Eccedentesiast

By ArunikaRinjani15

5.7K 472 3

Orang yang menyembunyikan tentang banyak hal dengan senyumannya, entah itu rasa sedih, trumatis atau bahkan d... More

ASING
Beku
Tiga Sekawan
Hangat di Sisimu
Illusi
Akad
Attention !!!
Family Time
My Crazy Brother
Irisa Day
Siapa Kamu di Hatiku?
Benci Dengan Perasaan Ini
Seseorang Sepertimu
Matahariku
Broken Home Story
Ragu
Bestie
Pengumuman
Perasaan Yang Rumit
Jera
Terkapar
Penyesalan
Koma
Cinta Pertama
Hampa
Pulang kemana lagi?
Ego
Benci
ATTENTION
Arti Rasa
Persamaan
Menolak Terjatuh
Luka Lama
Intermittent explosive disorder
Keindahan hatimu
Psikoterapi
Kobaran api cemburu
Hal Kecil
Peresmian
Kembali lagi
Tugas akhir dan Kejutan
Keresahan
Pesan bunda
Melepaskan
Akankah pupus?
ATTENTION
Tragedi penculikan
Pencarian Hari Pertama
Pencarian Hari Kedua
Pencarian Hari Ketiga
ATTENTION !!!
Pencarian Hari keempat
Pencarian Hari kelima
Ledakan Amarah
Flashback
Rindu akan temu
Perubahan
Post Traumatic Stress Disorders
Tenang Tapi Sepi
Tongkrongan Baru & Konspirasi Dunia
Artis Dadakan
Pernyataan yang menyakitkan
Hampir kelewat Batas
Sengaja Menghilang
Masih Sama
Penantian
Sunset
Pagi Hari yang Cerah
Akhir dari Perjuangan
Rencana Kedepan
Impian bersama
LDR
Sunset Sanur Beach
H-4
Sosok Ayah
Hari Bahagia
Tak pantaskah untuk bahagia?
Inilah Hidupku yang Berantakan
Pergi
Akhir Rasa Sakit
ATTENTION

De Javu

43 5 0
By ArunikaRinjani15

Setelah cukup lama mencari tempat makan siang, arsen memarkirkan mobilnya di halaman cafe yang cukup luas. Ia menemukan cafe yang sangat bagus dan outdoor.

"Kan udah gue bilang, gue mau makan dirumah aja". Ujar devina yang masih tidak ingin turun dari mobil.

"Tapi gue udah parkir disini".

"Tapi gue gabisa jalan".

"Biar gue gendong".

"Enggakkk, malah jatohnya lo ngajakin makan orang lumpuh bego".

"Tolol, gue gapeduli sama orang - orang. Udah lo diem aja". Arsen segera turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk devina. Ia menggendong devina dan ia memasuki area cafe yang lumayan cukup banyak pengunjung.

"Bego gue malu kadal". Ujar devina yang kini menutupi wajah cantiknya dengan tangannya dan beberapa kali sembunyi dibalik dada bidang arsen.

"Udah lo diem aja". Arsen segera mencari tempat duduk yang nyaman untuk mereka.

Setelah mendapatkan tempat duduk yaitu lesehan. Arsen memanggil pelayan dan memesan makanan.

"Lo gak malu?". Tanya devina yang kini duduk di hadapannya.

"Gue lebih malu lo gapake baju".

"Bangkee lo". Devina melempar tissu kemuka arsen. Sementara arsen hanya terkekeh saja.

Setelah pesanan tiba. Mereka langsung melahap hidangan tersebut. Karena jujur saja mereka sangat lapar. Setelah selesai makan mereka masih duduk disana sambil istirahat sejenak.

"Sini kaki lo". Ujar arsen yang menarik pelan kaki kanan devina yang terkilir.

"Lo mau apain?".

"Udah diem aja".

Arsen mengurut kaki devina dengan hati - hati. Karena ia sedikit bisa bagaimana urut - mengurut yang telah diajarkan kakeknya dulu. Meski pelan - pelan tapi devina masih saja meringis kesakitan.

"Goblok sakit banget pe'ax". Devina membenamkan wajahnya diatas meja karena ia benar - benar kesakitan.

Arsen hanya terdiam saja mendengar ocehan devina yang merasakan sakit tersebut. Karena jika ia menjawab pun malah jadinya debat.

