Dream || UN1TY

By Arhamunnisa

5.3K 737 337

Terkadang mimpi itu datang layak nya seperti kenyataan namun saat akan terbangun baru tersadar kalau itu hany... More

chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
Chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
Chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
Chapter 27
chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
chapter 32
chapter 33, end

chapter 6

172 25 15
By Arhamunnisa

~Author

Suasana cafe kini nampak hening hanya suara penyanyi yg merdu yg dapat terdengar. Fenly terus memetikkan gitarnya dan melantunkan sebuah lagu dengan irama yg membuat orang yg mendengar ikut menikmatinya.

Setelah selesai satu lagu kini ia tiba-tiba mengajak seseorang untuk menemani ia bernyanyi di atas panggung.

"Selamat malam semuanya, gimana lagu yg saya bawakan asikan?, nah sekarang saya pengen ngajak orang buat duet dengan saya di sini, ayok siapa yg mau...." Banyak orang yg mengangkat tangan nya untuk bisa duet bareng fenly, namun mata fenly tertuju ke sudut cafe yg di mana di sana terdapat kakak nya dan orang yg mirip dengan almarhum adiknya tengah serius mengobrol tanpa menghiraukan dirinya yg tengah mencari orang buat ikut duet dengan nya.

"Ekhem,,, oke sepertinya saya sudah menemukan orang yg boleh ikut duet bersama saya di sini dan sebelumnya saya berterima kasih kepada kalian semua yg sudah antusias mengangkat tangannya, tapi maaf banget untuk kali ini saya tidak bisa berduet dengan kalian dulu karena saya ingin mengajak Kaka saya duet mumpung orang nya juga ada di sini, tapi jangan berkecil hati semoga di next time saya bisa duet dengan kalian semua satu persatu"

Shandy yg semulanya tengah serius ngobrol dengan Zidane kini fokusnya beralih ke adik nya yg tiba-tiba mengajak nya ikut menemaninya bernyanyi, sungguh random sekali adiknya itu, padahal ia bernyanyi di kamar mandi aja enggak pernah sama sekali, ini malah di suruh nyanyi di atas panggung dan di saksikan oleh banyak orang sungguh ia merasa tidak PD.

"Kak Shandy ayok" ajak fenly yg masih stay di atas panggung dan masih setia menunggu kakaknya untuk menghampirinya.

Shandy ia semakin di buat bingung dengan ajakan adiknya itu pasalnya ia juga tidak PD dengan suaranya sendiri.

"Itu Lo di panggil kenapa gak langsung naik aja Sanah" ucap Zidane namun shandy nampak menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak mau

"Kenapa, Lo gak PD sama suara Lo? Suara adek Lo aja sebagus itu masak suara Kakak nya gak bagus, udah cepet sana kasian tuh adek Lo nungguin" ucap Zidane lagi

"Gimana kalau kita nyanyi bareng?, Gue mau naik panggung asal Lo juga ikut duet dengan kita" ucap shandy yg tentu membuat Zidane melotot kepadanya

"Lah kok jadi ngajak gue sih, kan Lo yg di panggil tuh, udah sana Lo aja" ucap Zidane risih

Kemudian Shandy berjalan menuju fenly, sesampai nya di samping fenly kemudian ia sedikit berbisik kepada fenly dan fenly mengangguk kepalanya pertanda ia setuju dengan ide kakaknya.

"Baiklah untuk malam ini saya akan di temenin oleh dua orang, yang satu nya Kakak saya dan satunya lagi adalah adik saya, beri tepuk tangan kepada Zidane, ayok Zidane mari naik ke atas panggung" ucap fenly berusaha membujuk Zidane untuk bisa menyumbangkan suara merdunya

"Aelah malah jadi gue, yaudah lah naik aja, udah terlanjur di lihatin pengunjung sini juga" gumahnya dan segera naik ke atas panggung

"Nah gini dong, kan seru nyanyi nya ber tiga gini jadinya gak terlalu kedengeran suara jelek gue" ucap Shandy dan Zidane hannya diam saja

Setelah mereka sedikit berdebat untuk menentukan lagu apa yang cocok di nyanyiin, kini mereka sudah saling mengalah satu sama lain dan terpaksa harus menyanyikan lagu yang di riques oleh pengunjung cafe agar tidak terjadi perdebatan terlalu panjang.

