TAKDIR

By kitawim2021

21 7 0

Sutradara dalam hidup kita memang hanya Tuhan. Takdir memang tidak bisa kita atur dan tugas kita hanya memak... More

1. Kamu Pemilik Hatiku
2. Kita Yang Tidak Bisa Bersatu
3. Katanya Sahabatan, Tapi Kok?
5. Takdirku Itu Kamu
6. Rencana Takdir
7. Dandelion
8. Heart Peaces
9. Gara-Gara Novel
10. Ada Diantara Kita
11. Story' Of Nindi
12. You Are Mine
13. Khayal
14. Alunan Senja
15. Kenapa Harus Aku?
16. Hati Yang Terluka
17. Perspektif Raisa
18. Motivasi Nadia
19. Cuma Mantan
20. Inilah Takdirku
21. Fire Princess
22. Hope
Motivasi

4. Aku Bukan Tipenya

1 1 0
By kitawim2021

Ditulis oleh Melinda A

Setiap individu adalah hasil dari pembuahan sel telur oleh sel sperma, kemudian menjadi zigot, dan berkembang jadi embrio. Embrio terus tumbuh dan membentuk individu baru dan setelah 40 minggu maka yang di namakan bayi itu dilahirkan oleh ibu nya ke dunia ini. 

Hai, kenalin aku Vallery Mishyele Arthur. Panggil aja aku Yeyee. Ngomong ngomong soal embrio, aku adalah embrio yang berkembang dan lahir 21 tahun yang lalu. Dan aku, jomblo sejak embrio,lahir tanpa adanya kembaran dan menjalani hidup ku tanpa pacar. 

" Mah, Yeyee berangkat ke kampus dulu ya." Kata ku dari garasi. 

" Jangan lupa maskernya." Mamah berlari dari dalam rumah, sambil bawain masker. Yah, masa masa sekarang ini masker itu penting sekali. 

" Makasih mah." Kata ku, sambil memasang masker yang mamah kasih.

" Yeye berangkat dulu ya mah." Pamit ku dan menjalankan motor ku. 
.
. .
Aghh, sial... Aku paling malas yang namanya menunggu lampu merah. Kiri dan kanan ku orang pacaran, mana pelukan lagi. Itu pasangannya gak bakal kabur kok mbak:)

  Setelah lampu hijau, aku segera menancapkan gas ku menuju kampus. Aku harus segera sampai kampus, kelas ku di mulai tiga puluh menit lagi dan aku masih di jalan. Huft, bisa bahaya kalau telat. Pas sampai di area parkiran kampus,aku segera berlari menuju ruang kelas ku. 15 menit lagi kelas di mulai, dan hari ini dosennya Sir Dedy, salah satu dosen paling on time.

" Sore guysss." Sapa ku saat dah masuk ke ruangan. Untung Sir Dedy belum sampai.

" Sore moms." Sapa mereka. Ah iya aku itu di panggil Moms, karna sajak semester 1 aku tu jadi komti ( ketua kelas gitu ) 

Aku segera duduk di posisi favorite ku, pojok depan sebelah kiri. Entah mengapa itu sangat pas bagi ku. 

" Yee,nanti temenin main basket kuy." Kata Gilang, yang duduk di belakang ku. 

" Gas lah." Kata ku padanya.
.
. .
"Ye jadi kan?" Tanya Gilang saat kami udah di parkiran. 

" Jadi apa nih? Ngedate ya?Wah PJ MANA PJ." Rosè main teriak aja. 

" Hus, jangan gitu." Aku menyentil jidat Rosè. 

" Jangan ngadi ngadi, nanti jalur jodoh ku gak jalan kalau kamu ngomong gitu. Sebagai jomblo sejak embrio aku keberatan." Kata ku dengan nada yang di dramatisin. 

" Jomblo sih jomblo, tapi asrama cowoknya full." Kata Rosè sambil cekikikan. Dasar Rosè, memang pecicilan. 

" Babyyy." Rosè berteriak saat mobil pacarnya memasuki area parkiran. 

" Aku duluan ya guys, bye bye." Kata Rosè. Aku, Gilang, dan Ricard (Pacar Rosè cuma geleng geleng liat kelakuannya. 

