SCANDAL CONTRACT

By ThIsGiRlAw

6.9K 154 20

[COMPLETED] Sepuluh tahun yang lalu, Gwenn mengira hubungannya dengan Akiro benar-benar sudah selesai. --- Se... More

-PROLOG-
1. Dendam Masa Lampau
2. Akiro's Life
3. Gwenn's Life
4. Finding Soulmate
5. Finding Soulmate pt.2
6. How Are You?
7. Flashback
8. Taruhan
9. Taruhan pt.2
10. Musuh kehidupan glamor
11. Hari yang berat
12. Tarik Ulur
13. Hutang Dendam
14. Panggilan Misterius
16. Bisikan Dibelakang
17. Celah Pertama
18. Drama di Pesta
19. Obrolan Panas
20. Prinsip Hidup Gwenn
21. Konsekuensi Yang Harus Ditanggung
22. Nomor Teleponmu?
23. Penjilat handal
24. Pesona Tak Terduga
25. Trending
26. Akun Anonim
27. Scandal Contract
28. Mrs.Fratt
29. Perbuatan Si Iblis
30. Konferensi Pers
31. Berkencan
32. Berkencan pt.2
33. Kemenangan
34. Pemimpin Baru
35. Dingin kemudian Panas
36. Janji
37. Penolakan
38. Calon Mertua
39. Pertanyaan Intens
40. Double Date?
41. Sensasi Aneh
42. Sabrinna Spencer
43. Sejarah Masa Lalu
44.Paket Misterius
45. Video Singkat
46. Kesempatan Penembusan Dosa
47. Berapa Peluru yang kau Punya?
48. Puncak Acara
49. Peluru Terakhir
50. Titik Balik
51. Rumah Sakit
52. Perang Dimulai
53. Plester untuk hari yang kacau
54. Kembali Padaku
Epilog

15. Eric

124 0 0
By ThIsGiRlAw

"Kau akan melakukannya kan?" Akiro bertanya setelah panggilannya terhubung kembali.

Terdengar helaan napas yang cukup kasar, "Sudah kubilang aku tidak mau, lebih baik aku menghabiskan waktu berhargaku di kelab daripada pesta bodoh semacam itu."

Akiro menghentikan langkahnya tepat didepan wastafel dan menancapkan pandangannya ke depan, tepat ke arah cermin yang memantulkan tatapan penuh tekadnya.

"Kupastikan disana lebih banyak wanita cantik yang bisa kau kencani daripada di kelab. Mereka bahkan lebih berkelas daripada tempat kotor yang sering kau kunjungi itu bodoh," umpat Akiro pelan diakhir dengan tingkat kesabarannya yang mulai habis.

Lawan bicaranya itu terkekeh kecil seolah kemarahan Akiro adalah hal yang ia tunggu-tunggu sedari tadi.

"Kau memang pandai merangkai kata dan membujuk orang untuk mengikuti kemauanmu. Tidak ada yang bisa mengalahkanmu kalau soal itu," ujarnya yang membuat sudut bibir Akiro naik. Ini memang salah satu keahliannya.

"Kalau begitu susul aku kesini, secepatnya," ujar Akiro sembari mengaktifkan mode speaker dan mulai membasuh tangannya dengan air mengalir keran.

"Iya-iya," dengan nada malasnya ia menjawab ketus.

"Ingat, semua boleh kau kencani kecuali dia," peringat Akiro dengan nada seriusnya sebelum menutup kerannya kembali.

"Aku tahu pak bos, aku tidak akan berani menyentuh milikmu," walaupun jawabannya terdengar seperti tengah bercanda, tetapi Akiro tahu kalau dia tidak akan berani melanggar hal itu.

Akiro akhirnya mematikan panggilan itu dan begitu membuka pintu kamar mandinya, ia terkejut melihat James yang masih setia menunggu di depan pintu.

"F*ck, kau mengagetiku. Kenapa kau masih ada disini?" umpat Akiro sembari reflex menetralkan tarikan napasnya. Memegangi pelipisnya yang tiba-tiba terasa pusing, Akiro akhirnya melempar tatapan mematikannya ke arah James.

James menyipitkan kedua matanya, alisnya menyatu tak lupa dengan tatapan sok menelitinya yang terlihat seperti mencurigai sesuatu, "Kenapa kau sampai kaget seperti itu? Memangnya kenapa kalau aku ada disini?"

