๐“ฃ๐“ช๐”€๐“ท๐”‚ ๐““๐“ช๐”‚๐“ต๐“ฒ๐“ต๐”‚ 1 ๏ฟฝ...

By ynanaver

187K 22.3K 1.4K

Follow dulu lah minimal. Terima kasihhhh Musim 1 Giovany Adelia gadis yang tengah membalaskan dendamnya. Saha... More

Prolog
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
Bab 29
BAB 30 (Revisi)
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41 ( CHRISTY )
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
BAB 48
BAB 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53
BAB 54
BAB 55
BAB 56
BAB 58 (MUSIM 2)
BAB 59 ( MUSIM 2 )
BAB 60 (MUSIM 2)
BAB 61 (MUSIM 2)
BAB 62 (MUSIM 2)
BAB 63 (MUSIM 2)
BAB 64 (MUSIM 2)
BAB 65 (MUSIM 2)
BAB 66 (MUSIM 2)
BAB 67 (MUSIM 2)
BAB 68 (MUSIM 2)
BAB 69 (MUSIM 2)
BAB 70 (MUSIM 2)
BAB 71 (MUSIM 2)
BAB 72 (MUSIM 2)
BAB 73 (MUSIM 2)
BAB 74 (MUSIM 2)
BAB 75 (MUSIM 2)
BAB 76 (MUSIM 2)
BAB 77 (MUSIM 2)
BAB 78 (MUSIM 2)
BAB 79 (MUSIM 2)
BAB 80 (MUSIM 2)
BAB 81
Bab 82 (Musim 2)
BAB 83 (MUSIM 2)
BAB 84 (MUSIM 2)
BAB 85 (MUSIM 2)

BAB 57 (Musim 2)

2.4K 282 30
By ynanaver

🍭Happy Reading🍭

Hallo ini udah masuk musim kedua dari Tawny Daylily ya.
Terima kasih untuk musim pertamanya. Sangat berkesan sekali.



***

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan dari kamar Adel. Gadis itu masih terbungkus rapi dengan selimut. Sedikit terusik dengan suara ketukan dari pintu kamarnya. Namun tak ia hiraukan, ia justru menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Adel masih tidur!" Teriaknya dalam selimut itu.

Telinga Adel sudah tak mendengar suara ketukan lagi di pintu. Hatinya senang karena tak ada yang mengganggunya. Namun pikirannya salah, selimut yang membungkus tubuhnya justru di tarik seseorang.

"Aggghhhh Kak Flora! Adel masih ngantuk tau." Keluh Adel dengan masih menutup matanya.

Seseorang itu bukan menjawab malah naik ke pungung Adel. Ia tau itu bukan Flora, karena sang Kakak akan menyiramnya jika ia tak kunjung bangun. Kening Adel mengerut setelahnya ia membuka matanya secara perlahan. Kepalanya ia arahkan ke, belakang menatap sosok yang menduduki punggungnya.

"Ckkk... lo ngapain sih Kak Duduk di punggung gue ahh elah." Keluh Adel saat tau siapa yang duduk di punggungnya.

"Lo kebo banget sih Del, jam segini masih tidur." Ujar Gracia yang masih duduk di pungung Adel.

"Heh! Enggak ya kak, gue tadi tuh udah bangun subuh, gue udah sholat juga. Setelah subuh gue tidur lagi." Jelas Adel.

"Halah! Kayak rajin ibadah aja lo Del!"

"Wah-Wah emang gue rajin ya kak." Ujar Adel yang masih tak mau kalah dengan Gracia."Ckkk... sakit nih punggung gue, turu napa kak." Lanjut Adel dengan sedikit kesal.

Gracia turun dari punggung Adel, setelahnya ia duduk di samping Adel. Namun Adel masih dengan posisi yang sama tidur tengkurap.

