Let's Break The Wind

By miPaaii

29.5K 4.2K 387

Windbreaker × OC Dia adalah sepupu dari Jay Jo. Season 1 ✔ ⚠ RATE : 15+ Di bawahnya, mohon meninggalkan lapa... More

[S1] - 01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
[End of s1] - 15
16 - SPECIAL CHAPTER
[S2] - 17
18
19
20
22

21

1.1K 174 26
By miPaaii

"Zophy... Kau... "

Zophy tersenyum pada Jay yang mematung. "Lama nggak ketemu, ya? Kau tambah ganteng, deh~"

Raut wajah Jay berubah. Ia yang biasanya expressionless, kini tergambar keharuan di wajah tampannya.

Tidak tahu harus bersikap seperti apa, Jay hanya diam saja memandangi sepupunya itu. Percaya tidak percaya si perempuan ada di depannya.

"Shelly." Zophy beralih pada Shelly yang berdiri di sebelah Jay.

"Zophy! Gimana England?"

Kedua perempuan itu berbincang seperti layaknya teman. Padahal mereka tidak begitu dekat waktu itu.

Sementara Minu ia mengalihkan pandangan, sesekali tetap curi-curi pandang. Mantannya jadi makin cakep, rasanya Zophy itu kayak magnet yang menarik matanya untuk terus menatap.

'Nggak! Nggak!' batin Minu menguatkan iman. 'Nggak boleh!'

Sadar diri saja, sih.

"BABAK FINAL PERTAMA AKAN SEGERA DIMULAI. HARAP SETIAP TIM BERKUMPUL DI AULA TENGAH."

Tidak butuh waktu lama untuk panitia mengumumkan dimulainya lomba. Minu terselamatkan, dia merasa canggung di sana. Zophy asik bicara dengan Shelly, Jay mematung, dan Zophy yang bersikap seolah-olah Minu invisible.

Sangat uncomfortable.

Setelah diumumkannya pengumuman, semua tim sepeda berkumpul. Zophy mengedarkan pandangan ke sekitar mencari Vinny tapi pria merah itu tidak terlihat.

"Vinny nggak ada, ya?" bisik Zophy ke Dom.

"Ada, kok. Tapi nggak tau dia ke mana. Dia suka memisahkan diri dari kita soalnya."

Kepala Zophy mengangguk pelan. Tidak heran. Vinny mau bergabung dengan Humming Bird saja sudah syukuran.

"COURSE BALAPAN KALI INI ADALAH... JALAN KONSTRUKSI! INI ADALAH DEATH MATCH ANTAR TIM!" Panitia mulai menjelaskan course-nya dan semua tim mendengarkan dengan seksama.

Pertama, setiap tim mengirim 2 perwakilan dan mereka akan berlomba berpasangan. Pasangan perwakilan akan melakukan strategi apa saja supaya bisa menang. Mendahului, memotong jalan, dan marking.

Tidak perlu keduanya, cukup salah satu dari pasangan yang berhasil memasuki garis finish maka tim tersebut dinyatakan sebagai pemenang. Sementara tim yang tidak berhasil, dinyatakan gagal.

"Waw... Ekstrem banget." Zophy komentar.

Dom meneguk saliva dan mengangguk setuju. Ini memang ekstrem banget dari yang awal. Yang awal saja hanya jalan lurus dia sudah kesusahan apalagi yang konstruksi gini.

June entah darimana tiba-tiba datang dan membawa informasi. "Kita nanti ngelawan Kru Smart╴eh? Zophy?!"

"Halo, Kak June."

June tersenyum lebar dengan mata berbinar. Melihat junior favoritnya di sini, kesenangannya tiada tara. Ia berlari memeluk Zophy sembari terkekeh.

Minu mengernyit tidak suka. Ia memegang bahu June dan menarik pria itu dari Zophy. "Kak, ini bukan saatnya melepas rindu. Kita fokus balapan dulu saja."

"Ah... Maaf. Aku terlalu senang ngelihat Zophy di sini."

