Aku, Kamu, dan Bandung (zeede...

By rzndxrzl

61.8K 6.1K 291

Ini tentang aku, dirinya, dan rasa cinta kita yang bersemi di Kota Bandung. "Gua sayang sama lu. Kita lewati... More

⚠️⚠️
Para Pelakon
Prolog
Telat
Siapa Dia?
Penasaran
Perkara Dasi
Namanya Razel
Taman Belakang Sekolah
Salah Paham
Nomor Siapa?
Dia
Jevara
Diajak
Kantin
Christy
Murid Baru
Cemburu?
Pulang Bareng
Rencana Pdkt
Museum
Museum (II)
Khawatir
Rumah Razel
31
Jadian?
Pacar
Ruang Musik
Dijemput
Kamar
Dapur
Kangen
Razel Birthday
Siapa?
Ketahuan
Bukan update
Pundung
Bujuk
Aman
Menunggu
Jealous
D-Day
Muak
Ada Aku
Takayesha Amara
Pisah

Sunyi

563 89 5
By rzndxrzl

Author POV

Hari ini hari pertama Razeendra tanpa berkomunikasi ataupun bertemu dengan Razel.

Razeendra masih berada di dalam kamarnya. Ia bingung hendak melakukan apa sekarang.

"Ini gue mau ngapain?" Gumam Razeendra.

ngapain kek gitu ndra

Razeendra akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan turun ke bawah.

"Kakak" Panggil Gracella pada Razeendra.

"Iya Bun" Balas Razeendra.

"Tumben kamu baru keluar jam segini? Lagi ada tugas?" Tanya Gracella sambil melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi.

"Ngga Bun, emang daritadi aku di kamar aja. Mami udah berangkat?" Tanya Razeendra.

"Udah sayang, kamu tumben belum izin mau pergi sama Razel? Biasanya kamu kan bilang kalau mau keluar sama Razel" Balas Gracella.

"Ngga Bun" Balas Razeendra.

"Kenapa kamu kak? Lagi ada masalah sama Razel?" Gracella kembali bertanya.

Gracella menghampiri Razeendra dan Razeendra langsung memeluk Bundanya.

"Kenapa anak Bunda?" Tanya Gracella sambil mengelus rambut Razeendra.

"Iya Bun, lagi ada sedikit masalah" Balas Razeendra.

"Ada apa sayang? Sini cerita sama Bunda" Balas Gracella setelah itu melepaskan pelukan Razeendra.

Gracella menuntun tangan Razeendra agar duduk di sofa yang berada di dekat mereka berdua.

"Iya Bun, Razel ketahuan pacaran sama mommy nya. Jadinya sekarang semua lagi dibatesin, kita ga bisa komunikasi" Ucap Razeendra.

"Bunda paham, sabar ya sayang. Semoga Azel bisa cepat bujuk mommy nya" Balas Gracella pada Razeendra.

Razeendra menganggukkan kepalanya.

"Kamu ga kenal sama mommy nya Azel?" Gracella kembali bertanya.

"Ngga Bun, belum kenal. Baru kenal mama Azel aja, tante Cindy" Balas Razeendra.

"Cindy?" Balas Gracella seraya menyiritkan alisnya.

"Iya Bun. Bunda kenal?" Balas Razeendra.

"Kayaknya deh kak, sebentar Bunda ambil handphone dulu" Balas Gracella.

Razeendra menganggukkan kepalanya dan Gracella langsung menuju ke kamarnya untuk mengambil handphone.

Gracella kembali dengan membawa handphonenya.

"Ini kak?" Tanya Gracella pada Razeendra sambil menunjukkan foto Cindy.

"Nah betul Bun, bunda kenal?" Balas Razeendra.

"Kenal nak, itu temen SMA Bunda sama Mami" Balas Gracella.

"Ohh, Bunda kenal sama mommy nya Razel?" Tanya Razeendra.

Gracella menganggukkan kepalanya.

"Siapa namanya Bun?" Razeendra kembali bertanya.

"Namanya.. Jinara" Balas Gracella.

"Temen Bunda juga? Atau temen Mami?" Balas Razeendra.

Gracella tersenyum dan kembali menganggukkan kepalanya.

