Destiny Soul Piece {END}

By alya_marnianti

2.4K 1.7K 389

Takdir tidak bisa dirubah, Akira dan Sultan saling menyakiti perasaan mereka masing-masing. Tanpa sadar mere... More

prolog
Cast
Pembatalan
Sentuhan Takdir
Arti Suka
ancaman
Gelombang Masalah
Berdua
Pergi
Yang Tersembunyi
Tak Pasti
Tidak Suka
Ketakutan
Petir
Kalah Telak
flashback Akira (1)
flashback Akira (2)
Hanya Pasrah
Keegoisan Sultan
Bersama DEVIL
Bayangan Gelap
Mengancam
Harus Dilakukan
Rencana
Firasat Buruk
Penyiksaan
Putri Iblis
Vanilla Yang Pahit
Amarah Teman
Taat dan Kepedulian
Kehancuran
Mata Jahat
Awal Perjalanan
Terkuak
Hati Berduka
Letupan Kebencian
Balas Dendam
Hidup dan Mati
Keheningan
Tetap Bersama
Hal Manis
Sangat Tulus (END)
Epilog

Seperti Angin

62 66 7
By alya_marnianti

Sudah dua hari semenjak Sultan bertemu dengan Akira di bandara, Sultan merasa risau dan khawatir pada Akira.

Sultan ingin menghubungi Akira, tapi karena mereka yang tidak mempunyai hubungan lagi membuat Sultan merasa gengsi untuk menghubunginya duluan.

Sekarang Sultan hanya uring-uringan di sofa ruang tengah sambil melihat acara tv yang sangat membosangkan untuknya tonton.

Saat Sultan uring-uringan dengan malas, terlihat Simon dan Riana baru saja masuk ke dalam rumah setelah selesai sarapan di luar bersama.

"Sultan? Kamu kenapa sayang?" Riana pun menghampiri Sultan yang terlihat sangat lesu dan tidak bersemangat.

"Aku bosan mah..." jawab Sultan malas.

"Bosan? Biasanya kamu kalau libur, pasti ngumpul sama teman-teman kamu kan." Riana mengusap kepala putra sulungnya itu.

"Aku lagi malas ketemu sama mereka."

"Hmm...kalau gitu bisa bantu mamah bentar." Ucap Riana sambil tersenyum penuh maksud.

"Bantu apa mah?" Tanya Sultan dengan kening yang mengerut.

"Bantu mamah, anterin brownies ini ke Akira." Ucap Riana dan seketika wajah malas Sultan pun menghilang.

Mata Simon pun seketika menatap Sultan, Simon melihat perubahan raut wajah Sultan yang suram menjadi cerah saat mendengar nama Akira.

"Oke, mana browniesnya? Biar sekarang aja Sultan antarnya." Ucap Sultan yang sudah berdiri.

"Ini, tapi kamu harus ingat ya. Kamu jangan makan jatahnya Akira, ini mamih kasih khusus buat dia." Ucap Riana dengan menjewer kecil telinga Sultan.

"Baik Yang Mulia!" Ucap Sultan dengan mencium pipi Riana lembut.

Riana pun tertawa dan mengusap kepala Sultan lembut. Setelah itu Sultan segera mengambil kunci motornya dan langsung berlari keluar menuju garasi.

Sultan menaiki motornya dan dengan cepat pergi menuju rumah Akira. Sultan merasakan perasaan senang saat menuju rumah Akira, senyuman manis Sultan pun terbit penuh sempurna.

Jarak rumah Sultan dan Akira hanya membutuhkan waktu tempuh 25 menit jika mengendara dengan kecepatan standar.

Saat Sultan masuk ke dalam kawasan rumah Akira, Sultan melihat ada rumah yang terpasang bendera hijau menandakan ada orang yang meninggal.

Tapi Sultan hanya melihat sekilas dan segera menuju rumah Akira. Hingga tidak lama kemudian Sultan sampai di rumah Akira.

"Loh, den Sultan?" Ucap pembatu Akira saat menyiram tanaman ketika melihat Sultan datang.

"Bibi, dimana Akira?" Tanya Sultan sopan.

"Non Akira lagi ikut mandiin orang meninggal disana." Tunjuk pembantu itu pada rumah duka yang tidak jauh dari rumah Akira.

"Akira ikut mandiin?!"