Akiro mengibaskan lengannya membuat gerakan mengusir, "Pulanglah, aku ingin tidur," ujarnya sebelum berjalan mendahului James.

James membalikkan badannya, sembari terus memperhatikan Akiro, James menunjuk sebuah tempat sampah yang berada tepat disampingnya.

"Lihat kantung matamu itu Akiro dan ini," James menekan injakan tempat sampah di kamar Akiro, menampakkan tumpukan minuman kaleng seperti kopi dan juga ada beberapa kaleng bir tertimbun didalamnya.

"Kau pasti sering bergadang belakangan ini," ujar James yang tidak dibantah oleh Akiro. 

"Matamu terlihat seperti mata panda sekarang dan jangan lupa kita akan pergi menemui Mrs. Bella besok. Kumohon, tolong atur wajahmu itu terlebih dahulu," cecar James panjang lebar layaknya seorang ibu yang tengah menasehati anaknya agar jangan tidur larut malam agar bisa tumbuh menjadi anak yang sehat dan tinggi.

"Kau sangat cerewet belakangan ini James," protes Akiro.

"Ini demi kebaikanmu..."

"Iya-iya, aku tahu. Pergilah sekarang, kau menganggu waktu tidurku," ujar Akiro cepat guna memotong kalimat pria itu sebelum berjalan menghampiri James dan mendorong bahunya.

Dengan langkah yang terseret-seret hingga ia keluar sepenuhnya dari kamar Akiro, James berujar dengan nada penuh peringatannya, "Aku akan mengawasimu. Lihat saja, aku akan dating lebih sering."

"Aku akan ganti password-nya," ujar Akiro santai membuat kedua mata James membelalak kaget.

"Hei!"

Dan Akiro langsung menutup pintu kamarnya dan James mendengar suara kuncian pintu menandakan Akiro memang tidak ingin diganggu.

Hanya satu kata yang James sempat tangkap dari panggilan misterius Akiro tadi.

Eric.

Tapi siapa Eric yang disebut-sebut dalam panggilan Akiro itu?

---

Ketika kita menolehkan pandangan sekilas, baik secara sengaja ataupun tidak maka tato merpati yang tersemat diantara ceruk leher dan tepat dibawah telinganya itu adalah pesona utamanya. Sesekali tertutupi rambut gondrongnya yang tertiup tiap kali ia menarik langkah, gaya pakaiannya yang meraup konsep band rock dengan celana jeans hitam yang sengaja dirobek untuk menampakkan area lututnya, jaket kulit yang membungkus basic t-shirt putihnya, kacamata hitam hitam yang bertengger pas pada hidung mancungnya, semua itu terbungkus secara sempurna didukung oleh wajah tampannya.

Dengan tangan kanannya yang sibuk menyeret koper, ia terus melangkah menyusuri gerbang kedatangan di bandara. Untuk sesaat, sudut bibirnya berkedut saat penglihatannya tertuju pada seorang wanita yang berdiri kaku dibalik tiang-tiang pembatas dan tampak seperti menunggu seseorang.

Secara ajaib, hanya dengan satu kedipan mata darinya, wanita tadi langsung mengalihkan pandangannya kesamping sebelum menutup mulutnya sendiri dengan telapak tangannya sembari kedua kakinya yang dihentakkan ke lantai secara berulang.

Melewati area gerbang kedatangan, ia akhirnya sampai pada pintu keluar bandara. Menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jari-jarinya sekali, terik matahari siang membuatnya tidak menyesali keputusannya untuk memakai kacamata hitam. Ini sama saja seperti berada disauna, pikirnya.

Ia akhirnya menghentikan sebuah taksi, dibantu oleh supir taksi tersebut untuk memasukkan barang-barangnya sebelum akhirnya melaju meninggalkan area bandara.

"Antarkan aku ke VEE."

---

Sesuai dengan kesepakatan mereka kemarin, pagi ini James berangkat ke apartemen Akiro dan menjemputnya untuk pergi menemui Mrs. Bella.

Konon kata orang, tak kenal maka tak sayang. Oleh karena itu, aku akan membeberkan beberapa fakta tentang hubungan mereka kepadamu.