"Temen Bunda, temen Mami jugaa" Balas Gracella.

"Ah gitu" Balas Razeendra.

"Iya nak, nanti Bunda telepon Jeva ya, biar dia kesini, kamu sekarang main sama adek aja dulu" Ucap Gracella.

"Okee Bun, aku ke toy toy dulu yaa" Balas Razeendra.

"Iya gih" Balas Gracella.

Razeendra kembali menuju ke atas untuk pergi ke kamar Christy.

"Dek" Panggil Razeendra pada Christy.

"Masuk Zoy" Balas Christy dari dalam kamarnya.

Razeendra masuk ke dalam kamar Christy.

"Kenapa Zoy?" Tanya Christy.

"Gapapa sih, mau ke kamarmu aja" Balas Razeendra.

Razeendra langsung merebahkan tubuhnya di samping Christy.

"Tumben kamu ga pergi?" Tanya Christy.

"Kepo aja anak kecil" Balas Razeendra seraya mengusak-usak rambut Christy.

"Ck males ah kamu mah" Ucap Christy sambil merapikan rambutnya.

"Menurut kamu Mami orangnya giman dek?" Tanya Razeendra pada Christy.

"Mami.. Mami tuh sayang banget sama kita Zoy, penyayang banget" Balas Christy.

"Sama Bunda sayang ga?" Razeendra kembali bertanya.

"Ya sayang lah Zoy, masa Mami ga sayang sama Bunda. Kenapa emangnya?" Balas Christy.

"Gapapa, nanya aja" Balas Razeendra.

Christy hanya menganggukkan kepalanya.

"Toy" Panggil Razeendra pada Christy.

"Apa?" Balas Christy.

"Sayang Bunda atau sayang Mami?" Tanya Razeendra.

"Sayang semuanya" Balas Christy.

"Sama aku sayang ga Toy?" Balas Razeendra seraya menolehkan kepalanya dan menatap mata Christy.

"Sayang kalo ga nyebelin" Balas Christy.

"Emang aku nyebelin? Bukannya kamu yang nyebelin?" Balas Razeendra.

"Kamu Zoy" Balas Christy.

"Kamu" Balas Razeendra.

Razeendra menoyor kepala Christy.

"Bilangin Bunda nih" Ucap Christy.

"Dih, cepuan kamu Toy" Balas Razeendra.

"Biarin, biar kamu diomelin" Balas Christy.

Razeendra hanya memutar bola matanya dengan malas, adiknya benar-benar menyebalkan pikirnya.

ㅤㅤㅤ─────────────────

Razel POV

"Duh ampun kangen ayang" Gumamku.

Aku berjalan keluar dari kamar untuk menemui Mama.

"Maa" Panggilku pada Mama.

"Kenapa Razel?" Balas Mama yang sedang duduk menonton televisi.

Aku menghampiri Mama dan duduk di sebelahnya.

"Tolong bantuin Azel bujuk Mommy dong maaa" Ucapku sambil menyandarkan tubuhku di sofa.

"Nanti Mama coba, biarin Mommy kamu tenang dulu" Balas Mama padaku.

"Yang cepet maa, Azel kangen Zeendra hehehe" Balasku.

"Dasar, lain kali kamu juga jangan teledor. Nanti kalau kejadian lagi repot yang ada" Balas Mama.

"Iya maa, Azel waktu itu lupaa" Balasku.

"Iya-iya. Kamu main aja sama Oniel atau Olla, ga bakal diomelin sama Mommy, nanti Mama yang bilang" Balas Mama.

"Iya maa, sayang Mama" Balasku.

"Sayang Azel jugaa, udah besar masih kayak anak kecil kamu ini yaa" Balas Mama sambil mencubit pipiku.

"Bukan anak kecill" Balasku.

Mama melepaskan tangannya dari pipiku.

"Masaaa?" Tanya Mama padaku.

"Bener ma" Balasku.

"Anak kecil" Balas Mama.

Mama mengelus rambutku dan berjalan menuju ke dapur meninggalkanku.

"Si mungiel lagi apa ya" Gumamku.

Aku merebahkan diriku di sofa sambil memainkan remote televisi.

Aku menaruh remote yang ku pegang kemudian bangun untuk mengambil kunci motor.