"Iya den, non Akira dekat sama beliau jadi non Akira mutusin buat ikut mandiin jenazah bilau." Sultan sangat terkejut mendengar ucapan pembantu Akira.

Sultan tidak menduga bahwa Akira sangat berani melakukan hal itu, dan Sultan baru sadar bahwa Akira adalah anak yang sangat baik.

"Kalau begitu, aku tunggu Akira di dalam ya bi." Ucap Sultan.

"Iya den Sultan. Nanti saya buatkan minuman buat aden." Ucap pembatu itu.

"Makasih bi." Setelah itu Sultan berjalan masuk ke dalam rumah Akira dan duduk di sofa ruang tengah Akira.

Sultan duduk menunggu Akira sambil melihat foto-foto Akira dan piala Akira yang memenuhi ruangan tersebut. Mata Sultan tertuju pada foto Akira memegang piala dengan senyuman cerahnya.

"Cantik..." gumam Sultan.

"Siapa? Gue ya?" Ucap Akira tepat di telinga Sultan.

Sultan yang terkejut pun sontak berbalik dan seketika wajah mereka berdua sangat dekat. Sultan tertegun ketika melihat Akira yang mengenakan kerudung menutupi rambut panjangnya.

"Iya, lo cantik." Ucap Sultan tanpa sadar.

Akira sangat terkejut dan sontak matanya melebar saat mendengar ucapan Sultan. Tapi detik kemudian Akira segera menjauh menjaga jarak dengan Sultan.

"Apaan sih? Tumben banget lo ke rumah gue." Ucap Akira berusaha menghilangkan rasa gugupnya.

"Nih brownies titipan dari nyokap gue." Ucap Sultan dengan memberikan kotak brownies yang dibawa.

"Brownies?! Oke! Gue mandi dulu baru kita makan bareng."

"Kenapa mandi?"

"Kan gue baru mandiin jenazah."

"Oke, jangan lama-lama." Ucap Sultan dan dibalas Akira dengan anggukan kepala sambil tersenyum

Kemudian Akira berlari menuju kamarnya untuk mandi untuk membersihkan dirinya. Sedangkan Sultan tanpa sadar tertawa kecil melihat tingkah lucu Akira.

Sultan pun kembali melihat foto-foto Akira, tapi Sultan merasa ada yang aneh. Karena semua foto yang di ruangan itu hanya terdapat foto Akira bersama ayahnya dan sahabat-sahabatnya.

Sultan tidak menemukan foto Akira bersama mendiang ibunya. Sultan merasa itu hal yang tidak wajar.

"Bagaimana bisa seorang putri semata wayah tidak memiliki foto bersama ibu kandungnya sendiri?" Ucap batin Sultan yang sangat penasaran.

Sultan berpikir keras akan hal itu karena sangat aneh menurutnya. Hingga beberapa menit berlalu, akhirnya Akira turun dan memghampiri Sultan.

"Kenapa lo?" Tanya Akira saat melihat Sultan yang melamun.

Sultan hanya menggelengkan kepalanya dan kemudian menarik tangan Akira menuju dapur. Sultan mengambil piring kecil dan sendok.

Sultan menyiapkan brownies yang dibawanya dan memberikannya pada Akira. Sultan mengerutkan keningnya saat tidak melihat kacang almond di atas brownies itu.

"Kenapa nggak ada kacang alamond, biasanya mamah kalau bikin brownies pasti ada kacang almondnya." Ucap Sultan.

"Itu karena gue punya alergi kacang almond." Ucap Akira santai sambil memakan brownies itu.

"Alergi? Bukannya gue dulu pernah beliin lo cokelat kacang almond? Apa lo tetap makan itu?"

"Nggak gue makan, cokelatnya gue simpan di kulkas sampai sekarang."

"Apa?"

"Lo bisa liat sendiri di kulkas Sultan, ngapain juga gue bohong." Ucapan Akira membuat Sultan langsung membuka kulkas Akira untuk melihatnya.

Saat membukanya, Sultan terdiam membeku karena melihat cokelat  yang di berikannya satu tahun yang lalu masih tersimpan baik di kulkas.

Sultan pun berbalik untuk melihat Akira yang sekarang asik memakan brownies dengan wajah senangnya. Kemudian Sultan berjalan mendekati Akira kembali.

"Akira..." ucap Sultan dengan menakup wajah Akira agar menghadap ke arahnya.

