AUTOPSY [FINISHED✔]

By __mynameismel

9.4K 834 19

Profesi Dokter Forensik adalah sebuah profesi kedokteran yang tidak begitu banyak peminat nya, karena kedokte... More

Character
PROLOG
1-JOB
2-HONESTY
3-SECRET
4-LIAR
5-MIRROR
6-CRUSH
7-CLINK
8-THE BOOK
9-CONFESSION
10-DARE
11-MURDER
12-THINKING
13-SIANIDA
14-PROPOFOL
15-MISTREAT
17-PRISON
18-EVIDENCE
19-INTIMIDATION
20-ALGORITHM
21-CLICHE
22-WEATHER
23-DARK
24-SHADOW
25-SURPRISE
26-RECTANGLE
27-THE REAL
28-FLIP
29-MAZE
30-JUDGEMENTAL
EPILOG

16-DIVERSION

213 23 0
By __mynameismel

Nanon memberikan laporan hasil autopsi kepada 3 anggota polisi di hadapannya dengan Ohm yang membaca lebih dulu kemudian di lanjutkan dengan Drake dan Dew kemudian Ohm berkata. "Ciri-cirinya sama. Keluarga korban sudah datang kesini, Dok?" 

Nanon menggelengkan kepala sambil menjawab. "Belum ada kabar apapun dari keluarga korban, Kepala Tim tetapi bagian pendaftaran sedang berusaha menghubungi keluarga korban." Seru Nanon yang dijawab anggukkan kepala oleh Ohm.

"Baiklah."

"Tunggu sebentar, Ohm." Seru Drake yang masih membaca hasil autopsi ini lagi berulang kemudian kembali berkata sambil menunjuk foto yang tertera disana. "Di dalam jasad ini apakah ada zat kimia di dalam kadar darahnya? Karena saat aku menemukan jasad ini sebagian tubuhnya tampak sudah terbakar terutama di bagian perut nya yang ini." Ohm dan Nanon pun melihat laporan hasil autopsi tersebut dengan Nanon yang kembali masuk ke dalam Ruang autopsi untuk melakukan autopsi ulang jasad tersebut secara keseluruhan.

Selama Nanon sedang melakukan proses autopsi ketiganya menunggu di luar ruangan tersebut menunggu hasil autopsi yang akan keluar. Tak lama kemudian Nanon keluar dari ruangannya lalu memberikan laporan hasil autopsi yang ia perbaiki tadi sambil berkata. "Aku sudah mengecek kadar darah nya normal tetapi dari luka bakar yang Drake temukan itu tercium aroma bensin serta luka bakar itu sudah sedikit membusuk mungkin korban membiarkan luka tersebut dan tidak mengobatinya jadi mengalami infeksi yang menyebabkan aroma terbakar daging busuk dari bekas luka yang ada pada perut korban." Jelas Nanon yang membuat ketiganya lega dengan perkataan Nanon.

"Sadarkah kalian dari 16 korban yang kita temukan makin lama pembunuh mengubah pola pembunuhannya. Biasanya pembunuh melakukan pembunuhan di ruang terbuka namun ini sebaliknya melakukan pembunuhan di ruang tertutup juga mengenai dua jasad di Rumah Sakit ini yang tak lain adalah pasien yang terkena keracunan Propofol, atau mungkin pelakunya bekerja disini." Duga Dew membuat Drake dan Ohm menggelengkan kepala dengan ucapan Dew.

"Itu tidak mungkin, Dew. Kita belum tahu pasti siapa pelakunya tetapi kalian semua harus pastikan harus bisa menjaga diri dan jangan sampai salah satu dari kita menjadi objek terutama kau Dokter Nanon."

"Dokter Nanon?" Tanya Drake merasa ambigu dengan ucapan Ohm yang tiba-tiba itu namun lebih dulu Ohm meralatnya dengan nada serius. "Dia bekerja satu tempat pekerjaan dengan Dokter Tanawat yang tak lain adik dari Komandan Thanapob, berjaga-jaga lebih baik kan." Santai Ohm membuat Dew dan Drake terkekeh dengan ucapan Kepala Tim mereka itu sedangkan Nanon hanya tersenyum di buatnya. 

"Ya, aku lebih dekat dari Dokter Tanawat sebisa mungkin aku harus menjaga diri juga." Senyum Nanon yang dijawab anggukkan kepala oleh ketiganya.

