Monster's Wife [Gabrielle's S...

By StyllyRybell_

233K 18.5K 4.1K

🔞 WARNING CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASA DAN ADEGAN DEWASA! HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! BAGI YAN... More

Prologue
Chapter 1 : Swapped Dresses
Chapter 2 : Handcuffs
Chapter 3 : The Beginning
Chapter 4 : Gabrielle's Threat
Chapter 5 : She
Chapter 6 : Enough
Chapter 7 : Whatever He Wants
Chapter 8 : Disobedience
Chapter 9 : Undesirable
Chapter 10 : The Party
Chapter 11 : Unwanted Woman
Chapter 12 : Mad Man
Chapter 14 : All For You
Chapter 15 : Diamond
Chapter 16 : Kids
Chapter 17 : Honey Moon
Chapter 18 : Pregnancy Programme
Chapter 19 : Vermiglio
Chapter 20 : Under Control
Chapter 21 : Favorites
Chapter 22 : Betray
Chapter 23 : Yes
Chapter 24 : Monster
Chapter 25 : Sinner
Chapter 26 : Fooled
Chapter 27 : Madness
Chapter 28 : Tragedy

Chapter 13 : Afraid

6.7K 652 187
By StyllyRybell_

Gabrielle's Private Jet | Turin, Italy.
09.37 AM.

Letizia melirik Gabrielle yang terlihat pusing menekuk dahinya, seolah-olah percakapannya dengan Luke berpengaruh besar padanya. Ia tentu penasaran, Gabrielle itu tipe yang sangat tenang, lebih tenang dari Dewa Poseidon, jadi apa yang membuatnya pusing seperti itu? Ada masalah serius apa? Lagipula Ansell sampai menyebut-nyebut namanya.

"Apa yang kau bicarakan dengan ayahmu?" tanya Letizia sambil melirik kuku-kuku cantiknya seolah tidak terlalu peduli lalu melihat Gabrielle hanya menggeleng, membuat Letizia semakin geram. "Mengapa Ansell menyebut-nyebut namaku?"

Gabrielle terlihat kesal, bukannya menjawab pria itu malah pergi pindah kursi agar menjauh dari Letizia. Tentu Letizia makin kesal, ia peduli pada Gabrielle tapi mengapa pria itu bersikap seperti itu padanya? Letizia mengalihkan pandangan dan memakai sabuk lantaran mereka akan landing.

***

Gabrielle's Mansion | Turin, Italy.
09.50 AM.

Begitu turun, Gabrielle tidak mengucapkan sepatah kata pun dan langsung melengos pergi ke Stanza Della Penitenza. Entah siapa yang ingin hukum kali ini Letizia tidak ingin tahu. Ia melirik mobil-mobil sport berjejer di branda yang sedang dicek anak buah Gabrielle. Ya, pengecekan mobil koleksi pria itu dilakukan setiap bulan dan dipanasi setiap tiga hari sekali.

Manja

Kata-kata itu terputar dalam pikiran Letizia sekali lagi.

"Rex," panggil Letizia pada bodyguard di belakangnya.

"Ya, Nyonya?"

"Bawa mobil Bugatti itu ke lapangan penerbangan sekarang," perintahnya menunjuk sebuah mobil sport mewah. Anak buahnya itu langsung melaksanakan tugas tanpa bertanya, ia memerhatikan Rex membawa mobil yang ia perintahkan tepat ke hadapannya.

"Untuk apa, Nyonya?" tanya Maria bingung.

Letizia tidak mendengarkan, langsung masuk ke mobil dan menyalakan mesin supercar tersebut dengan suara sangar khas mobil pembalap.

"Nyonya, apa yang Anda lakukan?" tanya Maria terkejut, semua orang tahu Letizia hanya bisa mengendarai mobil autopilot. Para Mafioso pun bersikeras memberitahu sang Nyonya untuk keluar dari mobil, sebab Gabrielle sudah pasti tidak akan mengizinkan jika pria itu tahu. Letizia adalah berlian yang harus dijaga dan dirawat, bukan menyentuh kemudi seperti ini.

