Infinity Lovein Of Shera [Tel...

By aksara_macha

1.7K 182 14

"šŽš›ššš­ š¢š­š® š°ššš¤š­š®, š›š®š¤ššš§ š¬šØš¬šØš¤ š­šØš¤šØš” š²ššš§š  š›ššš«š®." š“¢š“»š“² š“—š“Ŗš“»š“Æš“²š“Ŗš“·š“² - ļæ½... More

PROLOG
Hari kelulusan
Temenan?
Malam dan sapu tangan
Cari yang bisa buat lo bahagia?
Taman belakang
Jangan paksain diri lo
Akhir pendidikan
Jangan takut sendirian dan hati-hati ya
Rumah kamu kembali
Ini gak nyata kan?
Ingin mengenal lebih dekat
Jalan kotek
Idaman katanya
Nasib baik atau buruk?
Ketemu lagi di kafe
Together at Gramedia
lebih mudah untuk diceritain
Kenyataan?
Tapi gue punya Keenan
Princess Sherana Kaneisha
Release dan pelarian
Siap menerima Nakala
Dunia kita udah berbeda
I want you
Epilog

bareng

28 4 0
By aksara_macha

Keesokan harinya, seperti biasa, Nakala menjalani perkuliahannya di minggu kedua. Kali ini ia sudah lebih bisa beradaptasi dengan lingkungan baru di kelasnya.

"Nggak jadi pulang bareng si Shera?" tanya Reygan tiba-tiba.

Nakala yang sedang mengemasi buku-bukunya langsung menarik napas lesu. "Dia kemarin bilang nggak bisa pulang bareng."

Reygan mengernyit dahi. "Kenapa? Dia bilang alesannya nggak?"

Nakala mengedikkan bahu. "Nggak tahu."

"Lah, lo nggak nanya?"

"Emang gue harus nanya?" tanya Nakala polos.

Reygan berdecak. "Tunggu, lo tuh kemarin jalan sama dia ke Gramedia juga nggak tahu status hubungan dia apa?"

"Maksudnya?"

"Ya, kan, siapa tahu aja gitu dia punya pacar tapi backstreet, punya pacar tapi LDR. Lo nggak nanya dia single atau nggak gitu?"

Nakala menyimpulkan cepat. "Dari tampangnya sih dia kelihatan jomblo."

Reygan meringis mendengar kepercayaan diri Nakala. "Cewek secantik dia, lo yakin beneran nggak pacaran? Hati-hati, lho. Soalnya jatuh cinta itu kalau nggak NT alias nice try, ya cuma nice to meet you, hahahaha."

Nakala langsung terdiam. Ia merenungi perkataan Reygan yang ada benarnya juga.

Suasan kelas sudah sepi dan hanya tersisa Reygan dan Nakala yang sedang memainkan ponselnya masing-masing. Mereka berdua sengaja menunggu Raka yang masih berkeliling fakultas untuk menjajakan jajanannya agar hari ini benar-benar habis. Karena terlalu lelah untuk mengikuti semangat Raka yang berkeliling di setiap lantai demi lantai fakultas, mereka pun memutuskan untuk menunggu di kelas.

Tidak lama kemudian, pintu kelas terbuka dengan kencang, menampilkan Raka yang setengah tertunduk dengan napas terengah-engah seperti habis berlari. "W-woi, Kal!"

Lelaki yang dipakai langsung mendongak, menatap Raka dengan penuh tanda tanya.

"Cewek lo, si Shera, gue tadi lihat dia berduaan sama cowok."

Mendengar itu, Nakala langsung bangkit dari duduknya. Ia buru-buru menghampiri Raka yang masih berdiri di ambang pintu.

"Dimana? Sama siapa? Kapan?" tanya Nakala beruntun.

Raka mengangkat satu box jalan koteknya. "Syaratnya lo habisin dulu jalan kotek gue. Tinggal enam, baru gue jawab pertanyaannya."

Reygan yang mendengar itu langsung menghela napas panjang. Ia bersedekap dada, merasa salut dengan strategi marketing Raka.

"Ini tapi lo serius nggak? Kalau serius ya udah gue habisin jalan kotek lo."

"Serius, sumpah! Masih ada di bawah tuh si Shera sama cowoknya."

Kesepakatan singkat itu akhirnya membawa Nakala dan Raka segera turun ke lantai bawah. Nakala membuntuti langkah Raka yang tergesa-gesa hingga mereka tiba di lobi fakultas. Raka menarik tangan Nakala untuk bersembunyi di balik tong sampah. "Karena gue udah nyelamatin lo, jadinya lo besok harus beli tiga jalan kotek gue."

"Nyelamatin apa anjir?"

"Nih, kalau lo gue dorong terus ketahuan deket Shera, gimana? Mau malu nggak lo?" tanya Raka dengan nada mengintimidasi.

Nakala menelan ludah. "oke, gue nurut aja."

"Lihat, Kal. Kalau dilihat dari gerak-geriknya, tuh cowok kayaknya beneran cowoknya Shera."

Nakala langsung menatap lurus ke depan. Ke arah di mana ada kursi tunggu di lobi yang biasa disediakan untuk mahasiswa. Di kursi itu, Shera tampak mengobrol dengan seseorang yang asing di pandangannya. Nakala meyakini bahwa sosok itu bukanlah teman Shera atau bahkan sahabat Shera. Nakala memicingkan mata, masih menatap dengan tatapan penuh selidik ke arah mereka berdua, hingga Nakala mendapati kepala Shera yang dielus lembut oleh lelaki itu sambil tertawa. Hal itu membuat hati Nakala terasa nyeri seketika. Rasanya semua yang ia harapkan selama ini pupus begitu saja, harapannya tentang bisa bersama dengan perempuan itu.

