KayZie [Brothership]

By xxnkfnazil

203K 13.8K 243

Kaylen sangat ingin mempunyai adik, hingga ia meminta adik kepada gurunya. "emm sorry Miss. But, did you sel... More

1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

7

9.1K 563 7
By xxnkfnazil

"Pah! Balikin dompet Kay!"

Pagi ini Kaylen kehilangan dompetnya, kemarin setelah membelikan pakaian untuk Fazie, dompetnya ia letakkan di samping televisi ruang keluarga, karena ia belum membutuhkannya jadi belum ia ambil.

Ia pun menuduh bahwa sang Papa yang telah mengambilnya.

"PAPA!!" Teriak Kaylen.

"Brisik Kay!"

"Dompetnya mana! Kay nanti mau main"

"Papa sita, itu sebagai hukuman untuk yang kemarin" Ucap Vander dengan santai.

Kaylen memelototkan matanya terkejut. Dia ingat, kemarin Papanya itu bilang tunggu hukumanmu dan ternyata ini hukumannya?!.

"Ah Papa! Jangan dompet dong" Protes Kaylen.

"Terserah Papa lah"

Tidak seperti sekarang, biasanya jika ia membuat kesalahan, hukumannya adalah bekerja di kantor milik Papanya selama satu minggu. Walaupun ia tidak suka tapi setidaknya uang miliknya tidak disita.

"Ck! Yaudah, tapi kasih satu kartu aja deh ya?" Tawar Kaylen.

Vander tak menjawab, ia mengambil lima lembar uang berwarna merah dari dompet itu.

"Nih ambil"

"Apa?! Kurang Papa!" Protes Kaylen.

Hey apa-apaan ini cuma lima ratus ribu?  Batin Kaylen.

"Seminggu doang Kay! Cukup itu"

"Yaudahlah, cuma seminggu loh. Awas kalo lebih!"

"Iya!"

Setelahnya Kaylen langsung berlalu meninggalkan sang Papa yang tengah kesal dengannya itu dan berjalan menuju kamarnya.

Sesampainya dikamar, Kaylen melihat sang adik yang masih tertidur dengan nyenyak sambil memeluk guling.

Sepertinya Fazie akan bangun lebih siang kali ini. Jika biasanya setelah makan malam Fazie tidur, maka berbeda dengan tadi malam.

Setelah makan malam, Vander memberikan ponsel keluaran terbaru untuk anak bungsunya itu. Tentu saja Fazie senang, bahkan ia langsung mendownload banyak games dan memainkannya hingga tengah malam.

Kaylen menaiki ranjang dan membaringkan tubuhnya disamping sang adik. Ia memeluk Fazie dari belakang, menghirup aroma tubuh sang adik. Ia suka sekali menghirup aroma tubuh sang adik ketika pagi hari, aromanya seperti milik bayi kecil.

Kaylen mulai memejamkan matanya. Ia akan tidur lagi sebentar dan nanti siang akan pergi bermain ke markas bersama teman-temannya.

A

khirnya Kaylen terbangun setelah dua jam tertidur. Ia melihat bocah di pelukannya ini ternyata masih tertidur dengan nyenyak.

"Dek, anteng banget tidurnya. Fazie udah siang, bangun yuk"

Fazie bahkan tak mengeliat samaa sekali, akhirnya Kaylen pun menciumi pipi sang adik.

Cup

Cup

Cup

Plak!

Karena merasa terganggu, dengan reflek tangan kecil milik Fazie menampar wajah sang Kakak dan mengenai hidung mancung milik Kaylen.

"Adoh!" Kaylen mengaduh kesakitan karena hidungnya terasa sakit.

Kaylen pun memegangi kedua tangan milik Fazie agar tak bisa menampar nya lagi. Ia kembali mengecupi wajah Fazie dengan bruntal.

"Eunggh, Kakak~" Rengek Fazie yang merasa terganggu.

"Bangun, udah siang"

"Fazie ngantuk" Ucap Fazie tanpa membuka matanya.

"Ayok ah bangun, kamu belum sarapan"

"Ngantuk~"

"Ngantuk-ngantuk mulu, Kakak mau main loh, adek mau tidur aja apa ikut Kakak" Bujuk Kaylen.

Rupanya Fazie sedikit tertarik dengan bujukan itu. Terbukti kini Fazie mulai membuka matanya dengan perlahan.

"Jadinya ikut Kakak?"

"Huum" Fazie menggangguk lemas lalu merentangakan tangannya.

"Okey, ayok kita mandi dulu" Kaylen menggendong sang adik lalu membawanya ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi, kini sepasang Kakak adik itu sedang berada di ruang makan untuk sarapan.

"Kakak, Papa mana?" Tanya Fazie.

