"Gue juga satu regu, kan, pas ospek kemarin sama dia. Nah, dia itu orangnya beneran yang nggak flirty gitu, loh. Padahal cowok lain aja tuh yang tampangnya nggak seberapa dibandingin Nakala, pada flirty ke anak-anak cewek," jelas Viona dengan nada sebal. Shera tertawa pelan mendengar itu. Viona selalu antusias ketika berbicara tentang lelaki yang ia tahu.
"Coba deh lo sekarang buka Instagram terus lihat profilnya dia! One fact again, dia tuh following-nya nol. Bener-bener nol. Gue pun juga heran. Dia kayaknya emang jarang aktif di Instagram," lanjut Viona yang membuat Shera akhirnya mengambil ponselnya dan membuka laman Instagram, mengikuti titah Viona untuk menyusuri profil Instagram Nakala yang ternyata tidak di private.
Sebenarnya, tingkat penasaran Shera hanya sebatas tentang apakah benar Nakala Mahendra adalah anak satu angkatan di jurusannya. Ia ingin memastikan, mengingat tampaknya Nakala tadi benar-benar memiliki keberanian untuk memuji bahwa Shera tampil attractive saat penutupan ospek jurusan kemarin. Namun karena Viona, justru dirinya kini terjebak lebih larut dalam keingintahuannya tentang lelaki itu.
"Tunggu, following dia nambah satu. Gila! Mungkin aja di follow Instagram kampus kali, ya? Atau follow akun official Instagram?" Viona ikut menyimak sambil menebak-nebak. Lalu penasaran dengan siapa satu-satunya orang yang diikuti oleh lelaki itu.
Dan seketika melihat siapa following satu-satunya Nakala, kedua mata Shera dan Viona kompak membulat.
"Na... ini... beneran gue doang yang di follow dia?"
Viona membeku menatap ponsel Shera sudah beralih ke tangannya. Begitupula dengan Shera yang berulang kali memastikan bahwa hanya ia yang menjadi satu-satunya akun yang diikuti oleh Nakala
"Sher, Is there something between you and Nakala?"
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ *****
Nakala mengetuk jemarinya di meja kantin sambil menatap kedua sahabatnya yang tengah menyantap bakso seperti orang kelaparan yang tidak makan berhari-hari. Namun, yang disadari oleh kedua sahabatnya, Nakala tidak benar-benar memperhatikan mereka, melainkan tengah melamunkan sesuatu. Kebiasaannya beberapa hari ini.
"Mikirin apa lagi buset?" tanya Reygan membuyarkan lamunan Nakala.
Seketika rangkaian logika ¹if-else yang ia buat di otaknya hancur begitu saja karena Reygan yang menyadarkannya. Nakala menarik napas panjang dan kembali mengaduk kuah baksonya yang ternyata belum tersentuh. Biasanya, Nakala selalu antusias setiap ada makanan yang disajikan di depannya karena ia memang termasuk orang yang senang makan. Namun, entah kenapa semenjak sering memikirkan Shera, makanan tidak lagi menjadi alasan pemicu adrenalinnya. Alasan pemicu adrenalin atau semangatnya kini hanya memikirkan Shera.
Nakala mulai fokus menyantap bakso yang sedari tadi terabaikan. Pikirannya masih tenggelam pada Shera. Ia berusaha mengatur strategi apa yang akan ia lakukan untuk mendapat perhatian dari perempuan itu. Bahkan pikirannya kali ini membuat Nakala mengabaikan ponselnya bergetar dan memunculkan notifikasi Instagram. Lelaki itu memilih sibuk menyantap baksonya, berbeda dengan Raka yang mulai heboh karena tidak sengaja melihat notifikasi di ponsel Nakala.
"KAL" Raka menggebrak meja.
"Diem, gue lagi nggak mau jalan kotek lo."
"Anjir?" Raka menatapnya tidak percaya, sedangkan Reygan terbahak-bahak mendengar respons singkat Nakala.
"Shera follback lo, anjir!" seru Raka yang membuat Nakala buru-buru mendongak.
Mendengar kata 'Shera', instingnya langsung lebih tajam.
"Mana Shera?" Nakala menoleh ke sana kemari. Raka yang merasa gemas pun mengambil ponsel Nakala dan menunjukkan notifikasi 'Shera Kaneisha follows you.'