"Ma, Azel ke rumah Olla ya" Ucapku.

"Iyaa, jangan pulang malam!" Balas Mama dari arah dapur.

Aku langsung berjalan keluar rumah dan menaiki motorku serta pergi menuju ke rumah Olla.

Setelah sampai di rumah Olla, aku langsung memanggil Olla dari luar rumahnya.

"Olla" Panggilku.

"Bentar!" Aku mendengar suara Olla dari dalam rumahnya.

"Oy, masuk jel" Ucap Olla padaku seraya membuka gerbang rumahnya.

Aku langsung memasukkan motorku dan memarkirkannya di depan garasi rumah Olla.

Kami berdua langsung masuk ke dalam rumah.

"Kunaon sia? Tumben amat biasanya pacaran jeung si Jendra" Ucap Olla padaku.

"Heeh, keur aya masalah aing jeung Zeendra" Balasku.

"Masalah apa?" Olla bertanya padaku.

"Ntar weh aing cerita, Oniel suruh ke sini La" Balasku.

"Udah, tadi gue bilang ke dia main aja ke rumah" Balas Olla.

Tak berselang lama suara Cornelia terdengar dari luar rumah Olla.

"Tah eta" Ucapku.

Cornelia langsung masuk ke dalam rumah Olla. Aku menolehkan kepalaku pada Cornelia yang sudah berada di dalam rumah.

"Ai sia gerbang henteu ditutup" Ucap Cornelia pada Olla.

"Astaghfirullah lupa aing" Balas Olla sambil berjalan menuju keluar rumah.

"Udah gue tutup" Ucap Cornelia.

Olla langsung menutup pintu rumahnya.

"Sia dari kapan disini Zel?" Tanya Cornelia padaku.

"Baru nyampe aing juga" Balasku.

"Hayu ke kamar" Ucap Febiolla.

Kami bertiga langsung menuju ke kamar Olla.

"Sia tumben ga sama Zeendra?" Tanya Cornelia padaku saat sudah berada di dalam kamar Olla.

"Heeh lagi ada masalah" Balasku.

Aku dan Cornelia duduk di kasur Olla.

"Kunaon?" Cornelia kembali bertanya padaku.

"Mommy tau gua pacarann" Balasku.

"Waduh, kok bisa bjir?" Balas Cornelia.

"Heeh bisa, waktu itu aing lupa naro hp di deket Mommy jadi weh chat Zeendra keliatan sama Mommy" Balasku.

"Udah dibujuk Mommy lo?" Tanya Olla padaku.

"Belom, masih marah susah dibujuknya" Balasku.

"Ntaran aja Zel, yang ada makin marah" Balas Cornelia.

Aku menganggukkan kepalaku.

"Heh ieu geulis pisan temen aing" Ucap Olla.

Aku dan Cornelia langsung menolehkan kepala pada Olla.

"Saha?" Tanya Cornelia.

Olla langsung mengarahkan handphonenya padaku dan Cornelia.

"Siapa namanya?" Tanyaku.

"Mau ngapain sia?" Tanya Olla.

"Nanya doang anjir" Balasku.

"Gue aduin Zeendra lo kalo macem-macem" Ucap Cornelia.

"Ngga lah. Zeendra nomor satu bang" Balasku.

siap Zel, si paling nomor satu emang

"Namanya Asha" Ucap Olla.

Aku dan Cornelia hanya menganggukkan kepala.

ㅤㅤㅤ─────────────────

Aku saat ini sedang duduk bersama Jevara di ruang tengah. Dia sudah berada di rumahku sedari tadi siang hingga malam hari ini.

"Galau amat dek" Ucap Jevara padaku.

"Diem, ga usah ngeledek" Balasku.

"Siapa yang mau ngeledek" Balas Jevara.

"Lu" Balasku.

"Suudzon aja" Balas Jevara seraya menoyor kepalaku.

"DIH" Ucapku.

Aku hendak mencubit pinggang Jevara namun ia sudah lari terlebih dahulu.

"Sini ga lu!" Ucapku sambil mengejar Jevara.

"Bun Bun tolongin" Ucap Jevara pada Bunda.

Bunda yang sedang makan pun menolehkan kepalanya.

