TAKDIR

By kitawim2021

21 7 0

Sutradara dalam hidup kita memang hanya Tuhan. Takdir memang tidak bisa kita atur dan tugas kita hanya memak... More

1. Kamu Pemilik Hatiku
2. Kita Yang Tidak Bisa Bersatu
4. Aku Bukan Tipenya
5. Takdirku Itu Kamu
6. Rencana Takdir
7. Dandelion
8. Heart Peaces
9. Gara-Gara Novel
10. Ada Diantara Kita
11. Story' Of Nindi
12. You Are Mine
13. Khayal
14. Alunan Senja
15. Kenapa Harus Aku?
16. Hati Yang Terluka
17. Perspektif Raisa
18. Motivasi Nadia
19. Cuma Mantan
20. Inilah Takdirku
21. Fire Princess
22. Hope
Motivasi

3. Katanya Sahabatan, Tapi Kok?

2 1 0
By kitawim2021

Ditulis oleh Melinda A

Gadis manis berambut coklat tengah berjalan menuju ruang kelasnya, jangan lupa earphone yang bertengger manis di telinganya. Dia sedang mendengarkan lagu best friend ikon. Kelas nya masih sepi, tentu saja, karena dia datang lebih cepet dari yang lainnya.

Lagi asik asiknya dengerin lagu, eh ada yang narik sebelah earphone nya.

"Pagi amat sih neng, sini abang nenenin."
Si gadis menatap horor ke arah cowok di sebelahnya ini.

"Canda elah, maksudnya temenin hehe." Si cowok nyengir.

"Bodo!Dasar Junedi bantet." Si cewek lebih memilih menutup mata dan dengerin lagu nya.

"Ay..." Si cewek tetep diem

"Aya.." Masih diem

"AYALA!!!!!!!" Si cowok teriak ke telinga si cewek.

"Buset, aku gak tuli oncom!!!!"

Si Cowok tu nama sebenarnya June Arlando Bagaskara, Dan si Cewek Farah Ayala Elisabet. Mereka mah sahabatan sejak kelas X. Sekarang mereka udah kelas XII.

"Sono ke kelas sana." Aya mendorong bahu June, tapi yang namanya June dia gak bakal mau disuruh pergi gimanapun juga.Btw, Aya sama June tu beda kelas. Aya di MIA 1 sementara June di IIS 2. Gimana mereka bisa kenal? Ceritana lucu, karena June waktu kelas X tu di palak salah satu kakak kelasnya. Dan kebetulan Aya lewat, ternyata ya si June tu lagi nangis gara takut. Aya nyamperin tu kakak kelas. Dan ngancem bakal ngaduin ke guru dan dari situ lah. Si June jadi akrab banget ama Aya. Aya juga gak terlalu peduliin tampilan June yang culun karena biar culun, June itu tipe cowok humoris dan asik menurut Aya.

"Junedi sana ke kelas ih." Aya risih, gara si June malah baring dan naroh kepalanya di pangkuan Aya.

"Diem." June malah mejamin matanya.

"Ck." Aya gak bisa ngapa ngapain lagi kalau udah gini.Dia mana tega ngebangunin si June tidur.
.
. .
Aya lagi sibuk nyusunin pakaiannya ke koper. Aya tu seneng banget, dia di terima di universitas yang dia mau, dan mereka udah selesai UN dan juga udah nerima kelulusan mereka. Sekarang Aya bingung bagaimana memberi tahu June soal dia yang kuliah ke luar negeri? Aya berlatih berjam-jam hanya untuk mengucapkan dialog itu.
Aya berlatih ber jam jam sampai perut nya berbunyi tanda dia kelaparan. Dia segera mandi dan keluar kamar. Eh ternyata ada Mommy June di rumah nya.

"Eh calon mantu wkwkwk." Sapa mommy June

"Eh mommy ngapain di sini?." Tanya Aya

"Kamu mau ke US gak ngasih tau mommy, untung Bunda kamu ngasih tau mommy tadi pagi.Kan mommy mau nikmatin waktu bareng calon mantu." Kata Mommy June tanpa tau dampak kata calon mantu yang dia ucapkan membuat pipi Aya memerah.