"Oh iya, Dew. Data yang kau berikan padaku kemarin sudah kau kaji lebih ulang lagi?" Tanya Ohm lagi kemudian Dew menganggukkan kepala sambil menjawab. "Sudah, Kepala Tim. Sebelumnya Nona Rochana tidak tinggal di apartemen tersebut dan aku mendapat informasi yang cukup mencengangkan lagi." Seru Dew sambil membuka ponselnya kemudian menunjukkan foto berkas-berkas yang ada pada ponsel Dew kepada Drake dan Ohm.

"Ini berkas ijazah serta beberapa sertifikat milik Nona Rochana?" Tanya Ohm lagi kemudian Dew menganggukkan kepala sambil berkata. "Nona Rochana lulusan Keperawatan Universitas Chiang Mai satu tahun lalu dan kebetulan menurut informasi yang beredar dari teman kampusnya Nona Rochana pernah bekerja di sebuah Panti Jompo di daerah Ilsan kemudian yang membuatku terkejut kalau dirinya adalah perawat di Rumah Sakit Bangkok bertugas di Ruang Operasi." Jelas Dew membuat ketiganya terkejut.

"Ruang Operasi? Tetapi, selama aku mengunjungi temanku yang juga Dokter bedah selama tindakan operasi berlangsung. Aku tidak pernah melihat dirinya." Cetus Nanon.

"Kemungkinan besar Nona Rochana itu adalah karyawan baru di Rumah Sakit Bangkok makanya dirimu tak mengenalinya, Dokter Nanon." Tambah Drake yang dijawab anggukkan kepala oleh Nanon. "Ya, mungkin saja dia memang karyawan baru disini."

"Kalau hal lainnya kau dapatkan apalagi?" Tanya Ohm pada Dew kemudian Dew menunjukkan beberapa foto lagi kepada ketiga rekan kerjanya sambil menjawab. "Yang terakhir ini sertifikat penyuluhan tenaga kesehatan di lingkungan desa Wang Nam Khiao sponsor nya Rumah Sakit Internasional Bumrungrad." Nanon pun mengambil ponsel Dew sambil memperbesar gambar tersebut membuat ketiganya terkejut dengan tingkah Nanon.

"Ada apa Dokter?" Tanya Drake kemudian Nanon membuka ruang kerjanya sambil mengambil secarik kertas berisi artikel serta kertas berisi CV lamaran kerja Dokter Tanawat dan brosur seminar mengenai operasi bedah jantung by pass. 

"Ini." Seru Ohm yang dijawab anggukkan kepala oleh Nanon.

"Selama sebulan ini aku menyelidiki sendiri Dokter Tanawat dan mendapatkan semua informasi itu." Jelas Nanon yang membuat Ohm merasa kagum dengan kekasihnya itu begitu pula dengan Drake dan juga Dew lalu Nanon kembali berucap. "Sebisa mungkin kalian harus segera pergi dari sini karena aku khawatir Dokter Tanawat melihat gerak gerik kita berempat." 

Ohm menganggukkan kepala tanda setuju sambil berkata. "Baiklah. Lebih baik kita bertiga memang harus pergi dari sini. Jaga dirimu Dokter Nanon, kami pergi dulu." Ohm pun pergi meninggalkan Rumah Sakit bersama dengan Drake dan Dew sedangkan Nanon kembali masuk ke dalam Ruang Autopsi. 

Selama di perjalanan tampak Dew membuka laporan hasil autopsi korban ke 16 yang di temukan di pantai tadi pagi sambil sesekali mengecek dikhawatirkan ada beberapa yang terlewat. "Drake." Panggil Dew yang membuat Drake menoleh ke jok belakang sambil berkata. "Ada apa Dew?"

"Di TKP tadi kau menemukan pecahan kaca atau tidak?" Tanya Dew membuat Drake menepuk keningnya sambil menjawab. "Shit! Aku lupa memberikannya pada Dokter Nanon tadi. Ada di saku jaket." 

"Kita berikan pecahan kaca itu pada Dokter Nanon besok pagi saja, sekarang fokus mencari informasi dan bukti lain terutama soal korban ke 16 hari ini." Tambah Ohm yang tengah menyetir dijawab anggukkan kepala oleh kedua anggotanya. 

