NAVYA: Secreet Wife

By admla_

73.5K 5.8K 1.6K

-Don't forget follow, vote, and comment! -Don't copy my story! Jangan jadi plagiat kalau ingin mempunyai kary... More

PROLOG
NSW: Teman Lama
NSW: Permintaan Agnes
NSW: Bersama Papa
NSW: Samuel Marah
NSW: Sorry
NSW: Hilang?
NSW: Kembalinya Queen Of Darkness
NSW: Keluarga Psikopat
NSW: Tuan Samuel
NSW: Navya Cemburu?
NSW: Family Time
NSW: Teman Lama (2)
NSW: Kecurigaan Sean
NSW: Klinik
NSW: Don't Leave Me
NSW: Sick
NSW: Malam yang indah
NSW: I'm Here
NSW: Apapun Untuk Keluarga
NSW: Tingkah Konyol Regal
NSW: Kedatangan Cegil
NSW: Sebuah Informasi
NSW: Duo Spy
NSW: Pilihan Yang Berat
NSW: Wait For Me
NSW: Terungkap
NSW: Terasa Asing
NSW: You're Still My Princess
NSW: Peace
NSW: The Best Parents
NSW: Jangan Hina, Camila
NSW: Samuel vs Dua Ipar
NSW: Posesif Dad
NSW: I Hated That Incident
NSW: Shinning Day

NSW: Kedatangan Amberly

1.6K 164 77
By admla_

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen! Kalau 70 vote, 20 komen lebih aku cepet update. Kalau belum sampai target aku nda mau update...

••••••••••••

Pagi ini Samuel dan Navya sudah berada di perjalanan menuju kantor. Keduanya berangkat pagi-pagi karena akan ada rapat penting dengan dua perusahaan besar dari Eropa. Navya yang masih magang sebagai sekertaris Samuel tidak ingin mengecewakan suami dan kampusnya.

Navya berpenampilan dengan baik. Bahkan sekarang dia sedang menggunakan make up di dalam mobil karena tidak sempat untuk make up dari rumah.

Mobil Samuel berhenti karena lampu merah. Samuel melirik kearah istrinya yang sedang serius menggunakan alat-alat make up yang Samuel sendiri tidak tahu apa namanya. "Kamu tanpa make up saja sudah cantik, sayang," celetuk Samuel.

"Terima kasih atas pujiannya, Tuan Samuel. Tetapi saya make up agar tidak memalukan diri saya dan nama baik perusahaan. Memangnya Tuan Samuel mau dapet berita kalau sekertaris-nya tidak bisa berpenampilan menarik?" ujar Navya yang seakan-akan sedang berbicara dengan atasannya.

Samuel terkekeh pelan. Pria itu mengacak-acak rambut istrinya dengan gemas, namun perlakuan Samuel membuat Navya kesal. "Samuel! Kamu membuat rambut aku berantakan!" kesal Navya.

"Oh, sorry darling," ucap Samuel lembut.

Navya memutarkan bola matanya malas. "Mending kamu lanjut nyetir aja, dan jangan ganggu aku yang lagi make up!" tegas Navya.

Beruntung Navya bisa make up di dalam mobil. Kalau tidak bisa berantakan semuanya. Navya tidak mau di cap sebagai wanita jelek atau wanita yang tidak mengerti berpenampilan. Navya juga tidak mau dianggap sebagai istri yang tidak bisa merawat diri.

Samuel pun kembali menjalankan mobilnya menuju perusahaan. Keduanya hanya saling diam. Navya yang sibuk dengan make up, sedangkan Samuel sibuk menyetir dan memikirkan tugas-tugas kantor yang semakin hari semakin menumpuk.

Berapa menit kemudian mereka tiba di depan pintu masuk perusahaan. Dua satpam yang melihat mobil CEO mereka sudah datang pun bersiap ditempat masing-masing. Samuel dan Navya keluar dari dalam mobil bersama.

Navya memegang Ipad dan berkas-berkas penting. Wanita berjalan dibelakang Samuel, keduanya masuk ke dalam gedung perusahaan yang besar dan luas. Banyak karyawan yang sudah datang.

Langkah keduanya menuju lift, namun langkah keduanya terhenti ketika seorang HRD datang menghampiri Navya. "Selamat pagi, mbak Navya. Izin memberitahu, bahwa tamu Tuan Samuel sudah tiba, dan sekarang ada diruang tunggu depan lift," ujarnya.

"Tamu? Siapa? Bukannya rapat mulai masih setengah jam lagi?" tanya Navya bingung.

