Runtuh : Luka dan Cinta (Terb...

By FebryArmel

335K 8.3K 633

Sarah sangat mencintai Sena sejak pandangan pertama, dan sejak hari itu hanya Sena yang ada dalam pikirannya... More

Runtuh 1
Main Visual
Runtuh 2
Runtuh 3
Runtuh 5
Runtuh 4
Runtuh 6
Runtuh 7
Runtuh 9
Runtuh 10
Runtuh 11
Runtuh 12
Runtuh 13
Runtuh 14
Runtuh 15
Runtuh 16
Runtuh 17
Runtuh 18
Runtuh 19
Runtuh 20
Runtuh 21
Runtuh 22
Runtuh 23
Runtuh 24
Runtuh 25
Runtuh 26
Dear Pembaca (Tolong dibaca)
BROKEN
PERINGATAN ❗
Kabar Gembira
Kabar Gembira 2
Vote Cover
Open Pre-Order Runtuh
Masih Ready

Runtuh 8 🔞

9.5K 221 16
By FebryArmel

"Huft, aku capek banget." Keluh Sarah saat ia dan Sena baru memasuki kamar pengantin.

"Aku mau mandi dulu." Sena lekas masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Sarah yang masih terduduk di pingir ranjang.

Jantung Sarah berdetak kencang saat mendengar suara air shower mengucur.

Bagaimana ini, apa yang harus dia lakukan? Ah, dia jadi salah tingkah.

"Rileks Sarah, rileks. Tarik nafas, hembuskan." ucapnya menenangkan diri sendiri.

Setelah menormalkan detak jantungnya Sarah duduk di depan meja rias untuk membersihkan make upnya, dia sedikit kesulitan saat hendak melepas kebayanya karena kancing kebaya ini ada di belakang, mau tak mau dia harus menunggu Sena selesai mandi untuk meminta tolong melepaskan kancing kebayanya.

"Kamu kok belum ganti baju?" tanya Sena yang baru keluar dari kamar mandi.

"Aku gak bisa lepas kancing kebayanya."

Sena berjalan mendekati Sarah yang kini telah berstatus sebagai istrinya, dengan pelan dia membantu Sarah melepaskan kancing kebayanya.

Jika dilihat-lihat Sarah memang sangat cantik, bahkan dari belakang sekalipun. Kulitnya sangat putih seperti porselen, tidak ada satupun bekas luka menghitam di tubuh istrinya. Yang benar saja, Sarah itukan model, tentu dia harus pandai-pandai merawat diri.

"Selesai."

"Makasih, kalau gitu aku mandi dulu." Sarah segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.

Sena duduk bersandar di ranjang sambil melihat ponselnya. Ponselnya penuh dengan notifikasi pesan dari teman-teman dan saudara-saudara yang tidak bisa hadir karena ada acara lain serta notifikasi tag IG. Dia membalas satu-persatu pesan dan tag fotonya hingga Sarah selesai mandi.

"Kamu belum tidur?" tanya Sarah.

"Belum, aku nunggu kamu."

Deg

Kenapa Sena harus menunggunya?

Apa jangan-jangan...

"Kamu ngapain berdiri di situ?"

Pertanyaan Sena menyadarkannya. "Ah, gak papa."

Sarah segera naik ke atas ranjang dan duduk menyender di samping Sena. Suasana berubah menjadi awkward karena tidak ada obrolan diantara mereka dan Sena hanya sibuk memainkan ponselnya.

Lalu apa yang harus dia lakukan sekarang?

Saat Sarah hendak tidur tiba-tiba Sena memanggilnya.

"Sarah."

"Ya?"

Sena meletakkan ponselnya. "Kita buka kadonya besok aja ya."

Sarah melihat tumpukan kado yang ada di sudut rungan. "Ah iya."

Suasana kembali awkward.

"Sar."

"Ya?"

Jantung Sarah rasanya mau meledak saat Sena perlahan mendekat.

Apakah ini saatnya?

"Kamu gugup ya?" tebak Sena.

Apakah terlihat sangat jelas?

"Gak papa, kita lakuin nanti aja kalau kamu udah siap." kata suaminya itu.

"Enggak kok." Sergahnya.

Sena tersenyum tipis melihat bagaimana lucunya wajah Sarah.

"Kalau gitu kita lakuin pelan-pelan ya."

"Iya."

Meski gugup keduanya sama-sama mendekatkan diri dan perlahan Sena mencium bibir istrinya dengan lembut.

Ini adalah ciuman pertama bagi Sarah, dia sungguh bahagia karena yang pertama baginya adalah Sena.

Sena mulai merebahkan tubuh Sarah dan menindihnya. Mereka berciuman dengan sangat intens. Hal ini sungguh memabukkan untuk keduanya. Perlahan ciuman Sena mulai turun ke leher, tangannya yang bebas mulai membuka bathrobe yang Sarah gunakan lalu meraba dada Sarah yang tak terhalang apapun.