Sementara aku dan Gilang jalan kaki ke lapangan basket yang memang tidak jauh dari gedung prodi kami. 

" Yuk mulai." Aku dan Gilang mulai saling merebut bola dan memasukannya ke ring. 

" Gimana pdkt sama Meta?" Tanya ku di sela gerakan kami. 

" So-so." Kata Gilang, sambil nge dribble bola ke kiri dan ke kanan. 

" Belum jalan juga?" Tanya ku sambil mencoba merebut bola nya.
 
" Rumahnya jauh." Kata Gilang, sekarang dia sudah mulai berjalan ke depan. Dan aku masih mencoba merebut bolanya.
 
" Kan bisa di jemput." Kata ku 

" Gak ada di Google map." Katanya.

" Tanya ke temennya lah." Kata ku tak mau kalah.

" Gak niat." Kata Gilang

" Kan kamu suka sama Meta, kok gk niat?" Kata ku dan aku berhasil merebut bolanya dan berhasil memasukannya ke ring. 

" Aku sukanya sama kamu." Kata Gilang dan membuat ku tertawa. Omong kosong, dia bilang tipenya kan kayak Meta, dan juga mana ada orang suka malah sering ngajak gelud, ada ada aja dia ni.
 
Kami mulai merebut bola dan mencetak point sebanyak mungkin. Sampai kami dua kelelahan... 

Saat ini aku dan Gilang rebahan di tengah lapangan sambil menatap langit sore.
 
" Bagaimana bisa kamu terus menatapanya padahal kamu bisa memiliki nya... Seper-" 

" Stt, jangan jadi anak indie." Kata ku padanya. 

" Hehe, kan pas ni... Saat senja eaa." Kata Gilang. 

" Hadeuh dasar ya." Kata ku dengan malas. 

" Btw, aku serius pas aku bilang suka kamu." Kata Gilang membuat ku berbaring menyamping dan menatapanya, dia juga menghadap kepada ku.

" Mencurigakan." Kata ku sambil memicingkan mata, dan meletakan tangan ku di dahinya. 

" Gak panas." Kata ku, karena memang dia gak demam hehe. 

" Astaga." Gilang menggelengkan kepalanya dan mencubit hidung ku.
 
" Anak durhaka." Gerutu ku, karena merasa kesakitan. 

" Balik yuk, dah sore ni." Kata Gilang dan berdiri duluan. Dia mengulurkan tanganya kepada ku. 

" Gendong." Kata ku dengan malas, aku bener-bener malas bangun. 

"Bentar." Lalu dia menjauh. Ternyata Gilang ngambil tas kami, dan juga bola basket miliknya. 

" Ayo." Dia berjongkok di depan ku dan tentu saja dengan senang hati aku naik ke sana. 

Ughh, pundak kekar miliknya memang hangat dan nyaman. Walau keringatnya sangat banyak. 

" Kamu bau." Kata ku sambil meniup-niup telinganya. 

" Jangan mancing ya." Katanya

" Mancing apa tu?" Tanya ku dengan jahil, Gilang paling tidak suka kalau keringatan gini lalu keringatnya di tiup. 

" Turun." Dia berusaha menurunkan ku dari gendongnya, tapi gak bisa hahaha. 

" Jangan sampai aku pake tenaga buat banting kamu." Katanya. 

" Iya iya, ini aku turun. Anak durhaka." Kata ku lalu turun dari gendongnya.

"Ciattt." Oke aku menendangnya dan berlari ke parkiran. 

"Yeyeee, awas kamu ya." Oke dia mulai mengejar ku. Alarm bahaya ni...  Aku semakin mempercepat lari ku. 

"Jangan jadi anak durhaka." Kata ku sambil masih berlari menjauhinya, sekarang kami muter-muter di area parkiran. 

"Kamu bukan moms, atau mommy ku." Katanya berusaha menangkap ku. 

"Ih kan kan durhaka." Aku cemberut, aku gak habis pikir kenapa dia gak mau manggil aku moms kayak yang lain gitu, dan dia tu rese tau suka jahilin aku, mana ngajak gelud. 

" Eh?!" Karena melamun, aku gak sadar aku sudah tertangkap olehnya. 

