Monster's Wife [Gabrielle's S...

By StyllyRybell_

233K 18.5K 4.1K

🔞 WARNING CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASA DAN ADEGAN DEWASA! HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! BAGI YAN... More

Prologue
Chapter 1 : Swapped Dresses
Chapter 2 : Handcuffs
Chapter 3 : The Beginning
Chapter 4 : Gabrielle's Threat
Chapter 5 : She
Chapter 6 : Enough
Chapter 7 : Whatever He Wants
Chapter 8 : Disobedience
Chapter 9 : Undesirable
Chapter 10 : The Party
Chapter 11 : Unwanted Woman
Chapter 12 : Mad Man
Chapter 13 : Afraid
Chapter 15 : Diamond
Chapter 16 : Kids
Chapter 17 : Honey Moon
Chapter 18 : Pregnancy Programme
Chapter 19 : Vermiglio
Chapter 20 : Under Control
Chapter 21 : Favorites
Chapter 22 : Betray
Chapter 23 : Yes
Chapter 24 : Monster
Chapter 25 : Sinner
Chapter 26 : Fooled
Chapter 27 : Madness
Chapter 28 : Tragedy

Chapter 14 : All For You

6.9K 619 133
By StyllyRybell_

Gabrielle's Mansion | Turin, Italy.
08.37 PM.

Letizia membalikan lembaran berkas yang ia baca selama dua hari kala menjaga Maria di kamarnya, selama itu juga Letizia menghindari Gabrielle dan nampaknya suaminya itu meladeninya dengan pulang larut malam. Ia termenung mengabaikan rangkuman profil perusahaan-perusahaan Gabrielle dan berita terbaru di depannya, pikiran jatuh pada perasaan hati yang merindukan suaminya. Letizia sangat merindukan pelukan hangat Gabrielle ketika ia tertidur dan marah, suara lembut pria itu yang hanya untuknya, senyuman bahagia yang hanya Letizia pemiliknya, serta kasih sayang dan perhatian yang ditujukan hanya untuknya.

Mengapa Gabrielle ikut mendiamkannya? Apa Gabrielle sudah muak padanya? Apa Gabrielle sudah tidak mencintainya? Apa Gabrielle jenuh dengan sikap Letizia? Mungkinkah Gabrielle memuaskan nafsu biologisnya dengan wanita lain? Apa Gabrielle menemukan pengganti Letizia sehingga pria itu dapat mengabaikannya selama dua hari? Sementara Letizia merasa dua hari itu seperti dua tahun lamanya.

Letizia meletakkan berkas di tangannya ke atas meja, menatap Maria yang terlelap di atas tempat tidur Letizia dengan alat bantu medis. Ia teringat kata-kata dokter setelah menjahit lidah Maria bahwa butuh waktu yang cukup lama agar sahabatnya itu pulih seperti sedia kala dan kemungkinan lukanya membekas permanen.

Letizia menyentuh tangan Maria merasa bersalah karena tidak bisa melindunginya. Ia pun tidak tahu mengapa Gabrielle memotong lidah pelayan Letizia, namun apa pun alasannya ia tidak akan bisa terima.

"How long are you going to avoid me?" Suara berat nan seksi itu seketika membuat bulu kuduk Letizia meremang, terkejut sekaligus ngeri karena ia sama sekali tidak menyadari keberadaannya. Letizia masih bergeming di tempatnya, menatap Maria, enggan berbalik badan. Pria itu berucap lagi, "Sepenting itu dia sampai kau mengabaikan aku demi dirinya?"

Letizia yang tersulut emosi berbalik menatap suaminya. "Demi dirinya?" ulang Letizia tidak percaya. "Kau pikir mengabaikanmu menguntungkan Maria?" Ia melangkah mendekat pada Gabrielle dengan tatapan kesal. "Apa yang dia perbuat sehingga kau menghukumnya sampai seperti ini? Kau tahu dia bisa saja mati atau cacat permanen karenamu. Dia adalah orang yang penting untukku, L. Bagaimana bisa kau lakukan itu padaku?"

Gabrielle hanya menatapnya dengan dahi mengerut serta tatapan tajam di netra biru laut yang seharusnya menangkan menjadi bahaya yang siap mengintai.