Mereka bertiga kini sudah berada di lokasi rumah keluarga korban ke 16 yang tengah mempersiapkan proses upacara pemakaman sekaligus untuk berbela sungkawa pula kesana. Kedatangan mereka di sambut oleh seorang pria yang tak lain ayah dari korban yang menyapa ketiganya lalu mempersilahkan masuk ke dalam rumahnya dengan memberikan sebuah kotak berwarna pink kepada Ohm. 

"Itu kotak milik putri saya yang sempat saya temukan di bawah kolong tempat tidurnya, mungkin ada beberapa barang bukti disana." Seru ayahnya yang berwajah murung namun tetap bertingkah tenang lalu Ohm pun membuka kotak berwarna pink itu dan disana ia menemukan beberapa sertifikat penyuluhan tenaga kesehatan yang di sponsori oleh Rumah Sakit Internasional Burmunghad. "Mohon maaf, Pak. Anak bapak tenaga kesehatan di Rumah Sakit Internasional Burmunghad?" Tanya Ohm hati-hati kemudian pria paruh baya itu menggelengkan kepala membuat Ohm bingung.

"Anak saya bukan tenaga kesehatan seperti perawat ataupun dokter. Dia hanya seorang volunteer yang ikut acara penyuluhan kesehatan ataupun selalu ikut menjadi peserta di setiap seminar tema kesehatan. Kebetulan dia kuliah di bidang Fisioterapi dan saat ini sedang magang di Rumah Sakit Bangkok." Jelas ayahnya yang membuat ketiganya saling menatap satu sama lain kemudian Dew bertanya. "Hari ini dia pergi keluar apakah mengatakan akan pergi kemana?" 

"Dia bilang ingin bertemu dengan temannya di Mal Siam Paragon, kebetulan hari ini jadwal kerjanya libur." Jawab ayahnya nampak bingung dengan pertanyaan Dew dan Ohm kemudian berucap lagi. "Apakah ada masalah?"

Ohm tersenyum menggelengkan kepala sambil berkata. "Ini hanya dugaan kami saja, Pak. Karena 3 hari lalu ada korban di Rumah Sakit Bangkok yang meninggal dunia karena henti jantung dan berdasarkan hasil autopsi kadar propofol dalam darahnya tinggi seperti ada seseorang yang sengaja menyuntikkan Propofol dengan dosis yang melewati ambang batas." 

Pria yang ternyata ayah korban itu pun menganggukkan kepala tanda mengerti. "Nesha tidak pernah mengatakan hal yang sebenarnya siapa temannya itu. Dia hanya mengatakan kalau temannya itu adalah orang penting yang mengajarkan beberapa hal mengenai fisioterapi sesuai bidang jurusan kuliahnya."

"Kalau ada sesuatu yang mengganjal bapak hubungi saja nomor ponsel ini. Saya usahakan datang jika bapak membutuhkan saya." Seru Ohm memberikan kartu namanya yang tertera nomor ponselnya disana kemudian pria itu pun menganggukkan kepala tanda mengerti.

"Baiklah. Kalau begitu kami pamit dulu. Selamat Malam."

"Selamat Malam. Hati-hati dijalan, Letnan." Seru pria itu yang dijawab anggukkan kepala oleh Ohm yang masuk ke dalam mobil diikuti oleh Dew dan Drake juga. 

Selama perjalanan Ohm tampak terdiam dan tetap fokus menyetir mobilnya kemudian tiba-tiba ponsel nya bergetar lalu ia sambungan bluetooth kearah layar monitor kecil di dalam mobilnya sambil berkata. "Ya, ada apa Dokter Nanon?" 

Nanon yang berposisi di seberang sana tengah mencetak beberapa dokumen yang ia dapatkan dari Divisi Arsip Rumah Sakit Bangkok dan juga dokumen berbentuk pdf dari temannya yang bekerja di Rumah Sakit Internasional Burmunghad. "Aku sudah mendapatkan beberapa informasi mengenai Dokter Tanawat, kalau kalian bisa ke Rumah Sakit kita bertemu di kantin Rumah Sakit saja tidak perlu ke ruang autopsi." 

"Kami akan segera kesana." Seru Ohm mematikan panggilan teleponnya kemudian Drake yang duduk di sebelahnya pun berkata. "Ada apa Ohm?"