"Sultan? Lo kenapa? Kenapa lo terlihat ketakutan?" Tanya Akira khawatir.

"Akira apa ini sifat asli lo?"

"Apa maksud lo? Lo takut ya, gue selesai mandiin jenazah?"

"Apa lo setulus ini sama gue? Bahkan lo menghargai apapun pemberian gue." Sultan mengusap lembut pipi Akira hingga membuat Akira terdiam terkejut.

"Sultan..."

"Maaf, maafin gue karena gue baru sadar Akira. Hati gue terlalu gelap sampai gue nggak sadar perasaan tulus lo ke gue."

"..."

"Tolong kasih gue kesepatan buat ngejar lo Akira." Ucap Sultan dengan menyatukan keningnya dengan kening Akira.

Akira hanya diam dan matanya berkaca-kaca, Akira tidak menduga bahwa Sultan akan merasakan ketulusannya hanya dengan sebuah cokelat yang sudah lama dia berikan untuknya.

***

"Akira! Lo salah line!" Ucap Darka saat mereka latihan bersama di basecamp.

"Oh- sorry, gu-gue tadi ngelamaun." Ucap Akira dan langsung fokus dengan permainannya.

"Lo sakit lagi ya?" Tanya Darka hingga membuat Ciko disamping Akira pun menatapnya khawatir.

"Gue baik-baik aja, tadi gue kurang fokus aja." Jawab Akira yang matanya tetap tertuju pada permainannya.

Tapi tanpa ada yang tau, sebenarnya Akira tidak fokus karena teringat dengan ucapan Sultan padanya saat di rumah beberapa jam yang lalu.

Akira tidak menduga bahwa Sultan akan mengatakan bahwa dirinya akan mengejarnya. Dada Akira masih berdebar saat ucapan Sultan teringat olehnya.

Tapi detik kemudian Akira menggelengkan kepalanya dan kembali untuk fokus bermain untuk melupakan hal itu.

"Popo, lo maju sama gue." Ucap Akira.

"Oke!" Popo pun langsung mengikuti perintah Akira.

Sedangkan Pedro, Ciko dan Darka menghalang musuh untuk masuk ke base. Melihat peluang, Akira dan Popo langsung dengan cepat menuju base musuh untuk menyerang.

Tanpa membutuhkan waktu yang lama, akhirnya Akira dan teman-temannta bisa menghancurkan base musuh dan mengalahkannya.

"Gila! Akira memang keberuntungan ESCAPE, hampir aja tuh musuh epic comeback." Ujar Darka sembari mengacungkan jempol pada Akira.

"Gimana bisa lo pake build tank ke marksman?" Tanya Pedro.

"Nggak tau, tadi gue ngasal aja mau coba build hehe." Akira tertawa sambil mengunyah permennya.

"Sial! Minder gue sama lo." Popo menjitak gemas kepala Akira hingga membuat semua orang tertawa.

"Karena Akira udah buat kita menang dan Pedro dapat MVP, kali ini gue traktir lo semua pizza!" Ucap Ciko dan di sambut oleh seruan heboh.

Akira langsung mengambil jaket dan topi hitamnya. Akira langsung berdiri dengan pose tangan meminta uang pada Ciko.

"Ayo buruan kita belinya!" Ujar Akira dan Ciko pun tertawa.

"Akira! Padahal duit lo lebih banyak dari pada kita berempat, tapi lo paling jarang keluarin duit." Sindir Popo dan langsung mendapatkan pukulan dari Darka

"Bodo amat! Selagi bisa gratis ngapain keluar duit blewww!" Ejek Akira dengan menjulurkan lidahnya.

Popo pun menatap Akira sinis, sedangkan Akira tertawa puas melihat Popo yang kesal. Setelah itu Ciko menarik Akira keluar agar berhenti berkelahi dengan Popo yang pasti akan lama berhentinya.

Di waktu bersamaan, di mall terlihat Jessica sedang mengikuti Jhosep dan Bimo. Jessica berjalan disamping Jhosep tanpa peduli Jhosep yang menatapnya dingin.

"Jhosep, jalannya gandengan dong." Ucap Jessica.

"Nggak suka gandengan gue." Jawab Jhosep dingin.

"Tapi gue suka." Jessica langsung menggenggam tangan Jhosep dengan lembut.

Jhosep pun hanya diam dan membiarkan Jessica menggenggam tangannya. Sedangkan Bimo yang berdiri dibelakang mereka pun tertawa geli.