"Adel ihhh ayo bangun! Kita udah di tunggu Shani di pantai lohh." Ujar Gracia sambil mengoyangkan bahu Adel. Namun gadis itu tetap tak bangun, apa lagi bergerak. Gracia tak mau kalah dengan Adel, sang Kakak kelasnya itu tetap mengoyangkan bahu Adel. Sampai pada akhirnya Adel jengah dan terusik dengan Gracia.

"Apa sih Kak?" Keluh Adel dengan memposiskan tubunya yang kini sudah berubah duduk. Mengacak-acak rambutnya karena Frustasi dengan Gracia.

"Ayo Del, kita udah di tunggu sama Shani di pantai."

"Ngapain ke pantai sih kak? Panas-panas gini juga! Males Ah!" Adel mau memposiskan dirinya untuk tidur kembali namun Gracia dengan cepat mencegahnya.

"Enggak ada ya tidur lagi. Sekarang cepet mandi setelah itu kita ke pantai nyusul Shani."

"Enggak mau kak, panas nanti kulit gue terbakar."

"Dihh lebay, ayo cepet."

Adel menghela napas kasar lalu gadis itu pergi ke kamar mandi untuk mandi. Percuma juga berdebat dengan Gracia pasti dirinya yang kalah. Adel yang masih sibuk dengan ritualnya mandi. Gracia yang duduk di meja belajar milik Adel dengan memainkan ponselnya. Namun gadis itu tertuju pada ponsel milik Adel yang terletak di meja belajar.

"Del, pinjem ponselnya ya!" Ucapnya lirih. Dengan tertawa geli.

Setelahnya Gracia membuka ponsel itu, ternyata tidak ada password. Untung saja, Gracia penasaran cewek kayak Adel memiliki foto di galeri atau tidak. Lalu gadis itu berselancar di galeri milik Adel. Bertapq terkejut nya gadis itu saat melihat galeri milik Adel. Karena sama sekali tidak Ada fotonya. Dadi pada nganggur kan yah, Gracia memutuskan memfoto dirinya menggunakan ponsel milik Adel. Beberapa kali jepretan sudah menurutnya bagus. Setelah beberapa kali foto, Gracia dengan iseng menggunakan foto itu menjadi lockscreen. Setelah cukup puas Gracia meletakkan kembali ponsel itu.

Adel sudah selesai mandi, ia keluar dengan memakai celana pendek dan kaos over size berwarna putih. Apa lagi gadis itu habis keramas jadi masih terlihat basah rambutnya. Gracia menoleh karena mendengar pintu terbuka. Cukup kaget dengan penampilan yang di tunjukkan Adel saat ini kepadanya. Gracia ternganga melihat Adel begitu seksi menurutnya. Apa lagi dengan rambut yang masih basah. Itu menambah Adel menjadi seksi.

"Kenapa Adel begitu seksi sekali!" Batinnya.

"Astaga kenapa jadi mesum gini sih Gre."

Adel yang melihat tingkah Gracia yang aneh seketika matanya menyipit."Lo kenapa Kak?"

"E-ngg-ak kok."

"Kenapa? Lo tergoda sama gue?" Tanya Adel.

Sontak pertanyaan itu membuat Gracia membelalakan matanya. Gadis itu juga mengalihkan pandangannya pada Adel. Tanpa Gracia sadari Adel mulai mendekatinya. Bibir Adel terangkat seakan sedang merencanakan sesuatu. Memang Adel dan Gracia selalu sama, suka jahil semua. Saat gadis itu sudah mulai dekat, Gracia sudah mengedarkan pandangannya menatap Adel lagi. Namun matanya membelalak karena Adel mendekatinya.

"Lo mau ngapain?" Gugup Gracia.

"Mau ngetes aja sih!"

"Awas kalau lo sampek macem-macem Del, gue bakal teriak."

Adel tersenyum miring."Teriak aja kali Kak, orang kamar gue kadap suara."