Letizia tersenyum getir, mengalihkan pandangan seolah sakit hati karena keterbungkaman Gabrielle. "Baiklah," ucapnya berbalik kembali menatap Maria. "Kau tidak perlu jawab, aku juga tidak akan percaya."

"Aku tidak pernah berbohong seperti yang kau lakukan padaku."

"Tapi kau selalu menghancurkanku ketika aku berpikir aku aman bersamamu." Letizia menolehkan kepalanya pada Gabrielle dan tersenyum pahit. "Kupikir kau tidak akan menyakitiku."

"Kau pikir hanya aku yang menyakitimu?" tanya Gabrielle menarik tangan Letizia. "Kau yang melanggar, kau tahu konsekuensinya. Aku hanya memberikan dampaknya. Kau pikir aku senang saat tahu bahwa kau selalu melanggar apa yang kularang?"

Letizia berusaha melepas tangan Gabrielle darinya karena cengkraman itu sedikit menyakitkan. "Lepaskan, L."

Gabrielle melepas kasar cengkramannya dan pergi dari sana. Entah mengapa, suasana semakin buruk. Mengapa Gabrielle tidak peduli dengan apa yang ia lakukan pada Maria? Padahal hal itu menyakiti Letizia, mengapa ia tidak minta maaf dan berjanji untuk tidak melukai sahabatnya itu lagi? Apa menunurut Gabrielle melukai orang terdekat mereka adalah tindakan benar? Letizia tahu ia yang memulainya, tapi apa semua harus diselesaikan dengan kekerasan?

Letizia terkejut saat mendapati Maria bergerak dan terbangun. Ia menatap sedih sahabatnya. Dokter bilang Maria trauma sehingga kemungkinan akan panik, gelisah, ketakutan tiba-tiba. "Apa kau butuh sesuatu?"

Maria menempelkan kedua tangannya, lalu menyentuh dadanya seolah meminta maaf. Entah untuk apa. Letizia menarik selimut untuk menghangatkan wanita itu. "Kau perlu banyak istirahat. Kita bicara setelah kau sembuh."

***

La Elemento de Building | Turin, Italy.
10.19 AM.

"Kau tidak akan berhasil Gabriella. Sejak menikah Sig. Stone tidak pernah memakai sekretarisnya lagi," peringat wanita berambut pirang pada wanita berambut cokelat terang.

Wanita bernama Gabriella dengan rambut cokelat terang itu seolah tuli mengedikkan bahu. "Tapi kudengar dia sedang bertengkar dengan istrinya, jadi kemungkinan aku masih punya celah."

"Dari mana kau dengar itu?" tanya wanita lain yang mengenakan kemeja biru.

"Tuan Albrecht berbicara dengan-"

"Jika mereka tahu, kau akan langsung dipecat! Kau baru saja bekerja di sini dua minggu, kau mau hal itu terjadi?"

"Aku tidak peduli, kedatanganku ke sini untuk Gabrielle. Kalian tidak mengerti, aku menyukainya sejak lama dari kejauhan. Aku mati-matian belajar dan bisa masuk sini yang akhirnya aku bisa mendekatinya." Gabriella mengambil berkas-berkas di atas mejanya.

Ya, ia menyukai pria itu sejak membaca koran dan mendapatkan nama yang mirip dengannya, terlebih pria tersebut begitu tampan dan mempesona. Gabriella berpikir seolah-olah kemiripan nama mereka menandakan bahwa kebetulan itu dapat membuat mereka berjodoh.

"Astaga Gabriella, bukan hanya kau yang menggilai dia, kami juga tergila-gila padanya, tapi selama ini kami tidak bisa apa-apa apalagi sejak dia menikah. Dia menutup diri dengan perempuan mana pun. Terlebih wanita kantor hanya pekerja untuknya, lebih baik kau menyerah atau dia akan menendangmu keluar dari sini."

Wanita berambut pirang mengangguk setuju. "Banyak perempuan dia pecat karena mencoba menggodanya saat bekerja."

Gabriella yang batu tidak mendengarkan dan pergi ke ruangan bosnya yang tidak jauh dari sana. Ia mengetuk-ngetuk pintu yang dibalas dehaman dari dalam. Ia segera masuk dengan senyuman termanis yang ia punya.

