Bayu putra Amar

By Pelukis_abu

68 98 35

"Aku terpuruk, tertunduk lesu, sepucuk nasib di utus takdir, melumpuhkan jiwaku tak tentu arah, lemas lunglai... More

01. Kisah kelam
02. Kisah kelam 2
03. Titip ayah
04. Mengejar asa jumpa petaka?
05. Sulit dimengerti
06. first day at work
07. Bicara dan Mendengar
08. Open the dor
09. Pendapatnya
10. Bunga berduri
11. Sebenarnya apa?
12. akankah terus begini?
13. Membuka buku usang
14. Daging sapi bumbu kecap
15. Naik Tangga

16. Mengikis jarak

2 1 0
By Pelukis_abu


    Tengah hari di hari minggu sarah datang ke apartemen dengan banyak sekali paper bag di tangannya.
Bayu bingung sendiri mengapa sarah membawa banyak barang belanjaan.

Bayu hanya duduk diam sambil menyeruput kopi, ia terus memperhatikan sarah yang sibuk memilih milih bawaanya.

Sarah mengeluarkan sebuah kemeja warna hitam, ia merentangkan kemudian ia lempar ke arah bayu, kemudian ada berbagai macam celana, serta beragam aksesoris seperti kacamata, gesper bahkan dasi bermacam motifnya, dan semua itu ia lemparkan ke pangkuan bayu.

"Semuanya buat kamu" kata sarah dengan entengnya sambil menepuk nepuk tangan.

Mata bayu melotot melihat lebel lebel harga yang menurutnya ia sanggup membeli yang lebih murah, dan kenapa harus semahal ini.

"Kamu sehat kan?" Tanya bayu meringis, ia takut kalau sarah sedang tidak baik baik saja sehingga tak sadar menghamburkan uangnya untuk ini semua.

"Sehat, kenapa emang?"

"Ini semua buat aku? Kayaknya aku ga perlu ini semua deh" ungkap bayu.

"Ga usah basa basi deh, kamu sekarang kerja butuh ini semua karna seragam OB kamu udah ga berlaku". Ucap sarah dengan santainya.

"Makasih banyak yah"

"Iyah iyah" sarah sepertinya tak peduli dengan uang uang yang baru saja ia keluarkan, ia dengan antengnya mengeluarkan makanan yang di belinya kemudian memakannya sendiri tanpa menawari bayu.

"Cobain gih" titah sarah.

Antara takut dan senang tapi nyatanya kedekatan mereka semakin hari semakin kentara saja, bayu pun malah bingung harus bagaimana, antara takut nantinya berujung sakit pun ia sudah terlanjur nyaman bersama sarah yang sepertinya ia juga merasakan hal yang sama.

Di lubuk hatinya ada kegalauan yang teramat berat, bayu ingat betul siapa dirinya dan darimana ia berasal sehingga rasanya tidak cukup pantas untuk menautkan sebuah harapan terhadap sarah, putri semata wayang keluarga konglomerat yang saat ini berperan sebagai atasannya, dan benar benar di atas bahkan paling atas.

Tapi hati siapa yang bisa mengendalikan? Begitupun sarah dan bayu, saat bersama mereka berdua seolah lupa akan posisi mereka. Sarahpun memiliki keraguan yang sama tapi ia sedang mencoba menutup mata dan memilih menuruti apa kata hatinya.

Bayu masuk ke kamarnya, ia menumpuk semua barang pemberian sarah di kasurnya, ia mencoba berfikir dan mencerna segala hal yang sedang terjadi, kemudian ia bertanya-tanya seperti apa perasaan sarah padanya? Apakah ini semua bentuk terimakasih karna bayu sudah menjadi pendengar yang baik? Apa ini bentuk perhatian? Atau apa???? Oh tuhan sarah membuatnya benar-benar gila sekarang, apa pantas bayu menerima semua ini? Tapi menolaknya pun hanya akan melukai perasaan sarah.

Baiklah bayu mengakhiri kecanggungan ini, sekarang ia perlu menyeduh kopi untuk menenangkan diri.

________________

Sarah kembali ke habitatnya sekitar pukul 5 sore dan ternyata seseorang sudah menunggunya di depan pintu.

