Ayata

נכתב על ידי nmddcnd

161K 7.6K 117

"Anjing!" "Bangsat! "Babi!" Umpatan-umpatan kasar itu keluar begitu saja dari mulut seorang gadis yang beru b... עוד

Prolog
Siji
Loro
Telu
Papat
limo
Pitu
Wolu
Songo
Sepuluh
Sewelas
Rolas
Telulas
Pabelas
Limolas
Cast(1)
Nembelas
Pitulas
Cast(2)
Wolulas
Songolas
Rongpuluh
Cast(3)
Cast (4)
Cast(5)
Selikur
Rolikur
Telulikur
Padelikur
Selawe(25)
Nemlikur
Pitulikur
Wolulikur
Maap🙏
Songolikur

Enem

5.6K 300 0
נכתב על ידי nmddcnd

"Bye! Hati-hati dijalan cuy!"

Aira melambaikan tangannya pada Cika pergi dengan mobilnya. Gadis itu kini berdiri di depan gerbang rumahnya karena Cika menghentikan mobilnya tepat di depan rumah mewah nan megah, tentunya rumah tersebut adalah rumah Aira di novel atau lebih tepatnya rumah orang tuanya.

Di dalam mobil Cika, gadis itu sempat merasa aneh dengan sahabat satu-satunya itu. "Kok Aira rada aneh setelah kepalanya kena bola ya? Dia kek bukan Aira sahabat gue yang kalem," gumam gadis itu yang sejak tadi sudah memikirkan perubahan sikap Aira yang berbeda dari biasanya, pasalnya Aira sebelumnya orangnya kalem dan cara bicaranya pun sopan meskipun menggunakan kosa kata lo-gue.

Tapi setelah bangunnya Aira dari pingsannya, Cika merasa gadis itu berubah. "Ck! Apasih gue mikirnya nething mulu, mungkin perasaan gue aja kali ya, lagian dia kan abis kena bola jadi rada aneh gitu, bahkan Aira aja kek orang amnesia."

Tak ingin terlalu memikirkan hal buruk tentang sahabatnya itu, Cika geleng-geleng kepala mencoba mengusir segala pemikiran buruk tentang Aira.

Kembali lagi pada Aira yang kini masih tak kunjung masuk ke dalam rumahnya sendiri, alasannya gadis itu merasa ragu bertemu para keluarganya atau keluarga Aira asli yang sama sekali tak dia kenal.

"Sumpah, ini semua salah Nita! Kenapa coba dia gak jadiin gue peran yang lebih penting dikit biar gue tau siapa aja keluarga dari Aira asli, kalo gini kan gue kek beneran amnesia, lagian si Aira asli juga kenapa pas tadi di mimpi gak ngasih petunjuk atau seenggaknya ngenalin semua keluarganya," cerocos Aira sebelum menghela nafas kasar menatap bangunan megah Nan mewah yang ada di depannya.

Aira sungguh takjub dengan bangunan rumah tersebut, tapi ada yang jauh lebih penting dari pada menikmati rumah barunya itu. "Huffh! Terus sekarang gue harus gimana? Pura-pura lupa sama keluarga sendiri cuma gara-gara kena lemparan bola? Ck! Gak masuk akal banget anjirr!"

Gadis itu terus mengomel sendiri sembari memikirkan kemungkinan-kemungkinan setelah dia bertemu anggota keluarganya yang baru, dan dia sampai tak sadar jika ada salah satu satpam yang bekerja di rumahnya memandang dia aneh dan heran.

"Non Aira kenapa di sini? Gak masuk non?"

Sempat Aira tersentak kaget, bagaimana tidak satpam tersebut tiba-tiba saja muncul di sampingnya dan bersuara. "Eh bapak! Ngagetin aja Pak!"

"Hehe maaf non, non Aira kenapa gak langsung masuk?" tanya pak satpam nya lagi membuat Aira bingung harus menjawab apa.

"Eee itu pak, ini juga mau masuk pak, saya duluan ya pak bye bye." Begitu menjawab seperti itu Aira langsung berlalu pergi meninggalkan satpam tersebut, takut jika dia dicurigai gara-gara berdiri seperti patung di depan rumah sendiri.