"Dokter Nanon menemukan berkas dokumen miliki Dokter Tanawat dari mantan rekan kerja nya di Rumah Sakit Internasional Burmunghad." Jawab Ohm santai masih dengan fokus menyetir kemudian membelokkan arah jalan nya ke arah Rumah Sakit Bangkok tak berselang lima belas menit dirinya sudah memarkirkan mobilnya ia bersama kedua anggotanya pun keluar dari mobil lalu berjalan menuju kantin Rumah Sakit kemudian disana ketiganya melihat Dokter Nanon tampak duduk di kursi kantin sambil membawa map coklat dengan berjalan cepat. 

"Akhirnya kalian datang ini dokumen yang aku dapatkan bisa di cek dulu." Seru Nanon sambil memberikan map tersebut kepada Ohm kemudian Ohm mengeceknya sebentar sambil menganggukkan kepala sambil berkata. "Sudah lengkap semua aku akan memeriksanya di rumah nanti. Kami harus kembali ke kantor tidak bisa lama."

"Yasudah hati-hati kalian." Cetus Nanon hingga keempatnya berpisah dengan berseberangan jalan dengan Ohm dan kedua anggotanya sedangkan Nanon kembali ke Ruang Autopsi lalu baru saja Ohm hendak masuk ke mobil. Ia pun berbalik arah sambil memberikan kunci mobil nya kepada Drake. "Drake, ada yang tertinggal kau duluan saja ke kantor."

"Ada apa?" Tanya Drake kemudian Ohm pun segera pergi sambil berlari menuju Rumah Sakit lagi kemudian baru saja dirinya mau menuju Ruang Autopsi tiba-tiba terdengar suara seorang pria di lorong Rumah Sakit yang sepi itu. "Saya menyukaimu Dokter Korapat." Katanya dengan nada meyakinkan bersamaan dengan itu Ohm tiba disana sambil berkata. "Nanon--in--"

"Kepala Tim." Cetus Nanon membuat pria yang tadi sempat bertemu dengannya tadi pun menghela nafas sambil berkata. "Saya permisi." Pria tersebut menatap tak suka kearah Ohm kemudian melengang pergi begitu saja meninggalkan Nanon dan Ohm yang masih berdiri di lorong Rumah Sakit. 

Tiba-tiba Ohm terkekeh sambil menggelengkan kepala kemudian menatap serius kearah Nanon. "Dia menyukaimu? Apakah itu alasannya beberapa hari ini selalu makan bersama denganmu? Kenapa kamu tidak menjawabnya dan diam saja? Atau kau juga menyukainya sama seperti dia!!" 

PLAK 

Tamparan keras mengenai wajah Ohm membuat Nanon kemudian menghela nafas dengan tatapan kesal berkata. "Kamu sadar tidak? Dengan kamu mengatakan seperti ini, kamu tidak percaya dengan semua perasaan dan semua perhatianku selama ini. Aku diam karena aku bingung, aku tidak tahu harus berkata apa bukan karena aku menyukainya! Yang aku suka itu kamu, Ohm! Bukan dia!" Emosi Nanon membuat Ohm menarik lengan Nanon kearah tangga darurat kemudian mendorong tubuh Nanon kearah dinding sambil melumat kasar bibir pria lesung pipi itu. 

Ciuman sejenak terlepas dengan Nanon yang melepasnya sambil menundukkan kepala dengan menempelkannya pada dada Ohm. Keduanya saling mencoba bernafas kembali seperti biasa lalu Nanon mengangkat kepalanya dengan menatap Ohm kini dan menarik tengkuk leher pria nya itu untuk kembali saling melumat bibir satu sama lain sesekali keduanya saling menghisap dan menjulurkan lidah satu sama lain kearah lawannya. 

"Hhhh--Hhhh--" Nafas keduanya tersengal-sengal dengan kedua kepala yang saling menempelkan kening kemudian Nanon sambil memejamkan kedua matanya berkata. "Aku tidak mungkin mencintainya. Aku mencintaimu, Ohm. Tidak ada lagi seseorang di hatiku yang mau sabar dan berjuang denganku untuk mendapatkan keadilan." Nanon sambil menatap pria di hadapannya kemudian Ohm hanya tersenyum lalu mengecup bibir Nanon dan mengecup kening Nanon juga.

"Aku tahu yang kamu cinta itu aku, Nanon sayang. Maafkan aku karena kecemburuanku membuatmu seperti ini." Lembut Ohm membuat Nanon tersenyum menggelengkan kepala kemudian memeluk erat tubuh pria di hadapannya membuat Ohm membalas pelukannya.

