YOU BE MINE

By whitemilk___

3.3K 477 1.4K

squel: -Rainbow after dark. cek di profilku @IrMaNusandari -Not considered. cek di profil ku -i'm not fuckboy... More

PROLOG
PERKENALAN TOKOH
chatpter 1| Frist Meet
OPEN CAST
Chapter 2| Pindah Rumah
Chapter 3| Random
Chapter 4| Tatapan itu..
Chapter 5| PINDAH (2)
Chapter 6| MERAH ARTINYA BERHENTI
Chapter 7| Listen me!
Chapter 8| Opening Asean games
Chapter 9| Good night
CHAPTER 10| FIRST MATCH
Chapter 11| Hujan dan Luka
Chapter 12| Bunga Matahari
Chapter 13| Ini Cemburu?
Chapter 14| NYERAH?
Chapter 15| Sepeda malam
Chapter 16| MALAM SEMIFINAL
Chapter 18| Malam Final
Chapter 19| Duka

Chapter 17| Problem

40 6 4
By whitemilk___

Apakah selama ini debaran itu cinta? Jika iya tolong dekatkan lah dengan dia
***

Kota metropolitan yang sibuk dengan berbagai akitifitasnya itu kini ramai oleh pekerja kantor yang pulang dari tempat kerjanya. Lampu malam tengah menyala sebagai tanda gelap akan segera menjemput.

Seorang gadis berkalung kamera di lehernya dengan kemeja outer polos berlari menuju sebuah kerumunan di halaman hotel. Gadis itu berlari dan tidak melihat sekelilingnya hingga secara tidak sengaja seorang pria bersepeda menabraknya

"Ehhh" rintih gadis itu kemudian menatap tajam pria yang menabraknya

Gadis itu mendekat kepada pria bertopi dengan wajah sangat familiar di matanya

"Lo sengaja ya" bentak gadis itu

"Heh sengaja, emang gue mau lewat sini lo aja lari ga liat liat makannya ketabrak kan"

"Gue ga mungkin ketabrak ya kalau lo ga main sepedaan disini, lo pasti sengaja kan"

"Apasih lo el dia yang salah juga"

"Hih lo bener bener ya pe" ucap elena sebal mengacak acak posisi topi marcell

"El apaan sih berantakan tau ga!"

Elena memberhentikan aktifitasnya

"Lagian lo ngapain sih buru buru amat" lanjutnya

Elena memegang pipi marcell dengan kedua tangannya lalu mengaraahkan kepala marcell pada kerumunan yang tidak jauh dari tempat mereka

"Tuh, emang lo ga liat apa orang kerumun gitu ngapain coba"

"Ga tau, dan gue ga kepo an kaya lo"

"Dihhh sok banget lo cowok tengil"

"Udah gue males nanggepin hal yang ga penting kaya gitu bye" pamit marcell namun menjitak dahi elena sejenak

"Woi sakit pe!" Teriak elena yang melihat punggung marcell perlahan mengecil

"Tuh anak kadang sweet kadang nyebelin minta ampun" gerutu elena melanjutkan langkahnya menuju kerumunan di depannya

Dari sana ia penasaran untuk lebih lanjut melihat kedalam kerumunan itu namun ternyata didalamnya ia sangat kenal dengan orang tengah berkelahi yakni Athalah dan Ferari entah masalah apa yang sebenarnya terjadi tetapi jika ini masuk dalam media sosial bisa menjadi dampak buruk kepada timnas

"Duhh mereka ngapain sih berantem di depan hotel kaya gini" ucap elena panik melihat sekelilingnya tidak ada yang bisa membantu dirinya untuk melerai mereka

"Oh iya zaza, gue harus kasih tau zaza"

Elena kemudian mengetik nama zaza dari kontaknya lalu mengubungi nomor tersebut berharap ada jawaban dari sahabatnya itu

"Halo el kenapa? Tumben banget lo" ucap zaza dari seberang sana

"Dimana lo za?"

"Gue baru aja ambil hp gue selesai latihan, emang kenapa el?"

"Atha za, dia berantem sama ferari"

"What? Dimana?"

