My second life as girl (D)

By YuzuruE

4.3K 315 32

Aki hanabe berubah menjadi gadis Update dikala senggang~ (600-2000 kata perbab) More

Bab 1 - Kehidupan Kedua
Bab 2 - Pertukaran
Bab 3 - Gadis SMP!
Bab 4 - Weekend
Bab 5 - Penderitaan
Bab 6 - Tekad Aki
Bab 7 - Tekad Aki
Bab 8 - Aku SMA
Bab 9 - Sekelas
Bab 10 - Seleksi Pemilihan
Bab 11 - Eskul Progamer!
Bab 12 - Mantan Glorius
Bab 13 - Menyedihkan
Bab 15 - Nganggur
Bab 16 - Seperti Biasa

Bab 14 - Melawan Senior

176 11 5
By YuzuruE

Esok harinya, di ruangan Eskul Progamer.

Terlihat seorang gadis cantik yang mengenakan headset di kepalanya sedang fokus bermain game Legends. Tangannya terlihat cepat dan lihai dalam memainkan keyboard dan mousenya. Siapakah gadis itu? Yap betul, gadis itu adalah aku, Yuuka Hanabe.

Saat ini aku sedang bermain bersama para senior eskul ini bersepuluh.

Disebelahku ada Natsume senpai, lalu di sebelah ku juga ada Yusuke. Seperti biasa, kami setim dan kami sedang melawan senior lain.

Aku memakai peran sebagai Assasin. Role yang sebenarnya adalah role utamaku saat dulu. Aku memakai hero yang bernama Zin. Hero yang mengandalkan mekanik kombo dan kecepatan. Orang-orang bilang hero ini susah dipakai, tapi aslinya, hero ini sangat broken jika dimainkan oleh yang menguasainya.

Skill pertama adalah skill bertipe dash, dan kedua adalah skills bertipe damage one target, lalu skills ketiga skill penanda target. Hanya memiliki tiga skill, dan damagenya pun tidak seberapa, tapi jika di kombo beda cerita.

*ctak ctak ctak

Aku melakukan kombo triple dash, 111, itu kombo umum untuk hero ini. Selain kombo, cursornya juga harus mengarah dengan tepat agar bisa mengenai lawan dengan maksimal.

Disini Yusuke memakai hero warrior, lalu Natsume watcher, kemudian Kato senpai dan Linda senpai memakai hero role sisa, knight dan mage. Tidak ada marksman di tim kami.

Btw Kato adalah senior kelas 2 dan Linda juga sama. Mereka berdua pacaran. Kira-kira begitu lah hubungan mereka.

Lawan kami adalah ketua eskul, Yuzuru-senpai, Soutaru senpai, Riku senpai, Yuuta senpai dan Akari san. Mereka semua kelas tiga. Lalu Yuzuru dan Soutaru adalah pro player sesungguhnya, duolis yang sangat hebat, bahkan mereka berdua dikontrak oleh esport luar.
Yuzuru dan Soutaru mengisi role, Assasin dan Warrior. Sisanya mengisi Marksman, Mage, dan Knight.

Game akhirnya menuju menit ke 28.
Kami benar-benar kewalahan, mereka semua terlalu pro.

Vizo has been defeated.

Zeneth has been defeated.

"Ah sial, Yuzu damagenya gak ngotak!", ucap Kato yang heronya dieliminasi oleh Yuzuru.

"Ah! Bagaimana Sou bisa tiba-tiba ada disini sih?!"

Linda terkena sergapan oleh Sou yang mengincarnya. Sou melakukan momentum yang luar biasa dan tidak terdeteksi oleh Watcher, dan hasilnya, dia mengeleminasi mage kami.

Kedua timku, Kato sama Linda terleliminasi. Dan waktu mereka respawn sangat lama. Kita bisa kalah karena kalah jumlah.

"Terdeteksi Beon dan Tori di map!"

Natsume memberikan informasi lokasi keberadaan Beon dan Tori.

"Ah sial, kita ketahuan." ucap Yuuta.

"Backup nya!" suruh Akari yang memakai marksman.

"On the way!" Riku dengan knightnya.

Mereka bertiga berkumpul, tetapi hp mereka di bawah kata penuh, sekitar 50-75% nan.

Aku menyeringai.

"Zin mengarah kesana, hati-hati." ucap Yuzuru.
"Lokasi ku tidak memungkinkan untuk rotasi, jadi kuserahkan pada kalian." tambah nya.

"Akan kuakhiri ini disini."

Yuzuru menyerang daerah pertahanan dan flag tim Natsume. Di sana hanya ada Natsume dan Yusuke yang menjaga.