"I udah nunggu di sini sekitaaaarrr 15 menit" Ucap david yang berdiri bersandar pada pintu, ia menenteng sebuah paper bag berisi makanan.

"Cuman 15 menit kan bukan satu jam" jawab sarah kemudian dengan santainya membuka pintu dan masuk, tak tinggal diam david pun ikut masuk meski sarah tak mempersilahkannya.

"Haha i'ts oke dear".

"Tumben mampir, ada apa?" Sarah bertanya dengan berteriak dari kamar, sedangkan david sibuk menuangkan makanan yang di bawanya ke dalam wadah.

"I make this one for you, special beef yakiniku with crispy onion ring, you must to try this". David menyuguhkan makanan yang telah ia pleting sangat cantik di atas mini bar apartemen sarah.

Sarah telah berganti dengan pakaian santai kemudian menghampiri david di mini barnya.

"Menu baru resto lo?".

"Kalo you suka, i bakal jadiin ini menu baru di resto i" kata david sambil tersenyum.

Kemudian sarahpun mencobanya, dan ia merasakan kelembutan daging sapi dengan tekstur dan rasa bumbu yang premium di lidahnya.

"Mmhh i like this one, so delicious, dagingnya super super juicy, bumbunya enak banget, ini enak banget dav" sanjung sarah dengan jujur, untuk urusan japansese food david memang jagonya.

"Thankyou".

Kemudian mereka berdua mulai menghabiskan makanan masing-masing.

"Emm sar, soal perjodohan kita.." david menggantung kalimatnya setelah melihat ekspresi sarah.

"Dav, sorry gue ga bisa kita lebih dari temen, gue udah berkali kali kan bilang kalau gue nyamannya kayak gini sama lo, ga lebih dav".

"Why? Sarah kalo you butuh waktu i siap ngasih you waktu lagi, tapi please kasih i kepastian".

"Dav gue udah ngasih lo kepastian, gue akan bilang ga bisa sampe kapanpun"

"But, WHY?"

"Please dav gue ga bisa"

"Semua ada alasannya sarah, kasih i satu asalan aja". Dan dalam hatinya davin berjanji akan menghancurkan alasan itu, apapun atau siapapun.

Sarah menghela nafas panjang, mungkin ini waktu yang tepat untuk dia memperjuangkan apa yang tidak ia inginkan dan apa yang ia inginkan.

"Gue suka sama orang lain". Jawab sarah dengan mantap.

"What? Who?"

"Udahlah lo ga perlu tau".

David mengerang dalam hati, ia benar baner tidak bisa menerima gadis incarannya selama ini di ambil orang lain, david benar-benar tidak terima.



___________



   Pagi pagi sekali bayu sudah berangkat ke kantor, dengan posisi barunya bayu mulai bisa beradaptasi dan bersemangat mengerjakan setiap tugas yang diberikan padanya, terlebih edo yang selalu membimbingnya.

Dengan baju baju pemberian sarah bayu nampak lebih tampan dari cowo cowo kantor di sekitarnya, tentu saja jadi banyak yang melirik bayu, wajah maskulinnya sulit menghindari pesona, acap kali kharisma yang menonjol justru membuat sebagian orang iri sehingga malah menggunjingkan dirinya, tapi kata sarah ia dibayar untuk bekerja dan bukan untuk mendengarkan gunjingan orang lain, jadi itulah motivasi bayu untuk menutup telinga dan terus bekerja.

"Uuuhhh hari ini kayaknya gue nyium bau yang beda nih rick". Baru saja bayu memasuki area meja kerjanya bayu sudah mendengar suara sindiran dari meja di sebrang.

"Bau apaan?". Tanya erick yang memakan pancingan niko.

"Biasanya gue nyium bau sampah di sebrang, tapi ko sekarang jadi bau-bau parfume mahal ya?". Sindir niko telak.

Sementara bayu berusaha untuk tetap diam dan tidak meladeni sebab ia tau mereka berdua hanya ingin mencari masalah dengannya.

"Iya ya? Ko bisa ya? Mantan seorang OB beli baju sama tas keren gitu? Kan harganya mahal ya? Ga makan berapa bulan dia bisa beli gituan?". Kata erick.

