Eccedentesiast

By ArunikaRinjani__

8.1K 694 17

Orang yang menyembunyikan tentang banyak hal dengan senyumannya, entah itu rasa sedih, trumatis atau bahkan d... More

ASING
Beku
Tiga Sekawan
Hangat di Sisimu
Illusi
Akad
Attention !!!
Family Time
My Crazy Brother
Irisa Day
Siapa Kamu di Hatiku?
Benci Dengan Perasaan Ini
Seseorang Sepertimu
Matahariku
Broken Home Story
Ragu
Bestie
Pengumuman
Perasaan Yang Rumit
Jera
Terkapar
Penyesalan
Koma
Cinta Pertama
Hampa
Pulang kemana lagi?
Ego
Benci
ATTENTION
Arti Rasa
Persamaan
Menolak Terjatuh
Luka Lama
Intermittent explosive disorder
Keindahan hatimu
Psikoterapi
De Javu
Kobaran api cemburu
Hal Kecil
Peresmian
Kembali lagi
Tugas akhir dan Kejutan
Keresahan
Pesan bunda
Melepaskan
Akankah pupus?
ATTENTION
Tragedi penculikan
Pencarian Hari Kedua
Pencarian Hari Ketiga
ATTENTION !!!
Pencarian Hari keempat
Pencarian Hari kelima
Ledakan Amarah
Flashback
Rindu akan temu
Perubahan
Post Traumatic Stress Disorders
Tenang Tapi Sepi
Tongkrongan Baru & Konspirasi Dunia
Artis Dadakan
Pernyataan yang menyakitkan
Hampir kelewat Batas
Sengaja Menghilang
Masih Sama
Penantian
Sunset
Pagi Hari yang Cerah
Akhir dari Perjuangan
Rencana Kedepan
Impian bersama
LDR
Sunset Sanur Beach
H-4
Sosok Ayah
Hari Bahagia
Tak pantaskah untuk bahagia?
Inilah Hidupku yang Berantakan
Pergi
Akhir Rasa Sakit
ATTENTION

Pencarian Hari Pertama

50 5 0
By ArunikaRinjani__

Keesokkan harinya mereka kembali mulai melakukan pencarian atas hilangnya devina. Mereka kembali menyusuri jalan tepat dimana devina terkahir kali berada. Berharap menemukan sedikit jejak namun tidak membuahkan hasil sama sekali.

Sampai hari menjelang siang pun tidak menemukan apa - apa. Mereka juga beberapa kali memperlihatkan foto devina kepada warga sekitar dan orang - orang yang baru saja datang bersama rombongan perkemahan.

"Gue capek banget nih". Ujar wikan yang reflek jongkok karena sudah kelelahan berjalan mencari devina dari pagi hari.

"Kita istirahat dulu deh sen kasihan wikan".

"Yaudah kak, lo sama wikan balik dulu ke tenda gue masih mau nyari devina".

"Lo mending istirahat dulu deh sen".

"Enggak kan, bentar lagi sore. Dan gue gatau harus bilang apa sama keluarga devina".

"Yaudah sen gue temenin lo cari devina sampe ketemu yuk".

"Lo juga istirahat dulu aja yam biar gue aja".

"Enggak, gue ikut bantuin lo nyariin devina".

"Yaudah sen, yam. Gue balik duluan ke tenda sama wikan ya kalo gitu".

"Iya kak".

Akhirnya mereka berpisah. Wikan dan iskak kembali ke tenda untuk istirahat. Sementara arsen dan william masih terus mencari keberadaan devina.

Hari sudah mulai menjelang sore. Arsen terduduk lemas di antara bebatuan yang depannya adalah sungai dengan air yang mengalir tenang.

"Sen, udahh. Lo jangan maksain diri lo kek gini. Sepenuhnya bukan salah lo juga".

"Ini salah gue yam gak bisa jagain devina dengan baik". Arsen dengan raut wajah pasrah dengan mata yang berkaca - kaca karena belum ada titik terang dengan keberadaan devina.

"Nanti gue bantuin ngomong sama keluarganya devina sen". Ujar william sambil mengusap bahu arsen sembari menguatkan sahabatnya ini.

"Devina dimana yam".

"Udah sen mending kita balik dulu. Lo butuh istirahat. Bentar lagi sore dan kita harus balik ke rumah".

"Enggak yam. Gue gamau pulang. Gimana kalo devina masih ada disini sendirian dan butuh pertolongan dari gue".