"Kau tidak salah dan aku tahu kau tak menyukai Dokter Tanawat dari sejak dirinya datang di pemakaman adiknya Drake bersama Komandan Thanapob waktu itu." Cetus Nanon membuat Ohm melepas pelukannya kemudian menangkupkan wajah Nanon pada kedua tangannya.

"Kau selalu tahu soal diriku ya? Aku saja belum tahu banyak tentangmu." Ohm pun kembali membawa Nanon ke dalam pelukannya sambil duduk di tangga darurat dengan mengelus punggung Nanon. "Maaf ya karena kamu kenal denganku. Kamu harus merasakan hidup yang berbahaya seperti ini pokoknya kita harus selesaikan kasus ini secepatnya. Sesuai janjiku sebelumnya aku akan mengatakannya setelah kasus ini selesai dengan tersangka yang di hukum berat." Cetus Ohm membuat Nanon menarik kepalanya sambil menatap bingung kearah kekasihnya itu. 

"Memang ada hal apa lagi yang ingin kau katakan padaku."

"Rahasia."

"Ohm!"

"Kamu akan tahu nanti. Tolong bersabar ya." Senyum Ohm sambil menyentuh dagu Nanon membuat pria lesung pipi itu tersenyum menganggukkan kepala lalu kembali menaruh kepalanya pada dada Ohm dengan Ohm yang merangkul tubuhnya ke dalam pelukannya. 

Kini keduanya sudah berjalan kembali menuju Ruang Autopsi kemudian Ohm pun memberikan sebuah flashdisk kepada Nanon membuat dokter muda itu bingung lalu berkata. "Ini apa?"

"Kau buka ketika di apartemen saja ya. Mumpung tidak ada kegiatan autopsi lebih baik kau tidur saja di ruanganmu. Jangan lupa kunci pintu." Ohm sambil mengelus puncak kepala Nanon membuat pria lesung pipi itu tersipu dengan perlakuan kekasihnya. 

"Aku akan istirahat selama tidak ada jasad yang harus di autopsi, kalau pekerjaanmu sudah selesai jangan lupa istirahat juga. Tubuhmu butuh istirahat juga, makan yang teratur." Seru Nanon yang dijawab anggukkan kepala oleh Ohm kemudian Ohm mencium pipinya dan pergi untuk kembali ke kantor kepolisian mengerjakan kasus yang sedang ia selidiki saat ini.

Sesampainya di parkiran ia terkejut dengan keberadaan Drake dan Dew disana yang masih menunggunya membuat dirinya bertanya. "Kalian kenapa tidak langsung ke kantor saja? Padahal aku berangkat nanti naik taksi."

"Kami tahu kau ada urusan pribadi dengan Dokter Nanon makanya kami menunggu. Kau tidak perlu khawatir seperti itu, Ohm." Drake berkata dengan nada bercanda membuat Ohm terkekeh kemudian berucap. "Yasudah ayo kembali ke kantor. Terimakasih sudah menunggu." Ohm tersenyum membuat kedua rekannya juga ikut tersenyum dengan ketiganya naik mobil untuk menuju kantor kepolisian pusat. 

Sesampainya di kantor ketiganya kembali melakukan rapat untuk membahas mengenai kasus yang sedang mereka selidiki hingga tak terasa ketiganya sama-sama meregangkan otot syaraf kedua tangan mereka sambil duduk menyenderkan tubuh mereka pada kursi kerja masing-masing. "Kepala Tim, aku tidur duluan." Seru Dew berpindah tidur di atas sofa sambil memakaikan jaket pada tubuhnya.

"Ohm, aku tidur duluan ya. Bangun kan kalau ada sesuatu hal penting." Tambah Drake yang menyenderkan tubuhnya pada kursi kerjanya sambil memejamkan kedua matanya yang dijawab anggukkan kepala. Ohm masih menganalisa beberapa dokumen yang ia temukan dan mengeceknya pada monitor komputer di hadapannya lalu membuka tumpukan file kasus yang ada di hadapannya sambil sesekali menyeruput segelas kopi hingga tak terasa jam sudah menunjukkan jam 3 dini hari. 

Ia pun meregangkan otot-otot pergelangan tangannya kemudian bangun dari posisi duduknya menuju wastafel mencuci wajahnya dengan sabun wajah setelah selesai ia pun keluar dari ruang kerjanya untuk menuju pantry yang kebetulan tidak ada petugasnya disana. 

