THE STORY OF BABY ARES

By wewegombel21

219K 16.5K 277

JANGAN BACA KALAU TIDAK NIAT UNTUK DUKUNG!!!🚫 AREA BROTHERSHIP🚫🚫 kelahiran seorang anak adalah hal yang di... More

prolog
00.01
00.02
00.03
00.04
00.05
00.06
00.07
00.09
00.10
00.11
00.12
00.13
perkenalan....
00.14
00.15
00.16
00.17
00.18
00.19
00.20
00.21
pengumuman
00.22
00.23

00.08

10.6K 731 3
By wewegombel21

***

Happy reading...

_________________________________

_vote...

Hari ini, Axcel berniat untuk mengajak Ares ke taman. Berhubung hari ini hari libur, jadi tidak ada salahnya dia membawa Ares keluar mansion. Lagian dia sudah mendapatkan ijin dari Daddy nya.

"Baby, mau ikut Abang jalan-jalan gak?"

Ares memiringkan kepalanya "mana Aban?"

"Kita jalan ke taman. Mau?"

"Emm, mawu Aban!" Ares mengangguk lucu. Senyuman lebar tersungging dibibir kecilnya, menampakkan gigi susu nya yang putih dan bersih.

"Oke, sekarang saatnya siap-siap!!" Seru Axcel kemudian mengangkat tubuh bocah kecil itu dan membawanya ke kamar.

Setelah mengganti pakaian Ares, Axcel segera pergi ke luar mansion dengan Ares di gendongan nya.

Taman tidak jauh dari mansion, jadi mereka hanya berjalan kaki saja. Hitung-hitung sebagai latihan buat kaki kecil Ares supaya lebih kuat.

Sekitar 15 menit, akhir nya mereka sampai di taman. Bibir Ares terbuka kagum melihat banyaknya orang di sana. Penjual kaki lima berjejeran di sepanjang taman. Hal itu langsung membuat Ares berseru semangat.

"Aban..Abang.., bewi jajan!!" Seru nya sambil melompat-lompat gembira.

Axcel tersenyum kemudian membawa Ares ke arah salah satu pedagang disana.

"Baby mau apa hm?"

"Emm" Ares meletakkan jari mungil nya di bawah dagu tampak berpikir. Mata bulatnya menelisik beberapa makanan yang di jual disana. "Tuh Aban. Tuh...! Ayes mau itu!!" Tunjuk nya ke arah cilok di depannya.

Axcel mengangguk kemudian membeli pesanan Ares.

"Cilok nya lima ribu mas. Jangan pakai sambal!!"

"Siap!"

Axcel menggendong Ares sambil menunggu pesanan nya. Bocah itu tidak bisa di biarkan. Bisa-bisa dia menghilang dari pandangan Ares.

"Nih mas cilok nya!"

Axcel mengeluarkan satu lembar uang berwarna merah dan memberikan nya kepada penjual tersebut. "Ini uang nya! Kembaliannya ambil!" Ujar nya kemudian berlalu dari tempat ini ke sebuah kursi taman yang kosong.

"Makasih mas!!" Teriak sang penjual yang di hiraukan oleh Axcel.

Dia menyerah kan cilok yang di beli nya ke tangan Ares yang sudah menatap cilok itu berbinar

"Makannya pelan-pelan res..!" Kata nya

"Emm Aban.. enyak nyammm!!" Ares mengunyah cilok itu seperti tupai. Pipinya menggembung dengan mata bulat nya yang berbinar binar.

Axcel terkekeh, tangannya sesekali mengusap bibir mungil yang belepotan sisa cilok itu. Sesekali dia juga menjepit pipi gembung Ares membuat bibir merah muda itu mengerucut lucu.

"Aban.. Janan...!! Ayes lagdi matawn!!" Seru Ares dengan alis menukik garang. Ares tertawa dibuatnya. Bukannya menyeramkan, malah menggemaskan.

"Oke kiddo. Abang minta maaf!" Axcel mengakhiri kejahilannya. Tak ingin membuat sang adik menangis dan berakhir dia yang dimarahi oleh Daddy.

Selesai Ares memakan jajanan nya, Axcel mengajak Ares ke tempat bermain anak-anak yang tersedia di taman. Disana sudah banyak sekali bocah-bocah Yang sedang bermain.

Axcel berjongkok di hadapan Ares. Tangan nya mengusap lembut kepala bocah itu.

"Ares mau ikut main?" Tanya Axcel lembut

Ares memandang Abang nya sejenak kemudian menggeleng pelan. Kalau di perhatikan dengan seksama, ada ketakutan dan kesedihan tergambar di mata bulat itu. Tubuh mungil Ares sedikit gemetar ketakutan

"Kenapa hm?" Axcel menyadari tatapan takut dan sedih adik nya. Ia ingin tau alasan adiknya menolak bermain dengan anak-anak seusianya itu.

Ares menggeleng pelan. Matanya sudah berkaca-kaca dengan bibir yang melengkung kebawah. Bisa di pastikan, sebentar lagi Ares akan menangis. "Ayes, nda mau main Aban.. tatut!!" Gumamnya pelan tapi masih di dengar oleh Axcel.

Axcel mengernyitkan dahi, ada apa dengan adik nya? Mengapa dia harus takut begitu?

Tanpa banyak bicara lagi, Axcel segera mengangkat Ares kedalam gendongannya.

"Kita pulang saja?"

Ares mengangguk sedih. Tangannya memeluk erat leher Axcel. Menyalurkan emosi nya disitu. Isakan pelan mulai terdengar di telinga Axcel.

