Eccedentesiast

By ArunikaRinjani15

5.7K 472 3

Orang yang menyembunyikan tentang banyak hal dengan senyumannya, entah itu rasa sedih, trumatis atau bahkan d... More

ASING
Beku
Tiga Sekawan
Hangat di Sisimu
Illusi
Akad
Attention !!!
Family Time
My Crazy Brother
Irisa Day
Siapa Kamu di Hatiku?
Benci Dengan Perasaan Ini
Seseorang Sepertimu
Matahariku
Broken Home Story
Ragu
Bestie
Pengumuman
Perasaan Yang Rumit
Jera
Terkapar
Penyesalan
Koma
Cinta Pertama
Hampa
Pulang kemana lagi?
Ego
Benci
ATTENTION
Arti Rasa
Persamaan
Luka Lama
Intermittent explosive disorder
Keindahan hatimu
Psikoterapi
De Javu
Kobaran api cemburu
Hal Kecil
Peresmian
Kembali lagi
Tugas akhir dan Kejutan
Keresahan
Pesan bunda
Melepaskan
Akankah pupus?
ATTENTION
Tragedi penculikan
Pencarian Hari Pertama
Pencarian Hari Kedua
Pencarian Hari Ketiga
ATTENTION !!!
Pencarian Hari keempat
Pencarian Hari kelima
Ledakan Amarah
Flashback
Rindu akan temu
Perubahan
Post Traumatic Stress Disorders
Tenang Tapi Sepi
Tongkrongan Baru & Konspirasi Dunia
Artis Dadakan
Pernyataan yang menyakitkan
Hampir kelewat Batas
Sengaja Menghilang
Masih Sama
Penantian
Sunset
Pagi Hari yang Cerah
Akhir dari Perjuangan
Rencana Kedepan
Impian bersama
LDR
Sunset Sanur Beach
H-4
Sosok Ayah
Hari Bahagia
Tak pantaskah untuk bahagia?
Inilah Hidupku yang Berantakan
Pergi
Akhir Rasa Sakit
ATTENTION

Menolak Terjatuh

46 4 0
By ArunikaRinjani15

"Woi sen, sini lo". Ujar wikan yang berada di balkon atas rumahnya, melihat arsen yang baru saja datang memasukkan motor kesayangannya.

"Lo ngapain jam segini belom tidur?". Tanya arsen sambil berjalan menuju ke arah rumah wikan. Sementara wikan turun ke bawah dan mereka duduk di gazebo depan rumah wikan.

"Abis dari mana lo jam segini baru pulang".

"Gue abis keluar sama devina".

"Gimana, gimanaa? Coba ulang?". Wikan mendekatkan telinganya ke arsen.

"Gue abis keluar sama devina".

"Sejak kapan lo akur sama tu anak".

"Gatau kan, gue rasa ada sisi unik dari devina".

"La emang tu bocah kan ajaib".

"Iyaa betul ajaib".

"Atauu, lo suka ya sama devina".

"Apaan sih lo, gue gak suka sama dia".

"Bohong lo, heh. Gue tu udah hafal kelakuan lo kalo lo udah nyaman sama cewek".

"Tapi masag sih gue suka sama tu bocah".

"Ya gatau orang elo yang ngerasain".

"Enggak deh kan, gue biasa aja sama devina. Ga ada perasaan lebih".

"Awas aja lo kalo sampai lo suka sama devina".

"Enggak akan".

Setelah berbincang cukup lama arsen segera pulang kerumah karena sudah larut malam. Arsen merebahkan tubuhnya ke kasur dan menatap langit - langit.

Ia tidak bisa tidur malam ini, entah mengapa yang ada di fikirannya hanya ada devina. Ia mencoba stalking instagramnya dan tidak berhasil menemukan apa - apa.

Kemudian ia membuka whatsapp dan melihat ada story whatsapp devina. Ia membuka story tersebut dan ternyata devina sedang mengcover lagunya Tulus - Pamit. Yang seketika membuat arsen tersenyum - senyum sendiri.