"Ini arsip laporan dewan-dewan direksi dua semester terakhir, Tuan," ucapnya memberikan berkas di tangan ke atas meja. Ia menatap sang bos yang mengodekannya untuk keluar. "Apa Tuan ingin saya membuatkan kopi?" Melihat bosnya itu menangguk, Gabriella pergi dengan perasaan senang.

Setelah membuat kopi Gabriella kembali dan menyerahkan kopi di atas meja. "Tuan terlihat lelah, apa Tuan ingin saya memijat Tuan?"

Gabrielle yang tadinya sibuk membaca berkasnya mengalihkan pandangan pada wanita cantik di hadapannya dengan tatapan tenang. "Pergi," usirnya.

Gabriella merasa sedih, namun bertepatan saat itu pula Ace datang dan berbicara, "Signora Gabriels kemari." Gabriella mengerutkan dahi, siapa Nyonya Gabriels? Ia mencoba menguping dengan gerakan perlahan pergi keluar. Ace berbicara lagi, "Signora menghadiri rapat umum pemegang saham dan sedang menunggu di ruang rapat."

Gabriella melihat ekspresi tenang Gabrielle yang tenang berubah menjadi mengerutkan dahi, lalu mengodekan Ace membawakan berkas-berkas dan mengikutinya. Gabriella buru-buru pergi ke ruangan sekretaris.

"Siapa Signora Gabriels?" tanyanya tiba-tiba, membuat teman-temannya menoleh. "Aku dengar dia sedang berada di ruang rapat dan akan menghadiri rapat umum pemegang saham. Bukankah saham hanya dipegang oleh Tuan L?" Bukannya menjawab pertanyaan Gabriella, teman-temannya itu malah sibuk mengancing kemeja mereka yang biasanya menampilkan belahan dada dan menghapus make up tebal. "Hei, jawab aku!"

"Signora Letizia Gabriels Stone atau biasa dipanggil Signora Gabriels adalah istri Sig. Stone. 70% saham dipegang Sig. Stone dan 30% dipegang istrinya. Dia memang biasanya tidak datang, tapi satu hal yang perlu kau tahu jika dia melihat kita dan tidak menyukai kita, maka Tuan L langsung memecat kita tanpa berpikir dua kali."

Gabriella mengerutkan dahi tidak suka. Ia mengancing kemejanya, namun tidak menghapus dandanan tebalnya dan mengganti make up natural seperti teman-temannya. Ia langsung pergi ke ruang rapat karena ia salah satu sekretaris Gabrielle yang diperintahkan untuk mengikuti rapat.

Di sisi lain Gabrielle memasuki ruang rapat yang di mana sudah lengkap peserta inti, beberapa direksi, komisaris, dan Letizia. Ia menatap istrinya yang mengenakan setelan blazer hitam serta kemeja putih dengan rok span di atas lutut. Gabrielle bersumpah wanita itu seksi sekali dan ini pertama kalinya ia melihat Letizia mengenakan pakaian seperti itu. Surai lembut cokelat panjang Letizia dibiarkan tergerai, namun dibuat bergelombang. Tatapan tenang bola cokelat gelap itu menatap lurus netra biru Gabrielle. Apa yang wanita itu lakukan di sini?

Gabrielle duduk di kursi sang pemilik saham terbesar sekaligus Presiden Direktur tepat di bagian ujung. Tatapannya terus mengarah pada Letizia yang memerhatikan Direksi yang mulai berbicara memaparkan laporan operasi perusahaan selama enam bulan terakhir.

Gabrielle mengalihkan pandangan pada pembicara setelah mendengar hal yang tidak mengenakkan. Ia bersuara, "Itu berarti kau tidak bisa mengontrol anak buahmu dan mencapai target sesuai yang kau usulkan."

Letizia menoleh pada suaminya dan menyanggah, "Tapi menurutku waktu satu semester untuk merombak sebuah sistem terlalu singkat, aku mengusulkan agar tenggat waktu diberikan satu tahun. Bagaimana menurut Komisaris?"

