16 - SPECIAL CHAPTER

1.1K 152 23
                                    

A/N : selama berada di Inggris, anggap Zophy dan karakter Inggris lainnya berdialog menggunakan bahasa Inggris.

═══ Special Chapter ═══

1. Awal dari terbentuknya kebencian yang tiada akhir.

Zophy's POV

An asshole.

A bastard.

A shithead.

Go to hell!

"Baiklah, kita selesaikan semuanya dengan musyawarah agar tercapai mufakat."

Bukannya aku baik sekali? Nggak ada orang sebaik aku di dunia ini untuk memberikan bastard sepertinya kesempatan kedua.

Si bastard mengelus dagu sambil mengangguk pelan. "Akan kuterima permintaan maafmu."

Hell...

Wajahnya menatapku rendah seakan aku sebuah kotoran dan mengukir senyum sombong.

Ekspresinya seperti mengatakan, 'Cepatlah, aku ingin mendengar ucapan maafmu. Nggak perlu ada pihak ketiga untuk dimintai pendapat, karena jelas kau yang salah.'

Zophy's POV End

Emosi Zophy sudah berada di puncak. Sebuah provokasi kecil saja dipastikan anak itu akan lepas kendali.

Tetapi alangkah beruntungnya Owen, sisi baik Zophy masih berusaha menekan turun emosinya supaya tetap bisa bersikap dewasa.

Sabar....

Zophy menghirup napas panjang dan membuangnya pelan. Dia lalu mengukir senyum palsu. "Aku minta maaf."

"Untuk apa?" Owen ini memang sengaja memancing emosi.

Senyum Zophy masih bertahan meski sudut-sudut bibirnya mulai ditarik gravitasi. "Karena sudah memukulmu."

"Itu saja?"

Senyum palsu Zophy yang tadi kelihatan agak tulus mulai terkuak aslinya. Owen bisa melihat senyum paksaan Zophy, dia sangat menikmatinya.

"Dan karena memakimu kemarin itu. Jadi... Owen, kan? Tolong maafkan aku."

Belum ada tanggapan dari Owen. Dia menatap Zophy dengan senyum sombongnya yang perlahan memudar.

"Unforgiven," ujar Owen tidak peduli, lalu ia kembali memerhatikan Mrs. Colin yang sedang menulis di papan tulis sembari menulis di buku tulisnya.

Tidak dimaafkan? Padahal tadi dia sudah setuju untuk bermusyawarah mufakat dan sekarang malah berkhianat?

Mata kiri Zophy berkedut. Tangannya mengepal hingga kuku-kukunya menembus daging telapak tangan.

Nggak deng, terlalu dramatis.

Dengan sisa kesabaran yang ada, Zophy berucap lembut yang ditahan padahal ingin sekali berteriak di wajah sombong Owen.

Let's Break The Wind Where stories live. Discover now