Kemudian ia beranjak dari tempat tidurnya dan mengambil gitar kesayangannya. Ia mulai mengcover lagunya payung teduh - untuk perempuan yang sedang dalam pelukan.
Setelah selesai diabadikan lewat vidio. Arsen mengunggahnya ke story whatsapp dengan caption "Tetaplah tenang dalam pelukanku, jangan memaksa mengindahkan duniamu sendiri. Ajak aku untuk lebih menyempurnakan duniamu". Setelah di unggah, penonton pertama adalah devina. Arsen terkejut karena sudah tengah malam seperti ini ia belum saja tidur. Ia mencoba meletakkan hp nya dan memejamkan mata. Namun tidak bisa, sesekali ia mencoba tidur tetap saja pikirannya saat ini kalut tentang devina. Akhirnya dengan menurunkan gengsi, arsen mulai mengirim pesan whatsapp kepada devina.

"Woi Tuyul".
"Udah tidur belom ya tu anak". Gumam arsen dengan segenap kegelisahannya.

Selang beberapa menit, devina membalas pesan dari arsen.

Devina
"Kenapa lo? Ganggu mulu"

"Gue kagak bisa tidur babi!"

Devina
"La terus urusan gue gitu?"

"Yaiyalah"

Devina tidak membalas lagi pesan dari arsen, hingga membuat arsen frustasi dan akhirnya ia menelfon devina.

"Astaga lo ngapain sih, gak liat jam lo".

"Gue ga bisa tidur bego".

"Ya terus kenapa urusan buat gue?".

"Yaiyalah, gue kepikiran lo". Tanpa sadar arsen menjatuhkan harga dirinya pada devina. Entahlah apa yang ada di otak arsen saat ini.

"Dih, najiss tidur sono lo. Daripada ganggu gue mulu".

"Lah lo ngapain jam segini belom tidur?".

"Gue masih revisi tugas gue tadi".

"Nah kan, itu lo ngerjainnya cuma - cuma".

"Serah deh lo mau bilang apa. Udah ya gue matiin. Bye".

"Eh eh eh tunggu dulu".

"Ckkk, apalagi sih kadal".

"Gue masih belom bisa tidur".

"Ya terus gue harus gimana?. Mau lo gue kasih sianida?".

"Ya asal minumnya barengan sama lo gak masalah sih".

"Kampret lo, udah lah gue masih mau ngerjain....". Percakapan devina pun terpotong olah vidio call masuk dari arsen.

"Ngapain lo VC gue".

"Gue masih kepikiran lo".

"Gue bukan hutang yang kudu lo pikirin".

"Tapi lo udah hutang budi banyak sama gue".

"Lah, gak ikhlas lo?".

"Bukannya gak ikhlas, bukanya setiap yang ada di dunia ini perlu simbiosis mutualisme?".

"Udahlah gue matiin".

"Agrhhh jangan dimatiin dulu setan".

"La terus lo mau gue ngapain?".

"HP nya lo taro aja abis tu sambil lo selesaiin tugas lo".

"Dih, najis banget. Ogah gue".

"Ckkk gue insomnia".

"Diem lo, yaudah lo tidur".

Akhirnya setelah perdebatan yang cukup lama, arsen meminta devina untuk menemani tidurnya lewat vidio call. Ini bukan arsen yang dikenal devina dulu. Setelah tugas devina selesai, ia menutup laptopnya dan merebahkan punggungnya di kursi belajarnya.

Kemudian ia menatap arsen dari layar hp yang sudah tertidur pulas. Entah apa yang ada di benak devina saat ini yang jelas ia merasakan ketenangan melihat arsen tertidur seperti ini. Ia berjalan menuju ke kasurnya kemudian mematikan lampu kamarnya. Ia sama sekali tak mematikan vidio call dengan arsen. Ia malah meletakkan hp nya menghadap ke wajahnya. Apa - apaain ini woiiii, belom jadian tapi udah sleepcall.

Keesokkan harinya, devina mendengar suara seperti ada orang yang memanggilnya. Namun ia belum sadarkan diri sebab itu bukan suara rio. Kemudian semakin ia terganggu sumber suara tersebut. Dan ternyata itu arsen, sudah hampir 5 jam panggilan tersebut nyala tanpa ada suara. Hanya mereka isi dengan suara nafas mereka.

"Heh kebo bangun lo".