Zophy melirik Minu, mantannya itu juga meliriknya. Mereka saling lirik melirik tanpa berekspresi dan tidak mengatakan apapun.

Dom yang berdiri di tengah-tengah merasakan atmosfer dingin menyelimuti. 'Aduh... Gini nih resikonya kalau pacaran 1 tim. Kalau putus jadi canggung.'

Dom ingin sekali mencairkan suasana tidak menyenangkan ini, tapi dia seperti kaku. Mendadak tidak bisa berpikir dan hanya bisa cosplay jadi patung.

"Oke. Kita harus pilih 2 perwakilan, mau siapa?" tanya Minu usai sesi lirik melirik selesai. Ia kini bersikap layaknya pemimpin.

Jay melepas kacamata. "Aku akan maju."

Semua Humming Bird kaget. Jay tiba-tiba jadi agresif sekali, ini ada apa? Kesambet apa? Padahal di awal malu-malu.

Tapi tidak masalah. Toh, kalau Jay yang maju sudah dipastikan win. Minu sih setuju saja Jay maju, begitu juga anggota Humming Bird lainnya.

"Satu lagi siapa?" tanya June.

Hening.

Tidak ada suara yang menawarkan diri seperti Jay tadi. Masing-masing anggota menatap satu sama lain.

Minu menatap Dom yang dibalas gelengan kepala olehnya, rupanya dia masih trauma. Minu lalu melirik June, senior itu diam saja. Lalu ia melirik Zophy tapi setelah itu langsung berganti ke Shelly.

Jelas Minu tidak mau Zophy yang maju dengan kode lirikan mata secepat kilat, dalam artian 'skip'.

Zophy merasa marah tentu. Alisnya terjun ke bawah. Ia merasa didiskriminasi.

"Aku mau maju."

"Hah?!" Anggota Humming Bird semua menatap Zophy.

"Kau yakin?" tanya Shelly.

"Iya, kau yakin?" June ikutan. "Kau kan baru datang dari Inggris. Apa nggak capek?"

Dom diam saja. Dia tidak tahu kemampuan Zophy seperti apa. Tapi mengingat perempuan itu sepupunya Jay, jadi dia percaya saja pada Zophy.

"Biarkan saja kalau Zophy mau. Toh, nggak ada yang mau juga," sahut Dom mendukung yang dibalas senyuman oleh Zophy.

Jay menutup mata sejenak. "Nggak."

Bibir Zophy mengerucut. Dia ngambek. "Kenapa, sih? Kau selalu begitu!"

"Pokoknya nggak." Jay berjalan menuntun sepedanya menuju garis start. "Minu, kau saja yang maju bareng aku."

"Ih!" Zophy menghentakkan kaki marah. "Apaan, sih?! Aku mau, ya biar aku aja."

Jay berhenti melangkah dan menghadap ke belakang. "Kubilang nggak, ya nggak."

"Jay, biar aja. Kasih Zophy kesempatan." Shelly berusaha membujuk.

Ia kasihan melihat Zophy yang dari awal ia kenal selalu apa-apa dilarang Jay, terutama yang paling sering mengenai sepeda.

"Iya, kasih aja." Dom ikut mendukung lagi.

Zophy tersenyum miring. "3 lawan 1. Suara terbanyak menang. Kau kalah."

Jay lalu melirik June dan Minu, meminta suara mereka.

June berpikir sejenak. "Mmm..." Jujur saja ia merasa terbebani kalau disuruh memilih kubu. Dia ini suka yang netral saja, tapi kalau sekarang tidak memungkinkan dirinya netral. "... Maaf, Zophy."

"Kak June!!"

June tersenyum awkward.

"Nggak apa-apa, deh. Masih 3 lawan 2."

Jay melirik Minu yang dibalas lirikan juga oleh pria itu. Minu lalu melirik Zophy. Minu, Jay, dan Zophy terlibat lirik melirik.

Minu menghela napas berat.

"Kelamaan keburu didiskualifikasi," ujar Zophy berjalan menuntun sepeda Shelly ke garis start.