"Habisi mereka anak baru!" seru Kato.

Di sisi lain, Hero zin milikku sedang berusaha mengobrak abrik pertahanan mereka.

Aku bisa melakukannya dengan Lima kali dash!

Tanganku mulai berkeringat. Aku agak gugup untuk melancarkan kombo. Pergerakan mereka sulit untuk ditebak. Salah kursor sedikit saja akan membunuhku.

"Rasakan ini!"

Aku mulai bergerak.

*ctak tak tak tak tak tak

Hero Zin milikku melakukan dash langsung ke belakang melewati knight musuh.

"DIA MELEWATIKU?!" Riku terkejut.

"Backupnya coeg!" Teriak Yuuta yang sudah diincar lebih dulu.

Matilah.

Aries has been defeated.

"Ahh bajingan!" Kesal Yuuta.

Tidak sampai disitu. Kombo Zin belum selesai.

*Ctak ctak ctak

"Backup Backup!" Teriak Akari. Dia panik.

Panik gak tuh.

Yah... Selamat tinggal.

Minerva has been defeated.

"Ini belum selesai!" Aku masih bisa melancarkan kombo terakhir.

Dan sat set sat set.

Herlant has been defeated.

Triple Kills!

"Tinggal mereka berdua! –HA?!"

Aku baru menyadari kalau kedua orang ini juga tereliminasi oleh Yuzuru senpai.

"Yang benar saja..."

Mereka berdua meninggal dan flagnya jatuh. Yuzuru senpai melakukannya dengan cepat dan langsung end game.

Ini kekalahan kami.

Aku memperoleh KdA, dengan 14 kills 10 death, dan 13 assist. Total skor tim kami 32, lalu Yuzuru senpai memperoleh Kda, 23 kills, 4 death, dan 6 assist. Total skor timnya 54. Dia sungguh seorang pro.

"Kamu anak baru. Apa rankmu sebelumnya?" Yuzuru senpai berdiri dari tempat duduknya dan menghampiriku. Wajahnya datar, dia tipe orang dingin asli.

Auranya membuatku agak gugup.

"A-aku glorius..." jawabku.

Yuzuru senpai tersenyum tipis.

"Gitu ya."

Yuzuru leos pergi begitu saja tanpa babibu. Dingin banget rasa di kutub.

Kemudian Soutaru senpai menghampiriku.

Kulihat - lihat, dia memiliki perawakan yang kecil ya, berbanding terbalik sama Yuzuru yang tinggi.

"Ne, kamu, siapa namamu?" tanyanya.

"Aku Yuuka Hanabe."

Soutaru tersenyum hangat.

"Boleh kupanggil Yuuka?"

"Boleh boleh saja."

"Bagus. Salam kenal Yuuka! Aku Soutaru, kamu boleh panggil aku Soutaru atau Sou, atau apa kek, bebas. Yasudah aku pergi dulu. Matane."

Anak-anak kelas tiga semuanya pergi setelah bertanding. Kini di lab ini tersisa aku, Yusuke, Natsume, serta Hito yang sedang duduk meminum kopi di meja.

" Kalau begitu aku pergi dulu, aku harus pulang lebih awal... Hari ini tidak ada kegiatan tambahan jadi silakan nikmati waktumu." ucap Natsume.
"Ayo, Hito."

"Woke." tanggap Hito.

Mereka berdua pun pergi.

Karena tidak ada kegiatan, yasudah aku juga pergi.

Aku dan Yusuke keluar bersama kemudian duduk sejenak di bangku kantin. Aku membuka hpku dan ngechat Aki.

"Jangan menungguku, duluan saja.", Aku.

"Kenapa?", Aki.

"Aku mau pergi ke kafe bersama temanku.", Aku.

"Ngapain?", Aki.

"Nugas.", Aku.

"Ayo, Yusuke."

Aku dan Yusuke memang pergi kesana untuk nugas bareng. Disana juga dah ada Ika dengan Suika. Hari ini adalah pembelajaran Matematika, dan PR. Sebenarnya ini bukanlah tugas kelompok yang harus dikerjakan bersama-sama. Ini hanyalah rencana sekongkolan mereka bertiga yang tidak mengerti soal matematikanya, dan menggunakan diriku yang pintar ini sebagai alat mereka. Aku juga tau itu.

Aku tidak keberatan, kali-kali main ke kafe... Lagipula aku sangat jarang ke kafe.

Terlebih lagi dengan temanku.

Lokasi kafe tidak jauh dari sekolah, mungkin memerlukan waktu hanya 10 menitan dengan jalan kaki.

"Itu mereka."

Aku melihat Suika dan Ika lewat kaca.
Mereka sedang mengobrol entah membicarakan apa karena tidak kedengaran.