"Pacaran aja napasih lo berdua." Ledek Bimo.

"Gue sih maunya gitu, tapi nih cowok batu banget." Ujar Jessica.

"Lo ngomong apaan sih?" Jhosep menatap datar Jessica sembari merapikan rambut Jessica yang sedikit berantakan.

Bimo pun tertawa kecil melihat hal itu, meski Jhosep terlihat tidak peduli tapi nyatanya Jhosep tidak merasa terganggu dengan kehadiran Jessica disampingnya.

Hingga tawa Bimo terhenti saat melihat dari kejauhan sosok Sultan bersama dengan mantannya yang bernama Farah.

"Gue mau beli sesuatu, lo berdua duluan aja." Ucap Bimo dan langsung berlari mengikuti Sultan dan Farah yang berjalan dengan tergesa-gesa.

Bimo berlari berusaha menyusul Sultan dan Farah. Hingga Bimo berhenti saat melihat Sultan dan Farah berhenti di koridor mall yang cukup sepi.

Bimo berdiri jauh dan bersembunyi dengan berusaha mendengar pembicaraan mereka berdua yang terlihat sangat serius.

"Farah, sejak kapan lo kenal Akira?" Tanya Sultan dengan wajah seriusnya.

"Kenapa? Apa lo penasaran sama Akira sekarang?" Ejek Farah hingga membuat Sultan sedikit kesal.

"Farah, apa lo selalu hobi buat gue kesal?"

"Lo harus sadar diri Sultan, lo pikir hubungan kita dulu berakhir kenapa? Itu semua kareno lo yang nggak bisa memahami perasaan lo sendiri."

"Gue nggak mau bahas masa lalu, yang gue tanya sejak kapan lo kenal Akira."

"Sejak satu bulan setelah lo resmi tunangan sama dia. Dia juga tau semua mantan lo Sultan, termasuk cewek yang lo bawa waktu ke bandara itu." Mata Sultan melebar saat mendengar ucapan Farah.

"Apa?! Akira kenal sama Vanilla?!" Sultan sangat terkejut.

Bahkan Bimo juga sangat terkejut karena Vanilla adalah mantan pacar Sultan yang pernah hampir membuat masalah untuk DEVIL, dan Bimo mengepal kedua tangannya kuat saat mendengar nama Vanilla.

"Lo selalu seperti ini Sultan, lo nggak tau apapun tentang Vanilla yang menjadi mantan lo. Bahkan lo juga nggak tau tentang Akira." Ucap Farah.

"Apa maksud lo Farah?" Ujar Sultan yabg merasa aneh dengan ucapan Farah.

"Vanilla bukan cewek yang baik Sultan. Kalau lo memang mau ngejar Akira, maka lo harus jaga jarak sama Vanilla."

"Lo tau betul kalau gue nggak pernah musuhan sama mantan gue selama ini. Lagi pula gue sama Vanilla sekarang patner kerja, karena dia jadi model di perusahaan bokap gue."

"Itulah kesalahan lo, mungkin menurut lo baik tetap berhubungan baik sama mantan. Tapi itu tergantung orang yang jadi mantan lo, dan Vanilla bukan orang yang baik. Ini peringatan gue untuk lo sebagai teman." Farah menepuk pelan pundak Sultan.

Sultan hanya diam, karena Sultan tidak pernah berhubungan buruk dengan semua mantannya. Tapi ucapan Farah padanya membuat Sultan gelisah dan khawatir pada Akira.

***

Sekarang menunjukkan pukul 22:30, dan Akira masih berada di basecamp sendirian. Karena ke-empat temannya sudah pulang lebih dulu.

Akira yang masih sibuk mengurus proposal timnya, memutuskan untuk menginap di basecamp malam ini.

Di sela Akira membereskan proposal, Akira juga berlatih bermain untuk pertandingan yang tinggal satu minggu lagi. Akira berlatih dengan serius hingga melupakan bahwa dirinya tidak makan.

"Gue lapar banget, tadi gue makan dikit doang pizzanya." Ucap Akira cemberut sambil mengusap perutnya.

Di saat Akira mengusap perutnya, tiba-tiba handphone Akira berbunyi notifikasi pesan baru yang masuk. Akira pun segera membuka pesan itu yang di kiranya dari papihnya

Sultan
Gue ada didepan basecamp lo.