Shelly mengizinkan Zophy menaiki sepedanya untuk balapan ini.

Jay mau menghentikan tapi kalah suara. Ia melirik dingin Minu sebentar lalu menyusul Zophy ke garis start.

Ceritanya Jay kesal dengan Minu yang tidak bisa mengambil keputusan.

"Zophy."
,
"Kau kalah suara. Sportif dikit."

"Hhh.."

Sementara itu, di sisi lain Kru Monster Bull masih mengawasi. Mereka mengghibahi Zophy yang maju sebagai perwakilan Humming Bird.

Jay dan Zophy, dua orang yang menarik perhatian Kru Monster Bull. Yang satu menarik karena kemampuan sepedanya yang bisa dikatakan hebat. Satunya lagi menarik karena berhasil menarik perhatian Monster 13 dan dirasa sangat misterius. Kira-kira bagaimana kemampuan perempuan itu?

Lalu ada Zephyrus yang sekarang dipimipin oleh TJ. TJ yang sudah pernah berlatih balapan melawan Zophy, dahinya mengkerut.

"U╴Untung kita nggak lawan mereka. Semoga kita bisa menang di course ini."

Anggota Zephyrus mengangguk setuju dalam kecanggungan. Mereka sadar akan kemampuan mereka yang tidak setara oleh 2 sepupu itu.

Kalau lawannya langsung 2 orang itu, Zephyrus sudah tidak ada harapan lagi─itu menurut TJ.

Balik ke Humming Bird, Zophy dan Jay berjalan menuntun sepeda bersama ke garis start.

Berkat Jay yang terkenal di League Of Street karena balapan sebelumnya, Zophy juga ikut terkena dampaknya─menjadi sorotan.

"Itu dia Super Rookie."

"Dia yang nge-drift itu, kan?"

"Cewek sebelahnya siapa?"

"Kayaknya 1 tim, deh."

"Tapi kok mereka cekcok?"

"Biarin aja. Bagus buat kita, kita bisa menang kalau tim mereka nggak kompak."

Jay diam sejenak. "... Buat apa aku marah karena hal sepele gitu?"

"Nggak tau. Kau ngiranya aku lupa mungkin."

"Kau lupa?"

Lidah Zophy bersuara. "Ck, ya nggak lah!"

"Terus?"

"Kau marah aku nggak datang? Serius?"

"... Nggak."

Darah Zophy hampir mendidih, bentar lagi siap muncul gelembung-gelembung tanda mendidih.

"Aku datang ke sini untukmu tau! Gara-gara nggak bisa datang kemarin. Kakek sakit, jadi aku datang hari ini. Aku juga nggak bisa lama-lama, harus balik lagi."

Jay menunduk. Hatinya terasa perih. "... Bawa hadiah apa?"

Alis Zophy terangkat. Ia agak tidak menyangka Jay akan menanyakan itu. Ia lalu mengulas senyum jahil. "Menangkan course ini nanti kuberi hadiahnya."

Sudut bibir Jay terangkat meski samar-samar. Ia memutuskan untuk menepis kesedihan bahwa Zophy masih harus pergi setelah ini.

Ia mengangkat kembali kepalanya penuh percaya diri. Course ini akan ia selesaikan dan menangkan untuk mendapat hadiah dari Zophy.

"BALAPAN KLOTER 6 ANTARA KRU HUMMING BIRD DAN KRU SMART AKAN SEGERA DIMULAI. ADA WAJAH BARU DI KRU HUMMING BIRD RUPANYA, YA?"

"OH, IYA. TADI KATANYA NAMANYA TEBIDOLL. NAMA YANG UNIK, YA."

"HAHAHA."

Zophy dan Jay bersiap, mereka berdiri bersebelahan. Jay melirik Zophy yang sedang memakai helm.

Tepat sebelum pertandingan dimulai, Minu dan Vinny datang dari belakang menghentikan.

"Aku melarangmu menjadi perwakilan," ujar Minu dengan wajah serius. Keputusannya bulat. "Sekarang suara 3 lawan 3," lanjutnya kemudian melirik Vinny yang berdiri di sampingnya, seakan mempersilahkan Vinny untuk mengatakan sesuatu.

