 570 105
By StyllyRybell_

Chalet Al Foss | Vermiglio, Italy.
02.07 PM.

Letizia terus melangkahkan kaki sambil menatap begitu indahnya pegunungan. Setelah turun dari pesawat lalu menempuh beberapa ratus meter dari bandara, ia begitu penasaran dengan tempat itu dan Gabrielle tidak salah memilih tempat bulan madu, benar-benar indah. Ia menolehkan kepala pada bangunan besar namun sepi itu.

"Di mana kamar kita?" tanya Letizia pada Gabrielle yang tadinya berbicara dengan Ace kini menoleh dan mendekati wanita itu.

"You can choose any. It's ours for 3 days," jawabnya memeluk Letizia dari belakang, memandang keindahan pegunungan.

Letizia menerjap-nerjapkan netra. Gabrielle benar-benar menyewa bangunan besar itu hanya untuk mereka berdua? Yang benar saja! Tempat ini sudah pasti ramai pengunjung, seberapa banyak Gabrielle menghabiskan Euro untuk bulan madu hanya tiga hari ini?

"Do you like it?" tanya Gabrielle masih bergeming pada posisinya.

"I love it."

Gabrielle melepaskan pelukan dan menoleh pada Ace, namun Letizia menghentikan seolah tahu apa yang ingin pria itu lakukan. "Kau tidak berpikir untuk membelinya secara permanen, bukan?"

"I will, if you like it."

"Gabrielle, itu tidak perlu."

"I'm insist," ucapnya tak terbantahkan dan mengodekan tangannya pada Ace, lalu memeluk Letizia kembali dari belakang, menatapi pegunungan.

Sedang asik menatap pemandangan, Letizia mendengar Ace memerintah, "Hanya aku, Massimiliano, dan Maria, sisanya menjaga jarak jauh. Kalian hanya boleh menghampiri saat keadaan mendesak saja. Aku akan membuat makan malam, Massimiliano membuat makan siang pukul 1, dan Maria membuat sarapan pukul 7. Semua harus sudah dihidangkan saat waktu yang ditentukan dan jangan sampai Tuan dan Nyonya melihat kalian."

Mendengar hal itu Letizia mendongak menatap Gabrielle tidak percaya, mereka biasanya selalu beramai-ramai dengan anak buah Gabrielle yang seperti pasukan tentara. "Hanya kita berlima di tempat sebesar ini?"

Gabrielle mengecup kepala istrinya. "Hanya kita berdua, mereka tidak akan terlihat dan mengganggu." Ia menyeringai seolah otak liciknya bekerja dan merencanakannya sejak lama, mendekatkan bibir ke telinga Letizia dan berbisik sensual, "So, I can eat you anywhere."

Letizia meremang mendengar bisikan seksi pria itu. Ah, sialan, mengapa Gabrielle begitu panas? Mendengar itu saja membuat Letizia sedikit basah. Ia melirik Ace, Massimiliano, dan Maria memasuki bangunan. Letizia melepaskan pelukan, menjauh dari suaminya. "Benarkah, Gabrielle?" tanya Letizia tersenyum nakal sambil menarik perlahan ikatan dress hanging neck-nya membuat pakaian wanita itu langsung jatuh ke atas rumput, menyisakan bra tanpa lengan dan celana dalamnya berwarna merah menyala.

Gabrielle melirik tubuh Letizia dari atas sampai bawah begitu perlahan, membuat Letizia seperti ditelanjangi. Pria itu menyeringai lebar dengan tatapan lurus pada istrinya, seolah-olah siap memberi wanita itu pelajaran karena berani menantangnya. "Run," perintahnya dengan suara berat memabukkan. "If I catch you, I'll fuck you until you pass out."

Letizia tersenyum tidak kalah licik, melepas jepitan rambutnya membiarkan surai cokelat gelapnya tergerai berantakan dengan seksinya, lalu mengodekan Gabrielle maju dengan jemari lentiknya. "Catch me if you can."

