album

By faamikv

4.3K 574 141

Ᏼꪮᖯꪮเᖯꪮᥡ Ꭰᥙɾเ ᥊ Ꭱꫀᥲdꫀɾ! :: Jomblo sampai kepala dua-iya, inilah dia seorang Duri; seseorang yang bisa disebut... More

01. cupid
02. sooya
03. fang
05. challege
06. usil
07. barbie
08. nafkah
09. kertas
10. winner
11. lilin

04. kamera

426 63 11
By faamikv

Di malam kemarin hari itu—pertama kalinya mereka memulai tidur bersama dalam satu malam.

Kini [Name] sekarang, sedang dipeluknya dari belakang oleh si lelaki. Tak enak ingin membangunkannya, justru wanita itu diam sebentar dan menikmati kedua tangan Duri melingkar di pinggulnya, seperti sedang memeluk guling.

[Name] pun mencoba sedikit bergerak, namun saja ada yang terjadi tiba tiba.

"Hngh.."

Deru nafasnya ada di leher [Name], bukannya lega, malah makin kencang pelukan tersebut di pinggul milik [Name]. Wajah si lelaki juga makin mendekat, hampir mencium leher gadis di depannya.

Padahal masih pagi, tetapi [Name] tak tahan dengan perilaku suaminya satu ini. Sudah dibuat merona duluan.

Tapi enak, sih. Gumamnya pelan, [Name] jadi bimbang mau melepaskannya atau membiarkannya. Nah, kan.

Dring! Dring!

Tak lama bunyi suara alarm di meja dekat kasur yang mereka atasi, mendengar itu, Duri reflek membuka matanya pelan.

Merasakan kehangatan yang sedang ia rasakan itu, membuat rebahannya sangat nikmat sampai badannya tidak ingin bangun.

Pelan pelan, karena tersuguhkan rambut milik [Name] yang mengenai wajah Duri—membuatnya tersadar. Bukannya langsung dilepas, tetapi tangan Duri malah mengecek-ngecek apa yang ia peluk itu, bahkan ke perut, sampai hampir salah pegang.

[Name] hanya diam, sambil berusaha menahan rasa gelinya.

"Loh..[N..Name?]"

Bicaranya dengan suara yang masih setengah setengah serak, tangannya masih ia letakkan di tempat yang sama.

"Iya?"

"Jam berapa..?"

"Jam tujuh."

"Ohh..hah? TUJUH?"

"Ya."

Karena reflek tersadar, Duri juga ikutan menyadari atas apa yang ia perbuat, yaitu memeluk [Name]. Duri langsung buru buru melepaskan pelukan itu, takut gadisnya risih atau gimana gitu.

"Sorrryyyyyyy, [Nameee!!] a-aku kira itu guling.."

"Mhm, gapapa. Btw, kamu telat? kok kaget gitu?"

"Kaget aja, sih. Emang tadi alarmnya bunyi berapa kali?"

"Tiga."

"TIGA?? KENAPA GAK BANGUNIN AKU?"

"Ehm, kamunya pules. Aku.. nggak tega aja."

Waduh, Duri jadi terkesima dengan [Name] yang lemah lembut ini. Walau ia tahu gadisnya itu memang sudah lemah lembut dari dulu.

"Ehehe, nggak tega? emang aku sepules itu, ya?"

"Iya, kayak bayi banget."

"Aku udah kerja, loh? kok harus bayi, sih??"

"Liat aja di sana, siapa yang ngoleksi minyak telon banyak banyak?"

"A—ITU TUU, BUAT ANAKNYA BANG UPAN.. KETINGGALAN!"

"Ih, alesan kamu. Udah sana kerja, katanya udah kerja."

"Ga penasaran nih kerja apa? hihi."

"Kalo dipikir-pikir kepo juga, sih. Kerja apa emangnya?"

"Apa hayoooo?"

Ledeknya dengan wajah yang menyebalkan, [Name] sedikit jengkel ketika di suguhkan. Lalu Duri beranjak keluar dari kamar dan menuju kamar mandi untuk bersiap-siap, sedangkan [Name] tadi yang berusaha menarik pergelangan tangan Duri tadi malah keburu kabur anaknya.

Geleng geleng kepala lah itu si [Name].

—album✩‧

"Sip."

Berdirinya mereka berdua berhadapan satu lama lain, Istrinya itu sedang mengikatkan dasi milik sang Suami.

Tangan [Name] yang berusaha memasangnya dengan teliti, lalu sampai ke tahap akhir sampai rapih.

"Makasiih, Istrikuu!"

"Hati hati, yaa."

Sebelum bergerak ingin menempuh jalan—pandangan gadis itu tertuju denga benda yang Duri kalungkan di lehernya. Sebuah benda yang bisa menangkap sebuah kejadian atau tempat secara fisik. Iya, itu kamera.

Karena penasaran, terbukalah itu mulut milik puan.

"Kamu ngapain bawa kamera?"

"Ah.. aku itu photographer."

"Loh..?? terus ngapa pake jas gini kayak orang kantoran?"

Sebuah cengiran Duri keluarkan di raut wajahnya, tangannya sambil memegang kepala. Manik matanya ia arahkan ke arah samping.

"Ya.. aku juga kantoran, heheh."

"Yang benerr?"

"Mau bulanan berapa?"

"Oke, aku percaya."

Duh, semua cewek sama aja.

Niatnya sih hanya bercanda, tetapi benar, kok. Duri itu sedang ngantor dan magang jadi photographer. Niatnya ingin jadi juragan lahan gitu, tetapi ada saja sesuatu yang menganggunya.

