SCANDAL CONTRACT

Autorstwa ThIsGiRlAw

6.9K 154 20

[COMPLETED] Sepuluh tahun yang lalu, Gwenn mengira hubungannya dengan Akiro benar-benar sudah selesai. --- Se... Więcej

-PROLOG-
1. Dendam Masa Lampau
2. Akiro's Life
3. Gwenn's Life
4. Finding Soulmate
5. Finding Soulmate pt.2
6. How Are You?
7. Flashback
8. Taruhan
9. Taruhan pt.2
11. Hari yang berat
12. Tarik Ulur
13. Hutang Dendam
14. Panggilan Misterius
15. Eric
16. Bisikan Dibelakang
17. Celah Pertama
18. Drama di Pesta
19. Obrolan Panas
20. Prinsip Hidup Gwenn
21. Konsekuensi Yang Harus Ditanggung
22. Nomor Teleponmu?
23. Penjilat handal
24. Pesona Tak Terduga
25. Trending
26. Akun Anonim
27. Scandal Contract
28. Mrs.Fratt
29. Perbuatan Si Iblis
30. Konferensi Pers
31. Berkencan
32. Berkencan pt.2
33. Kemenangan
34. Pemimpin Baru
35. Dingin kemudian Panas
36. Janji
37. Penolakan
38. Calon Mertua
39. Pertanyaan Intens
40. Double Date?
41. Sensasi Aneh
42. Sabrinna Spencer
43. Sejarah Masa Lalu
44.Paket Misterius
45. Video Singkat
46. Kesempatan Penembusan Dosa
47. Berapa Peluru yang kau Punya?
48. Puncak Acara
49. Peluru Terakhir
50. Titik Balik
51. Rumah Sakit
52. Perang Dimulai
53. Plester untuk hari yang kacau
54. Kembali Padaku
Epilog

10. Musuh kehidupan glamor

142 1 0
Autorstwa ThIsGiRlAw

Saat ini Gwenn sedang berada di sebuah kafe sebab ia memiliki janji temu dengan Mr. Richard.

Richard Kenneth-salah satu pengusaha terkenal yang juga menggeluti dunia fashion, dia terkenal akan acara peragaan busananya yaitu Kenneth edition yang digelar setiap pergantian musim guna memperkenalkan konsep pakaian yang cocok untuk dikenakan. Mr. Richard terkenal akan obsesinya dalam dunia fashion, tidak hanya tentang pakaian, bahkan untuk produk make up, perhiasan dan aksesoris lainnya juga ia garap. Tren acara fashionnya yang sudah berlangsung hampir belasan tahun lamanya dan selalu berhasil memuncaki tagar teratas media sosial, membuat mereka mendapatkan para sponsor dengan mudah. 

Dalam percobaan pertama Gwenn dalam menghubungi sekertarisnya, pria itu langsung menyetujui saran Gwenn untuk bertemu pandang serta membicarakan tentang tujuan Gwenn meneleponnya. Entah harus merasa beruntung atau tidak, sebab biasanya pria itu selalu sibuk dan cenderung memiliki sikap sok jual mahal terhadap kliennya apalagi dari kalangan pemula seperti Gwenn, mengingat brand pakaiannya baru terbentuk empat tahun lalu. 

Tujuan Gwenn hanya satu, mengait kontrak dengan mereka agar setuju untuk memasukkan beberapa set pakaian keluaran terbaru mereka di acara itu sekaligus menjadi pihak sponsor disana.

Gwenn mengetuk-ngetukkan jarinya diatas meja, ia duduk dengan memikul segenggam rasa tidak nyaman dalam pundaknya. Tatapannya yang terkesan dingin dan tak terbaca itu melirik ke sekitar sebelum terhenti ketika melihat pintu masuk kafe yang terbuka, menampakkan seorang pria-dengn kisaran umur yang mendekati fase pensiun- berjas biru dongker berjalan masuk ditemani oleh seorang wanita sebaya Gwenn yang ia yakini adalah sekertarisnya.  

Mereka bertemu pandang dan Gwenn sontak langsung berdiri, ia menarik napas sejenak sebelum membungkuk hormat. Melainkan sebuah senyuman ramah, raut Gwenn kini lebih ke arah kaku, entah kenapa Gwenn susah untuk tersenyum kepada pria didepannya ini setelah membayangkan apa yang sudah mereka lalui dulu.

Gwenn masih sangat membencinya.

Richard tersenyum ke arah Gwenn, dengan tatapannya yang berbinar seolah menemukan sesuatu yang menarik baginya, pria itu membetulkan letak dasinya dan berhenti tepat didepan Gwenn. Richard mengancungkan jari telunjuknya ke atas, mengisyaratkan sekertarisnya itu untuk pergi dari sana dan meninggalkannya dengan Gwenn. 

"Kenapa kau repot-repot mengajakku bertemu di kafe? Kita bisa bertemu di kantorku saja," dengan nada bicaranya yang terdengar girang, Richard berujar tanpa menghilangkan senyum lebarnya.