Gabrielle terkekeh sambil melonggarkan dasinya dan langsung mengejar istrinya yang berlari menjauh hingga mereka berhadapan, namun dihalangi oleh kursi santai. Keduanya berdiam, memerhatikan gerakan satu sama lain dengan postur bersiap berlari. Gabrielle beranjak ke kanan membuat Letizia bergerak lawan arah, namun dengan cepat Gabrielle beralih, membuat wanita itu panik hingga Gabrielle menaiki kursi penghalang mereka dan menangkap mangsanya.

Letizia terkejut dan tertawa keras bersamaan Gabrielle menggelitiknya tiba-tiba. "Astaga, Gabrielle!" ucapnya tidak menyangka pria itu akan menggelitiknya. Ia menjerit tidak mampu menahan geli, menggeliat untuk menghindari gelitikan Gabrielle. "Stop! Ampuni aku! Astaga! Gabrielle!"

Melihat Letizia yang kalah dan memohon padanya untuk berhenti membuat Gabrielle tertawa puas berhasil memberi wanita itu pelajaran. "You're a bad girl!"

Letizia terkesiap lantaran pria itu tertawa sepertinya, sudah lama sekali ia tidak melihat Gabrielle tertawa. Tampan sekali, namun sialnya ia tidak bisa melihat dengan leluasa lantaran harus menggeliat menghindari gelitikan Gabrielle dan tertawa keras. "Gabrielle, aku menyerah!"

Gabrielle menyeringai, menggeleng sebagai tanda ia belum selesai. Ia membalikkan tubuh Letizia sehingga telungkup dan memukul bokong wanita itu. "You have to be punish, baby girl."

"Fuck me, Daddy."

Mendengar hal itu Gabrielle semakin ingin memberi wanita itu pelajaran. Ia melebarkan seringai dan menurunkan celana dalam wanita itu, memukul bokong indah Letizia dengan telapak tangan besarnya berkali-kali. Pukulan terus dilayangkan sehingga bokong mulus itu berubah kemerahan, Gabrielle membalik tubuh Letizia agar menghadapnya, melepaskan bra-nya agar menampilkan keindahan yang ingin dilihat pria itu.

Gabrielle merasakan pusat gairahnya menekan keras celananya, tercekik tidak tahan, melihat istrinya terbaring tanpa sehelai pakaian pun dengan rambut berantakan di kursi setengah berbaring. Ia seperti melihat seorang Dewi sudah siap untuk disantap setiap kenikmatan tubuhnya.

"Kau masih lengkap," ucap Letizia menyentuh dada bidang suaminya di balik jas dan kemeja dengan telapak kakinya dengan gerakan menggoda.

Gabrielle meraih kaki itu. "Kau akan dihukum, sayang," desisnya mencium punggung kaki Letizia. Kecupan itu semakin naik, ke betis, lutut, paha, dan selangkangannya, meninggalkan sensasi panas. Gabrielle menyeringai melihat ekspresi Letizia menginginkannya untuk mencium kewanitaan wanita itu. Gabrielle akan memberi Letizia pelajaran.

"I can smell your arousal," bisik Gabrielle menerpa hembusan napasnya pada bawah Letizia dengan suara berat dan memabukkan, membuat Letizia semakin gila ingin segera pria itu masuki.

Letizia menggigit bibir bawahnya. Ia ingin Gabrielle memuaskannya, tapi pria itu hanya menciumi paha dalamnya. "Gabrielle, please," pintanya memejamkan mata, malu. Ia hampir sampai karena begitu sensual dan perlahannya pria itu mengeksplor lidah ke paha Letizia disertai tangan panasnya memijat paha mulus Letizia. "Gabrielle, enough!" pintanya tidak tahan. Ia ingin segera mendapatkan pelepasan.

"I'll let you know when it's enough."

***

Chalet Al Foss | Vermiglio, Italy.
08.47 PM.

