Eccedentesiast

By ArunikaRinjani__

8.2K 694 17

Orang yang menyembunyikan tentang banyak hal dengan senyumannya, entah itu rasa sedih, trumatis atau bahkan d... More

ASING
Beku
Tiga Sekawan
Hangat di Sisimu
Illusi
Akad
Attention !!!
Family Time
My Crazy Brother
Irisa Day
Siapa Kamu di Hatiku?
Benci Dengan Perasaan Ini
Seseorang Sepertimu
Matahariku
Broken Home Story
Ragu
Bestie
Pengumuman
Perasaan Yang Rumit
Jera
Terkapar
Penyesalan
Koma
Cinta Pertama
Hampa
Pulang kemana lagi?
Ego
Benci
ATTENTION
Arti Rasa
Persamaan
Menolak Terjatuh
Luka Lama
Intermittent explosive disorder
Keindahan hatimu
Psikoterapi
De Javu
Kobaran api cemburu
Hal Kecil
Peresmian
Kembali lagi
Tugas akhir dan Kejutan
Keresahan
Pesan bunda
Melepaskan
Akankah pupus?
ATTENTION
Tragedi penculikan
Pencarian Hari Pertama
Pencarian Hari Kedua
Pencarian Hari Ketiga
ATTENTION !!!
Pencarian Hari keempat
Pencarian Hari kelima
Ledakan Amarah
Flashback
Rindu akan temu
Perubahan
Post Traumatic Stress Disorders
Tenang Tapi Sepi
Tongkrongan Baru & Konspirasi Dunia
Artis Dadakan
Pernyataan yang menyakitkan
Hampir kelewat Batas
Sengaja Menghilang
Masih Sama
Penantian
Sunset
Pagi Hari yang Cerah
Akhir dari Perjuangan
Rencana Kedepan
Impian bersama
LDR
Sunset Sanur Beach
H-4
Sosok Ayah
Hari Bahagia
Tak pantaskah untuk bahagia?
Inilah Hidupku yang Berantakan
Pergi
ATTENTION

Akhir Rasa Sakit

199 9 0
By ArunikaRinjani__

Suasana berduka menyelimuti rumah friska yang kini kehilangan anak perempuan satu - satunya. Bendera merah sudah berkibar di depan rumah dan di sambut haru oleh satpam juga para pembantunya.

Kini friska hanya bisa meratapi kepergian devina tanpa bisa melakukan apapun lagi. Dia sudah sadar namun dengan tatapan kosong bersandar pada tembok dan di dampingi chaterin juga feby.

Teman - teman terbaik juga kerabat devina maupun juga datang ke rumah untuk melihat devina yang terakhir kalinya.

"DEVV.... BANGUN DEVVVVV. KENAPA KAMU NINGGALIN AKU SECEPET INI DEVVV". Teriak arsen yang baru saja datang bersama melati dan juga yoga.

William dan iskak menahan arsen untuk tak menangisi jenazah devina yang sudah terbalut kain kafan di dalam keranda.

"DEVINAAAA, KAMU JANGAN BERCANDA KEK GINI DEV. BANGUN DEVVVV, DIMANA JANJI KAMU BUAT GAK NINGGALIN AKU DEVV.... BANGUNNNNN". Arsen menjatuhkan diri tepat di posisi teras rumah devina yang sudah ramai orang.

"Sen, udahhh sen udahhhh. Ikhlasin devina, dia udah bahagia disana". Ujar william masih memegangi lengan arsen yang masih terisak akan tangisnya.

"DEVINA BELOM MATIII YAMMMM!!".

"Sen udahhhh, biarin devina pergi. Tuhan lebih sayang sama devina sen. Udahhhh". Iskak mencoba menopang dada arsen yang hampir tersungkur ke lantai.

"Sen, bangun nakkk". Yoga mencoba mengangkat tubuh arsen yang nampak sangat lemas melihat devina yang sudah tiada.

"Paaa, devinaaa masih hidup kannn". Ujar arsen yang kini berada dalam pelukan yoga.

"Tenang senn udahhh, jangan kamu tangisi devina. Dia udah tenang disana sen. Kamu harus kuat ya nak". Ujar yoga sambil mengusap punggung anaknya sembari menguatkan kondisi arsen.

Selang beberapa menit proses pemakaman devina pun dilangsungkan. Mereka beriring - iringan menuju ke tempat perisitrahatan terakhir devina.
Wikan, william, iskak, feby, dio, melati. Semua masih dengan mata yang basah.

"Dev, kenapa sih lo secepet ini ninggalin gue". Gumam feby yang kini di rangkul oleh dio sambil melihat jenazah devina di kebumikan.

"Feb, ikhlasin devina yaa. Sekarang dia udah gak ngerasain sakit lagi. Dia udah bahagia di surga". Ujar dio sambil mengusap lengan feby yang masih tak bisa membendung air matanya.