Mrs. Bella merupaan sekertaris pribadi Mr. Richard yang merupakan pemilik Victory company. Nempel bak perangko, Bella selalu menemani Richard di setiap pertemua pentingnya dengan klien. Tak heran, pernah muncul berita bahwasannya Richard lebih banyak menghabiskan waktu kesehariannya bersama Bella daripada dengan istrinya sendiri. Bertugas sebagai jembatan antara para bawahan dengan Richard, Bella bertugas mengantarkan hasil akhir-seperti kesimpulan teknik pemasaran dari berbagai merek pakaian mereka setiap tahun, pengaturan acara-acara fashion yang akan mereka gelar, kontrak kerja sama dengan para desainer ternama dalam membuat produk terbaik bagi perusahaan mereka-untuk ditandatangani ataupun ditolak oleh Richard nantinya. Perusahaan mereka bekerja dalam skala besar, jauh diatas toko baju VEE milik Gwenn. 

Dan yang paling penting, Mrs. Bella adalah orang yang berjasa dalam kehidupan permodelan Akiro, wanita itu yang merekrutnya untuk memasuki perusahaan Richard dan bekerja sebagai model untuk produk-produk Victory. 

Maka setelah mengenalnya, kalian bisa memutuskan untuk tetap menyukainya atau malahan memencinya. 

Diikuti James yang berjalan dua langkah dibelakangnya, Akiro berjalan melewati pintu utama gedung yang mengantarkannya melewati meja resepsionis, mereka menunduk sekali dan dibalas senyuman kecil oleh James. Sebelum dapat mengakses lift untuk naik ke lantai atas gedung bertingkat itu, para karyawan dan orang yang berkepentingan disana diharapkan menempelkan kartu identitas perusahaan mereka.

James menekan tombol paling atas dan pintu lift itu pun tutup, siap mengantarkan mereka pada lantai gedung yang paling susah dijangkau oleh karawan biasa yang menemati lantai bawah, tempat paling sepi dan penuh privasi, tempat dimana ruangan Richard berada. 

James dan Akiro masuk ke dalam satu-satunya ruangan yang berada di lantai itu, menampakkan Bella yang duduk di kursi kerjanya sembari memperbaiki riasannya di depan sebuah cermin kecil.

"Selamat pagi Mrs. Bella,"  sapa James yang dibalas dengan tatapan kaget wanita itu.

"Kupikir kalian akan datang saat jam makan siang," ujar Bella tersenyum kecil kearah James sebelum beralih kepada Akiro. Pria itu menunduk sedikit sebelum tatapan Akiro jatuh pada lipstik merah wanita itu yang melenceng keluar dari area bibir.

Bella segera mengusap sekali area bibirnya, walau hal itu tampak tidak berguna untuk menepis fakta kalau penampilannya cukup kacau pagi ini. Masih dengan raut tenangnya, ia bangkit dari kursinya, "Aku permisi ke toilet dulu, kalian boleh duduk dan menunggku disini," ujarnya sebelum meninggalkan James dan Akiro.

Akiro mendengkus seali, dengan tatapan meremehkannya yang terarah pada sebuah pintu raksasa yang terdapat pada sisi kanannya, Akiro akhirnya berjalan ke arah sofa dan mendaratkan bokongnya kesana.

"Akiro, menurutmu rumor itu tidak mungkin benar kan?" Tanya James yang masih mematung ditempat dengan tatapannya yang terkesan sedang bingung dengan berbagai spekulasi baru yan mendadak muncul dalam benaknya.

--

Continue Reading

You'll Also Like

28.1K 1.9K 35
Ditembak gebetan seneng nggak sih? Seneng lah masa nggak. Jadi Leta nggak salah kan nerima Lintang jadi pacarnya? Walaupun Leta tahu, Lintang hany...
2.1M 104K 44
•Obsession Series• Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi ...
892K 52.5K 33
Sepuluh tahun yang lalu, Emilio Bradley ditantang oleh saudara kembarnya, Edmund, untuk mendekati 'anak culun' yang ada dalam satu kelas dengan merek...
1.7M 104K 50
Amandine Gillard, seorang putri dari Perdana Mentri Belgia sangat mencintai tunangannya Jordan De Vos seorang pemilik kerajaan Cokelat terbesar didun...