The Sweetest Lemonade.

By kayveilee

146K 17.9K 1.3K

Dikenalkan oleh sahabatnya, Ben Javier Ethanziré berakhir menyimpan ketertarikan tersendiri pada wanita berna... More

The Sour
01 :: 72h Offer
02 :: Ethanziré's Lady
03 :: Champagne-bath
04 :: Article
05 :: Sulking
06 :: The Wedding; Pseudo Bond
07 :: La Belle
08 :: Sweet Night
09 :: An Explosion
10 :: Jealousy
11 :: Sleep Well
12 :: "I'm pregnant."
13 :: Morn Kiss
14 :: Honestly
15 :: Gotcha!
16 :: Butterflies
17 :: Regret
18 :: Love
19 :: Vanilla Late
20 :: Chaos (miss u all)
21 :: The Baby
22 :: Ben Junior
24 :: War begins!

23 :: Back to The Bar

2.6K 288 14
By kayveilee

Enam bulan berlalu sejak terlahirnya Benjamin ke dunia, selain disibukkan dengan urusan putranya, Katarina juga mulai sibuk dengan urusan Plutovia yang kian hari semakin merambah kemana-mana.

Perempuan itu mulai terjun secara langsung untuk Plutovia, jelas karena dukungan Javier dan bantuan Leo yang tiada hentinya untuk memulihkan kembali kondisi perusahaan yang hampir hancur akibat ulah kakak sambungnya sendiri, Sierra. Meski pernah mengalami penurunan angka saham milik Plutovia sehingga membuat perusahaan itu kembali melangkah ke titik nol, Katarina tidak pernah berhenti untuk berusaha bangkit kembali dengan segala kegigihan yang dimilikinya.

Tepatnya malam ini, ia masih berkutat di depan layar sejak pagi tadi. Katarina belum punya keinginan untuk pulang lebih awal semenjak dia mulai ikut serta untuk membangkitkan Plutovia. Paling cepat pukul 9 malam, itupun karena Javier yang menjemput dan memaksanya untuk pulang. Atau bahkan, dini hari menjelang subuh pun, Katarina akan setia di ruang kerjanya kalau saja Javier absen menjemput karena sama-sama sibuk dengan kantornya

"It's already 9pm. Javier asked me to take you home. Come on, Kat." Leo beranjak dari kursinya, dia menginterupsi Katarina yang berada di meja yang sama dengannya. "Katarina? Let's just stop all this. Jangan pulang terlalu larut, Benjamin pasti merindukanmu."

"Kamu bisa pulang lebih dulu, Leo. Aku masih harus menyelesaikan ini sebelum besok pagi—"

"Oh, ayolah. Apa kamu tidak merindukan putramu yang masih bayi itu? Javier harus lembur, dan seharusnya kamu pulang lebih awal daripada dia."

Katarina mengalihkan pandangannya dari layar itu, "Aku sempat pulang tadi sore."

"Okay, whatever," lelaki itu menutup layar laptop di hadapan Katarina. Mengabaikan tatap sarat kesal itu, Leo berhasil membuat Katarina beranjak dari duduknya. "Just go home right now."

Setelah melewati perdebatan yang sering terjadi di setiap jam pulang kantor, akhirnya Leo mengantarkan Katarina selamat sampai mansion milik perempuan itu. Dan tepat sejenak dia melangkahkan kaki menuju lantai atas, Katarina disuguhkan dengan suara tawa renyah nan kecil dari kamar tidurnya. Tak perlu menerka banyak hal, dengan langkah yang dipercepat, Katarina memasuki kamar tidurnya hanya untuk menemukan seorang Javier yang masih terbalut kemeja kerja tengah menggendong Benjamin kecil dengan kedua tangannya.

"Kata Leo kamu lembur?" Perempuan itu melangkah cepat, mendaratkan banyak kecupan untuk si kecil dan berganti pada Javier yang sudah merunduk dan mengasongkan pipi sebelah kanannya.

"Harusnya, sih. Tapi aku malah merindukan Kylo dan ingin cepat-cepat bertemu denganmu."

Perempuan itu tersipu, "Sudah lama?"

"Belum lama ini. Aku baru datang dan mendengar si bayi masih mengoceh dengan Bibi Merry."

"Lucu sekali," Katarina menyentuh pipi gembul milik putranya itu. Tak lama, dia teringat sesuatu.

Perempuan itu meletakkan tas bahunya dan berganti membawa beberapa lembar kertas dari dalamnya, "Ah, ya! Aku ingin memberitahumu kalau aku sudah mengerjakan—"

"Sayang, tunda dulu soal pekerjaan-pekerjaanmu itu, okay? Aku mau kita menghabiskan waktu yang sedikit ini untuk Kylo. Kita bisa membahasnya besok di perjalanan menuju kantormu. Kamu mengerti, kan, Sayang?"

Katarina menurunkan lembaran kertas itu kemudian ia tersenyum pada Javier yang dengan segera merangkul bahunya dengan sebelah tangan.

"Aku merindukanmu." Katanya, Javier mengecup kepala perempuan itu.

"Jangan terlalu sibuk untuk putramu."

"Aku akan mengusahakan segala cara agar pekerjaan dan segala kesibukanku tidak menyakitimu, Sayang."

"Pulang tepat waktu, peluklah putramu. Berikan cinta sebanyak yang kamu punya, dia pantas mendapatkan itu darimu, dan dariku, ayahnya."