Gracia yang ingin berdiri namun tak sempat. Karena Adel sudah mengungkungnya. Tangan Adel sudah berada di bahu kursi. Dengan menampilkan senyum miringnya pada Gracia. Wajah Gracia sudah tak karuan lagi, apa lagi dengan jantungnya. Ini memang buka pertama kalinya ia bisa sedeket ini dengan Adel. Namun kenapa kali ini berbeda. Kenapa gadis itu begitu seksi menurutnya. Apa lagi rambut basah yang Adel miliki saat ini.

"Kalau dari deket begini kak Gre keliatan cantik banget." Batin Adel. Bibir Adel terangkat menampilkan senyumnya.

Seketika pandangan mereka bertemu satu sama lain. Adel bisa melihat manik mata tajam dan dingin milik Gracia. Mata yang indah menurut Adel, meski tajam mata itu memancarkan keteduhan. Sedangkan Gracia bisa melihat mata teduh milik Adel. Mata itu yang selalu melihat hal pahit dalam hidupnya. Mata itu yang selalu melihat hal yang menyedihkan yang di dapat dari temannya. Bagi Gracia, Adel sosok sahabat yang baik buat Fiony dan Zes. Karena mau berkorban demi sahabatnya. Gracia juga salut dengan persahabatan mereka.

Namun lamunannya seketika buyar karena tetesan air dari rambut Adel yang mengenai pipinya. Seketika Gracia membelalakan matanya karena jarak wajahnya dan Adel sangat dekat. Tinggal sejengkal saja mereka sudah akan menyentuh satu sama lain. Sontak Gracia memundurkan kepalanya sampai pada bagu kursi.

"Del bibir lo menggoda banget sih?" Batin Gracia.

Adel semakin mendekat, mendekat, dan mendekat. Sampai Gracia mulai memejamkan matanya. Namun bukan ciuman yang diberikan Adel pada Gracia justru,

Pletak!!!!

Adel memberi sentilan pada kening Gracia. Samping gadis itu meringis kesakitan, dan memegangi keningnya.

"Lo berharap apa?" Ujar Adel.

"Sakit Del, lo pikirin jidat gue apa?" Keluh Gracia. Malangnya nasipmu Kak Gre.

"Ya makanya otaknya jangan mesum."

"Dihh sok tau lo."

"Ya tadi apa? Kenapa merem segala coba?"

"Apa sih Del!" Gracia segera beranjak pergi dari kamar Adel. Gadis itu malu karena kejadian ini. Sungguh Adel membuatnya kesal, sekesal kesalnya.

Di perjalanan Gracia sama sekali tak berbicara dengan Adel. Begitupun sebaliknya, sebenarnya Adel juga heran dengan sifat Gracia saat itu.

"Apa karena gue sentil tadi ya? Sakit banget kayaknya tadi." Batin Adel.

"Gue minta maaf kali ya!" Adel berpikir sejenak namun setelahnya. "Ahh entar aja sekalian di pantai."

Sampai di pantai Gracia sama sekali tak berbicara pada Adel. Meski teman-temannya sudah membuat candaan tapi tetap sama. Kedua gadis itu diam membisu. Gracia yang sibuk dengan aktivitas nya bermain bersama Shani dan teman-teman lain. Sedangkan Adel sedang duduk melihat aktivitas mereka. Gadis itu duduk bersama Feni.

"Lo enggak ikut main Del?" Tanya Feni.

"Enggak Kak, gue enggak suka main Air."

"Gracia suka banget loh Del main airnya." Tutur Feni secara tiba-tiba. Seakan Feni tau mata Adel sekarang tertuju pada siapa.

"Kok tiba-tiba ngomongin Kak Gre sih?"

"Ya dari tadi matanya ngeluatin Gracia mulu. Jangan lama-lama Del entar naksir loh kah repot." Celetuk Feni.

"Apa sih Kak!"