Tiba-tiba pria itu melebarkan matanya dan membuat ekspresi seolah dia tengah terkejut, "Kau masih ingat tempatnya kan? Aku masih ingat dulu kau sering sengaja makan siang disana untuk menemani ayahmu karena takut dia akan melewatkan makan siangnya karena terlalu sibuk," lanjutnya sebelum tertawa kecil dan berakhir menatap Gwenn untuk menunggu responnya.

Gwenn menggertakkan giginya dengan keras, sebisa mungkin Gwenn harus menahan emosinya agar tidak meluap keluar mengingat Gwenn harus profesional dalam pekerjaannya. Seharusnya Gwenn sudah tahu betul dari awal kalau pertemuan hari in tidak akan berjalan dengan lancar seperti sebuah pertemuan formal pada umumnya.

"Senang bertemu denganmu Mr. Richard," ujar Gwenn sebelum menampilkan senyum paksanya dan mempersilahkan pria itu untuk duduk.

Dunia ini memang kejam, ia harus tunduk kepada orang yang mempunyai kuasa dan terlebih lagi dengan sifat bejatnya itu. Fakta bahwa mereka berada disatu ruangan yang sama dan berinteraksi sedekat ini membuatnya terasa sesak dan ingin cepat keluar dari sana.

"Aku akan memesan minuman untukmu..."

"Tidak perlu, aku hanya sebentar disini karena pekerjaanku masih banyak."

Gwenn menangguk kemudian membula laptopnya dan mulai menjelaskan maksud dari janji temu mereka hari ini. Tatapan Gwenn berbuah serius dan penuh tekad, dia sudah mengorbankan waktu tidurnya selama beberapa hari ini demi mengerjakan presentasi file nya ini. Gwenn terus menjelaskan secara lancar dan percaya diri seolah dia mempertaruhkan segala hal disana, sedangkan Richard yang duduk didepannya memperhatikan penjelasan Gwenn dengan seksama. 

Jujur, ia suka dengan bagaimana sifat ambisius seorang Gwenn ketika mengerjakan projeknya dan bagaimana ia terobsesi denganpekerjaannya sendiri. Ptongan ingatan dalam benaknya mendadak muncul, tentang bagaimana ia menghancurkan kehidupan gadis itu, melenyapkan kehidupan glamor-nya, membuangnya dari tangga paling atas, tetapi Gwenn tidak menyerah dengan mudah. Berlandaskan rasa dendamnya, Gwenn bangkit dengan memulai perusahaannya yang sekarang ini sedari tangga paling bawah hingga bisa dibilang cukup besar dan berpengaruh walaupun tidak sejaya dulu.

Tetapi dengan kecerdasan Gwenn, kemampuan gadis itu tidak perlu diragukan lagi. Terebih lagi dia tidak suka dengan yang namanya kekalahan.

"Bagaimana kabar Jacob? Dia baik-baik saja?" Tanya Richard yang berhasil memotong penjelasan Gwenn atau sebenarnya dia memang tidak berniat mendengarkan penjelasan projek Gwenn sedari awal.

Gwenn tak mampu menahan diri untuk tidak menampilkan seringainya, ia pasti akan dicap tidak sopan dan terkesan merendahkan, tetapi Gwenn sudah cukup bersabar hari ini, bahkan sudah melampaui batas.

"Terima kasih sudah menanyakan kabar daddy, dia baik-baik saja bahkan sangat bak-baik saja. Berkat anda, dia bisa menikmati masa pesiunnya lebih cepat. Dia berbaring seharian dikamar sambil membaca buku dan bahkan dia sudah menemukn hobi barunya belakngan ini. Aku akan bekerja untuknya dan mengrusnya, jadi daripada dia, lebih baik anda mengkhawatirkan kehidupan anda sendiri," ujar Gwenn diakhiri seulas senyum tipisnya sebelum menunduk kecil ke arah Richard.

Seharusnya Gwenn tidak perlu mengerjakan presentasinya hari ini dengan sepenuh hati karena alasan Richard menyetujui pertemuan mereka adalah hanya karena pria itu ingin melihat kehidupan daddy-nya setelah dihancurkan olehnya atau lebih tepatnya mengolok-olok mereka. 

Gwenn bisa merasakan amarah Richard terpancing karena perkataannya barusan, tapi pria itu pandai dalam menyembunyikan emosinya dengan dengusan kecil yang seolah merendahkan lawan bicara.

"Oh, benarkah? Tapi sayangnya, putrinya itu sekarang bergantung kepada saya," ujar Richard sembari tersenyum miring.

Tangan Gwenn terkepal erat tepat di bawah meja, Gwenn butuh kerja sama ini dan dia harus menahannya sebisa mungkin. 

"Kalau begitu saya akan kembali melanjutkan penjelasan projeknya."

