Cerebretonia

By iniigiii

3.6K 2.2K 2.9K

"๐’๐ž๐ฉ๐ž๐ซ๐ญ๐ข ๐›๐ข๐ซ๐ฎ๐ง๐ฒ๐š ๐ฅ๐š๐ง๐ ๐ข๐ญ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฌ๐ž๐ฅ๐š๐ฅ๐ฎ ๐ญ๐ž๐ง๐š๐ง๐  ๐๐š๐ง ๐๐š๐ฆ๐š๐ข" Grazella Va... More

P R O L O G
1. Awal
2. Bertemu lagi?
4. Javegas
5. Javegas vs Black blood
6. Hancur
7. Maaf
8. Bangku usang
9. dihukum?
10. Tolong!
11. Penyekapan
12. Merasa Bersalah

3. sedikit canggung

368 247 316
By iniigiii

-HAPPY READING-


Suasana kelas sudah sangat sepi, hanya menyisakan dua gadis yang tengah sibuk membereskan alat tulis yang berserakan diatas meja milik keduanya. Bel pulang sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu, keduanya sengaja memilih berdiam di kelas terlebih dahulu, enggan berdesak-desakan dengan murid-murid yang lain.

"Gue udah nih Zel, ayo keluar." Celetuk salah satu diantara keduanya. Setelah gadis itu memasukkan semua alat tulis kedalam tasnya, ia segera menutup resleting pada tasnya, lalu menggendongnya di kedua bahunya.

"Iya, ayo." Balas temannya.

Setelah merasa cukup keduanya berjalan beriringan ke luar kelas yang sudah terlihat sangat sunyi, atau mungkin tidak?

"BA!!" Teriak cowok dengan suara yang cukup menggelegar ke seluruh penjuru sekolah. Entah pita suaranya terbuat dari apa hingga terdengar ke seluruh penjuru sekolah.

Ternyata cowok itu tak sendiri, disamping cowok itu berjajar antek-anteknya yang berjumlah empat orang dengan raut wajah yang tampak lesu, mungkin habis dipaksa Jovan untuk menemaninya bertemu dengan Nessya.

"BUSET! LU BISA NGGAK SIH SEKALI AJA NGGAK NGAGETIN GUE?!" Nessya, gadis yang baru keluar kelas bersama temannya dibuat kaget oleh Xaveriano jovanda yang tak lain tak bukan adalah kekasih gadis itu. Tangannya yang sudah mengepal dengan bebas melayang di pipi Jovan, tak begitu kuat, namun mampu membuat Jovan meringis.

"Aws, sakit nyet." Desis Jovan menatap sang kekasih dengan tatapan tajam, tangan kirinya ia gunakan untuk memegangi pipinya yang memerah akibat ulah Nessya.

"Ya makanya lo nggak usah ngagetin gue, untung ni jantung kagak copot."

"Kalau copot emang mau jantung lo buat gue? Hah?!" Bukannya takut mendapat tatapan tajam dari kekasihnya, Nessya malah nyerocos tidak jelas, dirinya pun tak sadar sudah berkacak pinggang.

"Ya jangan lah nanti gue mati lo nangis tujuh hari tujuh malem lagi." Seloroh Jovan pada Nessya.

"Idih males banget gue nangisin cowok modelan kayak lo." Sela Nessya dengan cepat.

"Mending gue pacaran sama oppa-oppa Korea, dari pada nangisin lo." Sambung Nessya dengan bangganya.

"Halu dek! Mereka aja nggak tau lo hidup, jadi kalo halu jangan berlebihan, oh iya sama karakter-karakter fiksi yang lo sukain tuh, inget mereka nggak nyata, dan nggak bener-bener ada." Terang Jovan seakan ingin menyadarkan kekasihnya yang suka berhalu tentang bujang-bujang Korea, dan karakter-karakter fiksi yang dibaca gadis itu.

DUAR!

Gadis itu benar-benar diam seribu bahasa, memang benar yang dikatakan kekasihnya bahwa idol favoritnya tak tahu bahwa ia hidup. Tapi apa salahnya jika gadis itu menyukainya, semua orang berhak menyukai apapun yang membuatnya bahagia, terlebih hal itu tidak merugikan orang lain, jadi tidak-tidak apa apa kan?

