SCANDAL CONTRACT

By ThIsGiRlAw

6.9K 154 20

[COMPLETED] Sepuluh tahun yang lalu, Gwenn mengira hubungannya dengan Akiro benar-benar sudah selesai. --- Se... More

-PROLOG-
1. Dendam Masa Lampau
2. Akiro's Life
3. Gwenn's Life
4. Finding Soulmate
5. Finding Soulmate pt.2
6. How Are You?
7. Flashback
8. Taruhan
9. Taruhan pt.2
10. Musuh kehidupan glamor
12. Tarik Ulur
13. Hutang Dendam
14. Panggilan Misterius
15. Eric
16. Bisikan Dibelakang
17. Celah Pertama
18. Drama di Pesta
19. Obrolan Panas
20. Prinsip Hidup Gwenn
21. Konsekuensi Yang Harus Ditanggung
22. Nomor Teleponmu?
23. Penjilat handal
24. Pesona Tak Terduga
25. Trending
26. Akun Anonim
27. Scandal Contract
28. Mrs.Fratt
29. Perbuatan Si Iblis
30. Konferensi Pers
31. Berkencan
32. Berkencan pt.2
33. Kemenangan
34. Pemimpin Baru
35. Dingin kemudian Panas
36. Janji
37. Penolakan
38. Calon Mertua
39. Pertanyaan Intens
40. Double Date?
41. Sensasi Aneh
42. Sabrinna Spencer
43. Sejarah Masa Lalu
44.Paket Misterius
45. Video Singkat
46. Kesempatan Penembusan Dosa
47. Berapa Peluru yang kau Punya?
48. Puncak Acara
49. Peluru Terakhir
50. Titik Balik
51. Rumah Sakit
52. Perang Dimulai
53. Plester untuk hari yang kacau
54. Kembali Padaku
Epilog

11. Hari yang berat

130 2 0
By ThIsGiRlAw

Wah, pria didepannya ini benar-benar berhasil menguji kesabaran Gwenn. Mengingat ini kali pertama mereka bertemu kembali setelah insiden 'itu', Richard tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk membuli Gwenn.

"Daripada kau menaruh harapan pada pemula tidak jelas sepertinya, bagaimana kalau kau bergabung dengaku saja?" Tanya Richard, melirik sekilas kertas sketsa dalam genggaman Gwenn sebelum berakhir menatap gadis itu.

"Maksudnya?" Gwenn tidak mengerti.

"Aku pernah memikirkannya, sayang jika bakatmu itu disia-siakan dengan membuka merek baju yang masih berkembang seperti itu dan setiap hari kau harus bekerja keras untuk memohon dengan orang sepertiku karena kau tidak bisa menggelar acara seperti itu sendiri mengingat uangmu tidak akan cukup dan pastinya tidak memiliki sponsor..."

"Tolong jangan bertele-tele, seperti yang anda bilang tadi. Jika memang bear-benar sibuk, maka berhematlah dengan waktu anda," Gwenn berujar memotong kalimat Richard.

Rahang Richard mengeras, ia tidak menyangka Gwenn akan berani untuk menantang dirinya seperti ini. Richard hanya membalas tersenyum, Gwen n tdak boleh tahu kalau pengaruh kalimat wanita itu begitu besar bagi dirinya.

"Kusarankan kau menikah dengan putraku. Lagian kalian sudah kenal lama kan? Kau bisa hidup bahagia dan perusahaan daddymu itu akan kembali menjadi milikmu," Richard mengusulkan tak lupa dengan senyum lebarnya seolah pemikirannya itu sudah sangat sempurna.

Gwenn sontak berdiri degan cepat, dia sudah tidak tahan. Pria didepanya ini benar-benar tidak tahu malu.

Setelah merebut hasil kerja keras Jacob selama ini, kini dia kembali untuk merebut putrinya dari sisi Jacob. Jangan salah, Gwenn bukanlah benda mati seperti perusahaan Jacob dulu yang tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bergerak mengikuti arus, Gwenn merupakan sosok pembangkang yang akan melawan arus itu dan tidak akan pernah sudi untuk bergabung dengan orang licik seperti mereka. 

"Terima kasih waktunya, kau bisa mengubungiku sekertarisku lagi jika memag berniat," pamit Gwenn sembari membereskan barang-barangnya.

Richard tiba-tiba mengarahkan tangannya untuk berjabat dengan Gwenn. Wanita itu terdiam sejenak sembari menatap tangan Richard yang mengambang di udara. 