"Udah jangan godain putri ku terus Jess." Ayah Aya membela Aya.

"Mommy, belum ngasih tau si Junedii ahh." Bunda Aya menjewer telinga Aya.

"Ihs, Bunda sakit tau." Protes Aya.

"Makanya jangan sembarangan ngubah nama anak orang." Kata Mommy June

Mereka bertiga makan dengan di selingi canda tawa. Sungguh cocok bukan, kalau Aya jadi mantu nya mommy?
.
. .
Gemerlap lampu di ruang aula juga lapangan sekolah membuat suasana terlihat semakin meriah.

"Nyariin June Ay?." Tanya Doni temen sekelas June

"Iya nih, dari tadi masih gak ketemu." Kata Aya sambil tersenyum.

"Bareng pacarnya dia." Sela Yoyo temen sekelas June yang lain.

"Pa pacar?." Tanya Aya shock
"Iya, masa kamu gak tau sih. June pacaran ama Kayla adek kelas XI kalau gak salah." Kata Doni

"Kapan mereka jadian kok aku gak tau ya?." Aya berusaha memasang wajah bingung padahal hatinya udah kek di iris isis gitu.

"Ish, masa sahabatnya gak tau sih. Sahabat macam apa kau." Kata Yoyo

"Stt." Doni menyenggol Yoyo

"Mereka jadian seminggu sebelum kita UN kemaren tu." Kata Doni "Ck, dasar si Junedi.." Gerutu Aya seolah olah kesal padahal dia udah pengen nangis tuh.

"Mereka di lapangan deh kalau gak salah." Kata Doni

"Ya udah ya aku mo nyusul June dulu bye..." Aya tersenyum lalu berjalan menuju lapangan.

AYA POIN OF VIEW

Aku berjalan menuju ke arah June. Hati ku terasa begitu sakit, saat melihat June tengah asik berbincang dengan Kayla sambil memeluk pinggannya mesra. Ah aku merasa menjadi gadis ah bukan aku menjadi wanita terbodoh di dunia.

"June gue mau ngomong."Tangan ku meremas erat tali sling bag ku, emosi ku sudah hampir lost control sekarang. Tak ada lagi aku kamu.

"Ada urusan apa lo ama cowok gue?" Kayla berkata sambil memandang sinis ke arah ku.

"Ini urusan penting, minjam pacar lo bentar." Aku langsung menyeret June menjauh.

Dan di sinilah kami tempat tersepi saat ini, UKS.
Aku menghela nafas berat, lalu menatap June.

"Lo mo ngomong apa, penting banget ya?." Tanya nya dengan santai, Cih situasi ini aku benar benar membenci nya.

"Kayla pacar lo? Trus lo anggap gue apa?." Tanya ku

"Kayla pacar gue, dan lo sahabat gue milik gue." Kata June dengan mudah nya.

Aku menutup mata ku, menghembuskan nafas kasar kemudian aku menarik kerah tuxedo yang di pakainya.

"LO ANGGAP GUE CUMA SAHABAT!!! BUKANNYA LO DAH JANJI BAKAL NIKAHIN GUE SETELAH MALAM ITU BANGSAT!!!."

Aku berteriak ke wajahnya yang tetep kelihatan santai santai aja.

"Ya kan nikahin bukan berarti macarin." Katanya lagi

Aku melepaskan cengkraman ku di kerah tuxedo nya. Lalu tertawa miris, aku bodoh benar benar bodoh. Aku terlalu berharap tanpa mengetahui kenyataan yang ada.

"I'm done, gue gak tau apa yang lo sebut persahabatan ini. Tapi yang pasti lo gak bakal liat gue lagi,gue pergi." Aku mengangkat tangan ku tanda menyerah lalu berlalu melewatinya.

Ah aku tidak mau kelihatan lemah saat ini. Aku melap air mata ku dengan tangan bebas, ah beruntung make up yang ku pakai ini tak mudah luntur. Aku terus berlari membelah kerumunan di lapangan, bodo amat.Sayup sayup terdengar teriakan June memanggil ku, tapi aku tak peduli. Pasti aku sudah menjadi pusat perhatian kalau aku berhenti.