Dan yang bersangkutan dengan karakter-karakter fiksi yang disukainya, memang kenapa kalau gadis itu menyukainya? Ia suka, karena menurutnya karakter fiksi tidak akan pernah menyakiti para pembacanya, karena apa? Ya karena ia tak nyata. Mungkin semua orang menganggap gadis itu aneh menyukai hal-hal yang berbau fiksi, tapi apakah kalian tahu rasanya seseorang yang selalu merasa kesepian dan seperti tidak memiliki teman untuk sekedar tempat bercerita? Ya, kadang gadis itu merasa kesepian, dan untuk menghilangkan rasa sepi yang selalu menyeruak pada dirinya ia biasanya selalu membaca novel ber-genre fiksi remaja. Sejak saat itu ia seakan menemukan dunianya.

Dari awal Nessya sadar jika yang disukainya tidak benar-benar ada, tapi jika tidak suka karakter fiksi, apa yang akan menjadi alasan dirinya untuk selalu tersenyum. Jovan? Heum, cowok itu hanya bisa membuat dirinya naik darah saja.

Nessya, sudah tiga menit lamanya gadis itu terdiam dengan napas yang tersengal-sengal kedua tangannya pun sudah mengepal di kedua sisi tubuhnya, tanduk berwarna merah seakan muncul begitu saja diatas kepalanya, tanda ia tengah menahan emosi pada pacarnya.

Tidak ingin berlama-lama didekat Jovan, lantas gadis itu dengan cepat meninggalkan pacarnya, dan tanpa sadar ia juga meninggalkan temannya. Ya, gadis itu meninggalkan Zella tanpa sadar. Nessya berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya diatas lantai yang cukup dingin. Bibirnya mengerucut kedepan persis seperti anak kecil yang tak dibelikan es krim oleh ibunya, lucu.

"EH TUNGGU WOI!" Teriakkan Jovan kembali menggelegar ke seantero sekolah, langkahnya ia bawa untuk menyamai langkah kekasihnya.

"Ututu! Jangan marah dong, maafin gue. Ayo ke gramed gue beliin novel kesukaan lo, mau berapa? Sepuluh? Dua puluh? Atau se rak-raknya? Gue beliin."

"Mau beli album sekalian? Lightstick? Atau PC juga? Ayo gue beliin. Atau sekalian idol lo? Gue bawain sekarang juga." Bujuk Jovan yang sudah berada disamping Nessya, tangan sebelah kirinya ia gunakan untuk merangkul sang kekasih yang hanya setinggi bahunya.

"Pendek banget sih lo." Ejek Jovan pada Nessya.

"Diem lo!" Sentak Nessya, dirinya ingin menghindar namun tak bisa, kekuatannya tak sebanding dengan Jovan.

"Lucu banget sih pacar gue." Kata Jovan gemas sendiri melihat pacarnya yang sedang marah padanya, tangannya bergerak mengacak rambut sang kekasih hingga sedikit berantakan karena ulahnya.

"Berantakan, JOVAN!"

"Jadi gunanya kita disini buat apa ya?" Tanya seorang cowok pada ketiga temannya yang masih mematung di depan kelas XI IPA².

"Tau tuh!" Sungut temannya.

"Disini cuma dengerin mereka berantem, terus rangkul-rangkulan? Yang bener aja."

"Tau gitu mending gue langsung ke markas."

"Emang temen not have akhlak."

"Nggak menghargai effort kita, main tinggal-tinggalin aja."

"Semoga cepet putus tuh huh!"

"Terus gamon kayak lo 'kan?

"Diem lo babi!"

"Babi terus lo pada, padahal dia kagak ada salah."

Ya begitulah kira-kira curahan hati kecil ketiga teman Jovan. berbeda dengan ketiga temannya, satu cowok yang tengah berdiri dengan punggung yang menyandar pada dinding dengan kaki disilangkan juga tangan yang bersedekap dada hanya diam saja sambil menyimak ocehan teman-temannya. Matanya menatap lurus ke depan dengan tatapan tenang khasnya.

Zella, satu-satunya gadis yang berada disana lantas dengan cepat menjauhi tempat itu. Ia meruntuki dirinya sendiri kenapa malah berdiam diri disana. lihatlah disekitarnya sudah sangat sepi tak ada lagi siswa-siswi yang berlalu lalang di sini. memang sedikit mencekam, tetapi mau bagaimana lagi, ia tadi memilih berdiam diri terlebih dahulu di kelas bersama Nessya, sekarang ia malah ditinggal Nessya. Malang sekali nasib gadis itu.

"DEK! MAU PULANG YA? ABANG ANTERIN YUK!"

°•°•°•°

Ting!

