Prince Charming

By Lalahoooo

388 65 37

Sekolah elit di jakarta yang para murid nya masih menganut sistem kasta didalamnya. Walaupun begitu banyak or... More

Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 5
Bagian 6

Bagian 4

53 8 5
By Lalahoooo


Hari yang dinanti pun tiba bagi seorang Laras Saraswati gadis pindahan dari Surabaya yang dimana hari ini adalah hari pertama dirinya masuk menjadi bagian sekolah elit di jakarta.

"Bu, liat seragam Laras bagus ga?" Tanyanya pada ibu yang sedang menyiapkan sarapan diatas meja.

(Seragam LENGKARA HIGH SCHOOL)

"Bagus sayang, cocok banget dipakai sama kamu" memandang takjub seragam yang dibuat dari bahan yang sangat berkualitas itu. Bahkan saat pengiriman seragam saja di antar oleh seseorang yang menggunakan mobil yang sepertinya berharga fantastis, memang sebanding jika itu menyangkut sekolah elit tersebut.

"Sini sarapan dulu nak, ini hari pertama kamu masuk kan?" Tanya ibu.

Gadis yang dipanggil Laras itu hanya mengangguk berjalan ke arah meja makan.

"Wahh, Putri ayah cantik sekali memakai seragam itu" puji sang ayah yang baru saja tiba.

"Makasih ayah" jawabnya malu-malu.

Ayah berjalan menghampiri, duduk di kursi yang masih kosong itu. Sebelum memakan mereka pun berdoa bersama terlebih dahulu.

Acara sarapan pun selesai "yah, Bu... Aku berangkat dulu" pamitnya menyalimi tangan kedua orang tuanya.

"Hati-hati nak" ucap ibu.

"Mau ayah antar?" Tawarnya.

Laras menggeleng "tidak usah ayah, Laras bisa naik angkot" ucapnya berlalu pergi.

Kedua orang tua itu tersenyum bangga kepada anak gadisnya itu, walaupun begini anaknya tidak pernah gengsi terhadap apapun yang dimilikinya sekarang.

°°°°°°°

"Mereka belum pulang ya Bi?" Tanya Ica yang baru saja turun dari anak tangga.

"Belum Non" jawab BI Siti menunduk.

"Non mau dibawa bekal lagi?" Tanyanya.

"Emm, tidak usah bi nanti Caca makan dikantin saja" jelasnya.

"Caca pamit berangkat dulu ya Bi" pamitnya menyalimi tangan Bi Siti. Memang hal ini sudah biasa Ica lakukan ketika ingin berangkat sekolah maupun pergi pasti Ica akan menyempatkan dirinya untuk menyalimi bi Siti yang sudah Ica anggap sebagai ibunya itu.

Mungkin karena Ica sendiri yang sudah sering ditinggal oleh kedua orang tuanya membuat rasa kesepian itu muncul, beruntungnya ia masih memiliki BI siti yang selalu ada di sisinya.

Untuk max pengawal pribadi Ica dia hanya menjaga dari jarak yang agak jauh, itu dikarenakan Ica sendiri yang meminta ingin diberi ruang untuk dirinya dan juga sahabatnya. Selain itu Ica juga tidak mau menjadi pusat perhatian. Yaa walupun tanpa begitu dirinya memang sudah terkenal di sekolah nya jadi mau ada atau tidaknya pengawal pribadi itu tidak merubah apapun.

Mobil yang dikendarai Ica kini mulai meninggalkan perkarangan mansion yang terbilang luas itu. Disepanjang jalan untuk jam segini memang masih lancar jadi Ica mengendarai mobilnya dengan santai. Toh mau serame apapun nanti di sekolah dirinya sudah memiliki tempat parkir khusus membuatnya tidak usah berebut.

Rambu lalu lintas yang berwarna merah membuat mobil yang dikendarai Ica berhenti, dan tak berselang lama juga banyak pengendara lain dari arah belakang ikut berhenti. Begitupun disampingnya yang adalah angkutan umum.

Hingga lampu berwarna hijau membuatnya melaju kembali menuju sekolah.

"Menggelikan sekali disini banyak sampah" menatap sinis ke sekeliling yang sudah banyak para siswa/i mulai berdatangan.

Tin,tin,tin

"MINGGIR" teriaknya dari pintu kaca mobil.

Gadis yang menghalangi jalan mobilnya pun kini berbalik "maaf kak" ucapnya menyingkirkan kesamping.

