SCANDAL CONTRACT

By ThIsGiRlAw

6.9K 154 20

[COMPLETED] Sepuluh tahun yang lalu, Gwenn mengira hubungannya dengan Akiro benar-benar sudah selesai. --- Se... More

-PROLOG-
1. Dendam Masa Lampau
2. Akiro's Life
3. Gwenn's Life
4. Finding Soulmate
5. Finding Soulmate pt.2
6. How Are You?
7. Flashback
8. Taruhan
9. Taruhan pt.2
10. Musuh kehidupan glamor
11. Hari yang berat
12. Tarik Ulur
13. Hutang Dendam
14. Panggilan Misterius
15. Eric
16. Bisikan Dibelakang
17. Celah Pertama
18. Drama di Pesta
19. Obrolan Panas
21. Konsekuensi Yang Harus Ditanggung
22. Nomor Teleponmu?
23. Penjilat handal
24. Pesona Tak Terduga
25. Trending
26. Akun Anonim
27. Scandal Contract
28. Mrs.Fratt
29. Perbuatan Si Iblis
30. Konferensi Pers
31. Berkencan
32. Berkencan pt.2
33. Kemenangan
34. Pemimpin Baru
35. Dingin kemudian Panas
36. Janji
37. Penolakan
38. Calon Mertua
39. Pertanyaan Intens
40. Double Date?
41. Sensasi Aneh
42. Sabrinna Spencer
43. Sejarah Masa Lalu
44.Paket Misterius
45. Video Singkat
46. Kesempatan Penembusan Dosa
47. Berapa Peluru yang kau Punya?
48. Puncak Acara
49. Peluru Terakhir
50. Titik Balik
51. Rumah Sakit
52. Perang Dimulai
53. Plester untuk hari yang kacau
54. Kembali Padaku
Epilog

20. Prinsip Hidup Gwenn

107 2 0
By ThIsGiRlAw

Richard setia memperhatikan Gwenn sebelum tersenyum miring ketika melihat seorang pria yang berjalan masuk ke dalam aula melewati pintu utama gedung, seketika keadaan menjadi ricuh dengan bisik-bisik para tamu diikuti para wartawan yang bersiap dengan kamera mereka.

Gwenn menghentikan langkahnya yang hendak keluar pesta dan mendongakkan kepalanya saat seseorang yang sangat ia kenali itu berhenti tepat tiga langkah didepannya. Perasaannya seketika menjadi campur aduk sebelum berakhir dengan berantakan. Hanya dengan menatap kedua matanya saja, Gwenn seperti menemukan buku diary masa kecilnya. Memori ketika mereka bermain dan bagaimana mereka tumbuh bersama hingga pria didepannya itu ikut berubah dan berakhir menghancurkan kenangan masa kecil mereka yang polos dan berharga.

Kini kenangan itu hanya bersisa abu dalam benak Gwenn.

"Apa kabar?" Tanyanya.

Dia berubah banyak, suaranya dulu lebih mirip seorang bocah tanpa beban yang merasa bebas berteriak dan mengungkapkan isi hatinya dengn jujur kapanpun, berbeda dengan sekarang yang cenderung lebih berat dan canggung. Tatapannya tidak sehangat dulu, hanya ada raut kesedihan, kecewa dan sedikit berbinar, tatapan yang susah untuk Gwenn baca lagi.

Gwenn masih terdiam sebelum kesadaraannya mengambil ahli, "Baik," jawabnya tak kalah singkat.

"Kau sudah disini," tahu-tahu Richard berjalan dari arah belakang dan berakhir memeluk Dino.

Semua tamu yang berada didalam pesta mulai emmusatkan perhatian mereka setelah kedatangan Dino. Dino, putra Mr. Richard sekaligus teman masa kecil Gwenn. Mereka selalu bersama-sama mulai dari bangku taman kanak-kanak hingga lulus sekolah. Namun semenjak pengumuman hasil konferensi pers tiga tahun lalu 'itu' Dino dan Gwenn tidak pernah bertemu lagi. Mereka menjalani hidup masing-masing dan tahu kabar masing-masing melalui media sosial sebelum kehidupan Gwenn bena-benar tenggelam dari kamera para wartawan tiga tahun lalu. Dino akhirnya pergi ke luar negeri dan memutuskan untuk belajar mengembangkan usaha ayahnya disana sebelum kembali untuk meneruskan perusahaan Victory nanti.