"Lah, lo ngapain pagi - pagi udah vc gue lagi".

"Lah siapa suruh lo gak matiin kemaren".

Seketika devina baru ingat kalau kemarin dia vidio callan dengan arsen sampai ia terlelap dalam tidurnya.

"Lah yang minta ditemenin tidur siapa kadal".

"Lah kan gue bilangnya hp lo taroh aja. Gue gabilang minta ditemenin".

"Ah serah lo deh".

Devina segera mematikan panggilan tersebut dan ia kini berjalan menuju ke kamar mandi dan setelah itu berangkat ke kampus.

Kali ini devina ingin membawa mobilnya sendiri, karena sebenarnya ia ingin membawa mobilnya rio. Namun rio sudah pergi duluan.

Setelah sampai di pelataran yang cukup luas ia membuka pintu mobilnya. Tapi tak disangka ada suara klakson mobil yang berada di luar gerbangnya.

Pak hasan dan pak rahmat pun tidak tau karena dari tadi mobil itu terpakir diluar sana.
Devina mendekat ke pos satpam dan bertanya kepada mereka.

"Itu mobil siapa pak?". Tanya devina kepada pak hasan.

"Aduh gak tau non, dari tadi mobil itu disana. Tapi setelah non devina keluar malah ia klakson - klakson gak jelas".

Devinapun keluar gerbang, dan mengecek siapa pemilik mobil tersebut. Setelah devina mendekat. Jendela mobil mulai terbuka dan ternyata itu adalah.......

"Astagaaaaaaa, lo ngapain pagi - pagi udah disini".

"Ya gue mau jemput lo lah". Ujar arsen. Dan ternyata itu arsen. Ia membawa mobil sport hitam miliknya dulu yang sekarang baru keluar kandang lagi.

"Gak, gue mau berangkat sendiri". Devina berbalik badan dan berjalan menuju kerumahnya lagi. Sementara itu arsen keluar dari mobil dan mengejar devina. Ia berhasil menarik tangan devina.

"Woi kepala batu bareng gue aja". Ujar arsen yang kini ada di hadapan devina.

"Lo ngapain sih selalu ganggu gue. Gak bisa apa lo diem sedetik aja".

"Gue gak bisa kalo gak ganggu lo".

"Udah mending sekarang lo berangkat sendiri".

Tanpa basa - basi arsen menggendong tubuh devina dan memasukkannya kedalam mobilnya.

"Bego, benci banget gue sama lo".

"Gakusah benci ntat jatuhnya sayang". Devina tak mengucapkan sepatah kata apapun lagi, sementara itu arsen segera melajukan mobilnya menuju kampus.

Sesampainya dikampus, mobil arsen menjadi sorotan publik. Setiap mata selalu melihat kearahnya. Kemudian arsen dan devina keluar dari dalam mobil.

"buseetttt brother, sejak kapan lo deket sama devina". Ujar william yang baru saja datang dan menghampiri mereka.

"Gue kira mobil siapa sen". Ujar iskak sambil mengamati mobil nya arsen yang masih asing baginya.

Tanpa disadari ternyata devina sudah pergi ke kelas duluan. Mereka bertiga pun juga segera berjalan menuju kelas.

Jam istirahat pun telah tiba, wikan dan devina sudah berada di kantin.
"Trio luwak mana ya kan". Ujar devina sambil memakan cemilan yang sudah ia pesan.

"Tumben lo nyari mereka".

"Ya gak biasannya udah jam istirahat tapi belum juga kesini".

"Lo nyari trio luwak apa lo nyariin arsen".

"Dih, males banget gue".

"Lo tau gak dev".

"Apa?".

"Arsen sebenernya suka sama lo".

"Hah? Mana ada?. Orang nyebelin kek dia suka sama gue".

"Biarpun nyebelin lo juga suka kan sama dia?".

"Enggak".

"Nah tuh mereka". Ujar wikan sambil menatap ke arah trio luwak yang berjalan menuju ke arah mereka berdua.

"Sen dicariin nih sama bidadari lo". Ujar wikan sambil senyum - senyum meledek arsen dsn devina.

"Lo nyariin gue?". Ujar arsen dingin sambil duduk di depan devina.