Smirk Vinny yang menyebalkan, anak itu tampilkan. Zophy tahu apa yang akan terjadi di sini. Vinny menatap Zophy dengan smirk-nya itu dan mengedipkan satu matanya ke Zophy.

"Aku ikut Minu."

Jarang sekali Vinny mau setuju sama Minu. Tapi karena ini menyangkut Zophy, dia jadi setuju saja. Mereka bekerja sama. Terkadang mesti tidak akur mereka bisa menjadi partner in crime, loh.

Minu ikut smirk juga. Menyebalkan sekali pokoknya kalau dari sudut pandang Zophy. "Sorry. Tapi kau kalah suara, 3 lawan 4."

Zophy menatap kedua pria itu dengan kelopak mata yang setengah tertutup seperti mata Squidward.

"Harus banget ya ngerusak hariku gini?"

Minu masih mempertahankan smirk belagunya. "Maaf."

Tidak ada yang bisa Zophy lakukan. Padahal tadi dia sudah senang banget mau berlomba tapi apa daya, 2 pria licik itu menghancurkan kesenangannya.

Jay no comment.

Ia hanya memandangi Zophy yang mencopot helm Shelly dan berlalu meninggalkan mereka di sana─Jay, Minu, dan Vinny.

Mereka menatap punggung Zophy lalu gantian berbicara satu sama lain. Rupanya Minu tadi sedang mempertimbangkan semua hal. Ia menunggu Vinny kembali dan baru membujuknya supaya memberi suara penolakan dan rencananya berhasil.

"Kalian berdua balapan lah dengan kompak," kata Minu lalu pergi menyusul Zophy.

"OH, SEPERTINYA ADA PERGANTIAN PERWAKILAN DARI HUMMING BIRD. SAYANG SEKALI, YA..."

Bukan hanya Zophy yang kecewa. Kru Monster Bull juga nampak kecewa. Padahal mereka penasaran bagaimana skill bersepeda Zophy.

"Sayang banget, ya." Si Kumis Tipis berbicara. "Padahal aku udah excited banget mau lihatnya."

Monster 13 diam saja. Pria besar itu memang tidak banyak bicara. Dia juga penasaran dengan kemampuan Zophy, tapi itu nanti dulu. Ada yang membuatnya merasa tidak enak, melihat Zophy dan Minu berjalan bersama itu mengganggu matanya.

Alisnya menukik tajam memperhatikan keduanya.

"Kenapa kau kok breng*** banget?" Zophy bersuara setelah tadi hanya diam saja.

Minu yang berjalan di samping agak belakangnya menjawab. "Itu course bahaya. Aku nggak suka kau berpartisipasi di situ. Nanti aja di course lain kalau mau."

Zophy tertawa singkat dengan suara sarkas. "Heh! Siapa kau? Mau aku partisipasi di course ini atau course lain, nggak ada urusannya denganmu."

"Aku ketuanya. Aku yang memikirkan strategi. Kau ikuti aku atau keluar."

Langkah Zophy lantas berhenti, kepalanya miring sedikit melirik Minu dingin. "Kau mengancamku?"

"Mengancam?" Mata Minu memincing. "Aku memperingatimu."

"Sekarang kau merasa semua ada dalam genggamanmu, ya?"

"Memangnya nggak?"

Zophy mendecakkan lidah, menggemeretakkan gigi, alisnya mengernyit. Ia lalu mencengkeram kasar jaket Minu dan menarik wajah pria itu mendekatinya.

"Jangan membuatku membencimu."

Satu sudut bibir Minu naik. Ia semakin mendekatkan wajahnya ke wajah sang mantan kekasih─mengikis jarak di antara mereka, menyisakan jarak 15 cm sembari menatap mata Zophy dalam-dalam.

"Apa kau bisa membenciku? Aku masih bisa melihat sisa rasa lewat tatapan matamu. Kau tau kata orang, kan? Mata nggak bisa berbohong."