Ohm menyeduh segelas kopi dan mengambil 1 bungkus roti yang kemudian ia bawa kembali menuju ruangan nya sambil sesekali menyapa beberapa petugas patroli yang berjaga malam dan beberapa Divisi yang dapat shift malam juga. 

Saat Ohm berjalan sambil menikmati segelas kopi yang ia pegang kemudian matanya tertuju kearah seorang pria memakai hoodie yang baru saja keluar dari ruangan Jenderal Chatchawit lalu pria itu pergi begitu saja tanpa berpikir kalau Ohm melihat keberadaannya. Hingga seseorang mengejutkannya dengan menyentuh bahu Ohm. "Dew! Aku kira siapa. Huft~" Seru Ohm sambil mengelus-elus dada nya karena merasa terkejut.

"Kau sedang apa disini Kepala Tim? Habis dari Pantry?" Tanya Dew sambil melirik kearah segelas kopi dan 1 pcs roti yang ia pegang kemudian Ohm menganggukkan kepala sambil menjawab. "Hmm. Aku agak lapar makanya sekalian ambil roti. Aku duluan ke ruangan." Cetus Ohm yang membuat Dew menganggukkan kepala lalu berjalan keluar untuk mencari makanan.

Ohm kini sudah tiba di dalam ruangan nya kemudian dia pun membuka beberapa berkas yang sempat ia simpan di dalam laci kerjanya sesaat dirinya teringat dengan perkataan Nanon waktu itu. 

"Pelaku yang menukar posisi dengan ayahku itu selalu memakai hoodie hitam, sarung tangan hitam, topi hitam dan slayer hitam yang menutupi wajahnya. Sebelum ayah di vonis hukuman mati waktu itu dia bicara semuanya kepadaku soal ini.

Sejenak Ohm berpikir kemudian segera keluar dari ruang kerjanya dan sengaja bertemu dengan Dew yang menyapanya. "Kepala Tim, kau mau kemana?" Tanyanya namun Ohm tak menghiraukannya dengan tetap berjalan ke ruangan lain membuat Dew yang baru saja membeli makanan pun menaruh makanan tersebut di meja yang dekat sofa dengan keluar dari ruang kerjanya juga menutup pintu untuk mengekori Ohm. 

Ohm dan Dew saat sini sedang berada di ruangan pengawasan CCTV Gedung Kantor Kepolisian Pusat Bangkok. Ohm menunjuk beberapa video untuk mencari pria berpakaian serba hitam itu lalu saat petugas mengklik sebuah video tiba-tiba Ohm berkata. "Bisa di perlambat di menit ke 32." 

Dew terkejut kemudian berkata. "Dia siapa Kepala Tim?" Ohm menggelengkan kepala sambil menghela nafas dan menjawab. "Aku tidak tahu dia siapa tetapi satu jam yang lalu dia masuk ke ruang kerjanya Jenderal Chatchawit berpakaian seperti di video." 

"Setelah kau pergi dari Pantry?" Tanya Dew yang dijawab anggukkan kepala oleh Ohm.

"Emm. Letnan, bisakah saya minta video rekaman CCTV ini untuk keperluan penyelidikan?" Seru Ohm kepada petugas tersebut yang kemudian memberikan video itu sambil berkata. "Kau bisa memakai nya untuk penyelidikan lagipula sudah ada salinan file tersebut." Ucap Petugas tersebut membuat Ohm tersenyum menganggukkan kepala. 

"Baiklah. Terimakasih banyak." Ucap Ohm sambil menghela nafas hingga beberapa menit setelahnya Ohm dan Dew sudah keluar dari ruang pengawasan CCTV dengan data video cctv yang baru saja di minta itu. 

"Kau ingin menyelidiki pria itu, Kepala Tim?" Tanya Dew yang dijawab anggukkan kepala sambil menghela nafas dan menjawab. "Sekaligus menyelidiki juga beberapa anggota Tim Kasus Pembunuh Berantai Wanita yang sempat hilang." 

"Ah, iya hampir lupa Tim Kasus sebelum kita yang menangani belum sempat terpecahkan."

"Kita harus ke ruangan dan beritahu Drake soal ini."

"Okay." 

Keduanya pun berjalan cepat menuju ruangan kerjanya dan disana Drake sudah menunggu keduanya sambil menikmati sebungkus roti yang ia pegang sambil berkata. "Kalian berdua kemana saja? Aku mencarinya sejak tadi."

