ALFA

By vinaamla

22.9K 2.7K 2K

Spin off RAYAN "Mau jadi teman gue ngga? Soalnya kalo jadi pacar ngga di bolehin sama bunda," kata Alfa deng... More

ALFA | Prolog
ALFA | 01
ALFA | 02
ALFA | 03
ALFA | 04
ALFA | 05
ALFA | 06
ALFA | 07
ALFA | 08
ALFA | 09
ALFA | 10
ALFA | 11
ALFA | 12
ALFA | 13
ALFA | 14
ALFA | 15

ALFA | 16

837 77 37
By vinaamla

Enam hari setelah Cilla pulang kerumah, moodnya benar-benar buruk. Ditambah sekarang Cilla sudah tinggal bersama dengan Karel, dimana itu melanggar peraturan awal, tapi mau bagaimana lagi Alfa memberikan pendapat untuk Cilla hingga ia berubah pikiran.

Pulang sekolah dihari senin ini Cilla mengajak Alfa untuk mengerjakan tugas bersama dirumahnya, sebenarnya itu hanya alasan Cilla saja, sejujurnya ia tidak senang dengan Karel dirumah.

Alfa tengah duduk asyik menatap layar ponselnya, sambil menunggu Cilla yang sedang mengganti pakaian dikamarnya. Mama Cilla baru saja pamit untuk membeli beberapa sayuran di super market depan komplek.

Cilla keluar dari kamarnya dengan mengenakan hoodie berwarna pink muda yang terlihat tenggelam ditubuhnya, dengan celana hitam pendek.

Tak lama Revan mendatangi kamar Cilla sambil tersenyum manis. "Cilla sudah makan?" katanya lembut sekali.

Cilla hanya mengangguk, tanpa menjawab. Dari kemarin memang Cilla masih cuek dengan Revan, masih sama karena adanya Karel dirumah ini.

"Mau dibelikan sesuatu, buat nemenin Cilla belajar sama Alfa?"

Lagi-lagi Cilla tidak menjawab, ia hanya menggeleng.

"Masih marah sama om Revan?" tanya Revan.

"Ngga tau, Cilla ngga mau diganggu, lebih baik om Revan khawatirin anak om aja, ngga usah Cilla." Cilla ketus.

Karel yang memang ingin memanggil papahnya mendengar kalimat itu langsung terkejut. "Lo tau sopan santun ngga sih?"

Mereka berdua menoleh, saling terdiam menatap kedatangan Karel. "Gue ngga ada urusan sama lo, ka."

"Ya jelas ada, yang lo ketusin itu bokap gue, mau sampe kapan sih lo kaya gini?"

Revan berusaha menenangkan Karel yang sudah begitu emosi, memang selama ini Karel banyak mengalah untuk adik tirinya, Cilla.

Tapi, bukan berarti Karel diam saja jika Papahnya diperlakukan tidak baik oleh gadis itu, pasalnya selama ini Revan sangat menyayangi Cilla seperti anak kandungnya sendiri.

"Sudah, Karel lebih baik kamu berangkat ke kampus sekarang, nanti kamu terlambat."

Lagi dan lagi Papahnya selalu saja membela gadis itu. "Pah, bisa ngga sih sekali aja Papah marah sama Cilla, jangan terus baik kaya gini, Papah juga berhak marah, di aitu egois, Pah."

Mendengar keributan yang berasal dari arah kamar Cilla membuat Alfa terlihat panik, ia langsung berlari menuju lantai dua untuk bergegas menemui Cilla. Melihat Cilla dengan mata yang sudah berkaca-kaca membuat Alfa bertanya khawatir, bukan bermaksud ikut campur.

"Ada apa, Cill, Om, Rel?" Matanya beralih menangkap wajah Karel yang terlihat sedang menahan amarah.

Karel mengacak-acak rambutnya. "Fa, bawa Cilla, tenangin dia."

Mendengar itu Alfa langsung menoleh ke arah Revan, kemudian Revan mengangguk seakan paham maksud dari tatapan Alfa. "Alfa izin mengajak Cilla keluar ya, Om."

"Kerumah bunda." Cilla berbisik tepat disebalh telinga Alfa. Mereka berjalan pelan menuruni anak tangga untuk segera pergi daripada suana semakin panas.

Alfa tersenyum sambil mengangguk pelan.

"Iya, lo bisa cerita sama bunda."

***

Setelah beberapa jam sampai di rumah besar keluarga Agaspati, Alfa tertidur pulas dipangkuan Cilla, berbaring di atas sofa dengan kaki Cilla yang ia jadikan alas untuk kepalanya. Cilla bercerita soal kejadian tadi kepada Bunda Alin.