Satu notifikasi yang berasal dari handphone Zella berhasil menyita fokus gadis itu yang tengah berjalan menuju gerbang SMA Alantra. Tanpa pikir panjang gadis itu segera membukanya. Ternyata notifikasi yang baru saja muncul di handphone-nya adalah pesan yang dikirimkan Razka untuknya.


Belum sempat gadis itu membalas pesan Razka yang dikirim untuknya, suara yang sangat gadis itu kenali terdengar memanggil namanya. Lambaian tangan serta senyum manis milik Razka seakan menyambut kedatangan gadis itu.

"Ngapain lo disini?" Tanya Zella ketika sudah sampai di dekat Razka.

"Jemput lo lah." Balas Razka seadanya.

"Mana cardigan biru lo? Cepet pake keburu sore ini." Lanjut Razka sebelum memakai kembali helm full face miliknya. Cowok itu sedari tadi tidak turun dari atas motornya.

"Hah? Eh iya bentar." Jawab Zella teringat pada cardigan kesayangannya. Lalu dengan cepat gadis itu mengeluarkan cardigan miliknya dari dalam tasnya, tak lupa juga gadis itu langsung memakaikannya ke tubuhnya.


"Udah belum?" Tanya Razka memastikan.

"Udah nih." Jawab Zella setelahnya.

"Sini!" Intrupsi Razka agar Zella mendekat.

Setelah Zella benar-benar mendekat kearahnya, dengan cepat Razka memakaikan helm miliknya yang lain ke kepala gadis itu. Netra kedua remaja itu saling bertubrukan, keduanya saling terkunci dalam diam. Satu detik, dua detik, keduanya tetap tak sadar akan lamunannya. Hingga akhirnya...

"Eh?" Setelah sadar akhirnya Zella sedikit menghindar dari sahabatnya.

Canggung, itulah yang dirasakan gadis itu setelah kejadian di danau kemarin sore.

Saat itu...

"Sebenarnya gue-" suara Razka saat itu seperti tertahan di tenggorokan, cowok itu seperti tak yakin untuk bicara kali ini.

"Muka lo kelihatan serius banget, kayak mau nyatain perasaan lo ke gue aja." Kekeh Zella bercanda.

"Tapi emang itu yang mau gue omongin." Lirih Razka menunduk tak berani menatap netra sahabatnya.

"Nggak! lo becanda 'kan?" Tampik Zella dengan cepat, gadis itu tak percaya sahabatnya berkata demikian. Pasti telinganya yang salah tanggap.

"Gue serius zel, entah kenapa perasaan gue datang secara tiba-tiba, gue juga nggak tau."

"Gue nggak bisa menghindar.." lirih Razka hampir tak terdengar.

"Tapi maaf gue nggak bisa balas perasaan lo." Kata Zella sambil memandang lurus kedepan, matanya terus memandangi danau yang cukup luas.

Senyum tipis terbit dari bibir Razka, walau ragu cowok itu akhirnya memberanikan diri untuk menatap netra gadis yang berada disampingnya.

"Zel, gue bilang gini bukan ngarep lo bales perasaan gue. Bukan juga gue minta lo jadi pacar gue."

"Tapi memang gue bilang gini supaya lo tahu gue suka lo, gue nggak minta lo juga suka sama gue, nggak! Dan gue mau gue nggak terus-terusan terbebani karena belum nyatain perasaan gue ke lo." Papar Razka panjang lebar.

"Lo baik Raz, nggak sepantasnya lo suka cewek nggak tahu diri kayak gue."

"Banyak cewek di luaran sana yang lebih baik dari gue."

"Sekali lagi gue minta maaf, gue nggak mau ngehancurin persahabatan kita." Tangan gadis itu ia gunakan untuk mengelus punggung ringkih milih Razka. Entahlah filing nya saja atau bukan saat ini Razka tengah butuh tempat bersandar.

"Maaf zel." Setelah sadar akan lamunannya, Razka dengan segera menjauhkan tangannya dari Zella.

"Ayo naik gue anter!" Ajak Razka pada Zella walau sedang dilanda rasa gugup.

Tak ingin menunggu lama, gadis yang tengah mengenakan cardigan biru kesayangannya dengan segera ikut menaiki motor milik sahabatnya. Lalu setelahnya motor yang dikendarai keduanya melesat begitu saja meninggalkan area SMA Alantra.