"Kau harus lihat ini, Drake." Seru Ohm sambil memasukkan flashdisk kearah CPU yang ada di meja kerjanya dengan membuka file tersebut sambil memperlihatkan video yang ia minta dari Ruang Pengawasan CCTV. 

Drake terkejut sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya ia bertanya. "Dia siapa? Kenapa masuk ke ruangan Jenderal Chatchawit? Ruangan itu tidak boleh di masukki oleh orang tak dikenal kecuali Jenderal Chatchawit sendiri." Drake menoleh kearah Ohm dan Dew kemudian Ohm menggelengkan kepalanya.

"Aku tak tahu dia siapa, Drake. Tetapi, dua jam lalu saat aku baru saja keluar dari pantry tidak sengaja melihat dirinya baru saja keluar dari ruangan Jenderal Chatchawit. Ciri-cirinya sama persis dengan pelaku yang membunuh keluarga kita." Jelas Ohm membuat Drake dan Dew bingung dengan ucapan Kepala Tim nya itu.

"Apa maksudnya Ohm?" Tanya Drake lagi kemudian Ohm kini menatap kedua rekan kerjanya sambil menjawab. "Ayah Dokter Nanon adalah Dokter Forensik yang di vonis hukuman mati karena menukar posisinya yang awal menjadi saksi pembunuhan menjadi tersangka. Mungkin kalian ingat kasus 15 tahun lalu." 

Drake kemudian membuka beberapa berkas file yang ada di monitor komputer nya mengenai kasus 15 tahun lalu setelah menemukannya ia berjalan menuju Ruang arsip dengan mencari nomor file kasus tersebut. Setelah ketemu ia mengambil berkas itu dan memperlihatkannya pada Ohm dan Dew. "Kasus ini kan maksudmu?" 

Ohm mengambil berkas itu lalu mengecek dan membacanya disana tertera data tersangka bernama Khunakorn Kirdpan yang tak lain adalah ayahnya Nanon. "Benar ini kasusnya." 

"Ini nama ayah Dokter Nanon?" Tanya Dew yang di jawab anggukkan kepala oleh Ohm sambil menjawab. "Ya, itu nama ayah Dokter Nanon. Sebenarnya Dokter Nanon sempat menghampiri Jaksa Jirayu meminta tolong agar Kejaksaan ikut mengusut kasus ini tetapi bersamaan dengan itu aku datang dan sempat berbicara dengan Jaksa Jirayu. Pria itu meminta izin kepadaku agar kasus ini biar Kejaksaan saja yang mengurus namun aku tidak mengizinkannya karena aku mendapat perintah dari Jenderal Chatchawit untuk selesaikan kasus ini." 

"Kenapa Dokter Nanon meminta tolong kepada Kejaksaan kalau dirinya saat ini juga ikut andil dalam menyelesaikan kasus ini?" Tanya Dew lagi.

"Dia hanya menjadikan dirinya umpan. Dia tidak benar-benar serius meminta tolong Kejaksaan, Dew." Jawab Ohm yang dijawab anggukkan kepala tanda mengerti oleh Dew. 

"Padahal dia tidak perlu melakukan hal itu sebenarnya." Tambah Drake yang dijawab menggedikkan bahu oleh Ohm sambil menjawab. "Entahlah. Aku tak paham tujuannya apa kemarin dia meminta tolong pada Jaksa Jirayu."

"Tapi, tunggu sebentar. Apa Jaksa Jirayu ada hubungannya dengan mendiang ayahnya? Makanya Dokter Nanon melakukan hal ini.' Ucap Dew ingin tahu.

"Jaksa Jirayu adalah Jaksa yang menangangi kasus dingin ini dan memberikan vonis mati kepada Dokter Khunakorn 15 tahun lalu walaupun status aslinya Dokter Khunakorn adalah saksi waktu itu tetapi posisinya di gantikan dengan tersangka." Jelas Ohm membuat ketiganya menghela nafas. 

Drake pun berjalan menuju meja kerjanya lalu memberikan beberapa tumpuk file kasus kepada Ohm dan Dew hingga kedua pria itu membacanya sambil berkata. "Ini data Tim Kasus Pembunuhan Berantai yang sempat hilang?" Ohm bertanya pada Drake yang dijawab anggukan kepala oleh pria berwajah blasteran eropa itu.