"Depan gedung B, cepet kesini za"

Setelah memutuskan sambungan telepon itu, elena menoleh sekitarnya ia menggerutu dalam hatinya mengapa tadi ia malah membiarkan marcel pergi.

"Thal, fer!! Udah!! Banyak yang liat!!" Teriak elena yang tidak begitu berani mendekat kesana

"Mba ini kameramen timnas ya bisa jelaskan kenapa mereka begitu?" Tanya seorang atlet yang berlagak menjadi wartawan

"Saya gatau woi" teriak elena kembali

Disana ferari mulai terpental oleh pukulan athalah hingga membuat dirinya terkapar tak berdaya diatas pafing.

"Thal udah thal!!" Teriak elena

Namun saat ini zaza tak kunjung datang, hingga elena memutuskan untuk mendekat melerai keduanya

"Jangan deketin zaza atau gue?"

"Apa thal? Pukul? Silahkan, lagian bukannya lo sibuk sama temen temen seleb lo itu?" Ucap ferari dengan kondisi muka tak takut

"Lo tuh ya"

Athalah melayangkan sebuah pukulan cukup keras kearas dagu ferari namun disana elena menghadang pukulan tersebut hingga malah terkena pipi kanan elena yang membuat elena merintih kesakitan

"Aww" rintih elena

"El, gue ga sengaja" ujar athalah panik

Suasana semakin menegangkan dengan luka lebam sudah muncul di pipi elena sementara itu zaza yang baru saja sampai, ikut panik menghampiri sahabatnya itu

"El lo gapapa?"

Elena mengangguk

"El sory gue ga sengaja" sahut athalah mengahadap pda elena

"Lo kenapa sih thal? Sampe berantem gini sama ferari?" Bentak zaza

"Sory za gue kebawa emosi"

"Gini ya lo emosi tapi jangan sampai ngelukain orang lain. Makannya kalau punya otak itu buat mikir gimana dampak dari perbuatan lo bukan malah dibuat support emosi lo sendiri" ujar zaza menghadap pada athalah

"Gue gapapa za, udah"

"Iya za, mending kita pergi" sahut ferari

Zaza mengangguk kemudian membantu elena dan ferari berdiri

"Za maafin gue za" ucap athalah namun tidak dihiraukan oleh zaza

"Arghh za!!" Teriak athalah

***

Sebuah ruangan persegi bercat putih dengan segala peralatan medis. Disana terdapat dua orang gadis dan seorang pria yang tengah mengobati luka memar mereka berdua

"Za" panggil gadis berkucir kuda itu

"Hmm kenapa el?"

"Kenapa ferari sama atha tiba tiba berantem kaya gitu?" Tanya elena penasaran

Karena sebelumnya mereka begitu akrab dan hangat bahkan malam semifinal kemarin mereka melakukan selebrasi bersama. Namun secara tiba tiba mereka saling memukul satu sama lain.

"Gue gapaham sama atha el, dia kadang itu sikapnya hangat sama gue tapi dia juga bersikap seperti itu kesemua cewe contohnya sama temennya riri itu siapa sih devita kalau ga salah" jelas zaza

"Terus apa hubungannya sama ferari?"

" gue sama zaza jalan ke mal waktu free dan atha lihat terus dia ngamuk ke gue" sahut ferari

Zaza hanya mengangguk

"Ih apaan sih atha "

"Yaudah gausah dipikirn el, mending lo balik ke kamar besok kan ada jadwal latihan untuk lo potret kan?" Suruh zaza

"Iya za, gue balik dulu ya za, fer" pamit elena meninggalkan ruang medis itu

"Fer, atha kenapa ya?"

"Udah gausah dipikirin tuh anak emang rada aneh"

"Iya fer, lo juga jangan terlalu mikir masalah ini ya soalnya lusa final jadi lo harus bawa pulang emas oke?!" Ucap zaza menepuk pundak ferari

"Dia baik thal, kenapa lo masih ragu sama dia" batin ferari

****

Hari mulai berganti, hingga hari dimana elena harus meninggalkan wisma atlet sudah mulai dekat. Benar, besok akan terjadi final antara indonesia dan china

Ia tidak menyangka hari hari yang ia lalui disini kini mulai berakhir menyisakan sebuah kenangan yang manis dan juga pahit, seperti nano nano rasanya.