"Saya tidak tahu mbak." Navya mengangguk pelan.

Samuel menatap istrinya. "Siapa yang sudah datang, Nay?" celetuk Samuel.

"Tidak tahu, Tuan. Saya akan chek ke ruang tunggu." Tanpa menunggu jawaban Samuel, Navya pun pergi menuju ruang tunggu yang di maksud oleh HRD tadi.

Navya menatap dua orang yang sudah duduk diruang tunggu. Kening Navya mengerut menatap kedua orang itu, ia menghampiri tamu Samuel. "Selamat pagi, Nona Amberly."

Yeah. tamu-nya adalah Amberly bersama dengan ayah gadis itu. Navya sempat heran, kenapa gadis itu datang ke perusahaan suaminya. Padahal yang dia tahu, kalau jadwal meeting mereka hanya bersama dengan perusahaan ayah dari Amberly.

Amberly tersenyum manis kepada Navya. "Pagi. Kamu sekertaris-nya Samuel 'kan?" Navya mengangguk.

Samuel pun datang menghampiri mereka. Tatapannya terkejut melihat siapa yang datang ke kantornya pagi-pagi. "Tuan Bima, senang bertemu dengan anda." Samuel berjabat tangan dengan ayah dari Amberly.

"Pagi tuan Samuel. Yeah, akhirnya kita bisa bertemu."

Navya berdeham pelan. "Karena rapat masih setengah jam lagi, mari saya antar ke ruang rapat agar kalian enak mengobrolnya," celetuk Navya yang membuat ketiga orang itu menatap kearahnya.

Samuel mengangguk paham. "Mari, Tuan Bima." Kedua lelaki itu pun pergi duluan.

Navya dan Amberly saling melemparkan tatapan. Amberly tersenyum tipis, namun Navya tahu arti dari senyuman gadis itu. Navya tahu kalau Amberly sangat menyukai suaminya, dan hal itu membuat Navya cemburu walaupun suaminya tidak merespon gadis itu.

Skip...

Tepat pukul jam setengah delapan semua tamu sudah datang dan menepati tempatnya masing-masing. Navya duduk berada disebelah Samuel dengan mempersiapkan materi yang akan dia sampaikan untuk rapat kerja sama antar tiga perusahaan besar.

Navya bangkit dari duduknya yang membuat seluruh tatapan menatapnya.

"Selamat pagi semua. Saya Navya, selaku sekertaris dari Tuan Samuel. Berdirinya saya disini akan presentasikan materi kerja sama antar tiga perusahaan," ujar Navya dengan tersenyum lembut.

Navya pun memulai presentasinya. Ia mulai menjelaskan bagian-bagian penting yang menyangkut kerja sama mereka semua.

Samuel memperhatikan istrinya dengan tatapan dalam dan tersenyum. Samuel sangat bangga mempunyai istri yang hebat Navya. Wanita itu bisa apa saja. Disaat Samuel sibuk memperhatikan Navya, ada seorang gadis yang tengah memperhatikannya.

Gadis itu adalah Amberly. Ia tersenyum kagum menatap Samuel yang sangat sempurna di matanya. 

Amberly mendengus kesal melihat Samuel yang fokus pada Navya. Bahkan pria itu sesekali mengedipkan sebelah matanya kepada Navya.

"Apa si mereka, lagi rapat malah ngebucin," gumam Amberly pelan.

Amberly menekuk wajahnya. Dia kesal dan merasa panas. "Andai Samuel belum menikah, pasti gue bisa sama dia sekarang," batin Amberly.

Tiga jam kemudian rapat selesai. Para tamu undangan sudah pada pulang dan kini hanya tersisa Samuel, Navya, dan juga Amberly yang masih berada diruang rapat entah apa yang membuat gadis itu tidak ikut pulang.

Samuel menatap Amberly datar. "Nona Amberly, apa masih ada yang belum ada mengerti?" tanya Samuel.

Amberly tersenyum lembut, ia menghampiri Samuel dan berdiri disebelah pria itu. "Aku mau bertanya. Buat pertemuan perjamuan antar perusahaan kira-kira ditanggal berapa?" 

"Tadi sudah saya jelaskan tanggal, hari, dan juga tempatnya," sela Navya yang membuat Amberly terdiam.

"Euhmm, saya tidak mendengar tadi. Saya sedang tidak fokus," elak Amberly.

Navya menautkan sebelah alisnya. "Ya, salah anda berarti. Kalau emang masih belum tahu jawabannya, silakan bertanya kepada saya atau tidak ayah anda," ucap Navya.