Belakangan ini Gwenn sedang mempersiapkan perubahan yang besar terhadap brand pakaiannya. Gwenn berencana untuk menargetkan pasar lintas negara dengan memperluas tokonya hingga ke beberapa negara tetangga. Jadi dia membutuhkan sebuah panggung untuk memperkenalkan pakaiannya secara cepat dan pastinya berkelas. Tidak ada panggung lain sehebat acara yang akan digelar Mr. Richard sebulan lagi itu.

Tai sayangnya yang Gwenn dapati sebagai balasan adalah kerutan dahi dari Richard, pria itu melempari tatapan bingungnya ke arah Gwenn.

"Aku tidak menyangka performa kerjamu akan menurun drastis begini."

Kini giliran Gwenn yang meautkan alis, "Maksud anda?" Tanya Gwenn.

Richard menegakkan punggungnya, ia membersihkan tenggorokannya sekali sebelum berujar, "Konsep awalmu tidak begitu buruk," Richard membuka halaman depan proposal yang Gwenn berikan kepadanya beberapa saat lalu dan meletakannya ke atas meja. 

Dengan memasukkan beberapa pakaian yang Gwenn design sendiri-tipe dress yang cocok dipakai saat musim semi. Sudah tidak perlu diragukan lagi, mereka semua tahu kalau design Gwenn memang tidak pernah gagal dan mengecewakan kalau menyangkut konsep gaun santai yang memberikan kesan murni dan polos layaknya daun-daun yang berguguran pada musim semi nanti. Tapi diakhir presentasinya, Gwenn malah menyarankan Richard dimana untuk acara yang akan ia adakan lagi kedepannya untuk meggunakan konsep gaun pengantin. 

Itu sama saja dengan menentang konsep utama acara fashion-nya selama ini yaitu selalu menyajikan tipe pakaian sesuai dengan perubahan musim. Dan parahnya Gwenn menawarkan sebuah sketsa gaun pegantin dari seorang designer pemula yang tidak jelas latar belakangnya. Bahkan Richard tidak pernah mendengar namanya yang artinya dia memang tidak seterkenal itu.

Ibarat seperti seseorang yang bernyanyi dengan suara emasnya ditengah hutann rimba yang sepi. Tidak ada yang bisa mendengarnya. Tidak ada yang tahu. Dan tidak ada yang bisa membuktikan suaranya bagus atau tidak.

"Tapi sayangnya aku tidak setuju dengan ide gaun pengatinmu itu. Dia adalah seorang designer pemula, bahkan aku baru mendengar namanya darimu. Terlalu beresiko jika memunculkan pakaiannya di acaraku. Bagaimana jika dia menjiplak sketsa ini dari orang lain?" Ujar Richard kemudian menggapai sktesa gaun pengantin yang tergeletak dimeja dan kembali menelitinya. 

"Latar belakangnya di dunia fashion terlalu sedikit dan tidak cocok untuk acaraku," lanjut Richard dengan tatapannya yang masih fokus pada sketsa dalam pegangannya. 

Gwenn menghela napas pelan, ia sudah menduga Richard akan menolak usulannya itu mentah-mentah. Perusahaan Richard selalu memihak kepada para designer terkenal yang sudah berkecimpung lama di dunia fashion. Tapi Gwenn juga tidak bisa menyalahkan pria itu, setidaknya mereka yang berpengalaman dan sudah memiliki sejarah tersendiri lebih bisa dipercaya dan berpeluang besar daripada designer pemula seperti yang Gwenn ajukan sekarang.

Gwenn menatapi Richard yang masih menancapkan fokus pada sketsa yang Gwen tawarka, wanita itu tahu betul kalau Richard juga terpukau dengan designnya, terlihat dari bagaimana tatapan pria itu tak beralih dari sana sedetikpun. Gwenn akhirnya harus merampas kertas sketsa itu dalam sekali tarik membuat Richard terperanjat kaget dan tatapan menelitinya terputus.

"Aku tahu kau akan menjawab seperti ini. Tapi aku berharap kau bisa mempertimbangkannya lagi dan jika kau memang mengkhawatirkan tentang ke-aslian sktesa itu maka aku bisa membicarakannya lagi dengan pembuatnya. Dan ini," terang Gwenn sembari memberikan kontrak terhadap pemasukan pakaiannya dalam acara peragaan busana edisi musim semi milik Richard. 

"Aku memang memuji gaun-gaun yang kau design sendiri itu, tetapi aku tidak bilang setuju untuk memakainya kan?" Richard tersenyum miring.

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

1.5M 122K 154
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
1.6M 87.9K 73
Di Negara maju dan Negara Demokrasi siapa saja bisa menjadi orang nomer satu. Apalagi ketika diri mereka memiliki kecerdasan, kekayaan dan kekuasaan...
10.4K 570 45
-Elvina Allya Cewek tomboy yang biasa dipanggil El sedang menghadapi kasus friendzone. Dia selalu mengorbankan apapun demi kedua sahabatnya yang s...
732K 42.4K 41
Dilarang keras menjiplak!