Kini fenly mulai memetikkan gitarnya pertanda mereka sudah siap bernyanyi, fenly yg mengambil part nyanyi pertama kemudian di sambung oleh Shandy selanjutnya baru dilanjuti Zidane, mereka menyanyikan lagu Komang milik Raim Laode, namun di saat Zidane mulai mengambil part nya tiba tiba ia merasakan sensasi pusing hingga membuat pandangan nya mulai burem, "lagu ini,,,,,"batin Zidane dan tak sadar ia pun terjatuh pingsan.

"FAJRI,,,,," ucap mereka berbarengan yang refleks menyebut nama Zidane dengan sebutan fajri, kemudian mereka saling menatap satu sama lain

"Kok dia tiba-tiba pingsan?"

"Gak bisa nyanyi kali makannya pura pura pingsan"

"Kasian mungkin dia pingsan beneran tuh, tadi saya juga sempet lihat dia  memegangi kepalanya mungkin dia lagi pusing"

Itulah beberapa ucapan ucapan pengunjung cafe yang sempat menyaksikan mereka bernyanyi yang tiba-tiba heboh karena Zidane pingsan.

"Fen ini gimana? Kita harus bawa dia ke mana, kalau antar pulang kita gak tau rumah dia ada di mana" ucap Shandy

"Yaudah kita bawa pulang dulu biar dia bisa istirahat di rumah kita, kebetulan jam kerja fen udah selesai kita bisa langsung pulang aja" ide fenly, kemudian mereka mengangkat tubuh Zidane ke tepi jalan lalu mereka memberhentikan taksi yg kebetulan sedang lewat di depan mereka.

"Fen Lo pulang pakek taksi aja ya, biar gue bawa pulang motor" ucap Shandy setelah mereka selesai memasuki Zidane ke dalam taksi itu

"Yaudah, hati hati ya kak" ucap fenly kemudian taksi itu segera melaju dan di ikuti Shandy di belakang mengendarai motor nya.

******
Di kediaman dinand ternyata ia sedang menunggu Zidane yang tak kunjung pulang

"Mana sih tu anak gak pulang pulang jugak dah jam segini, awas aja nanti kalau pulang gue kasih pelajaran tuh anak, bisa bisa nya gak ngehargain gue pergi seenaknya gak pamitan dulu" monolog nya kesel

Kemudian ia mengambil handphone mencari nomor telepon Zidane menghubungi nya berkali kali namun tetap saja tidak ada yang mengangkat nya, ia semakin prustasi kemudia menghubungi salah satu anak buah nya untuk segera mencari keberadaan Zidane dan segera membawanya pulang.

"Hallo Noel, Lo segera perintahkan semua temen-temen Lo yang lain untuk mencari keberadaan Zidane, dia gak pulang dah jam segini, cepet cari keberadaan dia dan segera bawa pulang ke rumah"

"Baik boss, saya dan yang lain akan segera mencari keberadaan Zidane"

"Kalau udah ketemu segera hubungi gue ngerti?"

"Baik boss" telpon itu pun sudah terputus

******

Zidane ia dengan pelan mulai membuka matanya, menatap langit-langit kamar yang masih terlihat samar.

Dimana ini? " Gumahnya

Aroma khas kamar ini tarhirup olehnya, entah mengapa rasanya ia sangat suka dengan aroma ini, dan begitu nyama berada disini

Pandangannya sudah mulai membaik, ia menduduki diri dan menyenderkan diri di ranjang itu.

Kamar yang penuh dengan poster basket, bahkan propeti kamar ini berciri khas basket.

"Kamar siapa ini? Kayaknya pemain basket deh? " Gumamnya lagi sendiri

Saat melihat kamar itu, tak sadar netralnya menangkap satu foto, Foto seorang pemuda yang mungkin bisa di bilang seusianya dia menggunakan jersey serta sebuah ban khusus di lengannya menandakan pemuda itu adalah seorang ketua basket.

Ia mengambil foto itu, dan memperhatikan dengan diteal, ia juga sering melirik wajahnya dari pantulan cermin yang tersedia diding tepat didepan ranjang, jadi ia tidak harus berjalan kearah cermin itu.

"Mirip banget, Apa ini yang namanya Fajri? " Tanyanya lagi sendiri.

"Iya itu Fajri" Balas seorang yang baru masuk dan membawa sebuah nampan berisikan teh hangat dan seporsi makanan.

"Eh,,, sorry,, gue lancang pegang Foto adik lo" Ucap Zidane merasa bersalah

"Hm,, santai aja,, " Balas fenly singkat dan menyodorkan secangkir teh tersebut, kemudian Zidane mengambil teh itu dan langsung meminum nya.