"Udah. Coba lo gerakin dikit". Arsen meminta devina untuk menggerakkan kakinya yang telah di urut.

"Lumayan". Jawab devina sambil menggerak - gerakkan kakinya.

"Nah, lo udah bisa jalan lagi sekarang".

"Lo belajar ngurut darimana?".

"Dari pijet urut ++".

"Dih, najis".

Arsen selalu saja menggoda devina. Karena sangat lucu ketika muka devina berubah menjadi cemberut dan marah. Setelah selesai, mereka meninggalakan tempat dan arsen mengantarkan devina untuk pulang.

Sesampainya di rumah, seperti biasa. Devina seperti hidup sebatang kara. Namun hanya ditemani 3 pembantu yang bisa mengobati sedikit rasa gabut devina dirumah.

"Rumah lo sepi banget". Ujar arsen yang kini duduk di ruang tamu bersama devina.

"Tiap hari juga gini udah biasa". Jawab devina dan tak selang dari beberapa menit. Bi sarah datang dan membawa 2 gelas sirup jeruk untuk mereka.

"Untung lo masih ada pembantu". Ujar arsen sambil meminum sirup yang telah dihidangkan.

"Kenapa emangnya?".

"Yaa masih mending gak terlalu sepi - sepi banget".

"Makanya lo juga cari pembantu".

"Lo mau?".

"Apa?".

"Jadi pembantu rumah gue?".

"Dih, ogah".

"Ntar gue bayar deh".

"Ogah, kek kurang dana aja gue hidup".

"Bayarnya gak pake uang tapi".

"La terus pake apa? Daun?".

"Pake seperangkat alat sholat dibayar kredit".

"Uhukkk ... uhukkkkk". Devina seketika tersedak ketika meminum sirup.

"Eh kalo minum tu pelan - pelan".

"Lo pikir apaan dibayar kredit".

"Kan sekarang gue belum kerja makanya kredit dulu. Kalo besok udah punya kerjaan baru gue bayarnya pake tunai".

"Dahlah terserah lo aja".

"Kapan lo sayang sama gue sih?".

"Apa?".

"Dahlah gajadi".

Arsen terkadang kesal dengan devina yang setiap hari selalu mendebatkan hal - hal kecil. Kadang ia juga sempat lelah karena devina juga tak kunjung membalas perasaannya. Padahal sudah hampir 3 tahun ia memperjuangkan cintanya. Dan sampai tak dirasa, sebentar lagi wisuda. Arsen hanya berserah diri dengan apa yang terjadi nantinya. Entah arsen masih mau memperjuangkan cintanya atau malah berhenti karena cukup lelah.

Semati itu kah perasaan devina? Sampai ia tak melihat sama sekali ketulusan arsen?. Setelah suasana cukup hening, tiba - tiba rio datang dengan seseorang.

"Ya ampun ri lo kenapa". Ujar devina panik karena kepala rio berdarah dan jalannya pun pincang.

"Gue keseruduk motor buset". Jawab rio sambil merebahkan tubuhnya di sofa.

"Eh, lo kok ada di sini. Bukannya...". Ujar devina kager dengan detangan dirga. Karena bagaimanapun ia telah menolong rio dan membawanya sampai rumah.

"Hai dev. Iya gue udah wisuda dan gue balik lagi ke sini untuk gantiin posisi bokap gue".

"Lah, tapi ... ". Devina pun masih tidak bisa berkata - kata karena dia shock berat melihat dirga yang kini berada di hadapannya.

"Iya lo pasti kaget kan. Dulu gue di jogja sempet lompat semester. Jadinya ya gue wisudanya ya cepet".

"Oh gitu ya. Oh iya rii, lo udah diobatin tadi?".

"Udah dev, dirga yang bawa gue ke rumah sakit juga".

"Makasih ya ga lo udah nolongin abang gue".

"Masama dev. Yaudah gue pamit pulang dulu ya".

"Iya ga ati - ati".

"Bang, gue cabut dulu ya. Cepet sembuh. Lain kali hati - hati".

"Iya ga, sekali lagi makasih ya lo udah nolongin gue".