"Sen lo bego apa gimana sih. Devina jelas - jelas diculik orang yang gak kita kenal. Kemungkinan ya devina dibawa jauh dari tempat ini". Ujar william dengan sedikit amarah bercampur rasa lelah mencari devina.

Bughhh...
Bogeman tangan arsen mendarat di pipi kanan william dan sudut bubir william mengeluarkan darah.

Bughh...
Balasan bogeman dari william mendarat di mata kanan arsen.
"Maksud lo apa tiba - tiba mukul gue.?. Hah !!".

"Kalo lo ga niat bantuin nyari devina gakusah kebanyakan bacot lo".

"Lo mikir dong sen. Sejak kapan lo jadi bucin kek gini sama cewek!!".

Bughhh...
Sekali lagi pukulan mendarat di pipi kiri williyam.

Bughhh....
William kembali membalas pukulan arsen dan mengenai bibirnya.

Kemudian ia dilerai oleh beberapa orang yang ada disana. Setelah perkelahian antar sahabat ini. Akhirnya mereka berhasil di pisahkan. Dan kembali ke tenda lagi.

"Muka lo pada kenapa sih astagaa". Ujar wikan panik setelah melihat arsen dan william yang baru saja sampai dengan beberapa orang yang berada di belakangnya.

"Ini mbak tadi mereka berdua berantem". Ujar salah satu laki - laki yang ikut melerai tadi.

"Astagaaaa, makasih ya mas - mas semuanya udah bantuin temen - temen saya ini". Ujar iskak.

"Iya mas kami permisi ya".

"Kalian gila ya, sejak kapan kalian jadi berantem kek gini hah!!!". Ujar iskak dengan sedikit marah melihat mereka berdua.

"Mending kalian obatin dulu deh itu luka sama memar - memarnya". Ujar wikan yang tidak tega melihat temannya bonyok seperti itu.

"Kalian kenapa bisa sampai berantem kek gini jawab!!!".

"Temen lo ini sejak kapan jadi bucin sama cewek?". Ujar william dengan senyum getir dan memandang arsen dengan sinis.

"MAKSUD LO APA BANGSAT!!!". Arsen kembali terpancing emosi dan menarik kerah william.

"Eh , ehhhh. Udah - udahh STOP !!! Kalian gak malu apa dilihatin banyak orang kek gini". Iskak mencoba menengahi mereka.

"Harusnya lo berterima kasih sama gue sen udan punya niatan bantuin lo nyari devina sama gue udah punya niatan buat bantu ngomong sama keluarganya devina. Tapi cinta yang bikin lo buta kek gini".

Bughhh....
Pukulan mendarat lagi di mata kiri william sampai william tersungkur.

"Senn, udahhh lo apa - apaan coba. Tenangin dulu diri lo". Iskak membantu william terbangun dari tersungkurnya.

"Sen udahhhh, lo masih kebawa amarah lo. Tenangin dulu diri lo. Lo itu capek, lo butuh istirahat sebentar". Ujar wikan sambil mengusap punggung arsen untuk sedikit menenangkan amarah arsen.

"Asal lo tau ya yam. Devina itu segalanya buat gue. Pantes lo gagal mulu soal percintaan soalnya lo kena karma selalu mainin hati perempuan. Pantes juga selalu dapet yang murahan". Ujar arsen yang pergi begitu saja dari hadapan mereka bertiga.

Hari sudah beranjak sore, mereka sudah prepare untuk kembali pulang kerumah. Iskak yang menyetir mobil william dan wikan yang menyetir mobilnya arsen.

Selama diperjalanan arsen terus memikirkan dimana devina sekarang berada. Kegelisahan selalu timbul dihati dan fikiran arsen. Wikan selalu menenangkan arsen agar tetap tenang dan semuanya bakal baik - baik saja.

Iskak dan william izin pamit ke wikan untuk pulang duluan kerumah masing - masing. Karena william dan arsen jika dipertemukan lagi pasti masih sama - sama tersulut emosi.

Sesampainya di halaman rumah devina. Arsen dan wikan turun dari mobil dan mengetuk pintu rumah devina. Bi sarah keluar dari dapur dan membukakan pintu untuk mereka. Kebetulan sekali angga, rio dan friska sedang bersantai duduk di ruang tamu.

"Loh sen udah pulang, devinanya mana?". Tanya angga.

"Eh, muka lo kenapa jadi bonyok kek gini?". Ujar rio yang mengamati muka arsen yang tampak memar dan ungu kemerah - merahan.

"Sebelumnya saya minta maaf kepada tante, bang angga dan bang rio. Maaf kalo kemarin terjadi peristiwa devina diculik oleh orang yang sama sekali tidak kita kenal".

