SCANDAL CONTRACT

ThIsGiRlAw tarafından

6.9K 154 20

[COMPLETED] Sepuluh tahun yang lalu, Gwenn mengira hubungannya dengan Akiro benar-benar sudah selesai. --- Se... Daha Fazla

-PROLOG-
1. Dendam Masa Lampau
2. Akiro's Life
3. Gwenn's Life
4. Finding Soulmate
5. Finding Soulmate pt.2
6. How Are You?
7. Flashback
8. Taruhan
9. Taruhan pt.2
10. Musuh kehidupan glamor
11. Hari yang berat
12. Tarik Ulur
13. Hutang Dendam
14. Panggilan Misterius
15. Eric
16. Bisikan Dibelakang
17. Celah Pertama
18. Drama di Pesta
19. Obrolan Panas
20. Prinsip Hidup Gwenn
21. Konsekuensi Yang Harus Ditanggung
22. Nomor Teleponmu?
23. Penjilat handal
25. Trending
26. Akun Anonim
27. Scandal Contract
28. Mrs.Fratt
29. Perbuatan Si Iblis
30. Konferensi Pers
31. Berkencan
32. Berkencan pt.2
33. Kemenangan
34. Pemimpin Baru
35. Dingin kemudian Panas
36. Janji
37. Penolakan
38. Calon Mertua
39. Pertanyaan Intens
40. Double Date?
41. Sensasi Aneh
42. Sabrinna Spencer
43. Sejarah Masa Lalu
44.Paket Misterius
45. Video Singkat
46. Kesempatan Penembusan Dosa
47. Berapa Peluru yang kau Punya?
48. Puncak Acara
49. Peluru Terakhir
50. Titik Balik
51. Rumah Sakit
52. Perang Dimulai
53. Plester untuk hari yang kacau
54. Kembali Padaku
Epilog

24. Pesona Tak Terduga

97 2 0
ThIsGiRlAw tarafından

Gwenn seharusnya bisa menikmati akhir pekannya untuk sekedar bermalas-malasan dirumah atau sekedar tidur seharian demi menghilangkan kantong mata yang belakangan ini tercetak jelas pada wajahya itu. Namun setelah mendapat informasi dari Grace kalau Akiro memiliki jadwal pemotretan disalah satu studio foto dekat kantornya, Gwenn buru-buru membatalkan rencana awalnya itu.

Setelah pulang dari pesta kemarin, rasanya jadwal Gwenn semakin padat. Banyak yang harus ia lakukan, mulai dari menyusun pertemuan dengan Mrs. Fratt, mencari cara untuk bergabung ke acara pergelaran busana tahunan Victory, hingga fokus pada pemasaran pakaiannya dalam skala internasional. Kemudian yang paling penting, mencari seorang model yang belakangan ini sedang mencuri perhatian publik untuk mempromosikan tokonya.

Akiro memang benar-benar hebat, ia dapat membuat Gwenn menyia-nyiakan hari santainya ini.

"Manajernya bilang Akiro akan melakukan pemotretan itu hingga jam lima sore sebelum lanjut hingga malam. Dia akan ada waktu istirahat selama satu jam untuk makan malam, sekitar jam enam mungkin kita bisa menemuinya saat itu," jelas Grace dalam panggilannya bersama Gwenn.

"Kalau pagi ini?" Tanya Gwenn sembari menyibakkan kain yang menutupi badannya kemudian turun dari sofa. Sebab pesanan yang datang secara beruntun ke Vee kemarin malam, Gwenn terpaksa menginap di kantornya dan tidur di lantai tiga gedung itu.

"Katanya Akiro akan jogging pagi, jadi tidak bisa."

"Aku bisa menemuinya saat jogging, tidak perlu menunggu sampai malam," ujar Gwenn, sebab menurutnya, memanfaatkan waktu istirahat Akiro yang singkat itu tidak akan cukup untuk membahas masalah mereka.

Terpaut jeda sebentar sebelum Grace kembali menjawab, "Katanya, dia tidak ingin diganggu sepagi itu."

Gwenn tiba-tiba mengeluarkan tawa hambarnya, "Wah, dia pikir aku ini menganggu? Padahal aku ingin memberikannya pekerjaan."

"Dunia ini tentang siapa yang perlu, siapa yang berusaha Gwenn," perkataan Grace membuat Gwenn refleks meanngguk setuju.

"Kalau begitu aku akan menemuinya saat jam istirahat."

"Perlu kutemani?" Tanya Grace.