"Hayoloh, kena kan hahaha." Katanya. 

"Anu, Lala yang baik, jangan sakitin mommy ya."  Kata ku, soalnya dia tu gak main main kalau mukul, beneran sakit. Ah iya Lala tu panggilan ku ke dia, Gilang =Lala hahahha 

"Lala, lala, lala, gak ada lala disini." Katanya laku oke, dia pasti membanting ku. 

"Ugh, ninggoy ja aku nah." Kata ku saat merasakan bokong gemoi ku menyentuh permukaan rumput, untungnya di area parkir ini kiri kanannya banyak rumput gitu. 

"Hehe." Katanya 

"Awas kamu." Dan terjadilah baku hantam di parkiran dengan latar belakang cahaya senja, sungguh romantisT_T 

.
.
.
"Aku sayang kamu, ayo pacaran." 

Entah kenapa, aku ingin menangis sekarang. Seberapa kuat aku bertahan untuk gak sayang sama dia, ternyata ujungnya tetap sama. Aku sudah pake logika, karena aku sudah nyerah duluan buat maju untuk sama dia, karena aku gak sebanding ma dia. Dia tinggi, ganteng, pinter lagi, memang tipe ku banget. Tapi aku sadar, aku gak cocok sama dia, dan lagi pula dia sudah punya tipe yang dia mau, dan aku kenal ceweknya. Ayo ye, jangan nangis. Dia bakal sama cewek yang dia mau, cewek yang dia idam-idamkan, bukan kamu, cewek gendut dan pendek yang sama sekali bukan tipenya. 

"Selamat ya." Kata ku sambil menahan tangis ku menatapnya dan Meta tepat di hadapan ku saat ini. Tahun lalu aku masih belum menyadari, kalau dia sudah mendekati Meta, hingga tahun ini dia menyatakannya, semoga dia bahagia. 

"Ih Yeyeee, kok masuk kelas si, kan gagal." Kata Meta. Yah, aku ternyata gangguin mereka. Rencana ku ambil hp yang ketinggalan berujung pilu hahahaha

:(
"Yo dahlah, sekalian aja." Meta narik aku, dan dorong aku ke Gilang.

"Eh?!" Aku dan Gilang sama-sama kaget. 

"Dah ya." Meta keluar kelas. 

"Yok." Kata Gilang, lalu dia menarik ku, eh ke lantai dua, kan kampus dah tutup di sini gelap, dia ngajak uji nyali ato gimana si? Kenapa dia gak ngejar Meta? Kan tadi dia nembak Meta? Banyak pertanyaan di kepala ku. Hingga aku gak sadar kalau kami sampai ruang Ing 4 yang paling pojok. 

"Yok nikah, mamah dah setuju." Katanya 

Aku masih ngelag, ini ngelamar aku? Di tempat gelap? 

Eh?!?!? 

Lampunya nyala, banyak hiasan, dan ternyata banyak teman-teman kami. 

"TERIMA-TERIMA." 

"Hah?" Aku masih bingung dengan situasi yang ada. Lalu Gilang nyodorin cincin, aku pake aja. Lalu semua teman-teman ku teriak senang, bahkan ada yang ledakin apa itu kayak di pesta-pesta biasanya, yang kayak pita-pita terbang lalu ya jadi sampah. 

"Memang manusia lola, tapi gak papa, sekarang kamu dah nerima aku." Kata Gilang sambil memeluk ku. Seketika otak ku berjalan dengan lancar, cincin? Nerima? Aku di lamar? 

"Anjing lu ngelamar gw?" Kata ku spontan menatapnya dengan kaget. 

"Iya babi, kasar banget si. Calon suami ni." Kata nya lalu memeluk ku lagi. Aku?aku?aku?Di lamar Gilang?DILAMAR!?!!!OH MY!!!!!!!

"Eh wait, hp ku?" Aku mau lepasin pelukanya. 

"Hp mu di aku, udah pelukan aja." Kata Meta yang gandengan sama entah siapa. 

"Jadi ini sudah di rencanakan." Gumam ku, sambil kembali memeluk Gilang.

Continue Reading

You'll Also Like

1M 17.3K 27
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
3.4M 280K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
291K 27K 31
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
3.5M 180K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...