Gwenn masih memperhatikan interaksi keduanya, bagaimana raut terkejut Dino ketika Richard memeluknya sangat erat didepan orang-orang, selayaknya seorang ayah yang sudah sangat merindukan putranya itu.

"Aku sengaja mengundang para wartawan hari ini untuk menyambutmu jadi tersenyumlah lebih tulus," bisik Richard yang seketika membuat bahu Dino menegang, segelintir rasa bahagia dalam dirinya mendadak lenyap ketika fakta pahit itu kembali menampar dirinya. Dino lantas segera menampilkan senyum terbaiknya, semakin lebar dan semakin palsu.

Terdengar suara jepretan kamera yang beruntun diarahkan tepat ke arah Gwenn guna mengabadikan momen manis ayah dan anak malam itu.

Richard melepaskan pelukannya dan tatapan Dino jatuh kepada Gwenn, "Anda sangat cantik malam ini Mrs. Vicotria, gaun yang kau pakai cocok untukmu," puji Dino yang hanya dibalas senyum kecil Gwenn.

Tadinya Gwenn sudah berniat pulang, tetapi tampaknya menahan diri sedikit untuk menyaksikan pesta ini sampai selesai tidak akan begitu merugikan dirinya. Setidaknya sampai titik ini, pestanya semakin menyenangkan untuk dinikmati.

"Buah memang tidak jatuh jauh dari pohonnya, selain wajah tampannya, anda juga mewariskan sifatmu untuk putramu Mr. Richard," ujar Gwenn menatap berani ke arah Richard sebelum beralih kepada Dino.

"Dan terima kasih atas pujiannya," lanjut Gwenn saat sekelibat memori masa lalu mendadak menghampirinya.

---

Semua itu dimulai dari suatu pagi yang Gwenn kira akan berjalan layaknya hari-hari biasanya di sekolah. Gwenn saat itu sedang melewati lorong sekolah setelah membolos pelajaran kelasnya untuk mengikuti pelatihan lomba olimpiadenya. Niat hati ingin berbelok ke arah perpustakaan sekolah, namun Gwenn menghentikan langkahnya ketika mendengar suara dentuma yang bergema di lorng sepi itu, semacam suara bantingan benda keas ke arah dinding seara berulang.

Jantung Gwenn berdegup dengan kencang saat sebuah tawa yang sangat ia kenali itu terdengar olehnya, secara otomatis mendorong keberanian Gwenn untuk bangkit dan mengambil langkah mendekat.

Gwenn melirik sekilas sebuah papan yang menggangung diatas bertuliskan 'toilet pria', untuk sejenak sisi waspada Gwenn bangkit. Gwenn mengeratkan genggaman jarinya sebelum dengan sekali tarikan napas ia menarik langkah untuk masuk ke dalamnya.

Dengan tangan kanannya yang mengapit sebatang rokok yang menyala, Dino mengistirahatkan dirinya dengan duduk pada sisi wastafel sembari, sesekali mengisapnya sesekali mengeluarkan tawa puasnya. Di depan sana, Akiro tersungkur dengan napas terengah-engahnya, bajunya basah kuyup berikut dengan rambutnya. Diikuti dengan kedua teman Dino yang sibuk mengeluarkan pancuran air dari salah satu bilik toilet kemudian menyalakannya dan mengarahkannya tepat ke arah Akiro.

Tanpa sadar, Gwenn menahan napasnya saat menyaksikan kejadian didepannya ini. Dengan matanya yang masih setia terbuka lebar, memperhatikan setiap perlakuan mereka, seketika hati Gwenn merasa terusik. Dia merasa tidak nyaman setelah mengetahui semua perlakuan Dino dan fakta bahwa Dinonya telah berubah.

Gwenn tidak mengenali pria itu lagi.

"Dino," panggil Steve ketika menyadari kehadiran Gwenn.

Gwenn masih berdiri mematung di tempatnya saat Dino memalingkan wajahnya, membuat mereka beradu pandangan. Gwenn dapat merasakan raut terkejut dari Dino, tapi sebisa mungkin pria itu sembunyikan dengan memunculkan sikap sok tenangnya. Padahal Gwenn tahu betul Dino sedang menahan gugup, terlihat dari kakinya yang mengetuk lantai secara tak beraturan.

"Ada apa kau kesini?" Tanya Dino.