Aku mendorong pintu kafe seketika lonceng berbunyi.

"Oh! Kalian lama sekali!" sahut Ika yang melihat kedatangan kami.
"Loh loh, datang berdua nih? Apa kalian sudah menjalin hubungan rahasia?" Ika nyenyir jahil.

"Kalian terlihat cocok." Suika mendukungnya.

Aku terkekeh sebal,

"Bukan begitu hadeh."

Kenapa orang-orang mengira kami memiliki hubungan semacam itu?
Lagian aku tidak berminat pada siapapun. Termasuk Yusuke.

Dan daritadi Yusuke hanya diam saja.

"Jadi, bagian mana yang membuat kalian bingung?" tanyaku memalingkan topik yang menyebalkan itu ke tujuan utamaku disini.

"Sabar, sabar, kalian duduk dulu, kalian pasti capek habis jalan kaki dari sekolah ke sini." ucap Ika.

"Cepatlah, aku ingin segera pulang."

Jam segini ini seharusnya adalah jadwalku untuk rebahan manja di kamar.

Dengan perasaan pasrah, aku duduk di sofa berdua dengan Yusuke.

"Nah, nah, ayo pesan dulu." Ika tersenyum ramah.

Entah kenapa itu malah terasa mencurigakan.

"Aku bokek, kamu yang teraktir."

Singkat cerita, setelah menghabiskan 2 jam lebih mengajari orang-orang ini. Aku pun baru bisa pulang ke rumah.

Aku berjalan di taman dan melihat bocil-bocil yang sedang bermain. Aku diam sejenak dan tertegun kosong melihat kesenangan mereka.

"..."

Salah satu bocil bermain ayunan dengan kencang. Aku bisa mendengar suara yang tidak mengenakan dari kencangnya ayunan itu melaju. Yakni suara baut longgar yang bisa putus begitu saja.

"Hei, bisakah kamu hentikan itu, itu berbahaya."

Aku mencoba peduli memperingati mereka. Namun mereka mengabaikannya. Tentu saja, di usia segini emang lagi bandel-bandelnya.

"Hahahahaa!"

"Siapa kakak ini? Sok asik banget ya, hahaha."

Aku nyesel peduli. Bodo amat dah, mending pulang–

*BRAK!

"HUWAAA KAKIKU!" Teriak histeris bocil yang terkena musibah.

Benar saja, ayunan itu copot dan membuat si bocil terjatuh. Hal yang tidak diharapkan terjadi.

Ayunan itu menimpa kaki bocil yang mungil. Dasar kubilang apa...

Aku segera berlari ke si bocil yang tertimpa oleh ayunan itu. Segera aku menyingkirkan ayunannya. Jujur itu berat.

"Bagian mana saja yang terluka?"

Aku melihat kakinya ungu parah dan berdarah. Sepertinya itu patah, akan berbahaya jika tidak disembuhkan.

Apa kugunakan itu? Pake nanya.

Tanpa pikir panjang, aku mengeluarkan kemampuan yang kumiliki.

"Tenanglah.... Ini tidak akan sakit." Aku menenangkan bocil yang sedang menangis itu.

Tangisannya berhenti dan ia menjadi kebingungan atas apa yang sebenarnya kulakukan.

Dan beberapa detik kemudian, lukanya sembuh dalam sekejap.

Para bocil yang menyaksikan terkesan.

" Sekarang sudah aman." kataku dengan tersenyum.

Aku tidak masalah kekuatanku disaksikan oleh para bocil ini, toh mereka hanya bocil.

"Hebat! Kakak punya kekuatan super!" seru bocil berbobot gendut.

"Te-terima kasih banyak!" ucap Bocil yang aku sembuhkan.

Aku hanya membalas dengan senyuman ramah.

"Lain kali kalian harus berhati-hati ya."

Aku mengusap kepala bocil itu.

"Kakak pergi dulu."

Aku pun pamit pergi ke mereka dengan jalan pincang sebelah. Mereka dadah padaku.

Setelah dirasa sudah jauh, aku duduk di sebuah bangku. Menghela napas panjang sebelum membuka stocking ku.

"Aku mohon...."

Aku melorotkan stockingku dan menampilkan kaki yang begitu mulus.

Kutarik, ternyata tidak mulus.

Pergelangan kakiku menerima luka yang bocil itu terima tadi. Aku hanya bisa tersenyum masam melihat nya.

Pulang-pulang Aki dan Mama bakal khawatir setengah mati... Mereka bakalan mengintrogasiku.

Hah...

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 120K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
2.9M 23.3K 45
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
6M 313K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
469K 51.5K 46
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...