Richard masih menunggu dengan canggung sembari melirik ke arah pintu dimana sekertarisnya itu kebetulan sedang mengarahkan fokusnya ke arah mereka. Apa yang akan mereka pikirkan jika seorang klien rendahan seperti Gwenn menolak jabatan tangannya?

"Bersikaplah baik-baik kepadaku atau aku akan membuat toko kecilmu itu hancur detik ini juga," bisik Richard pelan dengan nada penuh peringatannya. 

Tangan Gwenn yang awalnya terkepal kuat perlahan melunak sebelum menjabat tangan Richard.

Pria itu tampak tersenyum puas dengan tindakan Gwenn, "Tapi kalau kau ada waktu lagi, mungkin kita bisa makan siang bersama dan aku akan mempertimbangkan lagi proposalmu yang tadi. Janan lupa, aku akan mengajak putraku juga," ujar Richard sebelum mengelus punggung tangan Gwenn dengan jempolnya membuat bahu Gwenn terkesiap.

Gwenn spontan mengangkat kepalanya dan menatap Richard, berusaha memperingatkan pria itu melalui tatapannya untuk tidak melewati batas yang ada.

"Oh maaf, soalnya tanganmu sangat lembut. Aku berharap kita bisa bertemu lagi," lagi-lagi Richard menampilkan senyum yang kini terlihat sangat menyebalkan di mata Gwenn. 

"Kalau begitu saya permisi dulu," ujar Gwenn mengakhiri pertemuan mereka kemudian mendekap laptopnya erat-erat dan meninggalkan pria itu.

Sebelum benar-benar berjalan pergi dari sana, Gwenn menyempatkan diri unuk berbalik, "Anda menjadi pria terhormat didepan publik tapi berita itu tidak sesuai dengan yang baru aku lihat. Tolong jaga sikap anda dan jika kau memang tertarik dengan proposalku, yng harus kau pegang adalah pena untuk menandatanganinya bukan tanganku. Sekian," ujar Gwenn menatap kedua manik Richard sebelum membungkuk sekali dan melajutkan langkahnya.

Bella yang melihat kepergian Gwenn langsung berjalan menghampiri Richard.

"Aku tahu wanita itu pasti akan selalu terobsesi denganmu," desis Bella pelan sembari melihat ke arah Gwenn yang berjalan perlahan meninggalkan mereka berdua sebelum berbalik kepada Richard.

Melihat Richard yang tidak merespon kalimatnya, Bella kembali berujar, "Aku akan mengalihkan kekesalanmu."

Richard akhirnya menoleh, "Bagaimana caranya..."

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Bella melangkah tepat di depannya dan berakhir duduk di atas pangkuan Richard sembari mengalungkan tangannya pada leher Richard.

"Bella, kita sedang berada di luar," peringat Ricahrd yang langaung ditepis oleh Bella dengan meletakkan jari telunjuknya pada bibir pria itu.

"Tenang saja, kafe ini tutup untuk satu jam ke depan. Tidak akan ada yang masuk," ujar Bella sembari mengusap pelan pipi Richard, jari-jarinya sibuk menyusuri kumis putih milik pria itu.

"Kau memang yang terbaik," Richard tersenyum miring.

"Sekarang katakan, siapa yang lebih cantik, aku atau istrimu?" tanya Bella, sengaja mengucapkannya sembari berbisik pelan.

"Tentu saja kau," ujarnya sebelum meraih pinggang Bella dan mengusapnya.

"Kalau aku dengan Kylie? Siapa lebih..."

"Jangan bahas dia," Richard memotong kalimat Bella sembari memperingatkannya dengan tatapan tajamnya membuat Bella terdiam.

Saat melihat Richard melepaskan pelukan mereka dan berjalan keluar dari kafe, Bella menyadari kalau dirinya sudah melakukan sebuah kesalahan besae dengan mengungkit nama itu.

---

Gwenn membelokkan langkahnya ketika melihat papan bertuliskan 'toilet' Dia meletakkan laptopnya di dekat wastafel sebelum menyalakan keran air, membiarkan derasnya air yang mengalir menghujani punggung dan telapak tangannya.

Gwenn mengambil sabun dengan gerakan cepat sebelum menggosok tangannya secara agresif dan kuat. Bayangan Richard yang mengelus tangannya membuat Gwenn jijik. Semakin kuat Gwenn menggoso tangannya, semakin besar pula tekadnya untuk menghilangkan bekas pria itu.