***

Hari demi hari berlalu dengan cepat. Frekuensi Reygan dan Raka meledeki Nakala terkait tragedi lima hari yang lalu itu semakin berkurang. Walau begitu, Nakala sangatlah beruntung dan bersyukur karena tidak berpapasan dengan Shera di kampus maupun apartemen. Entah karena jadwal mereka padat atau semesta yang seperti berpihak pada Nakala karena tidak menginginkan keduanya bertemu dalam waktu dekat.

Berbeda dengan Nakala, Shera sudah melupakan beberapa perlakuan manis Nakala. Mungkin saja karena padatnya perkuliahan yang membuat Shera sudah tidak memikirkan hal itu lagi, di tambah peringatan sahabatnya tempo hari.

Namun, tampaknya semesta kali ini tidak lagi berpihak pada Nakala. Shera dan Nakala dipertemukan kembali di kelas gabungan mata kuliah Konsep Akuntansi. Sebenarnya, mereka pisah kelas, tetapi terhitung mulai minggu ini atas kesepakatan dosen pengampu, kelas Nakala dan Shera disatukan dalam kelas gabungan.

Lebih naasnya lagi, Nakala harus satu kelompok berdua dengan Shera. Sebuah isyarat semesta yang seolah mendekatkan Nakala dengan Shera lagi. Nakala tersenyum miris, sementara Reygan dan Raka langsung meledekinya lagi ketika dosen itu mengumumkan nama Nakala dan Shera dalam satu kelompok.

"Sher, kita sekelompok, ya?" tanya Nakala ketika ia sudah berdiri di samping Shera usai perkuliahan selesai. Shera mendongak sebelum akhirnya mengangguk sebagai respons.

Percakapan mereka hanya sebatas itu, setelahnya Nakala pun langsung bergegas meninggalkan Shera.

***

Hari Sabtu telah tiba, hari yang paling dinantikan bagi kebanyakan orang. Begitupula dengan Nakala yang bersemangat menjalani hari ini.

Tok! Tok! Tok!

"Ra?"

Tok! Tok! Tok!

"Shera, lo ada di dalem kan?"

Begitu ia memencet bel untuk kedua kalinya, muncul Shera yang keluar dari pintu apartemennya dengan mengenakan kaus dan celana pendek. Rambutan terurai sedikit berantakan dan buru-buru Shera menyisir rambutnya asal menggunakan jari tangannya.

Nakala menyodorkan rantang yang dibawanya pada Shera. "Gue habis masak buat lo."

Shera yang melihat itu langsung menerima dengan sedikit terkejut. Ia menatap rantang itu bergantian dengan Nakala. "Ini lo masak sendiri?"

Lelaki itu mengangguk dan Shera langsung berujar terima kasih. Saat itu Shera menawarkan Nakala untuk masuk ke dalam apartemennya, lelaki itu menolak halus dengan beralasan urusan lain setelah ini. Begitu Nakala pamit dan hendak kembali masuk ke dalam apartemennya, satu pertanyaan dalam kepala Nakala masih terngiang-ngiang sejak tadi.

"Sher..."

"Iya?"

Butuh jeda beberapa saat sebelum Nakala akhirnya tersenyum tipis, mengurungkan niatnya untuk bertanya. "Tahu nggak, kata 'mute' kalau m nya diganti jadi c bilangnya gimana?"

Shera menatap Nakala heran. "Cute?"

Nakala langsung tersenyum salah tingkah seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Makasih, aku emang cute, tapi, kamu lebih cute."

Spontan tawa pelan Shera pun pecah menyadari ke-randoman lelaki itu. Rona pipi merah di wajah Nakala benar-benar tidak bisa disembunyikan sekarang. Nakala melanjutkan, "Udah jangan salting gitu. Makan yang banyak, ya. Semoga suka!"

Shera menjawab dengan senyuman tipis seraya mengangguk. Nakala pun akhirnya benar-benar masuk ke dalam apartemennya, menyisakan Shera yang menatap pintu apartemen Nakala yang tertutup rapat. Setelah itu, Shera bergegas masuk ke dalam apartemennya kembali dan begitu ia meletakkan rantang itu di meja makan, senyum tipisnya mengembang di wajah. Ia membuka satu per satu rantang yang tersusun itu dan menemukan lauk pauk yang tampak enak di pandangnya.

Ia mulai meletakkan lauk pauk itu di atas piringnya dan menyantapnya perlahan. Tanpa sadar air matanya yang ditahan sejak tadi jatuh begitu saja. Shera makan dengan lahap, merasakan setiap kenikmatan lauk masakan Nakala. Shera benar-benar rindu dengan masakan rumahan seperti ini.

Continue Reading

You'll Also Like

573K 44.5K 29
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.8M 84.7K 38
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
2.6M 143K 63
"Walaupun ŁˆŁŽŲ§ŁŽŲ®Ł’ŲØŁŽŲ±ŁŁˆŲ§ ŲØŁŲ§Ų³Ł’Ł†ŁŽŁŠŁ’Ł†Ł Ų§ŁŽŁˆŁ’ŲØŁŲ§ŁŽŁƒŁ’Ų«ŁŽŲ±ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ų­ŁŲÆŁ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
500K 53.9K 23
Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum layaknya bayi beruang saat ia sedang marah...