°°°°°°°

Tok,tok,tok

"Masuk" ucap seseorang dari dalam.

Mendapatkan jawaban, gadis itu bergegas memasuki ruangan yang bertuliskan Kepala Sekolah.

"Saya murid pindahan lewat jalur beasiswa pak" ucapnya.

"Oh iyaa Laras Saraswati?" Tanyanya membuka berkas ditangannya.

"Iya pak" ucapnya mengangguk.

Seseorang yang disebut kepala sekolah kini memencet tombol telfon " ke ruangan saya sekarang" ucapnya lalu menutup sambungan.

Beberapa saat menunggu terdengar suara pintu yang bedecit, nampak sosok guru perempuan yang datang dengan menunduk.

"Baik Laras, kamu masuk kelas sebelas IPS 6B dan dia wali kelas kamu" jelasnya.

"Mohon bantuannya ya Bu" ucapnya tersenyum ke arah guru perempuan itu.

"Baik pak" ucapnya menunduk.

"Ayo Laras ikut ibu untuk ke kelas"ajaknya meninggalkan ruangan tersebut, sebelum itu mereka berdua juga pamit dengan sopan lalu menutup kembali pintu ruangan.

Disetiap sudut sekolah sangat membuat Laras terus saja menatap kagum, dalam hati Laras bersyukur bisa merasakan terlebih dirinya juga sudah masuk ke bagian sekolah disini, karena memiliki gedung yang luas membuat berjalan cukup lama hingga sampai ke tempat kelasnya berada.

Langkah keduanya kini membawanya ke depan pintu kelas yang bertuliskan IPS 6B. Ruangan kelas yang terletak di paling ujung ini membuatnya sedikit mengernyit, kenapa kelas ini berada sedikit jauh dari kelas-kelas lainnya.

Sepanjang jalan dirinya juga banyak melewati kelas-kelas yang sangat indah dan nyaman dan tempatnya juga berdekatan kenapa hanya kelas ini saja yang letaknya agak jauh??. Membuang pikiran itu kini Laras sedang menguatkan dirinya untuk tetap tenang mungkin saja akan ia tanyakan kepada teman kelasnya apa alasan dibalik ini semua.

"Ayo masuk" ucap ibu guru mulai masuk diikuti oleh Laras di belakangnya.

Ruangan yang tadinya ramai kini senyap tidak ada yang berbicara ataupun bergerak, semua mata tertuju pada langkah Laras yang mulai melangkah masuk.

"Kelas kita kedatangan murid baru, jadi ibu mohon kerjasamanya...baik Laras silahkan perkenalkan diri kamu" ucapnya mempersilahkan.

Laras mencoba setenang mungkin, walaupun tak bisa dipungkiri dirinya sedari tadi menahan kegugupan yang melanda.

"Hallo semua, perkenalkan nama aku Laras Saraswati pindahan dari Surabaya" ucapnya dengan seramah mungkin.

Bisik-bisik mulai terdengar dari sembarang arah.

Laras bisa mendengar samar-samar mereka seperti membicarakan dirinya. Apakah ada yang salah dengannya?.

"Sudah-sudah diam, nak Laras kamu bisa duduk dengan Bella"

"Bella angkat tanganmu" pintanya.

Terlihat sosok gadis dari meja ke dua dari belakang dekat tembok.
Laras yang melihatnya pun segera menghampiri lalu duduk dengan tersenyum yang terkesan dipaksa itu.

Pasalnya sedari tadi sejak Laras  melewati beberapa teman sekelasnya yang lain mereka masih menatapnya hingga duduk. Hal itu yang membuat pikirannya dipenuhi tanda tanya.

"Buka halaman 25, kalian baca dulu isinya nanti setelah itu akan ibu terangkan" ucapnya.

Laras yang memang belum mendapatkan buku paket pun sesekali mengintip ke arah bela yang sedang membaca dengan serius.

Bela yang melihat dari siluet matanya pun mau tak mau berbagi buku paket itu untuk dibaca bersama.

"Makasih" ucap Laras tersenyum.

"Iya" jawabnya singkat.


•••••••••

Continue Reading

You'll Also Like

266K 11K 30
Menjadi seorang istri di usia muda yang masih di 18 tahun?itu tidak mudah. Seorang gadis harus menerima perjodohan dengan terpaksa karena desakan dar...
298K 22.2K 34
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
8.9M 949K 65
[SUDAH TERBIT] Tersedia di Gramedia dan TBO + part lengkap Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tanga...
2.4M 119K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...