Katarina menenggelamkan kepalanya. Sejenak dia berpikir, apakah ia sesibuk itu sampai-sampai Javier berkata seperti ini? Katarina tidak mengerti. Yang ia tahu, dia sedang menikmati segala hal yang telah hadir dalam hidupnya. Javier, Benjamin, dan Plutovia yang telah kembali ke tangannya.

Katarina hanya sedang menikmati hidupnya.

••

••

"Sialnya, aku malah kewalahan."

"Dan karena ini juga, kau merekrut sekretaris lagi?"

Lelaki itu mengangguk. Meletakkan banyak dokumen ke atas nakas dengan agak kasar, Javier saling beradu tatap dengan Leo yang masih tidak mengerti maksud bos-nya yang tiba-tiba menyerahkan itu semua pada dia.

"Tolong pilihkan satu yang terbaik."

Leo berdecak sebal. Dia membereskan semua dokumen yang berisi tentang data diri calon sekretaris Javier. Setelah dihitung jumlahnya, ternyata yang terpilih dari banyaknya pelamar adalah 9 orang. Dan Leo mulai membukanya satu persatu.

"Ailey Irlia. It's pretty good untuk Naté Jar dan seorang bos seperti Javier. Dia cukup mumpuni, cekatan but — errr! Di perusahaan sebelumnya, dia pernah dipecat secara tidak hormat?!"

"Ugh. Next."

"Wait. This has nothing to do with hiring a new secretary, ya. Tapi kenapa semenjak Katarina andil langsung di Plutovia, aku lihat dia sangat sibuk bahkan melebihi sibuknya dirimu, Jav?"

Javier memijat pangkal hidungnya, "Menurutmu saja, lah. Aku malas menjawab pertanyaan tak berbobot seperti itu. Next."

"Kau ... Rumah tanggamu baik-baik saja, kan?"

Beralih menurunkan jemarinya yang semula di ujung hidung, kini Javier menatap malas pada Leo kemudian berdecak sebal.

"Tiga kali kau menanyakan pertanyaan seperti ini, kau harus pergi dari perusahaanku."

"Aku hanya tidak pernah mendengar kalian berdua bertengkar. Takutnya terjadi sesuatu yang membuat istrimu tidak betah di rumah."

"Di luar Naté Jar dan Plutovia, itu sudah bukan ranahmu untuk ikut campur. Next, please."

"Ck. Okay. Zenaya — wait? Kenapa dia?"

"Lewati saja. Itu pasti ulah Oma. Dia sangat tidak setuju jika Zenaya dipecat dari perusahaanku."

"Jadi untuk apa?" Leo mengangkat semua dokumen itu sejajar dengan wajah mereka, "Kalau pada akhirnya tetap Zenaya yang menjadi sekretarismu?"

"Singkirkan dokumen milik dia. Biarkan aku mengetahui 7 orang lainnya."

••

••

"Kamu ... Buat apa datang ke bar?"

Katarina tercekat ketika seorang lelaki jangkung menepuk pundaknya seraya bertanya seperti itu. Jika dia tidak sedang bersandar pada sebuah tiang, mungkin saja Katarina sudah terjatuh dengan kondisi yang paling tidak bagus sama sekali. Alias, jika ia terjatuh, maka kepala Katarina lah yang akan lebih dulu menghantam beton di bawahnya. Sangat mengerikan.

Perempuan itu membuang napasnya, "Leo! Kenapa juga kau tiba-tiba ada di sini?!"

"Aku ingin merefresh otak. Lagian besok weekend, nggak ada salahnya kalau me time, right?" Leo mengangkat salah satu alisnya, "Javier tahu kau ada di sini?"

"Tidak. Lagian aku di sini cuman ingin bertemu teman lamaku—"

"Excuse me, Kat?"

Perempuan itu menunjuk seorang pelayan minuman dengan gestur penuh semangat, "Itu dia!"

"Wait. What?!" Leo mengernyit, menatapnya tak percaya, "What does 'itu dia' mean to the man in front of you, eh?!"

Katarina ikut menautkan kedua alisnya. Dilihatnya rekan kerja lama perempuan itu yang tiba-tiba menampakkan raut terkejut sekaligus tak nyaman atas kehadiran dan respon Leo barusan.

Kemudian, Katarina menyahutinya dengan suara tergugup, "W-whats wrong?"

"Katarina? Aku mengerti jika kamu tidak tahu siapa dia sebenarnya, tapi — okay, leave this place and I'll take you home."

"Tapi kenapa?"

"Go home now, Kat." Lelaki itu menarik lengannya, "Now!"

Di lorong menuju pintu keluar, dengan keras Katarina melepaskan cengkraman pada tangannya. Ia meringis perih sejenak melihat pergelangannya yang sedikit kemerahan. Kemudian, dia menatap Leo dengan penuh amarah yang menggebu.

"Seandainya Javier tahu apa yang kau lakukan padaku, aku pastikan kau —"

"Kau yang akan celaka, Katarina."

Perempuan itu mengernyit heran.

"Dia Ericsson. Kau tahu?"

**

TO BE CONTINUED

••

birthday boy,
always be happy and healthy, lee.

Continue Reading

You'll Also Like

325K 3.7K 81
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
105K 773 5
isinya jimin dan kelakuan gilanya
70.2K 8.2K 36
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
290K 24.5K 36
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...