[✔] Serendipity || JAESOO

Par Jy23pichu

18.2K 2.3K 271

"Gak usah berharap, saya itu sama sekali gak tertarik cium kamu apalagi nyentuh tubuh kamu. Dari luar aja kel... Plus

01. Pak Dosen
02. Terpaksa Menikahi Pak Dosen
03. Bangke Kamu Mas
04. Darah Kotor
05. Apaan tuh?
06. Suamiku Cemburu
07. Marah Beneran
08. Demi Kamu Rela Hujan-hujanan
09. Istriku sukanya Lee Taeyong
10. Maaf ya...
11. Roseeehh
12. Ini Bukan Akhir 'kan?
13. Bulan madu 'katanya'
14. Ter-USIR
16. Ujung-ujungnya Pait
17. Benar-benar Pergi?
18. After Story
19. Ayo, Jepit Burungnya!
cus
20. Renjun atau Haechan?
21. Kali Ini Beneran Selesai

15. Saling Mengerti

759 103 12
Par Jy23pichu

"Sepenting itu ya rapatnya?" tanya Jisoo sambil mengambil lauk di atas meja. Jaehyun hanya menanggapinya dengan mengangguk pelan. "Nggak bisa diwakilin Yuta aja?"

"Kali ini nggak bisa. Kamu ingat kan kalau saya udah pernah batalin rapat bahkan sampai dua kali? Kalau masih ikut-ikut ngidamnya kamu, bisa-bisa kita bangkrut."

"Kenapaaa gitu?"

"Petinggi-petinggi Perusahaan lain pasti menilai saya tidak profesional dan akibatnya mereka akan memutus kontrak kerjasama."

Jisoo mencibir, "Sok-sok an. Padahal gue juga tau kalau lo takut aja diamuk Yuta."

Jaehyun melirik sinis, "Nah, itu kamu tau. Jadi jangan menahan saya lagi. Hari ini saya benar-benar mau fokus kerja."

"Heh! Gue gini juga karna ngidam kali. Anak gue yang pengen liat muka Bapaknya mulu. Kenapa malah nyalahin gue sih?" Jisoo merasa jengkel. Tidak terima dengan ucapan Jaehyun yang seakan-akan ngidamnya hanya pura-pura.

"Anak saya juga," komentar Jaehyun. "Ya sudah, lupakan saja. Saya mau berangkat dulu." lanjutnya, lalu meneguk susu putih yang tadi dibuatkan sang Istri.

"Mau cosplay jadi pemain FTV lo?" protes Jisoo, lalu menyuapkan satu sendok nasi goreng ke mulut Jaehyun. "Segigit roti sama seteguk susu tuh nggak bakal bisa memuaskan cacing-cacing di perut. Jadi usakan makan nasi, apalagi ini tuh sarapan." Jisoo menyuapi Jaehyun dengan mulutnya yang sibuk mengomel.

"Kamu makin lama makin lucu, ya."

🐰🐰🐰

"Seminggu nggak Kuliah, masuk-masuk udah hamidun aja lo." celetuk Lisa, masih dengan wajah melongonya. Sebab tatapannya saat ini fokus pada kertas yang berisikan laporan kehamilan sahabatnya, Jisoo.

"Gilak! Berani bener lo hamil di umur segitu," komentar Jennie tak habis pikir. "Fisik lo kan lumayan lemah, Jis." ujar Jennie, khawatir.

"Umur yang optimal untuk hamil kan dari umur 20-an, jadi kehamilan Jisoo kayanya nggak beresiko juga." jelas Lisa yang sedikit tahu, karena Kakaknya adalah seorang Dokter Kandungan.

"Gitu ya? Ah, jadi pengen hamil juga."

Lisa bangkit dan menjitak kepala Jennie kencang. "Ngomong suka asal."

Jennie meringis kesakitan, sungguh jitakan itu tak main-main. "Sirik aja deh lo. Kalau Bang Johnny nikahin gue sekarang, nggak sampe seminggu gue juga udah pasti hamidun. Terus lo dapet ponakan deh, langsung dua lagi!"

Lisa sampai menghela napas karena penuturan Jennie. Sahabatnya yang satu ini memang sedikit rada-rada. Tapi tak lama kemudian wajah Lisa berubah lesu yang tentu mengundang keheranan Jisoo dan Jennie.