Dengan pipi kanan yang masih lebam, ia berjalan disepanjang lorong hotel menuju tempat latihan yang biasa ia datangi dengan team lainnya. Dimana disana sudah terdapat rekan nya mang ujang

"Udah lama mang?" Sapa elena

"Udah banget malah, ini sampe selesai ngelap kamera" jawab mang ujang dengan menunjukkan lap kamera yang berada ditangannya

"Yang lainnya mana mang?" Tanya elena clingak clinguk

"Yang lainnya siapa? Itu hoky ada diandra ada ucil ada daffa ada arkhan ada. Ohh iya kapten yang belum ada" jawab mang ujang seperti mengabsen muridnya satu persatu

"Tumben banget telat"

"Ngapain nyariin jepe? Kangan yaa?" Ledek mang ujang

" ihh enggak, males banget kangen sama cowo tengil" elak elena

"Hayoloh elena"

"El el gawat banget" ucap lino yang baru saja datang dengan nafas terengah engah

"Kenapa emang no?"

"Jepe el!"

"Iya jepe kenapa?"

"Mukulin athalahh!"

"Kok bisa? Dimana?

"Di belakang gedung!"

"Woilah cepet anter gue kesana"

Mereka berdua menghampiri athalah yang hampir dibikin tak sadarkan diri oleh marcell disana.

"Jepe stop!!" Teriak elena yang berhasil mengalihkan perhatian marcell

"El?"

"Hilang akal ya lo mukulin athalah kaya gini! Dia itu temen lo pe inget!" Teriak elena

"Dia udah mukul lo"

"Dia ga sengaja"

"Tapi tetep aja dia berani bikin pipi lo lebam kaya gini"

"Ya emang kenapa kalau pipi gue lebam?"

"Gue ga terima el! Dia bikin pipi gemas lo itu jadi lebam"

Deg! Seketika tubuh elena membeku, pipinya yang lebam kini terasa memanas dan detak jantungnya mulai tak terkontrol kembali

"Apaan sih lo pe lebay tau" elak elena

"Gue minta maaf el" sahut athalah dari samping marcell

"Iya thal lo ga salah kan semua itu ga sengaja dan lo lihat kan pe atha udah minta maaf jadi lo jangan emosian gitu, jadi kapten kok emosian" jelas elena

"Iya iya " jawab marcell

"Udah sana latihan jangan berantem kalian bisa bikin semua orang heboh kalau liat kalian berantem"

"Iya iya el"

****

Sebuah ruangan besar dengan sebuah jendela yang langsung menghadap kearah ramainya kota jakarta tersebut terdapat seorang pria paruh baya dengan jas khas direktur yang sedang memandang gedung gedung tinggi didepannya

"Permisi om"

"Masuk"

"Ini om, saya telah menemukan opsi yaitu kecurigaan terhadap anak kandung dari nyonya yang ia tinggal hampir duapuluh lima tahun" ucap perempuan itu memperlihatkan satu lembar foto pria dengan jersey timnas

"Kamu yakin dia anak kandung istri saya?"

"Belum seratus persen om tapi, saya yakin dengan riwayat dia yang hanya tinggal sendirian   tanpa keluarga di desanya lalu bisa berkembang menjadi seorang bagian dari anak kesayangan PSSI"

"Kamu tahu orang terdekatnya sekarang?"

"Seperti yang saya lihat di media sosialnya belum ada perempuan yang ia posting"

"Bagus, kabari saya lagi untuk perkembangannya dan ingat kalau sampai kamu gagal menemukan dirinya papah kamu akan turun jabatan"

"Ba...baik om"

****

Pagi cerah dengan suara kendaraan bermotor mengiringi kota jakarta, dengan aktifitas manusia yang mulai kembali padat pada pagi hari ini.

Latihan tim nasional indonesia pada pagi hari ini berlangsung cukup serius pasalnya akan menghadapi babak terakhir di asean games kali ini.