Minu tidak berhenti di situ saja. Tangannya memegang pinggang Zophy, menarik tubuh wanita itu mendekat. Sangat dekat sampai-sampai perut mereka bersentuhan.

Tidak mengatakan apapun, Minu mendaratkan keningnya ke kening Zophy. Agak lain memang.

Dom, Shelly dan June yang menyaksikan tercengang seketika. Minu dan Zophy yang begitu tapi tubuh mereka yang panas.

"E─ Eh... Aku liat apa ini?" Dom kikuk, niatnya mau buang muka tapi malah tatapannya ke 2 mantan kekasih itu semakin intens.

Jujur saja dia penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya.

Wajah Shelly merah.

June menyahuti Dom. "Mereka bertengkar, deh."

"Bertengkarnya hot banget. Aku juga mau." Dom mulai berimajinasi liar kalau saja itu dirinya dan Yuna.

Uh~

Jay dan Vinny, kini mereka mulai mengayuh sepeda. Kedua pria yang suka bersepeda di red zone, bukannya saling bekerja sama mereka malah balapan sendiri-sendiri.

Kasihan Kru Smart. Ketika Jay dan Vinny berhasil menyalip salah satu anggota Kru Smart, anggota lain yang di depan merasa sangat tertekan karena dikejar 2 monster.

Bukan hanya Humming Bird, tapi seisi sekolah Sunny High dan Gunn High yang menonton siaran langsung lewat televisi juga ikut deg-degan setengah mati.

"Mereka berdua bakal menang di balapan ini," kata Juhwan menyaksikan lewat tancapan layar besar.

"Kayaknya mereka ngelaju tanpa strategi, deh."

Balapan yang semakin panas ini menarik perhatian Zophy dan Minu. Minu melepas tangannya dari Zophy dan mereka ikut menyaksikan balapan dari layar tancap.

"Aku lupa kalau kru kita punya 2 orang yang suka red zone," ujar Minu menyaksikan.

"Mereka balapan sendiri-sendiri... Ini nggak bagus," sahut Zophy.

"Apa yang kau harapkan dari Vinny? Bekerja sama dengan Jay?"

"Seenggaknya di balapan ini mereka harus bersatu, kan?"

"Bilang padanya nanti kalau mereka sudah menang balapan. Dia selalu mendengarkanmu, kan?"

Zophy merasa aneh dengan nada suara Minu. Dia seperti sedang sarkas di sini. "Kau cemburu, ya?" tanya Zophy iseng.

Niatnya mau jahil dan mempermainkan Minu, eh Minu malah mengiyakan. "Iya, aku cemburu dikit."

Senjata makan tuan. Minu menyerang Zophy balik dengan senjatanya sendiri.

Dia sudah lama mengenal Zophy. Jadi Minu tahu bagaimana cara membalikkan keadaan kalau lagi cekcok sama Zophy.

"Damn you."

Minu melirik Zophy sembari tersenyum licik.

Jay dan Vinny mulai mengejar satu anggota Kru Smart yang memimpin di depan. Saat Jay hendak menambah kecepatan, Vinny menyalip di depannya dan menghalau Jay.

Mereka seperti musuh di sini. Vinny memang suka cari gara-gara.

Ketika sampai di tikungan dan satu anggota Kru Smart itu mengurangi kecepatan, Vinny dan Jay sebaliknya. Mereka berdua menyalip si Kru Smart dan menambah kecepatan.

Masing-masing dari mereka mengeluarkan teknik cara mengatasi tikungan tajam. Vinny mengerem menggunakan kaki, sepatunya menyentuh roda belakang. Sementara Jay menggunakan teknik yang sama ketika ia balapan dengan TJ di lain hari.

Teknik Jay ini sangat memukau. Semua peserta terlihat kagum, kaget, tercengang, dan tidak percaya─termasuk Vinny sendiri.

Kay Jo, yang menonton dari rumah juga kagum. Dia menonton sembari memakan es krim yang sekarang sudah agak meleleh karena dia yang asik nonton.