Letizia melirik persneling, stir, dan indikator lain. Ia sering melihat Gabrielle juga anak buahnya mengemudikannya. Ia pasti bisa. Letizia menggenggam stir, menarik girboks, lalu rem cakram, membuat mobil mulai berjalan. Degup jantung Letizia semakin cepat lantaran ini pertama kalinya, ditambah mobil itu lebih laju dari perkiraannya. Ah, benar saja, itu mobil sport koleksi Gabrielle tentu secepat ini.

Tepat di depan Letizia terdapat pesawat yang berarti ia harus putar balik, ia memijak rem sedikit dan mulai memutar stir, meski kesulitan karena ini pertama kalinya ia putar balik dan harus maju mundur beberapa kali, Letizia berhasil. Namun, begitu mobil berbalik ia dibuat terkejut karena Gabrielle berdiri tengah melipat kedua tangannya di depan dada dengan tatapan tajam ke arahnya. Pria itu terlihat suka, tidak suka.

Tidak peduli dengan pria itu, Letizia tetap lanjut mengemudikan mobil, namun begitu putaran selanjutnya Gabrielle sudah tidak ada, sepertinya pria itu kembali sibuk dengan urusannya sendiri. Namun yang membuat ia terkejut Maria juga tidak ada di sana. Tunggu dulu... Apa Gabrielle membawa Maria ke Stanza Della Penitenza? Untuk masalah apa? Apa karena membiarkan Letizia bersama Kelsey? Membiarkan ia berkendara? Atau apa?

Letizia langsung memarkirkan mobil sembarangan dan berlari ke ruang bawah tanah di mana kedua pria berbadan sangat besar menjaga Stanza Della Penitenza melarang Letizia untuk masuk. Ia semakin panik dan marah, membentak, "Who the fuck you think you are?!"

"Maaf Nyonya, Tuan L tidak mengizinkan siapa pun masuk, terlebih Nyonya."

Letizia merasa darahnya naik hingga ke ubun-ubun. Apa katanya? Terlebih dirinya? Tidak salah lagi, Gabrielle pasti sedang melukai Maria. "AKU AKAN MEMOTONG TANGAN SIAPA SAJA YANG TERLIBAT MELUKAI MARIA!"

Kedua pria itu langsung buru-buru membuka rantai dan membiarkan Letizia berlari masuk. Dugaannya benar, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat sahabatnya dipegangi dan dipaksa membuka mulut, lidahnya ditarik dengan tang dan gunting besar sedang memotong daging kenyal tanpa tulang itu.

"Maria!!!" jerit Letizia menangis dan Ace juga Massimiliano berhenti dengan aktivitas mereka, melepaskan Maria. Ia langsung memeluk Maria dengan erat serta berteriak panik, "Panggil dokter sekarang!" Letizia menangis pilu, memerhatikan darah mengucur deras dari lidah pelayannya yang bahkan mengenai wajah dan pakaian Letizia. "Maria, bertahanlah! Maafkan aku!" Airmata Maria terus berlinang menahan sakit teramat. Hingga dokter mansion Gabrielle datang dan menanganinya.

Letizia membiarkan dokter itu beralih pada Gabrielle yang menatap dirinya tanpa belas kasihan. Netra biru laut itu terlihat begitu kejam dan mematikan. Inilah Gabrielle Dominico Stone yang selama ini Letizia kenal, pria yang tidak tersentuh telah kembali. Letizia mengetatkan rahang dan mendorong dada bidang pria sialan di hadapannya.

"Bagaimana bisa kau melakukan itu?!" tanya Letizia tidak percaya. Ia pikir Gabrielle telah berubah dan melembut padanya. Ia memukul-mukul dada bidang pria itu melampiaskan kekesalan dalam dirinya. "Mengapa kau bisa melukai orang terdekatku? Bahkan sampai membuatnya tidak bisa bicara! Maria lah satu-satunya orang yang mau berbicara denganku!" Ia tidak percaya Gabrielle bisa membiarkan dirinya sesedih ini akibat perbuatannya.