"Dih PD".

"Nih kan mereka berdua tadi berangkat bareng naik mobil sportnya arsen. Keren kan". Ujar william sambil memakan gorengan yang ada di depannya.

"Yakin lo yam? Demi apa lo berdua akur. Atau jangan - jangan...".

"Gue cuma hutang budi sama dia. Jadi kalian gakusah pikiran aneh - aneh". Ujar arsen sambil menyeruput minuman cappucino kesukaannya.

"Lah emang lo hutang budi apa sama devina". Tanya iskak.

"Dia yang udah nyelametin gue waktu ketubruk kemaren".

"Owalahhhhhhhh". Jawab serempak wikan, williyam dan iskak.

Waktu berputar begitu cepat, hari sudah sore dan menandakan jam pulang kuliah. Seperti biasa, devina selalu menyelesaikan tugasnya sepulang kuliah seperti ini. Dan ia selalu menyelesaikan tugasnya di taman depan area kampus yang cukup rindang dengan pepohonan. Dan disana ada meja seperti pahatan dari pohon yang terukir cukup unik.

"Nih buat lo". Ujar arsen sambil memberikan roti dan susu kesukaan devina.

"Lo kok beliin ini gue lagi". Ujar devina penasaran.

"Gue tau lo laper, udah dimakan dulu". Ujar arsen yang kini duduk di sebelahnya dan membawa sebotol air mineral saja.

"Makasih. Lo gak mau?". Ujar devina yang memakan pemberian arsen dan menawarkan juga kepada arsen.

"Enggak, buat lo aja".

Sementara itu devina kembali fokus menatap layar laptopnya, rambutnya beberapa kali menghalangi pandangannya karena tertiup angin yang kali ini cukup kencang dan cuaca memang sedang ber angin. Tiba tiba arsen mengambil karet yang ada di tasnya dan mengucir rambut devina seadanya.

"Lain kali kalo rambut lo ganggu dikuncir dulu". Ujar arsen sambil mengucir rambut devina yang terurai bebas tersebut.

"Eh lo ngucir pake apaan?". Tanya devina sambil meraba rambutnya yang kini telah dikucir seadanya oleh arsen.

"Pake karet".

"Lo dapet darimana?".

"Dari nasi bungkus".

"Bego lo".

Tanpa adanya perbincangan lagi devina kembali mengerjakan lagi tugasnya. Arsen hanya mengamati devina dari samping yang terlihat cantik setelah dikucir seperti ini. Arsen merasa bebas melihat wajahnya yang tidak tertutup rambutnya lagi. Tiba - tiba arsen mendekatkan diri ke kepala devina.

"Eh lo mau ngapain". Arsen semakin mendekatkan wajahnya ke wajah devina.

"Ini ada semut di rambut lo". Ujar arsen setelah mengambik semut merah dikepalanya devina.

"Lo kenapa jadi baik gini ke gue?". Tanya devina yang kali ini menatap wajah arsen.

"Terus kenapa lo gak suka? Kalo gak suka lo boleh bilang".

"Bukan kek gitu bego, perlakuan lo ke gue sekarang agak beda".

"Gak ada bedanya, cuma lo baru ngerasain".

"Maksudnya?".

"Gue juga gatau"

"Lo suka ya sama gue?". Tanya devina dengan tatapan tajam menatap arsen yang kini juga menatapnya dengan tajam.

"Gue belum nemu jawabanya".

"Kenapa gitu?".

"Perasaan gue terlalu rumit buat diungkapin".

"Terus? Lo beneran suka kan sama gue?".

"Ya kalo iya emang kenapa?".

Seketika jantung devina berhenti sejenak mendengar jawaban arsen barusan. Entahlah apa yang ia rasakan sekarang. Tidak tau mau berkata seperti apa lagi. Sebab selama ini devina hanya menganggap arsen hanya temannya saja tidak lebih dari itu. Perasaan devina seperti tergoncang hebat tiba - tiba ia merasa pusing.

"Eh lo kenapa? Nih minum dulu". Arsen memberikan susu yang ia berikan tadi kepada devina karena tiba - tiba devina memegang kepalanya yang sepertinya mendadak pusing.