Amberly mendengus kesal. Raut wajahnya sudah terlihat kesal karena ucapan Navya. Padahal niatnya hanya ingin berbicara dengan Samuel saja.

Samuel merangkul pinggang istrinya. Amberly melihat kedekatan antara keduanya, wajahnya memerah bertanda bahwa dia cemburu. Kedua tangan Amberlya terkepal, ia tak suka dengan kedekatan mereka berdua.

Navya melihat raut wajah Amberly yang membuatnya tersenyum sinis. Navya mengelus pipi suaminya lembut. "Cium aku, sekarang!" bisik Navya tepat ditelinga suaminya.

Cup!

Samuel mencium bibir istrinya dengan lembut dihadapan Amberly. Gadis itu melotot melihat mereka berdua berciuman dihadapannya.

Navya melepaskan ciumannya seakan-akan tidak tahu dengan tingkah suaminya. Samuel berdeham pelan. "Maaf atas kejadian barusan," celetuk Samuel.

Amberly tersenyum paksa. "Tidak apa-apa, Tuan. Saya memaklumkan, lagi pula kalian berdua adalah pasangan yang romantis," ujar Amberly dengan tersenyum paksa.

Navya mengelap sudut bibirnya yang terasa basah akibat ciuman lembut dari suaminya. Wanita itu tersenyum puas karena berhasil membuat Amberly cemburu dan panas. Tanpa mengucapkan satu kata pun, Amberly pun pergi begitu saja.

Setelah gadis itu pergi Samuel dan Navya terkekeh bersama. Keduanya bertos ria. "Emang enak. Siapa suruh caper sama suami orang," cetus Navya.

Samuel menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang istri. Dia tak masalah jika harus mencium Navya di depan orang. "Iseng banget si kamu, sayang," gemas Samuel.

"Ya, aku kesal. Dia gatel banget, kayak buah nanas aja," ucap Navya.

"Nanas?" bingung Samuel.

"Iya. Manis tapi gatal," pungkas Navya.

Samuel tertawa mendengar pungkasan Navya barusan. Pria itu merangkul pundak istrinya. "Sudahlah, ayo kita kembali ke ruangan. Pekerjaan sudah menumpuk," sela Samuel.

"Duluan saja. Aku mau ke pantry, mau buat teh hangat." Samuel mengangguk pelan.

************

Navya memasuki pantry perusahaan, dia melihat Megan dan Farhan berada di pantry. "Hayo, kenapa di sini? Entar di marahin pak bos loh," celetuk Navya dengan mengejutkan kedua lelaki itu.

Megan dan Farhan tersentak kaget. Keduanya menatap Navya. "Elo, Nay. Gue kira siapa, bikin kaget aja si," ujar Megan. Navya terkekeh pelan. Ia mengambil cangkir kecil dan satu teh celup.

"Rapat sudah selesai, Nay?" tanya Farhan dengan mengaduk kopi miliknya.

"Sudah. Kalian nanti disuruh ke ruangan Samuel, kayaknya dia mau minta laporan deh," sahut Navya yang mengingat perkataan suaminya tadi.

Megan menepuk jidatnya. "Sumpah, gue lupa. Laporan kemarin belum selesai, mending gue kerjain deh. Daripada kena amukan si bos," kata Megan. 

Megan pun pergi dari pantry, kini hanya tersisa Navya dan juga Farhan saja. Farhan melirik kearah Navya yang sedang membuat teh, pria itu berdeham pelan. Farhan menepuk pundak Navya.

"Dapet salam dari Letta. Dia ngajak lo sama Mila jalan weekend ini," celetuk Farhan.

Navya tersenyum kepada Farhan. "Oke, gue usahain ya."

Farhan mengangguk pelan lalu berpamitan kepada Navya untuk kembali ke ruangan. Setelah selesai membuat teh Navya pun membawa teh hangetnya dan berniat untuk kembali ke ruangannya dan melanjutkan pekerjaan.

Baru saja keluar sudah dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang tidak di undang. Navya menatap sekitar kantor. 

"Hai, Nay," sapa orang itu.

"Al? Lo kenapa datang ke sini?" tanya Navya.

Al tersenyum tipis. "Gue mau ngabarin lo sesuatu, tapi ngga disini," sahut Al yang membuat Navya terdiam.

Navya mengangguk. "Oke. Jam makan siang nanti, kita ketemuan di resto depan kantor," ujar Navya. 

"Gue tunggu. Ajak Mila dan Bianca kalau bisa, ini menyangkut mereka juga," pungkas Al yang langsung pergi dari hadapan Navya.