Axcel menepuk pelan punggung kecil itu. Dia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi dengan adiknya? Dia tidak tau mengapa adiknya harus takut bermain dengan anak sebaya nya. Akan ia tanyakan nanti pada Daddy.

"Udah ya... Kita pulang sekarang!" Ujar nya lembut.

Kemudian mereka segera pergi dari tempat itu menuju mansion. Ares yang tadi menangis akhirnya tertidur dalam pelukan Abang nya.

***

"Dad, sebenarnya apa yang terjadi dengan Ares?" Tanya Axcel kepada Daddy nya.

Setelah tadi sampai di mansion, dia segera menidurkan Ares ke kamar. Setelah itu menghadap Daddy nya di ruang kerja.

"Maksud mu?" Albert mengangkat alis nya bingung. Ada apa dengan anak nya ini? Kenapa tiba-tiba datang terus bertanya begitu? Apa terjadi sesuatu pada bungsu nya?

"Tadi saat di taman, aku menyuruh Ares untuk ikut bermain bersama anak-anak disana. Tapi bukannya menurut, Ares malah menangis ketakutan. Apakah pernah terjadi sesuatu sehingga Ares menjadi takut seperti itu?" Jelas Axcel

Albert menghela nafas berat. Ingatan kembali ke waktu pertama kali dia menemukan Ares. Bagaimana luka-luka yang memenuhi seluruh tubuh bocah kecil itu membuat nya sedikit tercekik merasa sakit.

"Panggil saudara mu yang lain!" Perintahnya dengan pandangan menerawang.

Axcel mengangguk kemudian segera berlalu dari hadapan Daddy nya.

Setelah mereka semua berkumpul, Albert langsung buka bicara.

"Ares awalnya Daddy temukan di jalan. Saat itu keadaan nya benar-benar menyedihkan. Banyak luka di tubuh kecil itu. Baju yang di kenakan nya bahkan penuh dengan darah. Saat itu Daddy langsung membawanya ke rumah sakit tanpa pikir panjang" jelas nya dalam sekali helaan nafas. "Setelah di periksa, dokter mengatakan ke Daddy kalau Ares sebelumnya menerima tindakan kekerasan. Banyak bekas luka di perut dan punggung nya. Rupanya orang itu cukup pintar untuk tidak memperlihatkan luka Ares ke dunia luar!"

"Jadi maksud Daddy, Ares adalah korban kekerasan bahkan di usianya yang masih kecil!?" Lionel tampak tak percaya mendengar penjelasan Daddy nya. Dia tak habis pikir dengan orang yang sudah melakukan tindakan itu. Benar-benar tidak punya hati!! Bagaimana mungkin dia memukul anak yang usia nya bahkan belum 5 tahun?

"Ya!!"

"Terus Daddy sudah tau siapa orang nya?"

Albert mengeraskan rahangnya mendengar pertanyaan Gio. "Ibu panti asuhan tempat Ares tinggal dulu yang melakukan nya!!"

"Daddy udah memberi hukuman?"

"Belum. Daddy masih mencari waktu yang cocok untuk menangkap orang itu. Biarkan dia menikmati waktu bersenang-senang nya dulu.!"

"Jangan terlalu lama dad, aku kasihan sama Ares" ucapan itu keluar dari bibir Steffen yang sedari tadi diam.

"Lalu apa hubungannya dengan bermain bersama anak-anak dad?? Kenapa Ares harus takut dengan mereka!?" Axcel yang bertanya kali ini. Menurut nya yang melakukan kekerasan adalah ibu panti, lalu apa hubungannya dengan bermain bersama anak-anak?

"Sepertinya anak-anak panti ikut tidak menyukainya. Mungkin dulu juga mereka mengasingkan Ares dan tidak mau berteman dengan nya. Atau bahkan, mungkin dari mereka ada juga yang berbuat kasar terhadap Ares." Sahut Albert. Wajahnya sudah memerah marah. Ingin sekali dia membunuh orang-orang itu.

"Akan ku bunuh orang itu!!" Geram Lionel dengan rahang yang mengeras. Bisa-bisa nya mereka melukai adik kesayangannya. Akan ia pastikan mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal!!

"Sudah! Sekarang kalian sudah bisa pergi dari sini! Untuk urusan membalas dendam, itu bisa di pikirkan nanti. Daddy masih banyak kerjaan." Albert berkata seperti itu hanya tidak ingin membuat putra-putranya semakin marah.

Steffen, Gio, Lionel, dan Axcel langsung menurut dan berlalu dari hadapan Daddy nya. Dalam benak mereka, sudah terdapat gambaran beberapa hukuman yang akan di terima oleh orang-orang yang menyakiti kesayangan mereka.

Mereka menyeringai bersama-sama. Aura mansion tiba-tiba begitu menyeramkan hingga para maid pun bergidik ngeri. Seperti nya akan terjadi sesuatu sebentar lagi.

***

T

B

C

Saya usahakan untuk update secepatnya..

Jangan lupa vote dan komen 🙏, supaya author semangat nulis nya...

Coba hargai karya orang dengan sebuah vote mu 🙌

Salam dari author 🐝

_________________________________

Typo bertebaran 🚫
Belum direvisi 🚫
Harap maklum ✅

See you...

Tertanda, Juni 2023

Hel..:")

Continue Reading

You'll Also Like

540K 26.4K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
255K 11.7K 17
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓵𝓲𝓼𝓪𝓷�...
1.3M 119K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
707K 9.6K 24
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+