Cilla selalu mendapatkan pendapat yang baik dari Alin, maka dari itu Cilla sangat senang jika bercerita dengan Alin.

"Tidak apa Cilla, yang bunda tau Karel itu anak yang baik, bunda tau dari Alfa, Alfa selalu cerita soal teman-teman dekatnya termasuk abangmu itu. Alfa juga Rayan sama seperti kamu punya Karel, memang Alfa sama Rayan itu sering tengkar, karena mereka sama-sama laki-laki, percaya sama bunda Karel akan sayang sekali sama kamu, Cilla." Alin mengusap tangan Cilla beberapa kali.

Cilla merasakan pergerakan dari kepala Alfa, laki-laki tidak terbangun dari tidurnya, hanya sedikit bergeser saja. Cilla memainkan tambut Alfa yang lebat nan cantik berwarna hitam pekat.

"Cilla usahakan, terima kasih ya bun, Cilla senang kalo cerita sama bunda," katanya.

Alin mengangguk, tersenyum. "Bunda lebih senang kalo kamu sering cerita-cerita sama bunda. Bunda jadi punya teman cerita deh."
Mereka berdua tertawa kecil.

"Cilla, kalau begitu bunda ke kamar dulu, sebentar ya sayang. Itu Alfa nya bangunkan saja, tidak sopan tidur seperti itu." Alin berdiri dari duduknya.

"Iya bunda, ngga apa-apa kayanya Alfa capek banget, tidurnya sampe ngorok." Cilla kembali tertawa.

Alin meninggalkan Cilla diruang tamu bersama dengan Alfa. Cilla mengambil ponselnya yang berada di sebelah Alfa.

Kemudian memainkannya untuk menghilangkan rasa bosan yang kini ia rasakan.

Beberapa menit kemudian, ponsel Alfa yang berada di atas nakas menyala, satu notifikasi dari Instagram muncul. Username yang tak asing bagi Cilla. Tak sengaja Cilla melihatnya, membuatnya sedikit menyesal karena terlalu kepo.

Gadis itu mengirimi dua pesan kepada Alfa. Mungkin saja itu teman sekelasnya.

"Fa, wake up." Cilla berbisik pelan, agar Alfa tidak terkejut saat Cilla membangunkannya.

Setelah beberapa kali Alfa baru terbangun dari tidurnya, duduk disebalh Cilla dengan mata yang masih sedikit tertutup, dengan nyawa yang masih belum terkumpul.

"Jam berapa Cill?" tanya Alfa.

"Sudah sore, gue mau pulang. Takut Mama khawatir."

Alfa kembali mengucek matanya yang terasa berat untuk dibuka sempurna. "Bentar, mata gue susah dibuka, masih ngantuk."

"Capek banget ya, sampe ngorok tidurnya?"

"Gue ngorok?"

"Iya, bunda aja sampe ketawa denger suara lo tadi. Untung aja sempat gua rekam."

"Lo rekam? Mana coba gue mau liat."

"Ngga ah, nanti lo hapus lagi."

"Ngga akan gua hapus, gue cuman mau liat aja Cillaaa!"

"Ngga mau Alfa, ayo cepet bangun, cuci muka dulu sana, gue mau pulang, atau gue naik ojek aja?"

Alfa membulatkan matanya. "Sembarangan, ngga ada naik ojek naik ojek, pulang sama gue. Bentar mau cuci muka dulu biar ganteng."

"Dih pede banget lo."

"Oh iya Cilla, nanti malam gue sama Abi, Refal, Fathan, Yuda mau basket di lapangan dekat pertigaan, lo mau ikut?" tanya Alfa yang sudah berdiri hendak pergi ke kamar mandi.

"Ngapain, ngga deh gue mau rebahan sambil nonton aja, lagian nanti gue cewe sendiri."

"Refal ngajak Oci, Yuda juga ngajak Teresha, makannya gue ajak lo. Kalo ngga mau yaudah, gue maksa pokoknya lo harus mau."

"Ko Oci ngga bilang gue?"

"Mana gue tau, yaudah mau atau mau?"

"Iya mau, jemput ya?"

"Lo ngga minta di jemput pun, udah pasti gue jemput Cilla."

Alfa bergegas pergi untuk melanjutkan niat awalnya yaitu mencuci muka. Dan segera mengantarkan Cilla pulang karena waktu sudah semakin sore.

SPAM EMOT 🦕 DISINI >>>

JANGAN LUPA KOMEN NEXT YAAAAA

SEMANGAT PUASANYAAA🌷

Continue Reading

You'll Also Like

RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.6M 223K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
658K 52.5K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
335K 18.6K 66
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
5.9M 253K 57
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...