Sangat tidak beruntungnya, Ibunya berdiri di belakang ikut menonton dan tentu ia tahu itu putra sulungnya yang sedang balapan.

'Tamatlah riwayatnya!!' batin Kay merasa bersalah. Harusnya dia tidak usah nonton televisi.

Lanjut di pertandingan, ketika sudah lepas dari tikungan, Vinny dan Jay kembali berkompetisi. Namun sayangnya Jay harus berhenti di tengah sebab ban depannya pecah karena downhill tadi.

Sementara sedang menonton pertandingan, Zophy mengembalikan sepeda Shelly dan menoleh ke belakang karena pundaknya di tepuk seseorang.

"Oh... Kau."

"Hai, bicara bentar, yuk?"

Zophy menatap Hwangyeon curiga. Kenapa pria berkumis itu─ketua Kru Ghost ingin bicara dengannya.

"Kenapa?"

"Bicara di sana saja yang lebih tenang. Di sini agak berisik." Hwangyeon menunjuk ke arah tempat yang agak sepi.

Zophy berpikir sejenak lalu setuju dan mengikuti Hwangyeon.

"Apa yang mau kau bicarakan?" tanya Zophy tetap memberi jarak.

Keamanan nomor 1 meski di tempat ramai sekali pun.

"Aku meneleponmu waktu itu, kenapa nggak kau angkat?"

"Mau kuangkat atau nggak, suka-suka aku dong."

Hwangyeon mengacak rambut dan tertawa singkat. "Kau ini nggak berubah sama sekali, ya. Tambah cantik tapi juga tambah nggak ada attitude."

Zophy juga tertawa singkat. "Lucu sekali orang sepertimu membicarakan attitude, mengingat kau sendiri zero attitude."

Bukannya marah, Hwangyeon malah tertawa terbahak-bahak. "Tapi itu yang kusuka darimu. So fierce," ujarnya genit mendekati Zophy. "Cewek sepertimu ini kayaknya tipe alpha, ya? Aku punya kakak yang juga seorang alpha. Kurasa dia lebih alpha dan bisa menjinakkanmu. Jujur saja, aku jinak jika berhadapan dengannya."

Zophy mengernyit. "Kau membicarakan levelmu dan levelku setara? Binatang sepertimu? Denganku?"

Urat dahi Hwangyeon membentuk perempatan siku. Meski begitu ia tetap tersenyum. "Aih, breng***. Mulutmu pedas sekali. Memang cocok dengan kakakku. Mau kukenalkan?"

Tangan Zophy mengepal, ia mengayun tinju dan berheti tepat di depan wajah Hwangyeon. "Kau main cupid sekarang? Tutup mulutmu. Skill-ku semakin berkembang. Nggak hanya membanting, aku bisa meninju muka jelekmu sampai buruk rupa."

Hwangyeon menepuk tangannya 1×. "Cocok! Nanti kukenalkan."

"Binatang, kau nggak dengar aku bilang apa?"

"Jangan kasar gitu~"

Selagi berbicara dengan Hwangyeon, ternyata Vinny sudah melewati garis finish, ia berhasil mengalahkan Kru Smart.

Ia mengayuh sepeda santai ke arah Humming Bird.

"Di mana Zophy?" tanyanya tidak sabar ingin melepas rindu.

"Itu, lagi bicara sama kru di sana." Shelly menunjuk dengan memiringkan sedikit kepalanya. Ia menunjuk ke arah Kru Ghost.

Zophy yang sedang menyumpah serapahi Hwangyeon tidak sadar dengan kemenangan krunya. Lain dengan Hwangyeon yang tahu Vinny sudah sampai garis finish.

Sadar Vinny melihat ke arahnya, Hwangyeon menampilkan smirk lalu menepuk pelan pucuk kepala Zophy.

"Lucunya~" ujar Hwangyeon seraya melirik Vinny tengil.

Dia juga menaikkan kedua alisnya, seperti mengejek 'liat cewekmu sama aku ahahahha'.