"Aya, kenapa lari?." Puji Tuhan, Bobby kayaknya telat deh tapi bodo amat,aku langsung naik ke motor nya.

"Bawa aku ke bandara, sekarang!." Bobby memberi helm dan aku langsung memeluknya saat motornya mulai melaju. Aku menangis sakit benar benar sakit. Maaf kan aku Tuhan, karena aku telah melanggar perintah Mu. Aku berdosa hiks hiks....
Motor Bobby terasa sudah berhenti. Kayaknya lampu merah deh, aku mencoba meredakan tangisan ku.

"Udah, gak papa nangis aja."

Aku tak lagi menahan tangisan ku. Tak lama motor Bobby kembali melaju. Dan aku terus menangis di boncengannya.
.
.
.
.
.

Bandara Soekarno-Hatta

"Makasih ya Bob, udah nganterin aku." Kata ku

"Santuy,apa sih yang gak buat mantan." Bobby mengedipkan sebelah matanya.

"Dasar monyet masih aja bahas mantan mantanan." Kata ku, Bobby tu mantan pacar ku waktu SMP hehe. Kita putus gara gara bosen maklum lah dulu masih monyet monyetan.

"Kamu mau ke US?" Tanya nya aku tersenyum lalu menganggukkan kepala ku.

"Nah gitu dong jangan cemberut." Bobby menghapus jejak air mata ku dengan ibu jarinya.

Plak!

"Aduh." Ada yang memukul tangan Bobby. Kami menoleh ternyata itu Mommy yang mukul.

"Jangan pegang pegang calon mantu ku." Kata Mommy

Aku tersenyum miris, andai mommy tau pasti dia gak bakal menepis tangan Bobby tadi.

"Loh mana June? Kok malah bareng si Bunny?" Tanya Ayah

"Bobby Om, bukan Bunny." Bobby merenggut tak suka. Ayah masih aja manggil dia Bunny.

"June gak nganterin aku Mommy, Ayah, Bunda. June ada urusan penting." Maaf kalau aku bohong.

"Bu..." Aku menginjak kaki Bobby yang mau ngomong.

"Aku mau ganti baju dulu, mana ransel ku Bunda?." Tanya ku, kemudian bunda memberikan ransel ku.
Aku kemudian mengganti dress ku dengan ripped jeans dan kaos di toilet. Saat kembali dari toilet, aku melihat Bobby tengah di jewer Mommy.

"Aduh mommy, temen Aya jangan di jewer gitu dong." Kata ku

"Tau nih, tante Jess malah jewerin aku mulu." Bobby berlindung di balik tubuh ku.

"Habisnya, Bobby tukang tikung. Udah tau Aya punya June." Aku sedikit tersentak mendengarnya tapi kemudian aku tersenyum simpul.

"Udah ah, Aya harus berangkat nih. Aya ke ruang tunggu dulu ya." Aku memeluk Bobby, Mommy, Bunda dan Ayah. Kemudian melambaikan tangan ke mereka lalu masuk ke ruang tunggu.

Aku gak bawa koper, atau bawaan banyak karena semua barang ku udah di kirim duluan tadi siang.
Saat pesawat take off, aku menatap sekilas kota kelahiran ku. Kota dengan sejuta kenangan yang berharga baik sedih maupun senang. Tak lama pemandangan kota di gantilan dengan gumpalan awan. Aku tersenyum, mungkin ini semua rencana Tuhan. Aku dan June mungkin sudah di takdirkan seperti ini.

"Slamat tinggal June, selamat tinggal...." Gumam ku dan mencoba untuk tidur.
.
.
. .
Entah sudah berapa lama aku tertidur, tapi sepertinya penumpang yang lain juga sudah tidur. Aku mengatur posisi kursi ku dan aku akan kembali terlelap tapi tiba tiba saja terjadi goncangan. Turbulence kah? Aku membuka tirai jendela, ternyata sedang terjadi badai besar.

Aku merapatkan tangan ku menjadi posisi berdoa. Entah mengapa perasaan ku mengatakan akan terjadi sesuatu yang buruk. Manusia, memang akan selalu ingat akan Tuhan kalau dia sudah dalam masalah. Termasuk aku juga begitu, aku bersikap tenang dan menutup mata ku sambil dalam hati berdoa demi keselamatan ku.