"Tidak perlu, nikmati saja hari liburmu ini. Pergilah berkencan dan makan makanan yang enak," ujar Gwenn kemudian tertawa kecil saat mendengar denguan kasar Grace di seberang.

"Seharusnya kau mengatakannya kepada dirimu sendiri. Kalau begitu semangat, semoga berhasil meluluhkan pria sok sibuk itu," ujar Grace membuat Gwenn terkekeh disusul dengan panggilan mereka yang berakhir.

Gwenn memutuskan untuk berangkat lebih cepat, sekitar jam tiga dia sudah tiba di tempat pemotretan Akiro. Satu hal yang ia sesali sekarang, Gwenn tidak belajar naik mobil padahal dulu banyak supir pribadi ayahnya yang bisa mengajarinya. Gwenn lebih memilih hidup sebagai si putri manja yang selalu minta diantar kemanapun sehingga ia berakhir menderita seperti ini di masa depan. Ia sudah terlalu sibuk untuk sekedar belajar mobil dan supir pribadinya sudah tidak ada, alhasil Gwenn harus naik taksi ketika Grace tidak ada.

Gwenn mengeratkan jaket wolnya sebelum masuk ke dalam. Dari tampilan luarnya itu semacam gedung biasa dengan dua lantai. Gwenn dapat melihat beberapa staff yang berlalu lalang di area depan gedung, sepertinya merek baru akan memulai pemotretan.

Ada yang mengangkat semacam tiang-tiang pencahayaan beserta gulungan kabel-kabel sembari berjalan masuk ke dalam gedung. Ada juga para staff wanita yang membawa kotak-kotak besar yang Gwenn tebak isinya adalh peralatan rias diikuti beberapa orang dibelakangnya yang mendorong tiang gantungan baju berisi berbagai jenis pakaian yang dibungus rapi oleh plastik agar tidak kotor.

Ini bukan pertama kalinya Gwenn pergi ke tempat seperti ini, jadi Gwenn tidak terlihat ragu untuk berjalan mendekat sebelum sebuah pria datang ke arahnya.

"Anda Mrs. Victoria kan? Putri pemilik brand Victoria itu kan?" Tanyanya dengan tatapan berbinarnya. 

Gwenn menatapnya untuk sesaat sebelum menangguk canggung, "Benar, tapi itu dulu. Sekarang aku bekerja untuk brand milikku sendiri."

Dengan tangannya yang memegang sebuah papan dengan mengapit kertas yang Gwenn tebak adalah urutan pemotretan hari ini, pria itu menjulurkan tangannya ke arah Gwenn.

"Aku tahu, aku sering berbelanja di tokomu. Baju-baju disana luar biasa," ujarnya membuat Gwenn tersenyum bangga. Sebenarnya toko Gwenn diawal lebih berfokus pada pakaian wanita, baru tiga bulan terakhir dia mulai menjual pakaian pia juga, jadi dia butuh peran Akiro untuk memperkenalkannya kepada publik. Jadi mendengar kalimat seperti ini dari seoran pembeli, Gwenn merasa sangat tersanjung.

"Namamu siapa?"

"Prett," ujarnya kemudian berjabat tangan dengan Gwenn.

"Ketika kau berkunjung lain kali, aku akan menyambutmu secara pribadi disana," ujar Gwenn yang membuat pria itu menangguk antusias.

"Ngomong-ngomong kau memiliki jadwal urutan pemotretan hari ini?" Tanya Gwenn akhirnya.

Prett menangguk disambut dengan Gwenn yang tersenyum miring.

"Mrs. Victoria, jangan bilang anda juga salah satu penggemar Mr. Kiro?" Tanya Prett.

Gwenn terdiam sejenak sebelum tiba-tiba menepuk tangannya sekali, cukup keras membuat Prett mengerjapkan mtanya beberapa kali.

"Benar, otakmu sangat cepat menangkap Prett. Siapa yang tidak akan menjadi penggemar Akiro bukan? Selain sangat tampan dia juga sangat seksi," ujar Gwenn sembari menaik-turunkan alis kanannya.

Prett hanya menangguk setuju, "Memang benar, sebagai pria aku juga mengakuinya."

Gwenn kemudian menampilkan wajah sedihnya, dengan nada pelannya ia berbisik, "Tetapi sebenarnya aku ingin menemuinya secara pribadi. Aku ingin berfoto dengannya sekali saja, jadi..."

"Tenang saja Mrs. Victoria, serahkan kepadaku. Akan kupastikan kalian bertemu," ujar Prett antusias seolah tahu maksud dari kedatangan Gwenn hari ini.