"Lo ada apa sih sama Gracia? Dari tadi diam mulu?" Tanya Feni.

Adel sedikit diam setelah mendapat pertanyaan dari Feni. Gadis itu tak buru-buru menjawab. Ia juga bingung harus menjawab seperti apa.

"Hmm kak, gue boleh tanya."

"Boleh mau tanya apa?"

"Kak Gre itu kalau marah lama enggak?"

"Tergantung sih Del, marah karena apa dulu. Kalau menurutnya hal yang fatal bakal lama dan susah buat dia membuka maaf. Kalau enggak ya paling 2 hari." Jelas Feni.

"Tumben lo tanya hal itu? Lo ada masalah sama Gracia?" Lanjut Feni.

"Hmm jadi gini Kak, tadi tuh sebenernya aku enggak sengaja nyentil kening Kak Gre. Kayaknya sih kekencengan deh kak." Jelas Adel.

Bukk!!

Adel mendapat pukulan keran dari Feni di bahunya. Adel mengeluh kesakitan karena pukulan dari Feni benar-benar terasa panas.

"Kok lo mukul gue sih Kak?" Keluh Adel dengan mengusap bagunya.

"Lo juga sih, kenapa nyentil Gracia? Bahkan Gue, Siska, Marsha, sama Christy aja enggak berani mukul, nyubit, atau nyentil Gracia lohh Del. Bisa-bisa kita habis sama Shani."

"Hah! Beneran Kak?"

"Yahh lo enggak percaya sama gue? Nih kalau sampek Shani tau lo baru nyentil Gracia, sama aja lo bangunin singa tidur tau enggak Del."

"Mati gue kak!"

"Sabar Del."

"Gimana cara minta maaf sama Kak Gre?"

"Biasanya ya kalau Shani tuh kalau Gracia marah ya di sogok coklat sama bunga. Kayak cowok yang ngasih bunga dan coklat ke ceweknya yang lagi marah gitu Del."

"Makanan kesukaan Kak Gre apa Kak?"

"Sushi."

"Mana ada yang jual sushi di pantai kak?"

"Di tempat hotel kita nginep kan ada."

"Oh iya ya kak, gue jadi lupa gara-gara kak Gre."

"Lo sih, siapa suruh cari masalah sama Gracia? Repot kan!"

"Repot banget kak, marahnya suka diemin orang."

"Itu belum seberapa Del!"

"Maksud lo kak?"

"Nanti ko bakal paham deh, kalau lo makin deket sama Gracia."

***

"Ge kenapa?" Tanya Shani.

"Enggak papa kok Shan."

"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Shani lagi memastikan.

"Enggak kok."

"Kalau enggak kenapa diam aja?"

"Lagi gk mood aja sih Shan."

"Mau gue anterin ke hotel?"

"Enggak usah lah, gue di sini aja. Mau main air sama kalian."

"Yaudah yuk, kita sama mereka."

Shani mengajak Gracia menghampiri teman-teman yang lain. Mereka semua main air dan main bola. Bahagia terlukis di wajah mereka semua. Apa lagi setelah capek karena masalah-masalah yang tak kunjung kelar.

Gracia yang memang sedari tadi diam kini mulai tertawa lagi karena adik kelasnya sangat lucu dan pelawak semua. Lontaran bercandaan hadir si acara mereka kali ini. Begitupun Shani yang tadinya dikenal dengan dingin, seakan kini 90 derajat berubah.

Mata Gracia juga sedari tadi curi-curi pandang dengan Adel. Karena sedari tadi Adel melakukan pembicaraan dengan Feni. Gracia juga tau kalau Adel sempat di pukul sama Feni. Entah apa yang di lakukan Adel sampai Feni memukulnya. Meski sedikit kesal karena Adel yang tak kunjung minta maaf, tapi lebih kesal kalau Adel bisa tertawa dengan orang lain.