"Kerja lah"

"Kok udah berangkat. Papa berangkat lebih pagi yaa?" Tanya Fazie dengan polos, sepertinya ia belum sadar jika kini sudah siang.

"Menurut adek, sekarang jam berapa?" Tanya Kaylen dengan tangannya yang sibuk mengambilkan nasi ke piring sang adik.

"Enam,,, kan?"

Mendengar itu Kaylen terkekeh lalu mencubit hidung sang adik main-main.

"Jam enam hmm? Ini sudah siang tauk, jam 09.00" Ucap Kaylen dengan gemas.

"Huh? Masa?" Fazie membulatkan matanya, hal ini membuat Kaylen semakin gemas.

"Iyaa, dah makan dulu"

Fazie mengangguk lalu mulai memakan makanannya dengan sesekali kembali bertanya kepada sang Kakak.

Markas yang tadinya sepi karena sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing itu menjadi ramai saat kedatangan seseorang yang ditunggu-tunggu kedatangannya.

"Wess si bos dateng nih" Sapa Leo.

"Nah gitu dong Kay, dari kemarin kemana aja?" Ucap Vello.

"Wih sapa tuh Key. Lucu uyyy" Ucap Kal saat menyadari keberadaan bocah gembul di belakang temannya itu.

Yap seseorang itu adalah Kaylen, tapi tak hanya Kaylen karena ada Fazie dibelakangnya yang setia menggenggam tangan milik sang Kakak.

"Cuti dulu kemaren. Dan ini adek gua, Fazie" Jawab Kaylen dengan santai. Sambil memperkenalkan sang adik yang tampak malu-malu disebelahnya.

"Kiw kiw, adek baru nih" Goda Raka.

"Fazie, sini tak kasih jajan" Ucap Kal sambil melambaikan tangannya dan menyuruh Fazie menghampirinya.

Kal ini suka sekali dengan anak kecil, jadi merasa senang saat ada bocah gembul ini di markas. Sebenarnya ia punya adik sih, tapi sayang kagak ada gemes-gemesnya yang ada malah kayak tembok hidup.

Fazie mendongak dan menatap sang Kakak meminta persetujuan.

Kaylen pun tersenyum dan menganggukan kepalanya.

"Iya sana gih, tenang aja mereka semua baik kok" Kaylen mengusap kepala sang adik dan menyakinkan bila semua teman-temannya baik.

"Ck elah, Kaylen sok lembut banget" Cibir Vello. Karena Kaylen merupakan tipe anak yang tidak banyak omong dan minim ekspresi. Tapi apa yang mereka lihat? Kaylen tersenyum bahkan berbicara dengan lembut.

Kembali kepada Fazie, Fazie pun memberanikan dirinya untuk menghampiri Kal yang duduk lesehan di tengah-tengah.

"Nih mau enggak?" Kal menawarkan sebungkus snack kentang kepada Fazie.

"Mauuu"

"Nih, kalo mau yang lain ambil aja yaa" Titah Kal setelah memberikan snack itu kepada Fazie.

"Fazie, umur lu berapa?" Tanya Revan.

"Umm,,, 12?" Jawab Fazie dengan sedikit ragu, ia lupa dengan umurnya sendiri.

"Kakak umurnya Fazie 12 kan?" Fazie menoleh dan bertanya kepada sang Kakak.

Kaylen mem pause game yang sedang dimainkannya lalu menoleh kepada sang adik.

"Belum Dek, masih sebelas" Jawab Kaylen.

"Oouhh, umur Fazie masih 11~" Ucap Fazie kepada Revan lalu kembali memakan Snacknya.

Revan hanya mengangguk angguk saja. Masih bocil ternyata, pantesan gemes banget batin Revan.

"Key, lu nanti malem turun ke arena kagak?" Tanya Leo.

"Lawannya?"

"Biasalah Si Alex itu, belum kapok dia padahal kalah mulu"

"Kalo bisa, ntar gua kabarin" Jawab Kaylen.

Leo mengangguk meng 'iya' kan, lalu mereka kembali fokus ke game online yang sedang mereka mainkan.

"Kakak, Fazie mau susu~" Pinta Fazie dengan merengek. Sedari bangun tidur ia belum meminum susu.

Disini mana ada susu. Dari sekian banyak snack dihadapannya itu tidak ada susu kotak sama sekali, hanya ada beberapa Cola saja.

"Adek, disini enggak ada susu. Nanti aja yaa pas di rumah" Bujuk Kaylen dengan lembut.

"Yahh, Fazie haus mau susu" Ucap Fazie dengan lesu.

"Ayok beli ama gua yok, Fazie mau?" Ajak Kal, ia kasihan dengan bocah lucu itu.

"Mauu!" Fazie mengangguk beberapa kali.

