Random-able!!

By nemorella

107 10 0

Kemarin saya mendapatkan tautan di Facebook saya. Isinya soal #NulisRandom2015 Kita bisa menuliskan apa saja... More

June 1st, 2015 - Aku dan Selembar Potret Dirimu
June 2nd, 2015 - Verena
June 3rd, 2015 - A Cup of Coffee
June 5th, 2015 - Kenalan, Yuk!
June 6th, 2015 - Pukul 2 Dini Hari
June 7th, 2015 - Orang Ketiga Pertama
June 8th, 2015 - Cuti Sakit Hati

June 4th, 2015 - A Hug

10 1 0
By nemorella

Reina tidak pernah menyangka sebelumnya jika sebuah pelukan dapat memberikan rasa tenang. Karena seumur hidup Reina tidak pernah merasakan pelukan penuh rasa kasih dan sayang. Mungkin pernah, oleh orangtuanya ketika Reina masih kecil. Tapi ingatannya tidak pernah dapat mengelana ke masa lalu saat dirinya mendapatkan pelukan itu. Orangtuanya menitipkan Reina di panti asuhan ketika berumur lima tahun, begitu kata ibu panti. Ayah Ibunya sudah tidak bisa menghidupi Reina dengan layak karena himpitan ekonomi yang sangat keras. Dengan empat saudaranya yang lain, upah orangtuanya yang didapatkan dari hasil memulung hanya dapat digunakan untuk makan sehari-hari. Itupun dengan lauk seadanya, bahkan terkadang mereka tidak bisa makan tiga kali sehari. Mungkin karena hal itulah orang tua Reina menitipkannya di panti asuhan.

Saat ini Reina berusia sembilan belas tahun, sudah lulus sekolah menengah atas dan bekerja sebagai penjaga di perpustakaan daerah di mana dia tinggal. Sejak dirinya mendapatkan pekerjaan, Reina memutuskan untuk meninggalkan panti tempat dia tumbuh besar dan hidup sendiri. Sesekali dia akan datang ke panti untuk sekedar menengok ibu panti dan memberikan sedikit dari gajinya untuk membantu pemasukan di panti. Bagaimanapun Reina berterimakasih karena telah dirawat dan dibesarkan di panti tersebut. Dan Reina bukanlah seorang yang tidak tahu berterimakasih.

Reina tumbuh menjadi gadis yang pendiam dan tidak mempunyai banyak teman. Tidak, dia bahkan tidak mempunyai teman satupun. Satu-satunya orang yang dekat dengannya adalah ibu panti yang merawatnya. Reina lebih memilih berdiri di bawah pohon, melihat secara sembunyi-sembunyi teman-temannya yang bermain dan berlarian. Anak-anak sebayanya di panti enggan bermain dengannya. Karena Reina tidak pernah mau menyahut ketika di ajak berbicara.

'Ih, Reina bisu. Masa aku tanyain dari tadi dia nggak pernah jawab.' 'Kita nggak usah temenan aja sama Reina, dia kan bisu.' Kata-kata seperti itu sering dia dengar dari teman-temannya. Awalnya Reina merasa sedih, tapi lama kelamaan itu hal yang biasa baginya. Reina merasa dunianya terasa nyaman jika tidak ada orang yang mengajaknya berbicara.

Tapi entah mengapa dunia Reina berubah akhir-akhir ini. Reina mulai berbicara, Reina mulai tersenyum, dan Reina mulai merasakan apa itu kasih sayang. Reina mendapatkan pelukan pertamanya sejak ditinggalkan oleh orang tuanya di panti asuhan itu.

Kini, hari-hari Reina selalu dimulai dan diakhiri dengan sebuah pelukan. Pelukan sebelum berangkat bekerja, dan pelukan sebelum dirinya memejamkan mata di malam hari. Seperti pagi ini, "Aku berangkat dulu ya, terimakasih untuk pelukannya. Kamu udah kasih aku energi luar biasa besar pagi ini. Tunggu aku nanti sepulang kerja ya." Ujar Reina sambil memeluk sebuah boneka beruang coklat besar miliknya.

Continue Reading

You'll Also Like

289K 1.8K 4
Akurnya pas urusan Kontol sama Memek doang..
My sekretaris (21+) By L

General Fiction

222K 2.1K 18
Penghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra
710K 3.4K 10
Warning konten 21+ yang masih dibawah umur menjauh. Sebuah short story yang menceritakan gairah panas antara seorang magang dan seorang wakil rakyat...
919K 18K 42
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...