"Dia enggak ada niat minta maaf? Bener-bener ya lo Del!" Batin Gracia.

Gadis itu capek melihat Feni dan Adel tertawa bersama. Panas banget ya Gre sampai kringetan gitu.

"Shan gue mau ke hotel dulu!" Pamit Gracia.

"Mau gue anterin?" Tawar Shani.

"Enggak usah Shan, gue pergi sendiri aja."

"Beneran?"

"Iya."

Gracia meninggalkan mereka semua. Niat hati ia ingin menuju kamar hotel, tapi setelahnya ia beralih ke toilet. Gadis itu menuju toilet umum yang berjejer empat. Gadis itu masuk salah satu toilet. Setelah melakukan ritualnya Gracia ingin melangkah keluar dari toilet. Namun pergelangan tangannya ditahan oleh seseorang. Matanya ia edarkan melihat siapa yang mencekalnya. Bola matanya berputar malas saat ia tau siapa yang ada di belakangnya saat ini.

"Lepasin tangan gue." Pintanya dengan ketus.

"Enggak! Gue mau ngomong sama lo."

"Sayangnya gue enggak mau ngomong."

"Ayo lah Kak, jangan kayak anak kecil gini. Gue mau minta maaf sama lo kak soal yang tadi tuhh." Ujar orang itu penuh penyesalan.

"Gue enggak peduli." Gracia ingin melangkah kakinya lagi namun lagi-lagi di tahan.

"Kak Gre, maaf!" Ujarnya. Menunjukkan puppy eyesnya.

"Lepasin Del!"

"Enggak sebelum kak Gre mau maafin Adel."

"Kenapa Adel menggunakan suara lucu seperti ini? Jadi enggak tega kan." Batin Gracia.

Gracia yang ingin sekali menerkam Adik kelasnya. Namun gadis itu akan menahannya. Tidak mau merusak apa yang belum menjadi miliknya.

"Ahhh kak Gre maafin Adel, Adel ngaku salah maaf!" Ujar Adel dengan mengoyangakan tangan Gracia kesana-kemari.

Hasrat Gracia seakan sudah tak bisa di bendung lagi. Gadis itu tak kuat melihat Adel selucu ini. Karena gadis itu tak pernah menunjukkan sisi lucunya pada siapapun. Meski kepada Flora ia tetap stay Cool. Mungkin sama Fiony pernah.

Seketika Gracia mendorong Adel ke tembok yang berada di belakangnya. Adel yang kaget dengan dorongan dari Gracia, sontak matanya membelalak. Adel menatap Gracia dengan bingung, karena Gracia yang ada di hadapanya seakan bukan Gracia. Seperti singa yang sedang lapar. Dengan gerakan yang sangat cepat Gracia memajukan kepalanya. Aroma bayi dari tubuh Adel menyeruak di hidung Gracia. Gracia seperti singa kelaparan saat melihat Adel sebagai mangsanya. Mata Gracia menatap manik milik Adel yang teduh. Namun setelahnya mata itu beralih ke bibir ranum milik Adel. Merah alami yang Gracia lihat. Apa lagi bentuk bibir yang bagus dan kecil.

Gracia semakin memajukan kepalanya. Bibirnya ingin sekali menyentuh bibir Adel. Tinggal beberapa centi lagi bibir keduanya kan bersentuhan.

"Hati-hati Fio!" Ujar seseorang yang ingin mendekat ke toilet.

"Iya kak! Hmm kak Gracia tadi kemana?"

"Ke kamar, katanya capek."

"Baru juga sebentar udah capek, kalah sama aku."

"Kayaknya lagi enggak mood Fio."

"Ohh gitu, gara-gara Adel pasti."

"Mungkin."

Percakapan mereka semakin dekat. Gracia memusatkan pendengaran nya pada suara dari luar. Gadia itu tau betul suara siapa yang akan memasuki toilet. Shani dan Fiony! Mereka yang sekarang berjalan memasuki toilet. Dengan gerakan yang cepat Gracia segera mendorong kembali Adel untuk masuk ke salah satu bilik toilet itu.