"Kau bisa duduk di sofa ujung sana, aku pastikan staff yang lain tidak akan mengusirmu. Usahakan jangan terlalu menampakkan wajahmu, pakai ini saja," ujar Prett kemudian memberikan masker kepada Gwenn.

"Terima kasih."

Gwenn bersyukur kejadian lalu itu tidak membuat Prett membencinya. Setidaknya skandal keluarganya dulu tidak tenggelam dengan mudah dan melohat betapa baiknya prett, Gwenn benar-benar berterima kasih kepadanya.

Awalnya Gwenn kira menunggu Akiro hingga selesai pemotretan akan sangat membosankan jadi dia sudah mengatisipasinya dengan membawa laptop. Gwenn memutuskan untuk mengurus beberapa pekerjaanya selgi menunggu. Lima belas menit berlalu, perhatian Gwenn pada layar laptopnya terganggu saat sebuah suara besar menggelegar dalam ruangan yang padat akan orang-orang itu. 

Gwenn menaikkan pandangannya dan menemukan seorang pria dengan rambut keritingnya menunjuk-nunjuk ke sembarang arah sembari mulutnya terus memberi perintah. Seketika lampu dinyalakan tepat mengarah pada satu tempat didepan sana dengan latar belakangnya yang putih bersih. 

Ketertarikan Gwenn timbul, ia merasakan atensinya mulai naik saat sebuah pintu yang terletak disebelah kirinya terbuka, menampakkan Akiro yang berjalan masuk dengan langkah santainya. Baik lampu yang menyorot terang, lensa kamera berikut dengan perhatian semu orang yang berada di dalam ruangan, kini berhasil Akiro tarik hanya dengan kehadirannya saja.

Susah untuk menjelaskannya, tetapi satu hal yang Gwen sadari. Akiro terlihat sangat berbeda sekarang, dia bukan Akiro si lemah yang bisa ditindas seperti saat mereka bersekolah dulu. Akiro memiliki aura seorang model, ralat, mungkin pesona aneh yang membuat siapa saja pasti akan meluangkan tiga detik waktu mereka untuk mempertahankan tatapan mereka ke arahnya. 

Itu refleks tubuh secara alami, bahka Gwenn tidak bisa mengelak pernyataan itu sekarang.

Akiro memejamkan mataya rapat saat dua orang wanita bergegas berlari ke arahnya, menepuk bantal bedak pada area pipinya berikut dengan memperbaiki riasan di area alis pria itu.

Gwenn masih terus mempertahankan tatapannya saat menyadari bibir Akiro yang berkedut beberapa kali, seolah tidak nyamn dengan segala perilaku yang ia terima itu. Bahkan beberapa kali Akiro tertangkap menjauhkan wajahnya saat para staff rias hendak memoleskan bedak taburnya.

'Kalau tidak suka dirias, seharusnya dia tidak menjadi model,' ujar Gwenn dalam hati. Menurut Gwenn, Akiro telah menyia-nyiakan otak cerdasnya itu untuk debut menjadi seorang model seperti ini. Gwenn ingat ketika mereka pura-pura menjalin hubungan dulu, Gwenn pernah menanyakan cita-cita Akiro. Pria itu mengatakan kalau dia tertarik di dunia perkapalan. Akiro terobsesi dengan dunia pelayaran dan laut.

Manusia bisa berubah seiring waktu, Akiro yang dulunya sangat pemalu dan tertutup itu kini menjadi model yang akan selalu mendapat perhatian publik kemanapun dia pergi.

'Menurutmu, orang sepertiku juga suka menjadi pusat perhatian?' Tiba-tiba kalimat yang diucapkan Akiro dulu mendadak terlintas dalam benak Gwenn.

Gwenn refleks mendengus kasar, dasar pembohong. Pria itu tidak suka pusat perhatian tetapi memilih profesi ini. Memikirkanya kembali, Gwenn jadi merasa kesal karea pernah merasa bersalah sebab sudah menawarkan taruhan itu kepada Akiro tapi nyatanya tidak sepenuhnya salahnya. Mungkin karena perbuatan Gwenn dulu, Akiro jadi menemukan bakatnya yang terpendam.

"Akiro, kita mulai dengan konsep sedikit seksi hari ini," ujar pria berambut keriting itu diikuti kamera yang segera terarah kepadanya, salah satu staff rias segera pergi dari sana menyisahkan staff wanita lain yang mengoleskan bedak pada bagian dada Akiro.

Akiro mengenakan jeans hitam dipadukan dengan atasan berupajs hitam polos sebagai luaran tanpa dalaman kemeja. Sengaja dikancing hanya dibagian tengahnya saja membuat dada Akiro terekspos dengan bebas berikut dengan area perutnya.