"Masama bang". Dirga kini berpamitan kepada rio dan devina. Arsen hanya mendapat senyuman hangat dari dirga sementar arsen hanya membalas tatapan yang dingin. Arsen masih tidak tau siapa dirga karena ia rasa devina cukup mengenalnya lumayan dekat.

"Oalah ri, lain kali makannya jalan pake mata".

"Lah namanya juga musibah. Lo jangan nyalahin gue dong".

"Iya - iya canda".

"Sen, lo disini udah lama?".

"Baru aja bang, tadi sekalian jemput devina habis psikoterapi"

"Oh, la bukannya bunda yang anterin kamu dev?".

"Bunda ada sedikit masalah di kantor tadi, terus ya gue pulangnya suruh jemput dia".

"Ngerepotin anak orang mulu lo". Ujar rio kepada devina.

"Enggak kok bang. Sama sekali enggak ngerepotin. Yaudah bang, saya pamit pulang dulu. Udah sore juga".

"Gak nanti aja sen?". Ujar rio seperti biasa basa - basi.

"Enggak bang makasih, lain kali aja".

"Yaudah makasih ya udah mau direpotin devina".

"Enggak bang. Yaudah saya pulang dulu".

"Iya hati - hati sen".

Arsen hanya menaikkan alis untuk berpamitan kepada devina. Seperti biasa devina hanya membalas anggukan. Devina masih tidak percaya jika tadi dirga berada di hadapannya. Ia serasa dibawa kembali ke masa lalu. Di mana ia hanya bisa memandanginya dari jauh. Jarang sekali ia ngobrol berdua dengan dirga sewaktu di sekolah dulu. Hanya sekedar bertegur sapa saja, devina selalu enggan dan malah membuang muka.

Rasanya seperti de javu. Entahlah perasaan itu masih saja kerap kembali. Meski kini semua tak lagi sama. Tak bisa sekali devina membenci dirga. Meski ia juga salah memendam semuanya sendirian. Memendam perasaan bahwa ia sempat mengagumi dirga dalam diam. Sampai saat ini perasaan itu belum tersampaikan. Apa yang membuat devina sampai ia bisa mengagumi dirga selama itu?. Bahkan disaat kemarin ia bertemu dengannya dan memperkenalkan kekasinya. Devina masih saja tak bisa melupakannya, masih saja tak bisa membenci sosok seorang dirgantara wisnu adipratama.

Namun terkadang ia juga bisa melupakan dirga, karena ia rasa kemarin adalah pertemuan terakhir dengan dirga. Dan ia juga sempat berkata bahwa ingin melamar kekasinya juga. Entahlah otak devina serasa diputar kembali ke dalam memori rekaman masa lalu.

Banyak yang bilang jika masa lalu adalah pemenangnya. Namun tak sedikit juga yang berkata bahwa orang baru adalah pemenangnya.
Mau sekeras apapun kamu mendapatkannya, jika di hatinya bukan untukmu maka akan sia - sia saja.
Namun jika masa lalumu pernah menyakitimu, maka kamu akan disembuhkan oleh orang baru yang jauh lebih baik dari masa lalumu.
Tapu jika masa lalumu sama sekali tak pernah menyakitimu dan kalian harus terpisah karena keadaan. Akankah orang baru yang bahkan bisa menyembuhkanmu akan menjadi pemenangnya?.
Cinta terlalu rumit untuk mereka yang menginginkan cinta yang sederhana.
Semua berawal dari tatap lalu menembus hati.
Hati yang akan memilih kemana ia berlabuh.
Kadang hati salah memilih dan membawanya ke jurang kenestapaan.
Namun jika hati telah menemukan pelabuhannya, ia akan berhenti dan tak akan pernah berlayar kembali.
Tapi siapa sangka banyak manusia yang berubah setelah mendapatkan apa yang ia inginkan.
Sekedar rasa penasaran yang membuat rasa menjadi tiada.
Masih adakah laki -laki yang perjuangannya dari awal sampai akhir tidak akan berubah?

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 27.6K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
42.3K 3.3K 36
Kembar, seharusnya ketika seseorang memiliki saudara kembar itu menyenangkan. Tetapi apa jadinya ketika kedua saudara kembar ini selalu bertentangan...
1.9M 93.6K 56
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
25.1K 2K 25
Si cantik dengan bahasa kegemarannya yuk baca aja!!!!