°•°•°•°

Jalanan ibukota Jakarta sore itu tak begitu ramai, semua kendaraan yang biasa melintas tak begitu memadati jalanan kota. Mungkin sebagian orang yang melintas disana akan mengucap syukur mengingat jalanan yang selalu ramai akan kendaraan yang berlalu lalang, tak beda juga dengan seorang remaja saat ini. Ia bersyukur jalanan saat itu tak begitu ramai, hingga ia bisa dengan cepat sampai pada tujuan.

Razka, ia merasakan ada yang berbeda saat ini. mengapa sahabat yang berada di boncengannya hanya diam saja? Tak biasa gadis itu diam saja seperti ini. Ya walau biasanya hanya berbicara satu, dua kata.

"Zel?" Panggil Razka.

"Ya?" Jawab Zella.

"Kok lo diem aja dari tadi?" Tanya Razka memastikan kenapa sahabatnya hanya diam sedari tadi.

"Hah? Nggak papa kok." Balas Zella seadanya.

"Lo canggung ya?"

"Hahaha seharusnya gue nggak bilang gitu ya kemarin." Cowok itu tertawa hambar mengingat betapa bodoh dirinya yang mengutarakan perasaannya pada Zella.

"Nggak kok, apaan sih lo." Tampik Zella dengan cepat. Tangan gadis itu tak tinggal diam, dengan kekuatan seadanya ia menoyor bahu milik sahabatnya.

Cittt

Suara decitan yang cukup nyaring terdengar, motor milik Razka berhenti secara mendadak. Ia dihadang oleh seseorang tak dikenal, seseorang yang menghadang Razka dan Zella turun dari atas motor besarnya. Lalu orang itu membuka helm full face yang masih terpasang di kepalanya. Razka tak mengenali orang itu lantas mengapa orang itu menghadangnya, seperti tengah mencari keributan.

Seseorang itu berjalan mendekati Zella, wajahnya menyeringai dan terlihat menyeramkan.

"Oh lo yang semalem sama Vano?"

"Hm menarik juga." Gumam orang itu menelisik penampilan Zella dari atas sampai bawah.

Bugh

"Nggak usah macem-macem lo sama temen gue!" Satu tinjuan milik Razka melayang bebas ke rahang orang itu.

Belum puas, Razka kembali memberikan pukulan telak ke area wajah orang itu.

Orang itu tak tinggal diam setelah apa yang dilakukan Razka padanya, dengan cepat orang itu melakukan penyerangan pada lawannya. Ia meninju pipi kanan milik Razka, bibir cowok itu sobek hingga mengeluarkan darah segar. Ternyata kekuatan Razka tak sebanding dengan orang itu.

Bugh

"Nggak usah sok jadi pahlawan lo!" Desis orang itu setelah berhasil menendang perut Razka.

Razka terbatuk merasakan sakit yang luar biasa di perutnya, namun sebisa mungkin ia tak terlihat lemah didepan sahabatnya.

"RAZKA!" Teriak gadis bercardigan biru panik. Ia khawatir akan kondisi Razka yang begitu lemas, takut terjadi apa-apa.

"G-ue nggak papa jangan khawatir." Ucap Razka tertatih.

Bugh

Kedua bola mata Zella membesar, tak percaya apa yang baru saja dilihatnya. Orang itu jatuh tersungkur ke tanah, ia mendapat pukulan bertubi-tubi dari seseorang yang baru saja datang menggunakan motornya.

Bugh

Uhuk!

Orang itu terbatuk kala perutnya ditendang kasar oleh seseorang yang baru saja datang.

Orang itu bangkit setelah puas menendang musuhnya. Ya, itu musuhnya. Ia sangat puas setelah menghajar orang itu.

Mata Zella tak sengaja bertemu dengan mata seseorang yang baru saja menolong dirinya dan Razka, ia terdiam sebentar bukankah orang itu...

Bersambung...

***

Hi aku kembali nihh yuhuu!!

Jangan lupa vote komennya

Satu kata untuk Zella➡️

Satu kata untuk Razka ➡️

Satu kata untuk Vano➡️

Nessya ➡️

Dadahhh!!!

Ig: @giiwl__
@gieeyy__

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 268K 62
โš ๏ธ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
2.3M 126K 61
"Walaupun ูˆูŽุงูŽุฎู’ุจูŽุฑููˆุง ุจูุงุณู’ู†ูŽูŠู’ู†ู ุงูŽูˆู’ุจูุงูŽูƒู’ุซูŽุฑูŽ ุนูŽู†ู’ ูˆูŽุงุญูุฏู Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
6.2M 267K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
3.9M 304K 50
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY โ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ€ขโ€ข "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...