Ditengah tarikan napasnya yang terengah-engah, Gwenn menumpuhkan kedua tangannya pada pinggiran wastafel sembari melihat pantulan wajahnya sendiri pada kaca yang tersedia diatas wastafel sebelum saku kemejanya bergetar menandakan ada panggilan masuk pada ponselnya.

"Kau sudah siap?"

Begitu panggilannya terhubung, suara Grace memenuhi indra pendengaran Gwenn.

"Sudah, jemput aku di kafe yang tadi."

Gwenn akhirnya masuk ke dalam mobil dimana Grace sudah duduk pada bangku kemudinya. Melalui pantulan kaca mobil, Grace dapat melihat keadaan Gwenn yang cukup kacau. Mulai dari helaan napas wanita itu sedetik ia mendaratkan bokongnya kemudian diikuti gerakan frustasinya saat melempar tubuhnya secara kasar ke jok mobil.

"Kau baik-baik saja? Tua bangka itu berulah lagi?" tanya Grace.

"Jangan dibahas lagi Grace, aku tidak ingin mengingatnya lagi," balas Gwenn sembari menyandarkan punggungnya dan beralih memejamkan kedua matanya rapat.

Grace menangguk pelan, sepertinya Gwenn benar-benar sedang lelah, jadi wanita itu memutuskan untuk menyalakan mesin disusul mobil mereka yang melaju pelan dan meninggalkan parkiran kafe.

Seharusnya Gwenn tidak keras kepala untuk mengadakan janji pertemuan hari ini. Grace bahkan sudah memperingatkannya kalau Richard tidak mungkin akan mau bekerja sama dengannya tetapi Gwenn percaya diri dengan proposal yang diajukan dan jika Richard menolaknya maka pria itu sudah melewatkan sebuah kesempatan besar dan mengorbankan perusahannya hanya karena urusan pribadi mereka. 

Belakangan ini Gwenn merelakan banyak waktu dan tenaga bahka hari liburnya untuk mengerjakan projek ini. Wakaupun presentase kemungkinan berhasilnya kecil, tetapi Gwenn terlanjur jatuh cinta dengan sketsa gaun milik Mrs. Fratt. Dilihat dari tatapan Richard tadi, tampaknya pria itu juga menyukainya hanya saja harga dirinya masih lebih penting daripada menerima projek yang dikerjakan oleh Gwenn. 

Alasan Gwenn tidak bisa memasarkan sketsa Mrs. Fratt tanpa bantuan perusahaan besar seperti Richard adalah sebab selain rumit, banyak biaya yang harus ia keluarkan dari segi bahan baku produksi seperti hiasan permata yang terdapat di sepanjang gaun dan lagi Gwenn membutuhkan sepasang model yang cocok untuk mengaplikasikan pakaian itu.

Ngomong-ngomong soal model, Gwenn jadi teringat dengan kejadian yang ia alami kemarin malam saat bersama Akiro. Memikirkannya kembali membuat kesadaran Gwenn langsung terjaga, ia menegakkan punggungnya dan menggeleng keras-berusaha membuyarkan lamunan pria itu dalam benaknya.

Saat mobil berhenti di sebuah persimpangan, Grace menyematkan diri untuk melihat keadaan Gwenn dibelakang. Jujur, untuk sesaat sisi waspada Grace bangkit. Apa karena pekerjaan Gwenn belakangan ini terlalu banyak hingga wanita itu mengalami gejala seperti stress berat? Sebab yang Grace saksikan dari pantulan kaca adalah gerak refleks Gwenn saat mengibaskan lengannya beberapa kali kemudian mulutnya berkomat-kamit seperti mengucapkan sumpah serapah.

Oke, Grace mulai merinding.

Continue Reading

You'll Also Like

10.4K 570 45
-Elvina Allya Cewek tomboy yang biasa dipanggil El sedang menghadapi kasus friendzone. Dia selalu mengorbankan apapun demi kedua sahabatnya yang s...
13.3K 967 37
"Lo sebegitunya gak mau gue suka sama lo, ya?" tanya Elsa dengan wajah penuh kecewa. "Gue gak nyangka lo bisa setega ini sama gue, Steve". Steven ing...
319K 10.3K 45
Setelah menjauh dari kehidupan lama, kini Natasya tidak bisa lagi membedakan mana rasa sayang, rasa cinta, dan rasa ketergantungan. Karena hal itu...
897K 70.8K 51
Rifki yang masuk pesantren, gara-gara kepergok lagi nonton film humu sama emak dia. Akhirnya Rifki pasrah di masukin ke pesantren, tapi kok malah?.. ...