"Gue gapapa".

"Maaf". Ujar arsen singkat.

"Buat?".

"Maaf kalo lo gak suka sama perlakuan gue dan jawaban gue tadi".

Devina hanya terdiam dan mematung disana. Ia bingung harus menjawab apa. Lidahnya seperti kehabisan kata - kata. Hati devina seperti terasa sesak, ia mulai bergelut lagi dengan logika dan perasaannya.

"Lo jangan suka gue, hidup gue berantakan. Gue terlalu rumit buat lo pahami dan lo gak akan bisa paham tentang gue sepenuhnya". Ujar devina sambil menutup laptopnya yang tugasnya belum selesai.

"Kita tak pernah tau hati kita untuk siapa, kita juga tidak pernah tau kapan kita jatuh cinta. Dan seketika jawaban lo menyadarkan gue buat terus bikin lo bahagia".

"Lo jangan kek gini sama gue. Hati gue udah mati semati - matinya dan lo udah gue anggep temen gue sendiri gak lebih. Jadi tolong, gue gamau nyakitin orang lagi untuk kesekian kalinya".

"Itu cuma hati lo yang mati, bukan orangnya. Selagi orangnya gak mati gue bakal balikin hati lo kembali hidup bersama raga lo".

"Sejak kapan lo suka sama gue?".

"Sejak gue berusaha mati - matian menahan buat gak jatuh cinta sama seseorang. Tapi kenyataannya seperti ini. Gue jatuh cinta sama lo disaat gue bener - bener gamau jatuh cinta".

Devina hanya terdiam, entah beberapa kali ia mencerna kata - kata yang keluar dari mulut arsen. Rasanya seperti ingin menjauh darinya namun takut melukai, di sisi lain ia juga tidak merasa memberinya harapan. Selama ini ia menjadi perempuan yang kasar di depan arsen, perempuan yang mandiri, ia juga sedikit tau kalau hidupnya berantakan. Tapi mengapa arsen malah jatuh cinta dengan devina?.

Hari itu adalah hari dimana cinta kembali tumbuh hati arsen tapi tidak dengan devina. Devina sudak terlalu mati rasa untuk laki - laki manapun. Traumanya seakan tak kunjung pulih, semua yang ia lihat seperti papanya. Yaitu menyakitkan. Masih adakah cahaya dibalik hati devina untuk merasakan cinta lagi?. Jika ada maka izinkanlah devina merasakan kembali apa itu cinta. Setelah sekian lamanya padam karena cinta pertamanya dan yang ke dua orang yang pernah ia sukai yaitu dirga dan andrian.

Sebetulnya dirga hanyalah masa lalu devina yang kini masih membekas dihatinya. Ia mencintai dalam diam seorang dirga tanpa dirga tau. Sampai suatu ketika mereka terpisahkan oleh waktu namun hati devina masih terbawa oleh dirga. Hingga selanjutnya devina jatuh cinta kepada andrian seorang lelaki yang tega mematahkan dan menghancurkan hatinya untuk kedua kali.

Entahlah sekarang dimata devina, semua lelaki itu sama. Bahkan disaat arsatya memberikan ketulusan. Devina tak pernah sedikitpun melihat ketulusan itu, hingga akhirnya arsatya pergi dan devina kehilangan hati juga raganya.
Kini yang devina percaya hanya cinta dan kasih dari angga. Lelaki yang ia letakkan kepercayaannya bahwa ia tak akan melukai hatinya.

Continue Reading

You'll Also Like

669 134 51
Cast : Taeyong as Tian. Winter as Dhea. Yuta as Yuda. Karina as Nova. Johnny as Juan. Giselle as Rima. Jaehyun as Jeffry. Ningning as Nafa. Jeno as...
18.1K 1.6K 16
INDONESIA! START : 18/04/2022 END : ? ~~~~~~~ "Tentang kehidupan dan perjalanan mereka di usia 20-an. Tentang persahabatan dan kekeluargaan. Sete...
3.6M 27.5K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
587K 98.3K 44
Ini menceritakan tentang kisah percintaan seorang gadis yang memiliki tingkat halusinasi tinggi. Dirinya percaya kalau halu yang tercipta akan beruba...