Angga, rio dan andre masuk ke dalam liang untuk meletakkan devina ke peristirahatan terkahirnya. Setelah acara penguburan selesai. Mereka menaburkan bunga diatas pusara devina dengan tanah yang masih basah.

"Bun, udah yuk pulang". Ajak angga supaya friska tidak terlalu berlarut - larut disini.

"Gamau ngga, kasihan devina di sana sendirian. Bunda mau nemenin dulu". Ujar friska masih dalam tangisannya memeluk nisan yang bertuliskan nama devina.

"Ayo fris kita pulang yaa. Jangan terlalu berlarut. Pasti devina ikutan sedih kalau kamu masih menangisi kepergiannya. Ikhlasin ya frisss". Ujar chaterin yang kini jongkok di sebelah friska.

"Ayo fris kita pulang dulu, kamu butuh istirahat juga". Adit mencoba membujuk friska dan akhirnya ia pun menurut.

Kini yang tersisa hanya arsen, melati dan yoga. Yoga dan melati masih setia menemani arsen di pusara devina.

"Dev, kenapa kamu gak ngajak aku sekalian sih. Kamu tau kan kalau aku gak bisa tanpa kamu. Kamu tau kan aku gapunya rumah selain kamu. Kemana lagi aku harus bercerita kalau gak sama kamu coba. Aku harus ngasih brownis coklat sama susu vanilla ke siapa lagi dev?. Rambut siapa yang aku kuncir lagi pakai karet kalau bukan rambut kamu?. Ga ada lagi yang bikin aku marah lagi lho dev, ga ada lagi yang ganggu aku, ga ada lagi notiv favorit maupun ucapan selamat pagi dan selamat tidur dari kamu. Katanya kamu mau ajak aku ke sanur kan buat lihat sunset?. Tapi kenapa kamu malah tidur disini dev?. Ayo debat lagi sama aku dev biar aku kesel sama kamu. Mau telfonan sama siapa lagi buat bertanya tentang hari ini, kalau aku ga bisa tidur siapa yang mau nemenin aku sleepcall?. Devv, aku... aku gabisaaa tanpa kamuu". Arsen meluapkan segala keluh kesahmya untuk terakhir kali, kini ia menangis di pusara devina. Sambil memeluk gundukan tanah dan nisan devina.

Rasanya sangat menyesakkan dada harus kehilangan orang yang kita cintai dan bisa merubah hidup kita menjadi lebih baik.

"Bang, udah yuk pulang". Ujar melati merangkul arsen yang masih menangisi kepergian devina.

"Sen, ayo nak kita pulang. Biarkan devina istirahat dengan tenang. Devina pasti gak suka lihat kamu kek gini. Ayo anak papa pasti kuat".

"Gamau paaa, kenapa takdir seperti ini?. Apa selama hidup devina merasakan sakit seperti apa yang arsen rasakan hari ini pa? Atau mungkin lebih sakit dari ini?. Arsen mau nemenin devina paaa, arsen tau dia butuh tempat buat cerita, arsen tau dia gak suka ditinggal sendirian, arsen disini dulu ya paa. Pasti devina mau cerita sesuatu sama arsen".

"Arsenn, jangan seperti ini. Buka mata kamu nak. Devina sudah berada di surga. Ikhaskan kepergiannya yaaa".

"Enggak pa, devina belum mati. Kemarin arsen udah coba buat devina kembali hidup kembali setelah rasa sakit dan lara yang ia rasakan bertubi - tubi, cuma arsen yang bisa bikin devina kembali merasakan bahagia menikmati dunia paa".

"Bang, ayo bang jangan kek gini. Tolong, kasihan kak devinanya kalau abang kek gini". Ujar melati.

"Mel, lo tau kan gue belajar sabar dari devina, gue belajar banyak darinya mell".

"Arsen ayo nak kita pulang, mama mu pasti sudah menunggu di rumah".

"Gak peduli pa, aku masih pengen ketemu devina sekali aja pa. Kenapa Tuhan gak mengizinkan pa?. Arsen pengen peluk raga devina pa, arsen tau devina selalu pengen dipeluk saat ia mulai lelah dengan semuanya pa. Cuma pelukan devina juga yang bisa bikin arsen jadi lebih tenang".

"Arsen, dengerin papa nak. Kamu sayang devina kan?".

Arsen hanya mengangguk dengan mata yang masih basah.

"Kalau kamu sayang ikhlasin devina pergi ya. Biarkan dia pergi nak, sekarang dia sudah bahagia disana. Dan pastinya devina akan selalu mencintaimu. Ingat kata - kata papa nak. Kamu beruntung menjadi cinta terakhir devina. Devina pasti sangat beruntung pernah mengenal dan bertemu dengan laki - laki sebaik kamu. Devina akan selalu menempatkan kamu dihatinya sen, buktinya sampai sampai detik ini, kamu yang masih tetap menjadi pemenang di hati devina".