Vinny yang gampang kesulut emosi langsung bergegas menuju ke Kru Ghost. Tapi dia kalah cepat, Minu sudah mendahului agak membuat Vinny kaget dan tertegun.

Minu tanpa banyak bacot langsung saja menyeret tudung hoodie Zophy dan membawa kembali perempuan itu bersamanya.

"He─ Hei! Apa-apaan?!" Zophy mencoba menepis tangan Minu yang menyeretnya.

"Jangan bicara sama orang yang nggak dikenal, nanti kau diculik." Minu tidak menghiraukan Zophy yang berusaha menepisnya. Ia terus saja menyeret Zophy sampai ke Humming Bird.

Bahkan ketika sudab sampai di Humming Bird pun masih saja memegang tudung Zophy dan mengangkatnya ke atas. Kayak megang anak kucing.

"Lepas!"

Minu diam saja tidak peduli. Di matanya sekarang Zophy kayak anak kucing liar.

Dia juga sedang berpikir, enaknya anak kucing dari tim Humming Bird diapain biar tidak membuat onar.

Mengingat Zophy ini suka membuat onar di Sunny High dulu.

***

Bonus chapter :

England...

Di Inggris, Mr. Lin menyaksikan lewat siaran langsung melalui tabletnya. Waktu dia melihat Zophy menjadi perwakilan, Mr. Lin mereog hebat.

"KE KOREA SEKARANG!!"

Bodyguard-nya sampai kelelahan dan kebingungan bagaimana mau menghentikan Mr. Lin.

Walau sudah tua dan sedang beristirahat di tempat tidur, dia masih kuat dan bugar jasmani rohani.

"Pak, saya mohon tenanglah dulu."

"PESANKAN AKU TIKET KE KOREA!!"

"Pak, meski Anda terbang ke sana sekarang juga tidak akan bisa sampai untuk menghentikan Nona."

Mr. Lin diam sejenak, berpikir. Benar juga. Jarak Inggris dan Korea lumayan jauh. Percuma. "Ck! Terus aku harus diam saja melihat cucuku balapan?! Gimana kalau dia jatuh? Terus koma? Terus tidak sadarkan diri selamanya.. Terus.. Terus.."

Si bodyguard reflek menampar pipi Mr. Lin satu kali sampai kepalanya mental ke belakang. Satu kali tapi keras bukan main.

".... Kau menamparku?"

Sontak si bodyguard langsung berlutut. "Saya melakukannya supaya Anda sadar dan bisa berpikir jernih."

Mr. Lin mengusap pipinya yang baru saja ditampar. Rasanya cenat cenut. Ia melihat pantulan dirinya dari tablet, bisa dilihat pipinya merah dan ada cetakan tangan di sana.

"Keras banget namparnya. Kau punya dendam pribadi denganku, ya?"

Si bodyguard mengangguk penuh hormat. "Sedikit. Saya menggunakan kesempatan ini untuk melepas dendam saya dengan alasan untuk membuat Anda berpikir jernih."

Mendengar kejujuran bodyguard-nya Mr. Lin tertawa. Ini yang dia sukai dari si bodyguard itu, sangat jujur, tampan, dan pemberani.

"Kunaikan gajimu 5× lipat dan kuberi bonus," ucap Mr. Lin masih tertawa.

"Terima kasih banyak, Tuan Besar."

Mr. Lin lalu berhenti tertawa dan menarik kerah kemeja si bodyguard─mencekik lehernya. Tawanya luntur terganti wajah serius."Besok-besok kau menamparku lagi kupecat kau."

Bodyguard itu tersenyum kecil. "Mengerti, Tuan."

"Kau pikir nggak sakit ditampar?!"

Si bodyguard tersenyum. Terserah, yang penting dendam pribadinya kebayar sedikit.

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

78.7K 5.1K 68
Why did you choose him? "Theres no answer for choosing him, choosing someone shouldn't have a reason." - Aveline. ------------ Hi, guys! Aku kepikir...
173K 14.8K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
46.8K 6.3K 38
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
47.3K 9.6K 12
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...