Tanpa Navya sadari ada orang yang melihat kedekatannya dengan Al. Bahkan orang itu memotret Navya, ia tersenyum licik. "Kali ini hubungan lo dan Samuel akan hancur, Nay," gumamnya sinis.

Navya memasuki ruangannya berada tak jauh dari ruangan Samuel. Keningnya mengerut melihat ada buket bunga diatas meja kerjanya. Navya meletakan teh miliknya diatas meja, lalu mengambil buket bunga tersebut.

Navya melihat ada note di dalamnya.

"Semangat kerjanya, sayang." -Samuel Narendra

Ia tersenyum lembut. Ternyata dari suaminya, ia kira dari siapa. Sudah lama Samuel tak memberikannya sebuah bunga, memang Samuel mempunyai cara tersendiri untuk bersikap romantis. "Dasar bayi gede," gumam Navya.

Namun, Navya heran. Setiap suaminya memberikan bunga pasti selalu bunga lily. Navya jadi penasaran dengan arti dari bunga lily itu apa, dan dia ingin dengar dari suaminya sendiri.

"Dilihatin aja bunganya, suka ngga?" celetuk Samuel yang entah kapan berada di ruangan Navya.

Navya melirik kearah suaminya. Dia meletakan kembali buket bunga tersebut dan menghampiri Samuel. Navya mengalungkan tangannya dileher Samuel. "Tumben kasih aku bunga, ada apa ini?" ujar Navya lembut.

Samuel menautkan sebelah alisnya. "Karena aku mau kasih kado aja," jawab Samuel.

"Makasih ya."

"Makasih aja nih? Ngga mau kasih aku hadiah juga?" ucap Samuel dengan menaik turunkan alisnya.

Kening Navya mengerut. "Oh, jadi minta imbalan? Ngga ihklas kasih kado buat aku?" tutur Navya.

"Ihklas kok, tap--

Perkataan Samuel terpotong saat Navya menyatukan bibir mereka. Samuel yang tidak mau sia-siakan kesempatan pun menahan tekuk leher Navya. Ia memperdalam ciuman keduanya. Ia memberikan lumatan lembut.

Navya menikmati ciumannya.

Pintu ruangan Navya terbuka. "Nay ini berkas yang harus kamu berikan kepada Tuan Sam--" Ucapan Jordan terpotong ketika melihat Navya dan Samuel tengah berciuman.

Navya yang melihat kedatangan Jordan pun melepaskan ciumannya dengan Samuel. Samuel berdeham pelan karena melihat tangan kanannya. 

"Maaf, saya lupa ketuk pintu tadi," ujar Jordan tak enak.

Samuel mengangguk pelan. "Saya permisi dulu. Nay, nanti kirim berkasnya ke ruangan saya."

Navya merutuki dirinya karena lupa mengunci pintu ruangannya. Wanita itu menggaruk tekuk yang tidak gatal. Ia menerima berkas yang ada di tangan Jordan. "Terima kasih. Aku cek dulu, baru nanti aku berikan kepada Tuan Samuel."

Jordan mengangguk, ia tersenyum geli karena tahu Navya malu karena ia mempergokkin mereka tadi. "Jangan malu, saya tidak akan membocorkan kejadian tadi," bisik Jordan lalu pergi dari ruangan Navya.

Navya menepuk jidatnya. "Bodoh banget si lo, Nay. Harusnya tadi gue kunci ruangan dulu," gerutu Navya.

Diruangan Samuel pria itu tersenyum-tersenyum sendiri mengingat kejadian tadi saat di ruangan istrinya. Samuel tak menyangka kalau Navya duluan lah yang menciumnya, sekarang Navya sudah jauh lebih berani.

Kalau dulu Navya sangat malu kalau menciumnya duluan, beda dengan sekarang. 

Ting

Bunyi notifikasi ponsel Samuel membuyarkan lamunannya. Pria itu mengambil handphone-nya dan melihat ada nomor yang tidak dikenal mengirimkan sebuah foto kepadanya. Samuel menaikkan sebelah alisnya.

Samuel melihat foto yang di kirimkan oleh orang yang tidak dikenal, ia mengerutkan keningnya melihat foto tersebut adalah Navya yang tengah berdiri berhadapan dengan seorang laki-laki bertubuh tinggi.

Samuel kembali meletakkan ponselnya. "Ngga boleh cemburu. Ingat, Navya ngga mungkin selingkuh dari lo. Lagian pasti tuh orang mau buat gue sama Navya berantem," gumam Samuel yang tidak menggubris kiriman foto itu.

