GUARDIAN [SASUNARU]

By Lunarica_Chan

988 157 15

Tidak ada yang akan lari dari genggaman Sasuke. Ia berpikir semua sudah berjalan seperti seharusnya, sampai t... More

Sins [Unofficial]
1
3

2

177 30 1
By Lunarica_Chan

"Kamu bisa mendengar suaraku?"

"Apakah dia sudah siuman?"

Perlahan Naruto membuka mata, bias cahaya yang datang ke matanya sedikit menganggu, lalu telinganya berdenging kencang sekali, seperti ribuan alarm berbunyi didekatnya. Namun, itu hanya sebentar sebelum segalanya kembali ke titik semula.

Naruto memandang ruangan disekitarnya, tidak perlu bertanya dimana dia sekarang, Naruto juga melihat dua polisi berjaga disekitarnya, mungkin mereka akan menanyainya mengenai bibi An.

Benar, jika Naruto ingat, kejadian itu sangat cepat dan tragis, Naruto bahkan belum sempat untuk melihat dengan jelas jasad bibi An, ia hanya ingat seseorang berpakaian serba hitam mendatanginya.

"Aku tidak bisa mengingat apapun lagi setelah tabrakan itu, fokusku hanya pada bibi An yang tergeletak ditengah jalan." Ucap Naruto pelan dengan mata kosong, ini adalah hari ketiganya di rumah sakit ini, investigasi terus dilakukan. Namun, tak membuahkan hasil apapun.

"Apakah bibi An punya saudara atau anak yang bisa dihubungi?" Tanya seorang detektif kepolisian padanya.

"Aku belum pernah mendengar tentang mereka, jadi aku sama sekali tidak tau tentang keberadaan keluarganya."

Detektif itu menghela nafas pendek dan menuliskan hasil yang ia dapat ke nota kecil. Ini adalah hari terakhir Naruto berada di sini, jadi jika investigasi ini tidak mendapatkan hasil, kasus akan ditutup.

"Apakah banyak kasus serupa seperti ini?" Naruto bertanya setelah berdiam diri, sang detektif itu menoleh dan melihat Naruto yang masih agak pucat wajahnya.

"Tentu saja, banyak anak muda yang meninggalkan orang tuanya sendiri, mereka memilih untuk pergi dan memutuskan hubungan orang tua-anak yang membuat semuanya runyam, tidak ada yang mengurus jenazah jika kejadian semacam ini terjadi."

Naruto menutup mulutnya, beruntung orang tuanya sudah pergi lebih dulu darinya, hidup sebagai sebatang kara memang sangat menyakitkan, saat orang tuanya meninggal akibat kecelakaan tunggal, seluruh warisan jatuh ke tangannya, Naruto masih muda saat itu, dan entah bagaimana semuanya berawal hingga harta warisan itu akhirnya habis karena asisten ayahnya menggelapkan semua itu.

Saat Naruto sadar, ia hanya memegang rumah dan uang tabungannya, ia menjual rumah itu setelah asisten ayahnya kabur dan menyewa tempat yang lebih kecil. Hidup nya pun dimulai, sebagai seorang siswa menengah atas dan streamer.

Naruto berjalan keluar dari pintu rumah sakit setelah membayar semua tanggungannya, ia mendongak dan menghela nafas, ini sudah hampir malam, ia tidak punya kendaraan apapun, dan rumahnya lumayan jauh dari sini.

Sembari menunduk, Naruto melewati jalanan yang masih banyak mobil berlalu lalang, ia melangkahkan kakinya menuju jalan khusus pejalan kaki, daun maple berguguran disekitarnya, menghiasi malam dingin yang berteman kan lampu kekuningan.

Ia mendongak dan melihat seseorang berkulit pucat datang dari arah lain, ia tinggi dan memakai coat sepanjang lutut, jarak mereka semakin dekat dan Naruto merasa waktu diperlambat. Saat berpapasan, entah mengapa Naruto ingin menoleh pada pria itu, dan keduanya benar-benar melakukan kontak mata.

Mereka berdua berhenti, angin gemerisik membawa sehelai daun maple jatuh tepat ditengah mereka. Saat Naruto kehilangan pandangannya sesaat, lengannya sudah di genggam dengan jemari dingin milik pria ini.

"Kamu bisa melihatku bukan?"

Suara dalam dan menenangkan keluar dari mulut pria itu, sejenak Naruto tertegun tak tau harus bagaimana, bukan hanya itu, bagaimana ia bisa menjawab pertanyaan aneh pria ini.

Naruto membuka tutup mulutnya, ia tidak tau harus mengatakan apa dan hanya berakhir mengangguk.

Pria itu melepas pegangannya dan merogoh saku, ia mengeluarkan sebuah cincin putih yang terlihat sederhana, tapi entah terasa sangat familiar di mata Naruto.

"Ini milikmu," ucap pria itu.