Pria tua itu terlihat meneguk saliva dan menoleh pada Gabrielle yang mengerutkan dahi. "Saya setuju dengan Nyonya Gabriels, namun sebuah perjanjian adalah perjanjian, jika dari awal waktu yang diminta adalah satu tahun maka diberikan waktu satu tahun, namun waktu yang diminta hanya satu semester."

Gabrielle mengerutkan dahi menatap istrinya. "Perpanjang kontrak hingga satu tahun. Rapat ditutup. La Signora Gabriels nel Mio ufficio ora," ucapnya tegas dan langsung melangkah ke ruangan pria itu. [Signora Gabriels ke ruanganku sekarang : Italia].

Begitu pintu ruangan tertutup dan hanya menyisakan Gabrielle juga Letizia, menciptakan suasana hening. Gabrielle berbalik menatap istrinya, melirik wanita itu dari atas hingga bawah, seolah-olah Letizia tengah telanjang dan memamerkan tubuhnya.

Letizia tersengat akan tatapan nafsu Gabrielle yang bergerilya di tubuhnya. Ia meneguk saliva saat pria itu menarik dagunya untuk menatap lurus netra biru laut bagaikan paradise-nya. "What do you want?" tanya Letizia berusaha berada pada kewarasannya karena tubuh mendamba dan merindukan setiap sentuhan suaminya.

Gabrielle menghimpit istrinya ke dinding dan berbisik pelan dengan suara rendah nan seksi memabukkan, "Seeing you in formal attire makes me want to strip it down." Tangan Gabrielle mengelus paha mulus Letizia di balik rok spannya. "You're so damn hot." Merasakan Letizia mencoba berontak Gabrielle menahan kedua tangan wanita itu ke atas. "What these all for?" tanyanya melepas satu kancing kemeja istrinya dari atas. "Ignoring," satu kancing kembali dilepas Gabrielle dengan satu tangan. "Driving," Jari telunjuk dan jempol besar Gabrielle membuka satu kancing lagi, menampilkan bra hitam Letizia yang menggoda nafsunya. "And Working?"

"Lepaskan," ucap Letizia berusaha menolak tubuh hangat dan memabukkan Gabrielle yang menempel pada tubuhnya.

"Aku bekerja dan mengurus semuanya agar kau tidak perlu melakukan apa-apa," bisiknya menarik dagu Letizia menatap intens manik istrinya dengan netra biru laut yang menciptakan percikan api gairah seolah mereka terhubung akan sama-sama menginginkan satu sama lain untuk menyatu. Gabrielle seolah tuli menyelipkan tangannya masuk ke celana dalam istrinya membuat wanita itu memejamkan mata terkejut sekaligus menahan nikmat. "You just have to enjoy everything," bisiknya menghembuskan napas berat tepat di telinga sang istri, menerpa leher mulus itu dengan napas hangat dari hidung mancung yang membelai sensual kulit mulusnya.

"You can't fuck me on your office, Mr. President," peringat Letizia bahwa pria itu adalah Presiden Direktur yang tidak seharusnya melakukan tindakan tidak senonoh di kantornya, menahan rasa nikmat pada belaian Gabrielle di inti tubuhnya.

"I'm Dominico (King). I'll do what I want."







#To be Continue...






060723 -Stylly Rybell-
Instagram: maulida_cy

Continue Reading

You'll Also Like

367K 33.1K 16
sequel of Dangerous Boyfriend. Mature content. "It's all about secrets and deception." Namanya Barata. Aku memanggilnya Bara. Delapan tahun terlewati...
8.9K 1.4K 30
Keegoisan dan masa bodoh membawanya pada pilihan hidup yang dia sendiri meragukannya, namun tetap menjalaninya. Sampai kedatangan seseorang seolah me...
565K 44.8K 40
A wattpad dark romance story DON'T PLAGIARISM! I DON'T HAVE ANY RESPECT FOR SOMEONE WHO COPY MY WORK! Book 3 of the Dark series ⚠️ dark story (21+)...
4.6M 475K 91
Ngakak sampe ngik ngokk!!! Ceritanya hanya sebagai penghibur. Mengandung konsep diluar Nurul dan tak habis pikri. Bagaimana jadinya jika Felicia si g...