Nakala terkejut setengah mati. Ia tahu sebenarnya ini adalah hal biasa. Bukan tanpa alasan Shera mengikuti balik Nakala. Hanya karena mereka satu angkatan dan satu jurusan rasanya menjadi sebuah kewajiban bagi Shera untuk mem-followback akun Instagram Nakala, apalagi ketika keduanya sempat bertemu dan berkenalan secara langsung.
Namun, bukankah ini merupakan kesempatan yang tidak boleh di sia-siakan oleh Nakala?
Sejak siang itu, sebuah ide brilian muncul. Nakala harus memanfaatkan momen Shera yang mem-follback akun instagramnya dengan baik untuk melancarkan pendekatannya.
***
Satu hal yang terbesit dalam pikiran Shera. Nakala sangatlah lucu. Itulah penilaiannya usai melihat seluruh Instagram story Nakala yang dibagikan melalui close friends. Di dalam close friends-nya, Nakala membagikan foto-foto saat ia bermain basket bersama temannya. Shera sebenarnya sedikit heran, mereka tidak dekat dan hanya bertemu satu kali, tetapi Nakala sudah berani memasukkan Shera ke dalam close friends yang seharusnya diisi oleh orang-orang terdekat dan dipercayai oleh Nakala.
Namu, tanpa Shera ketahui Nakala ternyata menjadikan akun Instagram Shera sebagai satu-satunya akun yang masuk dalam list close friends. Dan di balik semua itu, ada Nakala yang langsung menggiring Raka dan Reygan sepulang kuliah untuk pergi ke lapangan basket. Untungnya mereka berdua mau untuk dijadikan sebagai tukang foto sementara demi mendapat hasil yang bagus untuk di upload di instastory-nya.
Effort Nakala sore itu nampaknya benar-benar membuahkan hasil. Nakala langsung dikejutkan dengan sebuah balasan instastory-nya dari Shera.
"Gotcha!" seru Nakala begitu berhasil mendapatkan nomor Shera. Akhirnya, setelah hari memikirkan bagaimana bisa menjalankan misinya dengan mulus, Nakala akhirnya berhasil mendapatkan nomor Shera. Ia girang setengah mati. Sayangnya, kali ini Raka dan Reygan tidak menyaksikan langsung kegirangan Nakala.
Senyum manis Nakala terus merekah sepanjang hari. Rasanya banyak kupu-kupu yang terbang dalam perutnya. Saking girangnya, Nakala heboh sendiri di grup chat-nya bersama Raka dan Reygan. Nakala terus menerus mengirimkan spam chat di grup, seolah ingin memberi tahu seisi dunia bahwa ia telah berhasil mendapatkan nomor perempuan yang mencuri hatinya.
Benar juga. Saking girangnya Nakala, ia bahkan belum memastikan bahwa nomor ponsel itu adalah nomor Shera. Bisa saja itu adalah nomor tukang bengkel, tukang seblak atau nomor tak dikenal lainnya. Wajar saja, Reygan pernah melakukan pendekatan pada seorang perempuan saat SMA, dan bukannya nomor telepon perempuan itu yang didapatkan, melainkan nomor tukang sedot WC langganan rumah perempuan itu. Perempuan itu sengaja tidak memberikan nomor aslinya karena memang tidak tertarik juga dengan Reygan.
Nakala tertawa geli jika mengingat kembali cerita Reygan yang mengenaskan itu. Namun, buru-buru ia menampar pelan pipinya, bersikap sewajarnya, takut kali ini ia kualat. Siapa tahu Shera juga melakukan hal yang sama seperti gebetan Reygan sewaktu dulu.
Setelah menyimpan nomor itu, Nakala buru-buru mengirim pesan pada Shera.
Nakala mengerang kesal sambil menutupi wajahnya menggunakan bantal sofa. Ternyata ia benar-benar mengalami hal serupa seperti Reygan. Padahal ia sudah sangat berharap dan bersemangat jika pendekatannya dengan Shera akan berjalan mulus sesuai rencananya. Sayangnya, sepertinya nasib baik belum berpihak pada Nakala, karena mungkin saja Shera ternyata tidak tertarik padanya.