Guncangan semakin terasa keras, masker oksigen turun secara otomatis. Aku mengganti posisi ku jadi duduk dan mengambil masker oksigen itu dan memakainya. Penumpang yang lain banyak yang panik dan berteriak. Mata ku menangkap pemandangan yang mengharukan, pasangan di sebelah kursi ku tengah berpelukan dengan erat. Mereka adalah pengantin baru yang baru saja akan melaksanakan bulan madu ke
Pesawat terasa menukik ke bawah dengan tajam. Pesawat kehilangan ketinggian dan keseimbangannya. Aku merapatkan tangan ku lagi, aku sudah pasrah, aku menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Suara benturan keras terdengar bersamaan dengan goncangan keras, tubuh ku terbentur ke kekiri dan ke kanan.Sabuk pegaman ku terlepas, aku tak bisa bertahan di kursi ku lagi, tubuhku terlempar keluar dari barisan kursi ku, membentur lantai pesawat dan kursi penumpang lain, pesawat terasa semakin bergerak tak karuan, suara pecahan dan benturan terdengar dengan keras, tubuh ku terayun entah kemana, karena aku menutup mata ku rapat rapat, perih sepertinya kepala ku membentur sesuatu yang tajam.

Aku membuka mata ku ternyata bukan hanya aku tapi begitu juga dengan yang lain nya. Penglihatan ku mulai kabur, tubuh ku terasa mati rasa semua, ah ku rasa kepala ku saat ini telah mengalirkan darah segar. Saat saat seperti ini, aku hanya berharap semoga kedua orang tua ku dan orang orang di sekitar ku memaafkan kesalahan ku. Aku tak perduli apa aku masuk neraka atau tidak. Aku sudah terlalu banyak dosa untuk masuk surga. Aku mencoba menggerakan kepala ku ke samping, tepat di samping ku sepasang pengantin baru tadi sudah terbaring tak berdaya dengan darah menggenangi mereka. Aku tersenyum, mereka berdua meninggal dengan indah. Mereka saling berpelukan, mereka benar benar sehidup semati.

Suara ledakan keras mendengung di telinga ku, aku menatap ke atas penglihatan ku semakin kabur, sekarang nafas ku terasa tercekat, seperti ada batu yang mengganjal di sana.

Apa ini yang namanya detik detik kematian?

Aku perlahan menutup mata ku, apakah ini akhirnya?

AYA POINT OF VIEW END

Di sisi lain.... June tengah di hajar habis habisan di hajar oleh Ayah Aya.

"Bangun!!!." Ayah Aya meminta June bangun lalu kembali menghajarnya.

June mengakui perbuatan tercelanya pada Aya malam itu, sang mommy tak habis pikir dengan kelakuan bejat sang putra. Dia bahkan shock berat.
June memohon, agar mereka memberi tahukan dimana Aya. Tapi semuanya bungkam, tak mau memberi tahu.June sudah hampir tak sanggup bergerak lagi badannya sudah babak belur semua.

"BREAKING NEWS.....
Pesawat *****Jakarta-Us mengalami kecelakaan di titik .......... di Us. Berikut daftar nama korban yang meninggal. "

Bunda Aya jatuh pingsan, karena itu pesawat yang Aya tumpangi.

Bunda Aya menangis histeris,Mommy June juga menangis histeris. Dan mereka menangis sambil berpelukan.

"Semoga Aya baik baik aja yah..." bisik Bunda Aya

"Setelah korban meninggal kita beralih ke korban luka berat...
Arnoldi
Efata Lazarus
Gionio Abraham
Julia Abraham
...
.

.. " .
June yang terlentang di lantai, menutup matanya. Dia menangis "Aya".... Satu nama itu terus terngiang di pikirannya, June berharap Aya baik baik saja.

"Pada akhirnya kita memang tidak di takdirkan bersama June." "AYAAAA." Teriak June.

Continue Reading

You'll Also Like

319K 19K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
1.8M 128K 49
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
1M 16.9K 27
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
564K 43.6K 29
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...