"APAAAA!!!". Semuanya terkejut setelah mendengar kabar kalau devina diculik.

Plakkkkkk.
Tamparan keras dari friska mendarat di pipi kanan arsen. Wajahnya harus kembali menerima rasa sakit untuk kedua kali.

"KAMU INI GIMANA GAK BISA NGEJAGAIN ANAK SAJA DENGAN BAIK!!".

Plakkk
Friska kembali menampar arsen. Dan arsen tidak ada perlawanan sama sekali.

"Bunda, bun. Udah stoppp". Angga mencoba menenangkan friska yang mulai panik juga amarah yang tidak terbendung lagi dengan mata yang sudah berkaca - kaca.

"Maafin arsen tan. Arsen mengakui kalau arsen bersalah". Arsen sampai berlutut di kaki friska.

"KALAU TERJADI APA - APA SAMA ANAK SAJA. SAYA TIDAK SUDI UNTUK MELIHAT KAMU DATANG KERUMAH INI LAGI!!!".

"Bun, udah sebaiknya bunda ke kamar dulu. Tenangin pikiran bunda dulu". Angga menyuruh bi iyem membawa friska ke kamarnya. Sementara arsen masih berlutut disana dengan keadaan yang sudah pasrah.

"Sen bangun dulu". Angga membantu arsen untuk berdiri dan duduk di sofa.

"Bang maafin arsen bang. Saya tau saya bersalah gak bisa jagain devina dengan baik".

"Coba jelasin dulu gimana kronologinya".

"Jadi gini bang, pas waktu saya selesai nganterin devina buang air kecil. Tiba - tiba devina sempet berteriak kenceng manggil nama saya bang. Terus saya reflek terkejut saat devina dibawa oleh 2 orang memakai pakaian hitam - hitam. Dan disaat saya mau mengejar devina, kepala saya malah di pukul dari belakang dan setelah itu saya tidak sadarkan diri bang". Ujar wikan menjelaskan kejadian kemarin malam.

"Tapi kamu tau ciri - ciri orangnya?". Tanya rio.

"Gatau bang. Soalnya pakai topeng juga warna item. Tapi dari postur tubuhnya keknya laki - laki semua. Tapi saya gatau juga bang".

"Dan ini saya menemukan hp nya devina saja bang". Arsen meletakkan hp devina di atas meja.

"Kok bisa sampai devina diculik sih?". Angga menyandarkan punggungnya dan mulai pusing dengan keberadaan devina saat ini.

"Tapi tadi pagi kita juga sempet nyariiin devina kok bang". Ujar wikan.

"Terus?". Tanya rio.

"Gak nemuin apa - apa juga".

"Kenapa kalian gak bilang dari kemarin aja sih".

"Kita semua udah bingung bang, kita pikir devina esok paginya bakal ketemu di area - area deket sana. Ternyata gak ketemu juga". Jawab wikan.

"Yaudah lo lapor polisi sekarang ri".

"Tapi kan harus nunggu 2X24 jam bang".

"Lo hubungin aja om adit dia polisi kan".

"Oh iya lupa bang".

Akhirnya rio menghubungi om nya untuk minta bantuan mencari keberadaan devina. Setelah itu arsen dan wikan berpamitan untuk pulang karena di suruh angga untuk istirahat dirumah.

Rasanya seperti kehilangan nyawaku sendiri.
Bersimpuh tak berdaya diantara sujud sepertiga malamku untuk mencarimu lewat jalur langit.
Jangan takut matahariku, sesegera mungkin kamu akan menemukan sinarmu kembali.
Aku disini juga masih membutuhkanmu untuk menerangi duniaku yang mulai redup ini.
Tenangkan hati dan fikiranmu untuk selalu baik.
Do'aku selalu ku kirimkan untukmu untuk memelukmu lewat jarak yang kini entah dimana jarak tersebut kian berada.

Continue Reading

You'll Also Like

1.9K 532 32
Peringkat 1 🥇 dalam Event Writing Marathon 30Day's With Karoden Jateng (Tamat) Bumi memang tempat hujan berpulang Tapi, tidak selamanya bumi berta...
171K 5.5K 20
**** Note : proses revisi dan akan direpost secara bertahap Amazing cover by @kaaser Namanya Argenara Prianita, cewek pendek yang selalu bertingkah g...
64K 1.6K 30
Sebelumnya ini sajak cinta dari senja untuk dia, tapi kini jadi buku usang tak bertuan Dengan banyak coret luka yang belum disembuhkan Terimakasih t...