"Milikku?" Naruto bertanya balik, dan pria itu mengangguk yakin, ia meraih tangan Naruto dan menyematkan cincin itu di jari kelingkingnya.

"Sudah sangat lama sekali," pria itu tak kunjung melepaskan tangan Naruto, seperti cincin itu memang memiliki ikatan dengannya.

"Maaf, tapi kamu ini siapa? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"

Pria itu mendongak, manik matanya hitam seperti lubang hitam, tak ada apapun disana selain rasa kesepian.

"Pelindungmu, Sasuke."

Mendengar Sasuke mengatakannya, dada Naruto seperti diangkat ke udara, rasa ini terasa sesak dan menyakitkan. Lalu entah bagaimana ia tak dapat menahan air matanya menetes, ia menangis dihadapan pria yang baru saja ditemuinya.

"Naruto," tangan Sasuke terangkat, ia membelai pipi Naruto dan menghapus air matanya, "ini benar-benar kamu."

Plak

Naruto menampar tangan Sasuke dan mundur selangkah, lalu dengan cepat menghapus air matanya.

"Apa kamu menguntitku?"

Sasuke mengernyitkan dahi tapi tak menjawabnya.

"Hah, ternyata kepopuleranku sebagai streamer sampai seperti ini," Naruto  berkacak pinggang dan memperhatikan sekitar sebelum mendengus dengan geli.

"Ya, kamu ingin tanda tangan, berfoto bersama atau apa? Tidak perlu mendramatisir sampai seperti itu."

Sasuke menggerakkan sedikit kepalanya dengan bingung.

"Streamer?" Tanyanya dengan bingung, tapi Naruto sudah menjawab terlebih dahulu.

"Ah baiklah, mari berfoto bersama, ayo keluarkan ponselmu," Naruto mendekat dan mengulurkan tangannya, tapi Sasuke hanya menatap tanpa bergerak, bahkan setelah Naruto menggerakan jemarinya, tanda tak sabar.

"Kamu tidak bawa ponsel?"

Hening sementara, Sasuke tidak tau harus menjawab apa dan Naruto terlanjur canggung. Namun, ia segera memecahkan suasana itu dengan mengambil sehelai daun maple.

"Begini saja, bawa daun ini, jika kamu bertemu denganku lagi, tunjukkan dan kita  akan berfoto bersama, bagaimana?"

Sasuke tidak menjawab dan hanya mengambil daun itu dengan sedikit keraguan.

"Kalau begitu aku akan pergi." Naruto menepuk bahu Sasuke dan berbalik, tapi Sasuke mengucapkan kalimat aneh lagi.

"Jangan pergi, ini adalah hari terakhirku," ucapnya, dan Naruto menoleh.

"Apa maksudmu, kamu akan pergi ke luar negeri?"

"Tolong," Sasuke melangkahkan kakinya ke depan. "Jika aku gagal membawamu, ini adalah akhir dari semuanya."

Naruto mengernyitkan dahi.

"Hal apa yang kamu bicarakan ini? Mengapa semua orang begitu aneh akhir-akhir ini?" Naruto berbalik dan merangkul dirinya sendiri.

"Huh menakutkan, membuatku merinding."

Lalu tanpa kata perpisahan, ia meninggalkan Sasuke dibelakangnya, ia berjalan secepat yang dia bisa. Setelah cukup jauh, Naruto melambatkan langkahnya dan mengingat kejadian beberapa menit lalu.

Ia menyentuh matanya dan berpikir mengapa dia tiba-tiba menangis seperti itu.

"Aih, aku membuat kesan memalukan, mengapa aku menangis tiba-tiba seperti keran air?" Gumamnya, lalu Naruto memegang dadanya.

"Tapi perasaan itu sangat familiar, aku seperti kehilangan sesuatu yang berharga dan menemukannya hari ini. Itu mengapa dadaku terasa sesak."

Matanya menunjukkan kebingungan, dan ia segera menggeleng.

"Apapun itu, biarkan saja."

Naruto berhenti dan menatap langit malam, ia tersenyum dan mengangkat jari-jarinya ke udara, saat itulah ia menyadari bahwa Naruto masih memakai cincin di jari telunjuknya.

"Cincin ini juga sangat familiar," Naruto memikirkannya sebentar lalu menggeleng, ia menghela nafas dan melanjutkan perjalanannya. Malam semakin hening, pada saat itulah, cahaya kemerahan datang dari langit, membentuk garis horizontal yang mengarah ke tempat dimana Sasuke berdiri, seperti memberitaukan bahwa kejadian luar biasa baru saja terjadi.

31/03/2023

-Lunarica-

Continue Reading

You'll Also Like

219K 33.2K 60
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
39.9K 2.6K 11
«Jika dunia tidak menerima kita,mari kita buat dunia kita sendiri,hanya kau dan aku didalam nya» Lalisa Manoban. +++ GIP area! jangan ditiru 🔞
36.1K 5.3K 34
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
809K 84.5K 57
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...