Dengan gerakan yang cepet Gracia menyuruh Adel duduk di closet sedangkan dirinya duduk di pangkuan Adel.

"Kak.."

Belum sempat terucap bibir Adel sudah Gracia bungkam dengan bibirnya. Adel bisa merasakan bibir kenyal dan lembut Gracia menyentuh bibirnya. Apa lagi bibir itu begitu dingin. Gracia juga bisa merasakan bibir ranum milik Adel. Bibir Adel juga sangat lembut dan dingin. Tak ada pergerakan dari mereka berdua. Tak ada yang memulai. Namun setelahnya Gracia sedikit melumat bibir Adel. Gadis itu juga tak tangung-tangung untuk menggigit bibir Adel.

"Ahhh...Kak...Gre..."Desahan kecil terdengar di telinga Gracia. Untung desahan itu tak di dengar oleh mereka berdua. Karena terlalu lirih.

Gracia semakin memperdalam ciuman itu. Apa lagi saat ia mendengar desahan dari bibir Adel. Semakin panas gadis itu bersama Adel. Apa lagi posisi mereka yang memadahi.

***

Terima kasih sudah mau nunggu. Aku tau nunggu emang enggak enak tapi aku salut sama kalian mau nunggu aku. Aku juga menunggu kalian Komen dan Vote❤️❤️

Enggak nyangka ya udah masuk musim kedua🫶

Continue Reading

You'll Also Like

17M 653K 64
BitmiลŸ nefesi, biraz kฤฑrฤฑlgan sesi, Mavilikleri buz tutmuลŸ, Elleri nasฤฑrlฤฑ, Gรถzleri gรถzlerime kenetli; "ฤฐyi ki girdin hayatฤฑma." Diyor. Ellerim eller...
32.4K 2.3K 20
|ongoing| Ivana grew up alone. She was alone since the day she was born and she was sure she would also die alone. Without anyone by her side she str...
1.1M 58.1K 37
Millie Ripley has only ever known one player next door. Luke Dawson. But with only a couple months left before he graduates and a blackmailer on th...
188K 9.4K 55
แ€„แ€šแ€บแ€„แ€šแ€บแ€€แ€แ€Šแ€บแ€ธแ€€ แ€›แ€„แ€บแ€ทแ€€แ€ปแ€€แ€บแ€•แ€ผแ€ฎแ€ธ แ€กแ€แ€”แ€บแ€ธแ€แ€ฑแ€ซแ€„แ€บแ€ธแ€†แ€ฑแ€ฌแ€„แ€บแ€กแ€™แ€ผแ€ฒแ€œแ€ฏแ€•แ€บแ€›แ€แ€ฒแ€ท แ€€แ€ฑแ€ฌแ€„แ€บแ€œแ€ฑแ€ธ แ€€แ€ปแ€ฑแ€ฌแ€บแ€”แ€ฑแ€™แ€„แ€บแ€ธ แ€แ€ผแ€ฐแ€แ€ผแ€ฌแ€œแ€ฝแ€”แ€บแ€ธแ€œแ€ญแ€ฏแ€ท แ€€แ€ปแ€ฑแ€ฌแ€บแ€”แ€ฑแ€™แ€„แ€บแ€ธแ€€ แ€•แ€ญแ€ฏแ€ธแ€Ÿแ€•แ€บแ€–แ€ผแ€ฐแ€œแ€ญแ€ฏแ€ท แ€”แ€ฌแ€™แ€Šแ€บแ€•แ€ฑแ€ธแ€แ€ถแ€›แ€แ€ฒแ€ท แ€€แ€ฑแ€ฌแ€„แ€บแ€™แ€œแ€ฑแ€ธ แ€”แ€ฑแ€แ€ผ...