Gwenn masih menatap datar ke arah Dino sebelum beralih pada Akiro. Dengan keadaannya yang kacau seperti itu, Akiro tampak tidak melakukan perlawanan apapun, bahkan raut wajahnya terlihat tenang tanpa emosi, seolah hal itu sudah jarang terjadi dan ia tidak masalah dengan hal itu. Mungkin sikap santainya inilah yang berhasil memancing emosi Dino untuk meluap. Harga diri Dino terluka dengan sikapnya itu.

"Aku kebetulan lewat tadi," ujar Gwenn pelan.

"Kau ingin bergabung dengan kita?" Ajak Dino namun Gwenn menggeleng.

"Aku tidak ingin berurusan dengan masalah seperti ini," ujar Gwenn jujur.

Gwenn tahu dirinya tidak lebih baik dari mereka, kalau ada masalah semacam ini, Gwenn lebih memilih untuk mengindarinya daripada melibatkan diri dengan menjadi sok pahlawan yang berakhir menyusahkan diri sendiri. Itu prinsip hidup Gwenn selama ini.

"Sudah kuduga, kau lebih memilih untuk belajar daripada bermain denganku. Kau takut berurusan dengan siswa bermasalah seperti kita karena akan mempengaruhi nilaimu?" Tanya Dino dengan nada tak sukanya, tatapannya penuh dengan kebencian dan amarah membuat Gwenn bertanya-tanya apa yang sedang terjadi dengan Dino belakangan ini.

"Kau baik-baik saja? Aku tidak tahu kalau kau merokok," ujar Gwenn masih menatap lembut ke arah Dino.

"Kita memang tidak sedekat itu sampai kau harus tahu segalanya tentangku bukan?" Dino mendengus pelan sebelum membuang puntung rokoknya ke tempat sampah.

Gwenn terdiam, benaknya mulai mempertanyakan apa Dino didepannya ini memanglah Dino yang selalu bermain dengan Gwenn sedari kecil? Gwenn masih memperhatikan keadaan disana, situasi kacau didepannya itu nyatanya turut mempengaruhi kinerja otak Gwenn.

"Bisakah kita bicara sebantar?" Tanya Gwenn, Dino menautkan alisnya kemudian berujar, "Disini saja."

"Aku ingin bicara berdua denganmu," tegas Gwenn lagi membuat kedua teman Dino saling menatap dan akhirnya pergi dari sana setelah mendapat lirikan sekilas dari Dino.

Oke sepertinya Gwenn sudah melakukan sebuah kesalahan. Seharusnya Gwenn tidak masuk ke dalam bilik toilet hari itu dan melempar dirinya ke dalam jurang masalah itu. Seharusnya Gwenn tetap pada pendirian awalnya, tapi kenapa, kenapa Gwenn malah bertindak sebaliknya?

"Tidak biasanya kau bersikap seperti ini, kemana perginya Gwenn si ratu sekolah yang selalu hidup dalam tempurung nyaman ayahnya itu?" Tanya Dino semabari mengambil langkah mendekat ke arah Gwenn.

Gwenn menahan napasnya saat tangan Dino meraih pipi Gwenn dan mengelusnya pelan disana, "Dino," Gwenn berusaha menginterupsi tetapi Dino tetap meneruskan tindakannya walau ia tahu kalau Gwenn tidak nyaman dengan perilakunya itu.

"Kau merasa kasihan dengannya?" Tanya Dino namun Gwenn bergeming, masih menunduk.

"Atau jangan-jangan kau menyukaiku?" Dino tiba-tiba berujar semangat diikuti tawa meremehkannya.

"Kau menyukaiku jadi sekarang, kau semacam mau melindungiku? Kau takut ayahku akan diapanggil karena masalah ini?" Dino melebarkan matanya seola tidak percaya dengan kalimat yang barusan ia utarakan itu.

Berusaha membuyarkan asumsi aneh Dino, Gwenn segera memotong kalimat pria itu dengan cepat.

"Aku hanya kasihan dengannya."

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 68.2K 43
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
10.4K 570 45
-Elvina Allya Cewek tomboy yang biasa dipanggil El sedang menghadapi kasus friendzone. Dia selalu mengorbankan apapun demi kedua sahabatnya yang s...
1.7M 104K 50
Amandine Gillard, seorang putri dari Perdana Mentri Belgia sangat mencintai tunangannya Jordan De Vos seorang pemilik kerajaan Cokelat terbesar didun...
338K 51.2K 51
Silakan baca cerita 'Young Mother' lebih dulu. Claire terpaksa menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasihnya, Nolan. Claire pergi ke Amerika untuk...