Melihat Gabrielle hanya diam, membuat hati Letizia sakit, apa pria itu benar-benar tidak punya perasaan? Baiklah, ia akan membuat pria itu mengerti apa yang ia rasakan. Letizia mengambil belati dari jas Gabrielle dan berlari ke arah Ace, tapi ditahan oleh Rafaele dan anak buahnya yang lain. Letizia meronta-ronta. "Lepaskan aku, Rafaele! Aku akan memotong tangan siapa saja yang melukai Maria!"

Ace melotot melihat sang Nyonya yang sangat bersemangat untuk melukainya padahal semua orang tahu bahwa yang ia lakukan tentu saja atas dasar perintah sang Bos. Sementara Massimiliano melirik Gabrielle menunggu instruksi.

Gabrielle menatap tenang Letizia, lalu melirik Rafaele sambil menangkat jari telunjuknya, menandakan bahwa ia mengizinkan apa yang dikehendaki istrinya. Namun, hal itu membuat semua pasang mata melotot. Semua orang tahu bahwa Ace adalah orang nomor satu yang dipercayai Gabrielle, tapi bagaimana bisa pria itu membiarkan orang kepercayaannya cacat? Tidak ada yang sebaik Ace dalam mengerjakan tugas, lalu siapa yang bisa menggantikan tugas-tugasnya nanti?

Rafaele meneguk saliva masih memegangi Letizia. "Tapi Tuan-" ucapannya tertahan lantaran Gabrielle meliriknya sekilas bahwa ia tidak main-main dan tidak peduli jika Ace akan cacat. Rafaele melepaskan tangannya ragu-ragu pada Letizia.

"Eye for eye, tongue for tongue," peringat Gabrielle tenang melipat kedua tangan di depan dada, memerhatikan Letizia.

Letizia mengeraskan cengkraman pada belati di tangannya. Pria itu benar-benar tidak berperasaan, rasa marah Letizia pada Ace dan Massimiliano teralihkan pada Gabrielle, sebab bagaimana pun juga mereka hanya menjalankan tugas dari Gabrielle. Jika menghukum kaki tangan Gabrielle saja tidak membuat pria itu mengerti, mengapa harus ia lakukan? Perintah itu terlontar dari Gabrielle pula.

Letizia menatap tajam suaminya. Mengapa Gabrielle kembali seperti ini? Apa ia kembali pada sikap asalnya yang tidak memedulikan siapa pun? Atau ia tengah buta karena kemarahan hingga tidak peduli apa yang Letizia rasakan? Ambisi apa lagi kali ini?

Letizia tersenyum dengan airmata bercucuran menatap Gabrielle. "Apa yang sedang kau lihat saat ini, L? Sebesar itu aku mengecewakanmu?" tanyanya.

Gabrielle hanya akan bereaksi jika Letizia-lah korbannya. Jika melukai orang kepercayaannya tidak membuat Gabrielle mengerti, maka Letizia akan melukai dirinya sendiri. Ia mengarahkan belati ke wajahnya, membuat Gabrielle yang tenang dan tidak tersentuh menjadi mengerutkan dahi panik mengambil belati di tangan Letizia secepat kilat.

Benar, kelemahan Gabrielle hanyalah dirinya. Pria itu takut kehilangan Letizia. Ia tersenyum dendam memberi tanda bahwa ia sudah siap berperang dengan monster yang ada di dalam diri Gabrielle. "Kita belum selesai," ucapnya tajam dan pergi bersama dokter juga Maria.









#To be Continue...







050723 -Stylly Rybell-
Instagram : maulida_cy

Continue Reading

You'll Also Like

18.8K 1.1K 17
#2 in Scream #10 in Classics #13 in Sadistic #17 in Favorite #19 in Arogant #64 in Jerk #75 in Killer #77 in Sadis #92 in Blood 3rd Winston Books WAR...
2.7K 83 19
[Young-Adult] Alter? Apa itu?
1.3M 16K 12
[COMPLETED] Sea dan Cavell hanyalah dua orang asing yang terjebak dalam hubungan yang Sea rencanakan. Hubungan ini bahkan tidak tahu harus disebut ap...
121K 455 5
collection of short stories