"Non Aira aneh," gumam pak satpam nya yang geleng-geleng melihat tingkah Aira yang tak biasa.

Sedangkan di sisi lain Aira sudah sepenuhnya masuk ke dalam rumahnya, tak lupa dia mengucap salam karena itu sudah kebiasaannya sejak dulu karena didikan kedua orang tuanya. Teringat kedua orang tuanya membuat gadis itu rindu. Dan raut wajah gadis itu pun berubah sendu.

Aira terus berjalan sampai langkahnya terhenti di ruang tengah.

"Assalamu'alaikum." Aira mengulang salamnya lagi mengira bahwa orang yang ada di ruang tengah itu tak mendengar suaranya.

'Eh Aira islam kan ya? Gak salah kan gue salam?' batin Aira yang baru teringat jika semua yang ada di Aira novel belum tentu sama dengannya.

"Waalaikumsalam, eh Aya baru pulang? Sini sayang Mama mau kasih kamu kabar gembira," ujar seorang wanita paruh baya yang terlihat masih muda dan sangat cantik, Aira sampai sempat berdecak kagum dalam hati dan matanya tak berkedip menatap wanita yang menyebut dirinya sebagai Mama.

'Mama? Mama baru gue dong? Tapi kok Aya? Apa emang itu nama panggilan Aira di rumah? Bodoamat lah yang penting sekarang nyoba buat berperilaku se-santai mungkin tapi gue boong dikit lagi soal gue yang rasa amnesia aja kali ya, gue belum siap kalo ceritain kejadian yang sebenernya, gila aja gue bilang ini cuma dunia novel karangan Nita, bisa-bisa gue dikatain gila ntar' batin Aira yang malah terdiam melamun menatap lurus ke arah Mama barunya itu.

"Heh, kok malah ngalamun sih? Sini Aya, kamu gak penasaran apa kabar gembira nya?" Aira sedikit meringis mendengar suara yang sedikit melengking dari Mamanya itu sebelum dia melangkah menghampiri wanita paruh baya tersebut.

"Maaf Ma, lagian kabar gembira apa sih?" balas Aira yang berpura-pura penasaran, aslinya mah dia acuh tak acuh karena dia belum tahu apapun tentang keluarga barunya ini. Tapi sebisa mungkin Aira akan menerima dan mencoba menganggap mereka semua keluarga aslinya juga.

Mendengar pertanyaan Aira, Mama gadis itu seketika antusias dan semangat. "Mama baru nemu drakor terbaru yang seru banget, genre nya romance campur komedi, pasti kamu suka, ayo Ay kita mau nobar kapan nih? Mama udah gak sabar banget."

Mendengar itu Aira melongo. 'Huh, jadi aslinya Aira suka drakor dan Mamanya juga? Asli males banget, kenapa Nita bedain kesukaan gue sama dia sih? Kan jadi susah nyesuaiin diri kalo gini' batin Aira yang entah sudah keberapa kalinya dia menyalahkan sahabatnya Nita.

Dengan terpaksa Aira merespon ucapan Mamanya itu dengan tak kalah antusias, semoga saja aktingnya itu tak keliatan bahwa dia hanya berpura-pura saja. "Serius Ma? Judulnya apa?"

Mama Aira diam seperti berpikir sebelum wanita itu mendesah kecewa. "Yah Mama lupa judulnya apa, tapi kayaknya drakor nya emang bagus banget, jadi kapan nih kita nontonnya?"

"Em besok aja deh Ma, nanti malem aku mau ngerjain tugas yang udah numpuk," balas Aira hanya alasan, padahal mah dia mana tahu ada tugas dari guru atau tidak.

Walaupun terlihat kecewa, Mama Aira tetap tersenyum. "Ya udah deh kalo gitu, Mama ngikut kamu aja."

Akhirnya Aira bisa bernafas lega, karena malam ini rencananya akan dia habisnya dengan memikirkan alur cerita yang ternyata belum dimulai dan akan merancang rencananya untuk menghindari kematiannya di dunia novel ini.