Letizia terbangun dari pingsannya, namun ia tidak lagi di tempat bersantai outdoor, melainkan sebuah kamar. Seingatnya ia pingsan setelah mendapatkan klimaks hebat karena Gabrielle menyiksanya. Ia mendapati tubuhnya hanya ditutupi selimut tebal dan mengedarkan pandangan, tidak ada Gabrielle. Merasa pusing karena pelepasan hebat itu, Letizia meraih air mineral yang tersedia di atas nightstand, namun mendapatkan ponselnya tiba-tiba berbunyi notifikasi pesan.

Ting!

Ponsel Letizia berbunyi di atas nightstand. Ia tahu pasti Maria yang meletakkannya di sana agar mudah ia dapati. Letizia meraih benda persegi panjang itu. Letizia mengerutkan dahi, nomor tidak dikenali mengirimnya sebuah gambar dengan text, You have to know who your husband is.

Letizia membelalakkan mata begitu mendapati foto Gabrielle bersama seorang pembisnis muda dengan seorang wanita tanpa busana di atas meja, berbaring memamerkan tubuh bak modelnya. Apa yang Gabrielle lakukan dengan perempuan tanpa busana itu? Apa mereka melakukan threesome? Jantung Letizia terasa sesak. Siapa yang mengeriminya ini? Mengapa Gabrielle bersama wanita tanpa busana?

"Gabrielle!" panggil Letizia dengan suara keras, menahan perasaan sesak di dadanya. "Gabrielle!" panggilnya lagi merasa tidak mendapatkan jawaban. Ia tidak percaya pria itu bisa tidur dengan wanita lain saat ia bersama Letizia.

Gabrielle tergesa-gesa menghampiri dengan dahi mengerut. "Ada masalah?"

Letizia melempar ponsel di tangannya pada Gabrielle bertujuan untuk menyakitinya, tapi Gabrielle justru menangkapnya. "Siapa itu? Apa yang kau lakukan dengan wanita itu?"

Gabrielle mengendurkan kerutan di dahinya begitu mendapati gambar dirinya bersama seorang wanita tanpa busana dan rekan kerjanya. "Itu makan malam dengan rekan kerja, dia yang menyiapkan tempat itu." Melihat Letizia berkaca-kaca seolah tidak mengerti ucapannya, Gabrielle menjelaskan lagi, "Itu Nyotai Mori, kau lihat ada sumpit di atas meja, kami memakan sushi dan sashimi yang dihidangkan di atas tubuh wanita tanpa busana."

Letizia terkejut, ia baru tahu ada tradisi menyantap makanan seperti itu. Ia melirik layar mobile phone-nya yang ditunjukkan Gabrielle yang menunjuk sumpit dan sendok, serta ada beberapa bumbu penyedap. Ah, sialan, siapa yang berniat menghancurkan hubungannya dengan Gabrielle? Dari mana ia mendapatkan nomor Letizia? Tidak ada yang pernah seberani ini dan tidak ada yang mampu menembus keamanan yang diciptakan Gabrielle untuk Letizia. Namun, tidak dapat dipungkiri Letizia tidak suka jika Gabrielle menyantap hidangan di atas tubuh wanita lain.

"Seberapa banyak kau makan?"

"Satu," jawab Gabrielle tenang. "Jika kau tidak percaya, Ace bisa memberikan dokumentasi arsipnya secara lengkap dan terperinci."

Letizia menggeleng. Ia menunduk sedih. "Apa kau sering seperti itu?"

"Hanya sekali." Ia menatap Letizia yang terlihat tidak suka. "Aku tidak akan menerima pertemuan seperti itu lain kali."

Letizia mengangguk dan Gabrielle memeluknya menenangkan. Ah, hampir saja ia merusak bulan madu mereka. Benar, banyak yang menunggu Letizia untuk berpisah dengan Gabrielle, salah satunya orang tidak jelas ini yang ingin membuat mereka bertengkar.

Gabrielle melirik nomor pengirim dari ponsel Letizia, menajamkan pandangan, seolah akan memberikan neraka bagi siapa saja yang mencari masalah dengannya.