"Ini memang kamar almarhum adik gue, pasti Lo bertanya tanyakan kenapa kamar ini berciri khas basket, ya Karna almarhum Fajri dulu ia sangat menyukai olahraga di bidang tersebut, sampai sampai dia di kasih kepercayaan buat jadi ketua tim nya, dia juga pernah mengharumkan nama sekolah nya dengan memenangkan kejuaraan basket tingkat provinsi, gue sebagai kakaknya tentu sangat sangat merasa bangga kepada nya. "cerita fenly secara detail

"Gak nyangka orang sebaik mereka ini malahan di musuhi" batin Zidane

Ceklek,,,,,

"Udah sadar? " Tanya seseorang yang juga baru masuk, siapa lagi kalau bukan Shandy

"Gue sebenarnya kenapa? Kok bisa dirumah kalian? " Tanya zidane bingun

"Oo,, tadi lo tiba-tiba pingsan, saat kita lagi nyanyi di Cafe tadi" Jelas shandy dan ikut duduk ditepi ranjang

"Kok bisa? " Tanya zidane aneh

"Ya,, kita ngak tahu, mungkin lo kecapean kali" Tebak fenly dan zidane hanya menganggukan kepala.

"Btw,, rumah lo dimana? Trus,, kenapa ya lo mirip banget ama adik gue" Tanya Shandy yang  melihat detail wajah anak ini

"Ya mana gue tahu, namanya dikasih tuhan, ngak bisa gue tolak" Jawab zidane apa adanya.

"Udah ah gue mau pulang, ngak enak ngerepotin kalian" Ucap zidane yang hendak berdiri

"Kenapa gak nginap aja sih, ni juga dah malam banget bentar lagi dah subuh nih nanggung juga kan, udah deh nginap aja besok pagi boleh pulang" ucap fenly menarik tangan Zidane agar dia gak pergi

"Ya udah deh gue nginap, badan gue juga dah capek banget nih butuh istirahat"ucap nya dan kembali duduk di tepi ranjang

"selepas ini gue percaya bahwasanya kalian memang orang orang yang baik, gue nyesel dah nurutin kemauan dinand buat nyelakain kalian" ucap Zidane ia cuman membatin

"Nah gitu dong, yaudah kita tinggal ya biar kita gak ganguin Lo istirahat dan itu makanan jangan cuman di anggurin doang di makan juga ya" ucap shandy dan di angguki kepala oleh Zidane

Setelah di tinggal fenly dan shandy ia coba mengingat ngingat tentang apa yang membuat dirinya bisa berada di rumah ini

"Lagu itu seperti familliar banget di gue, tapi kapan gue pernah nyanyiin nya ya?, Dan kenapa fajri ini memiliki wajah yang sama persis seperti gue, apa bener gue ini adalah Fajri yang sebenarnya, dan mereka anggap sudah meninggal? Tapi dinand,,,,,?, Fenly shandy, gue juga merasa gak asing lagi sama mereka dari segi perhatian yang mereka kasih membuat gue jadi nyaman di dekat mereka, justru sangan berbanding terbalik saat gue ada di dekat Dinand padahal justru dia lah kakak gue tapi kenapa gue gak menemukan kenyamanan disaat ada di dekat dia"

Setelah bergelut dengan pikirannya sendiri yang tak kunjung ada kejelasan, kini ia mencoba meniduri dirinya, mencoba untuk tidak berfikir yang aneh aneh terlebih dahulu, ia berjanji akan menyelidiki ini sampai semua kejanggalan ini ada kejelasan nya.


🌸🌸🌸🌸

Jangan lupa vote dan komen
Biar author makin semangat buat
Ngelanjutin cerita ini, thanks for reading

Collab: ShopieOktapiani

Continue Reading

You'll Also Like

CafunΓ© By REDUYERM

General Fiction

103K 9.8K 34
(n.) running your fingers through the hair of someone you love Ayyara pernah memiliki harapan besar pada Arkavian. Laki-laki yang ia pilih untuk menj...
120K 598 15
Yang orang tau Kiara Falisha adalah gadis lugu, imut, lucu, menggemaskan juga lemot. Tapi di depan seorang Faidhan Doni Advik tidak seperti itu. Pun...
1.2M 50.4K 44
(BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Warning! Mengandung unsur kata kasar! Harap bijak dalam memilih bacaan! Suatu hal yang paling buruk bagi Atlantik...
125K 7.8K 23
"Hestama berhak tahu kalau ada bagian dari dia yang hidup di dalam rahim lo, Run." Cinta mereka tidak setara. Pernikahan mereka diambang perceraian...