Seketika mata Akira melebar sempurna, karena pesan yang baru saja masuk itu adalah pesan dari Sultan. Akira sampai berdiri dengan terkejut melihat layar handphonenya itu.

Sultan
Buka pintunya.

Seketika Akira berlari menuju pintu basecamp dan dengan cepat Akira berlari,  saat Akira membuka pintu tiba-tiba saja kaki Akira tersandung dan hampir membuatnya terjatuh jika Sultan tidak menangkapnya.

"Sultan?!" Ujar Akira keras.

"Kenapa lo lari sih? Lo hampir aja jatuh Akira." Ucap Sultan dengan menahan tubuh Akira dalam dekapannya.

"Kenapa lo bisa ada disini?"

"Bokap lo minta gue nganter ini buat lo.",

"Papih?!" Ucap Akira dengan melihat tas kecil yang dibawa oleh Sultan.

Sedangkan Sultan hanya menganggukan kepalanya. Tapi sebenarnya Sultan sedikit berbohong pada Akira, sebenarnya beberapa menit yang lalu Sultan pergi ke rumah Akira.

Tapi saat Sultan tiba, Sultan bertemu dengan Lingga yang hendak keluar mengantar makanan untuk Akira. Tapi Sultan menawarkan diri untuk mengantarnya sendiri.

"Hm...mm ayo kita masuk dulu..awww!" Pekik Akira sambil memegang kakinya yang sakit.

"Kaki lo pasti terkilir, sini biar gue bantu." Ujar Sultan dan langsung menggendong Akira hingga Akira terkejut.

"Ehh! Gue bisa jalan sendiri Sultan." Sultan tidak memperdulikan ucapan Akira dan tetap berjalan masuk ke dalam basecamp.

Akira pun pasrah dengan mengalungkan tangannya ke leher Sultan. Sedangkan Sultan membawa Akira menuju sofa yang ada di ruang tengah.

Kemudian dengan hati-hati Sultan mendudukan Akira ke sofa. Setelah itu Sultan mencoba memijat kaki Akira dengan lembut agar Akira tidak kesakitan.

"Kenapa lo lari segala sih tadi?" Tanya Sultan.

"Karena gue hampir nggak percaya kalau lo datang ke sini buat gue." Ucap Akira pelan dan seketika Sultan menatap Akira.

Sultan menatap Akira dan tangannya terulur menyentuh wajah Akira lembut dan entah sejak kapan mata Akira berkaca-kaca.

"Bukannya gue sudah bilang sama lo, kalau gue akan ngejar lo." Ucap Sultan lembut.

"Kenapa? Kenapa baru sekarang Sultan?"

"Maafin gue Akira. Gue terlambat menyadari perasaan gue."

"Gue takut Tan." Ucap Akira dengan meremas jaket denim Sultan erat.

"Takut kenapa?"  Sultan mengusap lembut bibir cantik Akira.

"Gue takut, kalau lo seperti angin yang bertiup kencang yang menghancurkan buanga edelweiss dalam sekejap mata."  Ucap Akira.

Akira takut jika perasaan Sultan padanya hanya sesaat. Dan di saat Akira benar-benar berharap, Akira sangat takut jika Sultan tiba-tiba meninggalkannya kembali.

Akira sangat takut untuk mencintai, cinta pertamanya kepada ibunya membuat Akira sangat trauma untuk mengharapkan kembali yang sangat mustahil untuknya.









Hallo readers wattpademo!!!

Aku harap cerita ini memuaskan imajinasi khayalan kalian, terima kasih selalu menunggu cerita ku kembali. Jangan lupa berikan vote dan ramaikan kolom komentarnya.

Aku akan senang sekali kalau kalian memberikan komentar yang banyak.

Jangan lupa follow akun kedua aku ya @AL_HNA dan jangan lupa follow IG Wattpaemo 🤗🤗🤗

Ada yang gemes nggak sih sama Jhosep dan Jessica 🤭

Edisi Sultan imut😍😍😍

Sumpah! Lagunya candu banget😍🤭❤️‍🔥

Continue Reading

You'll Also Like

397K 40.5K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
203K 31.1K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
110K 9K 85
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
2.5K 245 22
Biasanya mimpi itu cuma terjadi sekali dan setelahnya akan kita lupakan, mimpi selayaknya bunga tidur yang tidak akan pernah terjadi di kehidupan nya...