Seperti biasanya, elena gadis berkalung kamera hitam dengan rambut dikucir kuda beserta rompi serta id card pengenal fotografer miliknya menjalankan tugasnya ditepi lapangan beserta official lainnya

"El, gimana hasilnya udah kamu kirim ke pusat?" Tanya mang ujang

"Iya mang, el udah kirim tinggal sana post di ig aja"

Setelah melaksanakan tugasnya, elena berdiri disudut lapangan dengan keringat yang bercucuran di dahinya melihat beberapa objek yang ia tangkap

Secara tiba tiba, ia menoleh kearah sepatunya yang tali sepatunya lepas secara tiba tiba diikat oleh seorang lelaki ber ban kapten dilengannya

"Ngapain lo?"

Namun lelaki disana hanyalah diam, fokus mengikat tali sepatu elena

"Jepe lo ngapain?" Tanya nya kembali menaikkan nadanya satu oktaf

Sementara marcell yang selesai mengikat tali sepatu elena, ia beranjak dari jongkoknya

"Ekhmm, neng el sama jepe kaya di sinetron aja" ledek mang ujang

"Sae lo pe bisa romantis juga" sahut zanadin sembari mengambil sebotol air mineral

"Bisa juga ajaran gue lo terapin" sahut lino

"Act of service sekali kapten kita ini" sahut hoky tak mau kalah meledek

"Apaansi lo semua brisik banget, gue yang nali in lo yang ribet" jawab marcell

"Modus banget ngiketin segala" sahut valeron

"Are you jealous men?" Ledek bani menyenggol bahu valeron

"Jealous naon? Ga ada jealous an" jawab valeron dengan muka masam

"Aduh gbk kok jadi panas gini yaa panass banget" sahut lino kembali

"Udahlah, mending latihan lagi sono daripada adu mulut" ujar elena

***

Valeron berjalan dilorong hotel wisma atlet dengan menggendong tas miliknya serta memutar playlist favoritnya ketika berjalan ia larut dalam suasana musiknya itu.

"Woi ron!" Panggil seorang pria dengan outer kemeja polos nya

"Hmm?"

"Ron, lo serius ga sih sama riri?" Tanya pria itu

Pertanyaan itu membuat dirinya terdiam sejenak, dengan sikap riri yang akhir akhir ini dingin kepadanya dan rasa penyesalan dihatinya yang hanya mempermainkan hati elena

"Malah bengong lo!" Bentak pria itu

"Ada masalah apa lo sama riri?"

"Gue mantannya dia, semenjak dia putus sama marcell dan sama lo dia sering nangis makannya gue nanya lo serius gak sama dia? Kalau ga serius mending lo tinggalin aja!" Jelas pria itu

"Mantan riri? Bukannya lo dewa timnas senior? Sejak kapan riri punya mantan selain jepe" tanya nya bertubi tubi

"Banyak nanya lo"

"Ya kan gue pacarnya"

"Lo pacarnya tapi ga peduli sama dia, inget ya kalau sampe gue denger riri nangis gegara lo maka gue ga segan segan ambil riri dari lo" ujar dewa serius menunjuk muka valeron

Sementara valeron hanya diam disana,otak dan hatinya mulai tidak sinkron

"Apasih hati gue gajelas banget, kenapa malah mikir el harusnya gue cari cara biar tuh dewa songong ga bisa deketin riri" gerutunya

Akhirnya valeron kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar, dengan langkah yang cukup cepat ia menunduk melihat ubin putih yang akan ia injak

Brukkk

"Soryy sory ga sengaja" ucap gadis manis dengan rambut ikal nya

"Iya gapapa"

"Eh? Valeron ya?" Tanya gadis itu begitu antusias

"Iya, sory ini siapa ya?"

"Gue...."

BERSAMBUNG

Hai readers kembali lagi sama author hehe
Udah lama nunggu yaa
Soryy ya baru bisa up sekarang tapi aku harap kalian enjoy bacanya

See you next part guys
Byebye

Salam author
Jodoh jepe

Continue Reading

You'll Also Like

497K 53.8K 23
Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum layaknya bayi beruang saat ia sedang marah...
586K 27.8K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.8M 79.6K 36
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
3.4M 279K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...