Sena melepaskan ciumannya, mereka sama-sama terengah-engah. Mata mereka berdua sudah diliputi akan gairah yang siap meledak.

"Kita mulai sekarang?" bisik Sena.

"Ya, kita mulai sekarang."

Dan ketika mendapat lampu hijau dari sang empunya, Sena segera melucuti pakaiannya begitu pula Sarah yang langsung melepas bathrobenya. Kini tubuh mereka sama-sama tak tertutup sehelai benang pun. Pipi Sarah bersemu merah saat melihat betapa gagahnya tubuh Sena.

Jantung mereka sama-sama berdetak kencang. Oh tentu saja, ini adalah pertama kalinya untuk mereka, tentu saja mereka gugup. Tapi meski begitu mereka tetap tau bagaimana caranya bereproduksi.

Dengan mengumpulkan keberanian Sarah mendekatkan dirinya lebih dulu untuk mencium bibir suaminya. Sena tak merasa malu, dia membalas ciuman Sarah dengan menggebu-gebu.

Tangan mereka mulai saling menyentuh. Sarah bisa merasakan seberapa kerasnya Sena saat ini, begitu pula Sena yang juga bisa merasakan seberapa basahnya Sarah saat ini.

Sena kembali membaringkan Sarah di bawahnya. Sena melepas pagutan bibirnya, lalu turun mencium leher dan dada istrinya, tak lupa dia meninggalkan tanda kepemilikan di area itu. Tangannya yang bebas mencoba menggoda milik Sarah.

Ada perasaan aneh yang dirasakan Sarah saat Sena memainkan inti tubuhnya. Ini sungguh menggelikan, membuat sesuatu yang ada dalam dirinya mau meledak.

"Sena..."

Sena tak mendengarkan rintihan istrinya, dia semakin gancar mempermainkan tubuh istrinya.

"Senaaahhh..." desahan Sarah memenuhi ruangan itu saat sesuatu dalam dirinya meledak.

Jari Sena keluar dari dalam tubuh Sarah, dia menatap wajah Sarah yang sudah memerah, nafas gadis itu terengah-engah.

"Kita mulai?" Sarah mengangguk.

Sena segera memposisikan tubuhnya di bawah, dengan perlahan dia mendorong inti tubuhnya masuk ke dalam liang surgawi milik Sarah.

"Aaakkhh!" Sarah tak dapat menahan teriakannya saat diri Sena menerobos masuk merobek selaput daranya.

Melihat Sarah yang kesaksian, Sena langsung menghentikan aksinya sebentar hingga istrinya itu dapat menyesuaikan diri.

"Aku akan hati-hati." bisiknya.

Sena kembali mendorong tubuhnya hingga berhasil masuk sepenuhnya.

Mereka sama-sama terdiam sebentar seraya menyesuaikan diri. Sena kembali menatap wajah cantik istrinya dengan seksama.

Sarah memang sangat cantik tapi kenapa dia tidak mencintainya? Batin Sena.

Sena mulai menggerakkan tubuhnya, desahan keduanya memenuhi kamar bernuansa putih tersebut, nafas keduanya memburu, keringat sudah membasahi tubuh mereka berdua.

"Sheila..." Gumam Sena begitu lirih.

Deg

Mata Sarah yang tadinya terpejam menikmati permainan Sena mendadak terbelalak.

Apa ini? Apa dia tidak salah dengar, Sena menyebut nama Sheila kakaknya saat mereka sedang bercinta?

Sena masih terus bergerak di atas Sarah tanpa menyadari jika Sarah tengah menatapnya penuh kebingungan.

Tak lama kemudian Sarah akhirnya mencapai klimaksnya disusul Sena yang mengeluarkan semua laharnya dalam rahim Sarah. Sena berguling ke sisi kanan dan menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang mereka.

"Sekarang kita tidur ya, aku capek."

Sarah menoleh ke samping melihat Sena sudah tertidur nyenyak. Tak ingin berpikir macam-macam Sarah lebih memilih menyusul suaminya ke alam mimpi.

***

Pagi ini semua orang sudah berkumpul untuk sarapan bersama. Ada keluarga Sena, mulai dari papa, mama, adik dan sepupu-sepupunya yang lain. Begitu juga keluarga Sarah, ada papa, mama, kakak, adik-adiknya dan juga sepupu-sepupunya yang lain, dan tak lupa Hartini yang juga ikut menginap di hotel tersebut.

"Sena sama Sarah belum turun ya?" tanya Erna.

"Mereka mungkin masih tidur, kayak gak tau pengantin baru aja." Ucap Maya kakak Wira.