Akiro menarik napas dalam-dalam sebelum menghembuskannya secara kasar, sesaat setelah kedua matanya terbuka, tatapannya berubah serius. Dengan mendalami konsep hari ini, tatapan Akiro berubah menjadi serius dan tajam.

"Bagus, aku suka ekspresi ini," teriak pria berambut keriting itu lagi.

Kamera diarahkan kepadanya, Akiro memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya, dengan sengaja sedikit membungkukkan tubuhnya membuat beberapa staff wanita disana mengulum senyum sedangkan Prett hanya menggeleng kecil, menggagumi betapa profesionalnya Akiro. 

Tatapn Akiro terarah lurus pada lensa kamera disusul dengan suara fotografer yang berteriak lantang, "Satu, dua."

Klik!

Mata Gwenn akhirnya ikut berkedip mengikuti jepretan kamera. Tanpa ia sadari, pekerjaannya sendiri menjadi terbengkalai dan berakhir tidak selesai sebab fokusnya benar-benar terserap sepenuhnya ke arah Akiro sepenuhnya.

"Teruskan, dalam posisi dekat," pria berambut keriting itu menuntun jalannya pemotretan dengan Akiro yang mengikuti setiap intruksi mereka dengan sangat baik. 

Akiro terus fokus pada pemotretannya, mengubah gerakan dan ekspresinya sebanyak mungkin demi mendapatkan hasil yang bagus. Ada sekali saat Akiro mencoba gerakan dengan melarikan pandangannya dari kamera, Akiro memutuskan untuk menancapkan pandangannya ke semabrang arah. Dan detik itu juga tatapannya bertemu dengan Gwenn.

Gwenn mematung ditempat, tidak tahu harus bereaksi apa-apa. Seolah tubuhnya berubah membeku, yang terlintas dalam benak Gwenn saat itu hanyalah, betapa besarnya pengaruh tatapan Akiro kepadanya hingga membuat jantungnya berdebar dengan kencang kala itu.

"Oke, pemotretan selesai. Waktunya istirahat dan kembali kesini satu jam lagi," perintah pria berambut keriting itu yang dijawabi sorakan para staff.

Gwenn masih mematung saat Prett tiba-tiba datang dan menepuk pelan bahu Gwenn, saat itulah pandangan mereka terputus.

"Mrs. Victoria, pemotretannya sudah selesai. Anda bisa menemui Mr. Kiro diruangan riasnya lima menit lagi. Aku akan menyampaikannya kepada manajernya nanti," ujar Prett namun Gwenn megangkat tangannya kemudian melambai pelan.

"Tidak apa-apa, aku akan meemui manajernya sendiri. Terima kasih atas bantuanmu Prett," ujar Gwenn sebelum Prett pergi dari sana.

Di depan sana, para staff rias berlari menghampiri Akiro dengan langkah tergesa mereka, seperti biasa, dengan cekatan menumpahkan cairan pembersih pada sebuah kapas kemudian segera mengusap pada area wajah Akiro. James ikut menghampirinya sembari membawa sebotol air untuk Akiro.

"Wah, ekspresimu itu benar-benar gila. Aku yakin foto kali ini akan trending."

"Dia menunggu daritadi?" Tanya Akiro tiba-tiba membuat James menautkan alis.

"Menunggu? Siapa?" Tanya James saat Akiro menunjuk ke arah Gwenn duduk dengan dagunya dan diikuti oleh James.

"Aku sudah mengatakan kalau jadwalmu kosong di jam enam, tetapi sepertinya dia berniat datang lebih awal untuk menunjukkan keseriusannya," ujar James kemudian menatap ke arah Gwenn sebelum membungkuk hormat saat tatapannya bertemu dengan milik wanita itu.

"Suruh dia temui aku di mobil."

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

1.4M 120K 152
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
1.7M 104K 50
Amandine Gillard, seorang putri dari Perdana Mentri Belgia sangat mencintai tunangannya Jordan De Vos seorang pemilik kerajaan Cokelat terbesar didun...
167K 9.5K 28
[TAMAT] You have one job, Ivy! SATU TUGAS: mengantar undangan pertandingan basket ke SMA Auguste! Entah bagaimana tugas yang terdengar sederhana itu...
2.9M 101K 32
CERITA TELAH SELESAI BELUM ADA REVISI SAMA SEKALI SEMENJAK 2016 🙏🏼 COPYRIGHT © NOVEMBER 2016 by AESTINAES