Setelah cukup lama yoga dan melati membujuk arsen utuk pulang. Akhirnya arsen menurut untuk pulang dan menghapus air matanya. Tidak lupa ia mencium nisan devina untuk berpamitan kepada devina.

"Aku akan selalu dateng kesini dev, buat nemenin kamu berbagi cerita lagi sama aku. Aku pamit pulang dulu ya. I love you. Love you more sen". Ujar arsen yang mengucapkan kalimat i love you namun dibalas dirinya sendiri dengan melakukan hal yang sama seperti devina menjawab pertanyaan dari arsen.

Andre masih memantau dari jauh, setelah tidak ada satu pun orang yang ada di pusara devina. Kini ia kembali menghampiri tempat peristirahatn terkahir anak perempuannya tersebut.

"Dev, maafin papa yaa. Gara - gara papa semuanya jadi seperti ini. Harusnya yang ada disini bukan kamu dev, tapi papa. Bagaimana caranya agar papa bisa menebus dosa yang telah papa perbuat selama kamu hidup nak?. Apa yang harus papa lakukan untuk bisa membuat kamu hadir kembali dan berkumpul bersama mereka, orang - orang yang menyanyangimu. Maaf kan segala kesalahan papa dev". Andre memeluk nisan devina dan menangis sesenggukan disana.

Hari itu, adalah hari dimana rasa sakit yang devina rasakan telah usai. Tidak ada lagi trauma, lara bahkan luka. Selama hidup, devina kerap berfikir kalau dia selalu menjadi beban untuk orang lain.

Nyatanya selama ini dia memendam semuanya sendirian tanpa ada yang mau bertanya bagaimana keadaannya hari ini. Tidak ada telinga yang mau bersedia mendengarkan segala rasa sakit yang devina rasakan selama ia hidup.

Cuma feby sahabat terbaik yang selalu ada untuk devina. Angga, dia selalu menjadi sosok ayah sekaligus teman yang baik untuk devina. Yang selalu memanjakan devina dan selalu menjadi garda pertama disaat devina terjatuh. Lalu bertemulah dengan seseorang yang dikirimkan Tuhan yang memiliki rasa sabar yang sangat luas, yaitu arsen.

Awalnya arsen tidak menyangka kalau dia akan jatuh cinta dengan devina. Tapi skenario Tuhan selalu penuh kejutan dan tidak bisa di tebak. Kini devina hanya tinggal kenangan, dan mereka baru menyadari apa itu arti kehilangan.

Sebab rindu yang paling menyakitkan adalah rindu kepada seseorang yang tak bisa kita sentuh lagi.

Kini rasa sakit itu telah usai.
Tidak ada lagi perih yang kamu rasakan.
Tidak ada lagi lara yang akan kamu temui.
Sekarang nikmati bahagiamu bersama Tuhan.
Dunia terlalu kejam untuk perempuan berhati baja seperti kamu.
Kamu terlalu sempurna untuk hidup di dunia.
Barangkali Tuhan lebih merindukanmu.
Pergilah, kali ini akan belajar mengikhlaskanmu.
Aku akan belajar bagaimana aku harus tanpamu.
Segala tentangmu masih akan selalu tersimpan rapi dalam sekotak memori.
Terima kasih telah mengajarkan banyak hal.
Pasti akan ada hari dimana aku sangat merindukanmu, namun yang bisa ku peluk hanya batu nisanmu.
Terima kasih juga telah menjadikanku cinta terakhirmu sampai maut benar memisahkan kita.
Aku akan mulai berdamai dengan diriku sendiri.
Aku tidak peduli seperti apa aku harus tanpamu, entah aku akan kehilangan kewarasanku atau aku yang benar - benar akan mati rasa kepada siapapun yang datang untuk menawarkan obat.
Sepiku akan ku atasi sendiri, tak apa sesekali air mata jatuh karena merindukanmu.
Bukankah semua butuh waktu dan proses untuk bisa sembuh seperti sedia kala?.
Aku tau ini berat, aku tau ini sulit.
Kamu akan terkenang sebagai kenangan indah yang akan selalu abadi dalam kisah hidupku.
Sampai jumpa di lain waktu yang telah Tuhan rencanakan selanjutnya.

-Arsen Bima Aerlangga-

Continue Reading

You'll Also Like

378 124 5
proses mencairnya es kutub utara
692 206 20
Ini cerita seorang gadis yang berzodiak Aquarius. Kalian pasti tahu gadis Aquarius itu seperti apa, tapi aku sendiri tidak menganggap seperti itu kar...
5.2K 2.9K 33
Sudah terbit dapat di pesan dengan cara menghubungi saya... Mengisahkan tentang dua pertemuan klasik antara dua insan di dunia yang fana, pertemuan...
64K 1.6K 30
Sebelumnya ini sajak cinta dari senja untuk dia, tapi kini jadi buku usang tak bertuan Dengan banyak coret luka yang belum disembuhkan Terimakasih t...