"Ini kenapa jadi kejar-kejaran" Ucap Bunda padaku dan Jevara.

Jevara bersembunyi dibalik kursi yang sedang Bunda duduki.

"Tuh dia duluan Bunda" Ucapku pada Bunda seraya menunjuk Jevara.

"Bohong Bun" Balas Jevara sambil menjulurkan lidahnya.

"Ngeselin amat, sini lu" Ucapku seraya mengejar Jevara lagi.

"Udah-udah nanti nabrak bangku aja, kayak tom and jerry kalian lama-lama ya" Ucap Bunda.

"Tau ni gimana sih dek" Ucap Jevara padaku.

"Diem" Balasku seraya melirik Jevara dengan sinis.

"Bun, aku ke kamar ya" Ucapku pada Bunda, Bunda menganggukkan kepalanya.

Aku berjalan menuju ke kamarku kemudian Jevara mengikuti ku dari belakang.

"Ngikut aja lu" Ucapku pada Jevara.

"Gue kan disuruh Bunda nemenin lo joy" Balas Jevara.

"Nyenyenyenye" Balasku.

Aku langsung masuk ke dalam kamarku disusul oleh Jevara.

"Nyebelin lu"  Ucapku pada Jevara.

"Lo nyebelin, opet" Balas Jevara.

Aku yang mendengar itu langsung mencubit pinggang Jevara yang tepat berada di sampingku.

"Aduduh ampun-ampun" Ucap Jevara sambil menepis tanganku.

"Mampus lu" Ucapku.

Aku langsung menarik kursi yang ada di depan meja belajarku dan mengambil buku yang belum lama ku beli saat bersama Razel.

"Mau nulis apa?" Tanya Jevara padaku.

"Kepo" Balasku.

Aku langsung mengambil pulpen yang ada di atas meja belajarku dan mulai menulis di buku tersebut.

Terasa sunyi dan sepi hari ku tanpa adanya dirimu saat ini, ku ceritakan pada rembulan betapa rindunya diriku padamu, sang rembulan mungkin sangat pegal mendengarkan ku terus merapal sedari tadi, merapal tentang betapa gundahnya kalbu ku saat ini, betapa semu nya diri ini tanpamu. Kepada sang rembulan aku selalu menitipkan salam ku untukmu di sana, insan yang aku rindukan. Ku disini hanya bisa merindu, rindu yang membuat kalbu ku terasa sangat sesak. Ku tunggu dirimu kembali, pintu ku tak akan pernah tertutup sebelum kau pulang. Kembalilah padaku saat sudah waktunya untuk kembali, aku ingin kembali bercengkrama seperti semula. Bahkan, derai air mataku pun tak akan sanggup menggambarkan betapa rindu dan tersiksanya diriku karena tidak ada dirimu, permohonan aksama juga tak lupa ku panjatkan pada sang pemilik semesta atas kesalahannya dan jamanika yang ada pun tak akan pernah bisa menutup rasa rindu yang ku rasakan. Hari ku terasa sangat kelabu tanpa dirimu, aku sangat membutuhkan sosok mu.

"Heh nangis?" Tanya Jevara padaku, rupanya ia berada di sampingku sekarang.

"Ngga" Ucapku sambil mengelap air mataku yang rasanya perlahan turun kemudian aku menutup buku tersebut.

"Udah-udah" Balas Jevara seraya mengelus rambutku.

"Mami pulang jam berapa ya?" Tanyaku pada Jevara.

"Ga tau dek, tanya Bunda aja sana" Balas Jevara.

"Ngga ah" Balasku.

"Yeh, ya udah tidur" Balas Jevara.

Aku menganggukkan kepala dan berjalan menuju ke kasurku kemudian merebahkan tubuhku di atas kasur.

"Gue sama adek ya" Ucap Jevara padaku.

Aku menganggukkan kepala lalu Jevara langsung berjalan keluar dari kamarku.

"I miss you sayang" Gumamku, setelah itu aku langsung memejamkan mataku.

────────────────────

─Az

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 142K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
319K 19K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
3.4M 279K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
10.6M 675K 44
Otw terbit di Penerbit LovRinz, silahkan ditunggu. Part sudah tidak lengkap. ~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN D...