"Ya, Tim Kasus pembunuhan berantai wanita yang sudah menghilang selama 3 tahun. Ini Letnan Weerayut, Dokter Jirakit, Letnan Kraisee dan Letnan Tawan juga Inspektur Jumpol suami dari Professor Atthapan. Mereka berlima tergabung dalam satuan tugas pemecahan kasus pembunuhan berantai wanita selama 2 tahun. Yang menghilang lebih dulu adalah Inspektur Jumpol sebelum kasus ini ditutup secara sepihak oleh Letnan Weerayut." Jelas Drake yang membuat Ohm dan Dew terkejut dengan penjelasan Drake.

"Drake, apa jangan-jangan ini adalah ulah seseorang terdekat yang kita tidak sangka-sangka orangnya? Karena ini terdengar seperti mengada-ngada dan penuh teka teki." Cetus Dew kesal mengacak rambutnya.

"Entah kenapa aku curiga dengan pria yang datang ke ruangan Jenderal Chatchawit ketika tengah malam seperti tadi. Aku merasa ada yang di sembunyikan dari kasus ini entah apa itu tetapi aku benar-benar ingin menyelesaikannya. Btw, Drake semua personil yang hilang itu apakah sebagian sudah ketemu jasad nya?" 

Drake menggelengkan kepala sambil menjawab. "Belum, Ohm. Waktu aku menangani kasus ini selama 6 bulan saat kau diskors sama sekali belum menemukan keberadaan 4 personil lainnya terakhir yang kau laporkan ke kantor Phuket kalau Dokter Nanon di teror dengan di kirim potongan jari Dokter Jirakit. Selebihnya tidak ada." 

"Tadi malam saat kalian sedang mencari makanan aku iseng mencari-cari kasus pembunuhan ini dengan mengecek beberapa file data-data korban serta barang buktinya di Gudang Arsip dan Barang Bukti. Ada satu hal yang membuat diriku tertarik untuk mengusutnya." Tambah Dew.

"Apa itu?"

"Pola pembunuhannya berubah. 15 tahun lalu pembunuhan dilakukan di semak belukar ataupun padang ilalang atau tempat-tempat sepi seperti terowongan dan tidak di temukannya pecahan kaca dengan cipratan darah, korban rata-rata berusia 20 tahun yang notabene nya adalah mahasiswi di fakultas kesehatan dan pola membunuhnya hanya dengan jeratan tali pada leher serta kedua tangan yang di ikat ke belakang menggunakan stoking tanpa huruf X yang tergambar di lengan korban." Jelas Dew membuat Ohm dan Drake membuka file-file yang di tunjukkan oleh Dew tersebut.

Ohm membaca nya perlahan begitu pula dengan Drake kemudian mencoba mencocokkan dengan 16 korban di masa kini. Ohm dan Drake menganggukkan kepala tanda setuju dengan penjelasan Dew dengan Ohm yang berkata. "Kau benar, Dew. Pola pembunuhannya berubah hanya sekitar 20%. Bisa di pastikan pelakunya tidak hanya 1 orang tetapi 2 orang atau ada 1 orang yang mengendalikan sang pelaku untuk bertingkah seperti mainannya." 

"Ada hal yang harus kalian tahu mengenai Komandan Thanapob." Cetus Drake tiba-tiba membuat Ohm dan Dew menoleh kearahnya sambil berkata secara bersamaan. "Apa?"

"Dokter Tanawat bukan adik kandung nya Komandan Thanapob." Seru Drake yang membuat Ohm dan Dew terkejut dengan perkataan rekan kerjanya hingga ketiganya tenggelam dengan pikiran masing-masing ketika Drake mengatakan hal tersebut pada mereka.










To Be Continued

Continue Reading

You'll Also Like

5.5K 510 7
Ja anak broken home yang suka membuat onar di sekolahnya. Namun suatu hari ada seorang murid pindahan yang merubah hidupnya. Berawal dari bagaimana J...
11K 579 17
CERITA INI SEPENUHNYA MILIK KAK SANTHY AGATHA sendirian, dan menghancurkan semua mimpi-mimpinya yang sebelumnya terbungkus dalam rencana masa depan y...
347 57 6
[ON GOING] WARNING ⚠ BxB AREA. KIND OF A FLUFF STORY (?) HAPPY READING Y'ALL 😼👏 Dew, seorang aktor muda dengan karir yang buruk, mengalami kej...
87K 1K 8
cerita boypussy laki laki punya meki.untuk ship nya shipper hantu aktor Thailand random.boleh req sesuka hati. BUKAN AREA SHIPPER: -earthmix -pondphu...