"Gue akuin dia hebat sih rick, sakti banget bisa melet cewek sekelas bos sarah" tutur niko sambil pura pura berdecak kagum.

Meski dalam hati geram tapi bayu terus menguatkan dirinya sendiri.

"Tap rick...." Belum sempat niko melanjutkan kalimatnya tiba-tiba edo datang, yang notabennya edo adalah atasan mereka langsung.

"Bayu, dipanggil ke ruangan sarah". Ucap edo pada bayu menginfokan, bayu menghembuskan nafas berat dan mengangguk, disatu sisi ia senang bisa menghindari ocehan mereka berdua tapi disisi lain mereka akan semakin gencar bergunjing.

"Uuuuuhhh kan peletnya udah bekerja rick..." Kata niko.

"Hahahahaha iya bro"

"Heh kalian berdua ngomongin apaan sih? Mana laporan projeck kemaren?" Ucap edo dengan tegas.

Sedang mereka berdua kelabakan mencari apa yang di minta edo.

___________

Tok...tok..tok...

"Masuk...!". Setelah terdengar suara dari dalam barulah bayu berani memasuki ruangan direktur itu.

"Permisi bu, tadi manggil saya?". Bayu masuk dengan wajah berseri, entah mengapa hatinya begitu berbunga melihat sarah yang semakin cantik saja dengan setelan kerjanya yang cukup santai hari ini.

Tak ada wajah jutek pagi ini, sarah justru malah terkekeh geli melihat formalnya bayu bertutur sapa padanya.

"Ahahah kamu.."

"Loh ko ketawa sih bu? Hehe ada yang aneh ya sama saya?". Tanya bayu heran meskipun ia sendiri ikut terkekeh.

"Hehe engga, akutuh mungkin karna ngerasa udah deket aja jadi kayak lucu gituh kamu masih bicara formal sama aku". Ungkap sarah dengan jujur.

"Yakan di kantor, jadi harus gini, jadi gimana bu ada yang bisa saya bantu?".

Sarah tersenyum sambil menggelengkan kepala, kemudian ia kembali pada tujuannya memanggil bayu.

"Ada ada, silakan duduk".

Sarah dan bayu duduk berhadapan dan melempar senyum, entah perasaan darimana tapi rasah merasa bahagia ketika melihat bayu, pun hal yang sama juga dirasakan bayu, ia bukan tidak tau diri dan siapa dia tapi perasaan ini bukan hal yang mudah untuk di bendung.

"Jadi gini, aku sama tim mau nge cek pabrik di semarang, nah barangkali kamu mau ikut sekalian nanti pulangnya bisa mampir ke panti jenguk bapak kamu, itu aja sih sebenernya, jadi gimana nih? Mau ikut atau engga?". Ucap sarah manawari.

Jangan tanya perasaan bayu lagi? mendengar sarah seolah peduli pada ayahnya saja bayu sangat sangat tersentuh, dan dari senyuman bayu yang begitu sumringah sarah sudah faham bahwa bayu tidak akan menolak.

Untuk itu, sarah sudah mengatur segala sesuatunya agar nanti ia dan bayu bisa pulang lebih akhir daripada tim mereka sehingga mereka bisa memiliki waktu berdua ke panti.








#to be continued.....





Continue Reading

You'll Also Like

211K 13.5K 58
Niat hati kabur dari perjodohan yang diatur orang tuanya dengan duda anak 1 yang sialnya masih tampan itu, Herna malah harus terjebak menikahi pria k...
1.1M 87.1K 57
Irish ragu dengan apa yang ia lihat kali ini. Ia tidak minus. Seratus persen ia yakin pandangannya tidak bermasalah. Dia juga tidak punya kemampuan u...
351K 40.8K 30
Plot Twist ; an unexpected shit Danisha ; the plot twist itself _________________________________________________ Danisha Mahiswa, Bussines Woman yan...
454K 26.8K 31
Story Kedua Neo Ka🐰 Duda Series Pertama By: Neo Ka Gayatri Mandanu itu ingin hidup simpel, tidak ingin terlalu dikekang oleh siapapun bahkan kadang...