"Yaudah nih uangnya, Beli buat makan siang sekalian, kalian bayar sendiri" Kaylen merogoh saku celananya dan memberikan dua lembar uang kepada Kal.

"Tumben bos? Biasanya juga ntarktir kita" Tanya Leo.

"Bokek gua" Jawab Kaylen singkat.

"Butuh donasi?"

"Gua kagak semelas itu, cok!" Semua yang mendengar pun langsung tertawa.

Tak menunggu lama akhirnya mereka memberikan uangnya masing-masing kepada Kal untuk menitip makan siang.

"Ayok Fazie"

"Ayoo! Kakak Fazie beli susu dulu, dadaaa" Ucap Fazie riang, tangannya melambai-lambai kepada sang Kakak.

"Hmm hati-hati"

Kal dan Fazie pun meninggalkan pekarangan markas dengan membawa motor menuju minimarket terdekat.

Setelah sampai di minimarket, Mereka berdua langsung saja masuk kedalam dan mencari susu.

"Mau berapa Fazie?" Tanya Kal.

"Emm,,,tiga boleh?"

Kal mengangguk dan mengambil 3 susu kotak rasa Vanila.

"Udah nih, mau apa lagi?"

"Eskrim boleh?"

"Dimarahin Kakak lo nggak nih?" Takut saja jika ternyata bocah didepannya ini tidak boleh makan eskrim, bisa-bisa ia dimarahi Kakaknya.

"Engga dong, Fazie mau satu aja deh" Ucap Fazie sambil mengacungkan satu jarinya.

Akhirnya Kal setuju dan menyuruh Fazie untuk memilih eskrim yang ia mau. Setelah semuanya selesai, Kal pun membayarnya.

"Buat makan siang Fazie mau makan apa?"

"Tapi Fazie engga pengen makan" Ucap anak itu dengan polos, jujur ia belum merasa lapar.

"Kenapa? Masa enggak mau makan, emang mau dimarahi Kakakmu?"

"Engga mau!"

"Ya makannya, mau makan apa?"

"Emm, bakso?"

"Oke" Kal pun menjalankan motornya menuju tukang bakso berada.

.
.
.
.
.

"Sepuluh ya Pak, bungkus"

"Baik dek, tunggu sebentar"

"Sini Fazie duduk" Kal menepuk-nepuk bangku di sampingnya. Fazie menurut dan langsung duduk disamping Kal.

Sambil menunggu, Fazie menikmati eskrim miliknya dengan nikmat. Panas-panas gini makan eskrim terasa sangat nikmat, ia jadi menyesal karena hanya meminta satu eskrim.

"Ini dek pesanannya"

"Ini uangnya, terimakasih Pak"

"Fazie ayok pulang"

Jarak dari tukang bakso dan markas lumayan dekat dan kini, Fazie dan Kal sudah sampai di markas.

Saat masuk markas, Fazie mendapati sang Kakak yang tengah asik merokok bersama teman-temannya. Fazie pun menghampiri sang Kakak.

"Kakak~"

Setelah menyadari keberadaan sang adik, Kaylen pun langsung mematikan rokoknya dan diikuti yang lainnya.

"Sini"

Kaylen menyuruh sang adik duduk di pangkuannya.

"Makan siang dulu hmm?" Kaylen mengelus rambut halus milik Fazie.

"Tapinya Fazie engga laper" Ucap Fazie sammvil mengerucutkan bibirnya lucu.

"Harus makan, udah waktunya"

"Ayok Fazie, makan bareng-bareng " Ajak Raka, yang lainnya sudah siap akn menyantap baksonya.

"Engga ah, Fazie mau susu aja~"

"Makan dulu atau enggak ada susu sama sekali" Ancam Kaylen. Dengan terpaksa Fazie pun menyetujui untuk makan.

Kaylen pun menuangkan bakso miliknya dan sang sang adik ke dalam mangkok. Ia juga mengambil sawi yang ada di bakso milik Fazie dan memindahkan ke mangkoknya.
Ia tau jika sang adik tidak suka sawi.

"Dah nih, di makan, habisin yaa"

Fazie pun mulai memakan bakso dengan nikmat. Dan setelah habis, ia langsung meminta susu kotaknya dan meminumnya.

Perutnya kenyang dan ini sudah masuk jam tidur siangnya, Fazie pun merasa mengantuk sekarang. Untungnya Kaylen menyadari itu dan segera membawa sang adik untuk tidur di salah satu kamar yang ada di markas ini.

Setelah dirasa Fazie nyaman dan semakin lelap dalam tidurnya, Kaylen mengecup dahi sang adik singkat lalu kembali berkumpul bersama teman-temannya.

______________

👇👇

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 105K 45
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
6.8M 287K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
560K 27.1K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.6M 311K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...