"Iya, mereka pasti capek. Secara pengantin baru pasti lagi gencar-gencarnya bikin anak." Semua orang tertawa mendengar perkataan suami Maya.

Sheila yang duduk satu meja dengan mereka semua hanya bisa mendengarkan tanpa mau ikut neminpali. Membayangkan jika Sena menyentuh wanita lain membuatnya sangat sakit hati meski itu adalah adiknya sendiri.

"Nah itu si pengantin barunya datang."

Dari arah pintu Sena datang bersama Sarah yang menggandeng lengan suaminya.

"Adu aduh pengantin baru gimana malam pertamanya, seru ya."

Pipi Sarah bersemu merah mendengar godaan itu.

Mereka berdua duduk di dua bangku kosong di depan Sheila. Sena menyeret bangku untuk istrinya dan dia duduk di depan Sheila.

Mata Sheila menatap Sarah, bisa dia lihat ada bercak keunguan di leher belakang Sarah yang sedikit tertutupi rambut panjangnya dan tak lupa unjung rambut Sarah yang sedikit basah. Kini matanya beralih menatap Sena, rambut laki-laki itu sama basahnya. Sheila tidak bodoh, dia tau apa yang sudah terjadi kemarin malam.

"Kak," Seakan tersadar Sheila langsung menatap adiknya Sonya. "Kakak abis nangis? Kok mata Kakak bengkak?"

Semua orang yang ada di meja itu menatap Sheila.

"Masak sih?" Sheila mengambil cermin yang ada di tasnya. "Oh ini kemarin malam Kakak gak bisa tidur terus mutusin buat lihat drama korea, ceritanya sedih baget jadi Kakak nangis."

Hening

Suasana masih hening.

"Judulnya apa, Kak?"

Mereka semua ganti menatap Mikha dan Sheila bergantian.

"Ah itu,"

Seumur-umur dia tidak pernah menonton drama. Menonton drama hanya dia jadikan alasan agar semua orang tidak curiga. Sedetik kemudian dia teringat kalau adiknya Sarah pernah menonton drama korea yang membuatnya menangis.

"Judulnya my love from the star."

"Eh ini kok jadi ngomongin drama korea sih, ini kita ngomongin pengantin baru dulu." Kata bibi Sena.

"Ah iya sampai lupa sama pengantin baru." Ucap mereka semua.

"Kamu ini dari tadi juga diam aja, ngobrol gini lho sama saudara-saudara kamu." Kata Maya sedangkan Sheila hanya tersenyum saja.

Mereka semua kembali membahas perihal pesta kemarin malam.

Mata Sena dan Sheila tak sengaja bertemu, Sena menatap gadis di depannya penuh penyesalan, sedangkan Sheila mati-matian menahan air matanya yang sebentar lagi akan keluar.

"Semuanya maaf aku ijin balik ke kamar dulu soalnya aku agak gak enak badan."

Tanpa menunggu jawaban semua orang Sheila segera pergi dari tempat itu, dia sudah tidak bisa lagi menahan tangisnya. Dari tempatnya duduk Sena hanya bisa menatap punggung gadis yang ia cintai perlahan menjauh, dia tau gadis itu sedang menangis karena punggungnya bergetar. Dalam hatinya Sena hanya bisa mengumamkan kata maaf untuk Sheila.

Sena tidak menyadari jika sedari tadi Sarah melihat semuanya, mulai dari saat mereka tiba, pandangan mata Sheila yang kosong serta matanya yang bengkak, mereka berdua yang saling menatap dan tatapan yang Sena berikan saat melihat Sheila pergi.

Ia tidak pernah melihat tatapan seperti itu dimata Sena. Tatapan yang penuh dengan penyesalan.

Sebenarnya apa yang terjadi?




Sumpah kasihan banget sama Sarah :'(




2 Mei 2023

Continue Reading

You'll Also Like

345K 34.4K 103
"Sebutkan 3 permintaan mu" Monica tertawa sinis, Air matanya terjatuh bahkan disaat ia merasa sangat terpuruk orang lain tetap menganggap hidupnya ha...
1.1K 99 6
Arneta tak menyangka menyukai Akra sama dengan bunuh diri. pria itu Menebar berita tak benar tentangnya, hanya karena Mizel. Semua akun medianya dire...
2.8K 248 7
⚠️ FOLLOW SEBELUM BACA ⚠️ ⚠️ BOYSLOVE [ BL ] ⚠️ ⚠️ GAY STORY ⚠️ ✦✦✦✦✦✦✦ Singkat saja, ini kisah tentang seorang remaja tampan dengan segala kekuranga...
452K 27K 25
Kemana lagi aku dan mantan suamiku harus mencari putra kami yang hilang? ••• Shiren kehilangan putranya, Bumi, ketika kecelakaan itu terjadi. Berbaga...