"Buru gih, pergi. Kok masih di sini?"

"Anu, [Name..] ini hari apa?"

"Senin."

"NAH, KAN. AKU LUPA KALO AKU LAGI AMBIL CUTII! Duh, padahal udah siap siappp.."

"Hah..? kamu gimana, sih? capek capek aku ngiket ntu dasi, malah gajadi. Bikin aku kepo juga malahan."

"Heheheh, sori.. aku ga sadar."

"Sora sori, iyalah itu."

"Gini, deh! [Name] kepo, kan? gimana kalo aku kasih tau sesuatu?"

"Hm?"

"Yuk, masuk dulu."

Ajakannya tak mungkin ia tolak, menurutlah si [Name] karena penasaran. Habisnya, tiba tiba jadi serius banget.

Sesudah mengganti pakaian, Duri menghampiri [Name] yang kalem sedang membaca buku di sofa panjangnya itu.

"Dor!"

"—EEH, KAMBING!"

"Pfft—hahaha! [Name] masih kagetan kayak dulu, yaa~"

"Haish, Duri, kamu udah gede. Jangan beginian deh, jantungku meledak nanti."

"Ih, katanya aku masih bayi?? hayo?"

"Itu—itu bener, sih. Ish, yaudah kenapa?"

Sebenarnya [Name] tak suka basa basi kalau rasa keponya sudah berapi-api, mirip mirip dengan Abangnya Duri, ya. Tapi lain, [Name] agak masih tau diri.

Lelaki itu duduk bersampingan dengannya, lalu mengeluarkan sebuah album besar dari tangannya. Ia tunjukkan itu sambil tersenyum manis [Name].

"Album?"

"Bukan sembarang album, loh."

Kemudian tangannya itu ia gerakkan untuk membuka lapisan tebal yang pertama.

Awal awal, di satu halaman saja sudah ada sekiranya lima foto yang terpajang. Fotonya juga bermacam-macam, manik mata [Name] juga reflek membesar—terpukau dengan hasil potret Duri.

"Ini di Gor, ya? keren.. Kak Hali, Kak Solar, Kak Gem lagi main basket. Oh, itu Kak Blaze, ya? keren, main sepak bola! terus ini Kak Upan? wah, dia bultang, ya."

"Hehehehe, iyaapp, keren banget kan mereka!"

"Mhm, banget! oh, ya.. Kak Ice sama Kamu mana?"

"Oh.. itu sih, kalo Bang Ice gak ikut, Katanya mau tidur. Aku.. ikutan ngefoto aja, kok."

"Eh?? nggak ikut salah satunya?"

"Nggak, hehe."

Melihat senyuman itu, [Name] terdiam sambil heran, rasa penasarannya tambah berapi-api minta penjelasan. Ia tak tinggal diam, ia masih berani membuka mulut untuk bertanya.

"Kenapa?"

Satu kata saja, sudah membuat Duri banyak berfikir untuk menjawabnya. Ia lantas terdiam, untuk sementara.

"Karena.. hahaha, gimana ya bilangnya?"

"Hm?"

Sembari menunggu jawaban yang jelas, [Name] terus terusan menatap sang lelaki dengan raut wajah gundam sendiri.

"Kalau ngerasa nggak enak, abaikan aja gapapa, kok."

"Bukan gitu, bukan hal yang harus dirahasiakan juga buat [Name], kok! justru kamu harus tau ini, sih."

Aduh, maafkan Duri yang kebingungan malah bikin rasa penasaran makin menjadi-jadi.

"Itu ya, karena aku lemah aja."

"Eh?"

Duri memenjamkan matanya sebentar, dirinya sambil tersenyum pilu menatap foto foto tersebut.

"[Name] lihat mereka, kan? kuat, keren, gagah juga. Hal begitu, pasti nggak cocok sama aku."

"..."

Ketika mengatakan itu, Duri sama sekali terdiam sebentar. Menyadari tak ada sahutan apapun, ia menoleh ke gadis di hadapannya.

Dengan pandangan penasaran, gadis itu sedang termenung. Masih menatap foto yang ada—lalu melihat ke dirinya.

"... Lemah?"

—album✩‧

bimsalabim update, dwar 📢

aku baru up ini akahskshs egk aph, msh ada beberapa, ((iya, walau ga seberapa tapi beberapa sdh ckp)) yg menunggu, makasih ya sdh stay tune baca ini!

sehat sehat kalian </3

see you! Insya Allah bsk ak up aamiin 

Continue Reading

You'll Also Like

2.5K 266 2
Menjalin hubungan bersama? Kira-kira bagaimana kelanjutan kisah di antara kita? (Between Us Series) (BoBoiBoy Halilintar Version) (Reader Insert) (Dr...
4.3K 565 7
Sori X Bad!Reader Pacaran dengan gadis tomboi yang tingkahnya bikin geregetan? Siapa takut! Tampilan boleh berandalan, tapi kita tidak tahu apa sisi...
28.1K 3.7K 15
❛❛BoBoiBoy Taufan x Reader❜❜ 𝘛𝘢𝘶𝘧𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢. 𝘚𝘶𝘢𝘮𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘪𝘢𝘱 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘵𝘦𝘳...
72.4K 9.5K 11
• Taufan x Shy!Reader • Punya pacar yang pemalu? Mungkin terdengar menarik tapi tentu saja ada tantangan tersendiri. Apa saja itu? (Inspired by @Rain...