Tepat jam makan siang Navya pergi ke restoran yang berada di depan perusahaan suaminya. Kini ia bertemu dengan ketiga temannya. Navya menatap Bianca dan Al secara bergantian. Dia sudah lama tidak bertemu dengan mereka berdua.

Al sempat kembali ke asal tinggalnya karena ada urusan, sedangkan Bianca mendapatkan misi bersama dengan Griselda dan baru kembali kemarin malam.

Navya menatap sekitar agar memastikan tidak orang yang mendengar percakapan mereka. "So, apa yang mau kalian bicara 'kan?" tanya Navya.

"Freddy, dia bangun sebuah organisasi di Italy. But, gue masih tahu jelasnya gimana, cuma yang gue tahu Freddy lagi mencoba untuk menghancurkan keluarga Narendra," pungkasa Bianca.

Navya terkejut. Ia menatap Bianca bingung. "Maksud lo gimana? Dia mau menghancurkan keluarga Narendra? Apa alasannya?" bingung Navya.

Keduanya menggeleng singkat. "Alasan kuatnya kita ngga tahu, tapi kalau menurut gue ini juga ada sangkut pautnya sama permasalan Abel dan Mila," ujar Al. Navya menatap kearah sahabatnya.

Brakk

Navya menggebrak meja dengan kencang. Emosinya sudah tidak bisa ditahan. "Brengsek! Licik juga si Freddy. Setelah dia porotin gue, sekarang dia mau menghancurkan keluarga gue?" umpat Navya kesal.

Al mengerutkan keningnya. "Porotin? Dia minta uang ke lo dengan jumlah yang besar?" Navya menjawab dengan deheman singkat.

"Berapa emangnya, Nay?"

"10M, dan gue hampir ketahuan sama Samuel. Beruntung gue bisa kasih alasan yang buat Samuel ngga curiga." Navya menjeda ucapannya, matanya memanas. "Again, gue harus bohong sama suami gue lagi," lirih Navya.

Bianca menatap iba Navya. Sahabatnya menanggung banyak beban dari permasalahan ini. Navya sampai harus mengeluarkan uang dengan jumlah yang tidak kecil.

"Gue minta maaf kalau gue udah bebanin kalian," celetuk Mila yang sejak tadi menyimak. Navya dan kedua temannya yang lain mengalihkan pandangan kepada Mila.

Navya dan Bianca menggelengkan kepalanya. "Bukan salah lo. Si Freddy aja yang sikapnya bangsat," ceplos Bianca.

Al menghela nafas panjang. "Nay, ada baiknya lo cerita ke Samuel. Bukan gimana-gimana, kita ngga mungkin ngatasin masalah ini cuma berempat. Setidaknya kalau suami lo tahu kita bisa dapet perlindungan juga," ungkap Al.

Sedangkan Navya terdiam. Al ada benarnya juga. Tidak mungkin mereka melawan Freddy dan organisai yang baru saja dibangun oleh pria. Navya mengangguk pelan. "Gue bakal ngomong sama Samuel, secepatnya."

Navya juga sudah tidak mau ada rahasia di antara dirinya dengan Samuel. Navya sangat merasa tidak enak karena harus membohongi suaminya terus menerus. Ia takut rumah tangganya akan menjadi renggang nantinya.

•••••••••

Hai, jaga kesehatan selalu ya kalian! Have a nice day😍💗

Jangan lupa follow @wp.ayananadheera @navyabeatarisa_ @samuelnarendra_
@gang_devilsangel

See you next part!

Continue Reading

You'll Also Like

52.6K 3.7K 11
"Gue hamil kak." ~~~ Al-Aida Queenza Putri Abizar Siapa yang tidak mengenal gadis itu, gadis cantik dengan segala keceriaannya yang dia tunjukkan pad...
65.8K 4.9K 37
Arvin Fatnon Mixcel. Tidak pernah ia bayangkan jika harus menjalani hidup serumit itu. Pada usianya yang terbilang masih muda itu harus bertunangan b...
1.1K 281 7
[ACTION - ROMANCE] [FRIENDSHIP - LOVE] Arunika sebatang kara, hanya ditemani dua Adik laki-lakinya. Dan dua teman yang hanya dianggap sebagai rekan b...
49.4K 1.4K 34
Menceritakan tentang gadis cantik yang diminta papanya untuk balas dendam sama keluarga yang sudah membunuh mamanya. Dia - Zanaya Shea Padya, gadis c...