"Eh bentar, ini dahi kamu kenapa? Kok biru gini?" Tiba-tiba Mama Aira kembali menyeletuk sembari memegang dahi Aira yang terlihat sedikit membiru akibat terkena lemparan bola basket.

'Nah! Kalo udah gini mending gue bilang aja dan boong lagi kalo gue rada amnesia, maafin Aira udah boong terus ya Bunda Ayah' batin Aira yang menjadi merasa bersalah pada kedua orang tuanya, karena gadis itu sejak kecil tak pernah dididik menjadi seorang pembohong. Namun apa boleh buat, Aira terpaksa melakukan hal buruk itu.

"Itu Ma, tadi aku pas istirahat kedua jalan deket lapangan terus gak sengaja ada yang ngelempar bola basket ke arah aku, jadi ya gitu terus aku kena dan pingsan, gak taunya pas aku bangun udah di UKS sama Cika," jelas Aira membuat raut wajah Mamanya terlihat semakin khawatir.

"Tapi kamu gak papa kan? Pusing gak?"

Aira menggeleng. "Udah gak pusing Ma, cuma aku rada sering lupa gitu, tadi aku di sekolah juga lupa nama beberapa temen aku terus aku lupa juga tadi sekolah naik apa dan gak tau alamat rumah, jadi aku tadi pulang dianter sama Cika." Gadis itu menjelaskan seolah dia benar-benar mengatakan sejujurnya pada sang Mama.

Justru setelah dijelaskan seperti itu Mama Aira semakin khawatir. "Kamu amnesia sayang?" tanyanya dengan heboh dan reflek dengan suara keras membuat Aira meringis.

"Eh aku gak papa kok Ma, cuma rada pikunan aja, jadi aku minta maaf kalo semisal aku lupa sama orang-orang yang aku kenal," balas Aira yang tak membuat Mamanya tenang.

"Gak gak, kamu pasti kenapa-napa ini, Mama harus panggil dokter biar ngecek kondisi kamu sebenernya kenapa kok bisa sampe lupa gitu, coba kamu inget nama Mama gak?"

Dan ya, Aira hanya diam, itu membuat Mamanya yakin jika ada sesuatu pada putrinya itu. Apalagi setelah melihat Aira menggeleng jujur. "Nah kan, pokoknya nanti malam Mama akan panggil dokter dan kabarin Papa juga biar Papa kamu yang gila kerja itu pulang," balas Mama Aira membuat sang empu menghela nafas pasrah.

'Semoga aja dokter nge-diagnosis kalo gue emang amnesia' batin Aira setelah mengangguki pernyataan mutlak dari Mamanya.

Tap tap

"Ada apa Ma? Eh lo udah pulang cil?"

Serempak Ibu dan anak yang duduk di sofa itu menoleh ke sumber suara, Aira reflek membuka mulutnya dengan wajah bengong melihat laki-laki tampan yang berjalan menghampiri mereka berdua dengan telanjang dada.

'Anjirlah! Ini siapa lagi woe! Cakep banget sumpah! Lebih cakep dari temen si protagonis tadi! Ya allah roti sobeknya bikin jantung gue deg-degan!' batin Aira yang tak sadar jika Mama dan laki-laki yang baru datang itu menatapnya dengan pandangan aneh dan terheran-heran.



המשך קריאה

You'll Also Like

314K 29.9K 24
Hidup memang terkadang tidak masuk akal. Apa kalian pernah berpikir kalau suatu saat akan berpindah ke dalam dunia novel? Tidak, kan? Bahkan itu hal...
814K 55.3K 24
Nayana Agrelyna Axifa. Gadis introvert yang hidup di sebuah panti asuhan. Dari kecil jarang ada yang mau berteman dengannya, hanya ibu panti yang ser...
59.5K 1.4K 10
Tentang venuzella yang masuk ke sebuah novel dan menjadi karakter antagonis yang akan mati untuk menyelamatkan pujaan hatinya. Namun setelah venuzze...
310K 20.9K 35
Aruna Nagendra. Menceritakan kisah seorang gadis biasa yang hidup dengan ibu tiri nya, ibu tiri yang tak pernah menganggap nya sebagai anak, wanita i...