"Kau wangi sekali," cicit Letizia menghirup aroma jas Gabrielle yang sudah berbeda dari tadi siang.

Gabrielle melepaskan pelukan dengan perlahan. "Bersiaplah, kita makan malam di bawah," ucapnya yang diangguki Letizia. Melihat Letizia mengguyur tubuhnya di bawah shower dari balik kaca tanpa satu pakaian pun membuat kejantanan Gabrielle kembali bangun meski sudah dipuaskan berjam-jam tadi. Ia mengalihkan pandangan, merasa kesal pada seseorang yang membuat istrinya memikirkan hal yang tidak perlu. Ia meletakkan ponsel Letizia ke atas nightstand.

Gabrielle turun menghampiri Ace yang tengah memasak daging berbaque yang kedua kalinya lantaran yang pertama sudah dingin. Tidak peduli dengan aktivitas asistennya itu, Gabrielle menyebutkan angka-angka nomor tidak dikenali membuat Ace buru-buru menghafalnya juga. "Lacak siapa pemilik nomor itu."

"Baik Tuan."

Di sisi lain, Letizia mengenakan dress cantik berwarna merah maroon dengan anting berlian berjuntai panjang. Ia melirik dirinya dari balik cermin, bola mata cokelat gelap, rambut cokelat gelap yang halus. Ia penasaran, apa banyak yang seperti dirinya di tempat asalnya? Semua mafioso tahu Gabrielle terpana dengan mata Letizia. Jika benar, apa Gabrielle menyukai mereka juga? Ia sudah melihatnya di internet, tapi ia belum puas untuk mencaritahu lebih jauh tentang dari mana Letizia sebenarnya berasal.

Terlalu lama dengan lamunannya, Letizia menggelengkan kepala dan segera turun untuk menghampiri Gabrielle. Ia tidak boleh menghancurkan bulan madu mereka. Ia ingin segera mendapatkan Gabrielle kecil yang melengkapi rumah tangga mereka.

Letizia tersenyum mendapati pria tampan berahang tegas itu tengah menunggunya di samping set meja dan kursi.

Namun, pikiran Letizia tidak bisa berhenti khawatir, pesan itu membuatnya paranoid, ditambah kata-kata wanita yang ia temui di club untuk menukar baju mereka, "Orang-orang kaya sudah pasti punya simpanan, bukan? Mereka pun memiliki paras di atas rata-rata. Banyak wanita yang tergiur dengan recehan mereka dan melakukan apa saja agar bisa mendapatkan itu."

Termasuk menjadi simpanan, bukan? Letizia berbisik di dalam kepalanya.   





#To be Continue...

110723 -Stylly Rybell-
Instagram: maulida_cy

Continue Reading

You'll Also Like

32.6K 562 4
2nd Stone Books ●DILARANG KERAS MENCURI SECUIL PUN IDE DARI CERITA INI! PLAGIAT JAUH-JAUH!● Lizy Ghustavno alias Lucy Setya Febriana adalah gadis yan...
8.9K 1.4K 30
Keegoisan dan masa bodoh membawanya pada pilihan hidup yang dia sendiri meragukannya, namun tetap menjalaninya. Sampai kedatangan seseorang seolah me...
948 70 6
"𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 𝐢𝐬 𝐧𝐨𝐭 𝐚𝐥𝐰𝐚𝐲𝐬 𝐜𝐫𝐮𝐞𝐥, 𝐡𝐞 𝐚𝐥𝐬𝐨 𝐡𝐚𝐬 𝐚 𝐡𝐞𝐚𝐫𝐭 𝐭𝐨 𝐥𝐨𝐯𝐞" ••• Alessandra Castillo, adalah salah sa...
371K 34.9K 43
SEQUEL DARI LIMERENCE Wajib membaca buku pertama untuk mengerti jalan cerita. (The Dark Series #4) ⚠️ Explicit Dark Story (21+) ⚠️ DON'T PLAGIARISM...