"Muka lo kenapa tiba-tiba lemes gitu?" tanya Jisoo.

"Lo udah nikah, Jennie juga udah punya calon. Lah, gue? Yang deketin aja nggak ada." Lisa sangat mengasihani nasipnya ini.

"Bukan nggak ada yang deketin, tapi elo nya aja yang pemilih. Si Bambam tuh udah setia banget nunggu lo dari TK, tapi sampe sekarang lo anggurin mulu." cibir Jisoo.

"Tau nih, Hanbin juga naksir kan sama lo, tapi lo cuekin mulu. Berharap banget kayanya ada sosok Kim Shin di dunia ini." timpal Jennie dengan wajah julidnya.

"Mana ada. Hanbin tuh naksirnya sama Jisoo. Kemarin aja waktu dia tau kalau Jisoo mau nikah, itu anak menggalau bahkan sampe sekarang." Lisa meringis saat mengingat bagaimana bengkaknya mata Hanbin, sehari setelah Jisoo dinyatakan bersuami.

"Iyakah?!" jerit Jennie, merasa kesal karena ketinggalan berita itu. Sehabis ini ia harus segera menemui Nayeon dan Somi, selaku patner menggosipnya dari jurusan lain.

Jennie ingin protes!

"Jen, suruh Jeno cepet besar dong. Biar kita jadi ipar juga" pinta Lisa sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Iih, ogah banget gue punya ipar wibu kaya lo!" tolak Jennie mentah-mentah. Jisoo yang mendengarnya pun sontak terbahak-bahak, sedangkan Lisa memayun-mayunkan bibirnya. Tidak tersinggung, hanya merajuk.

"Lagipun Jeno udah ada yang punya," sambung Jennie.

"Kalah lo sama bocil SMP, hahaha..." ejek Jisoo dengan tawa ngakaknya.

Lisa mendengus kesal, ia berharap kedua sahabatnya ini dibawa pergi sama Goblin. "Untuk menghilangkan kegalauan ini, gue kayanya harus terima cinta dari cowok Jepang itu."

"Hah?"

"Eh?"

Jisoo dan Jisoo saling pandang, kemudian serentak bertanya, "Siapa tuh?"

"Nakomoto Yuta. Sahabatnya suami lo." jawab Lisa dengan lugas sambil menatap Jisoo dengan senyum penuh kemenangan.

"WHAT?!"

🐰🐰🐰

Jisoo masih marah. Jaehyun benar-benar serius dengan ucapannya yang ingin fokus kerja hari ini. Jaehyun memang sudah pulang dari kantor, tapi bahkan saat jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari, suaminya itu masih setia duduk didepan laptop dan setumpuk berkasnya.

Melihat bagaimana sibuknya Jaehyun, bukannya mengerti situasi, Jisoo malah merasa begitu kesal hingga menangis terisak di tempat tidur. Efek kehamilan ini benar-benar membuat Jisoo kesal, padahal masalahnya spele- Jisoo hanya ingin dipeluk oleh Jaehyun, tapi melihat bagaimana seriusnya raut wajah Jaehyun tadi... nyali Jisoo langsung ciut dan berakhir ia menangis dengan hidung tersendat-sendat.

Ah, tidak hanya itu saja yang membuatnya kesal. Tadi malam Jaehyun juga sempat memarahinya karena Jisoo tidak membereskan ruang kerjanya. Jaehyun terus mengomel sampai Jisoo ikutan marah dan menyinggung Jaehyun yang sama sekali tidak bisa dihubungi. Padahal Jisoo akan menanyakan ingin dimasakin apa.

Pada akhirnya Jisoo memutuskan untuk memasak Samgyetang, tapi pulang-pulang Jaehyun bilang udah makan di jalan waktu perjalanan pulang ke rumah. Jisoo kesal, tapi Jisoo mencoba mengerti karena mungkin Jaehyun memang sudah benar-benar lapar.

Sekarang permasalahannya, Jisoo tuh pengen dipeluk, tapi sampai sekarang Jaehyun masih asik bergelut dengan pekerjaannya.

"Jisoo, tolong buatkan saya kopi." pinta Jaehyun yang sudah berdiri di ambang pintu kamar. Jisoo yang sudah menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut langsung menyahut, "Ngantuk!"

"Saya mohon, saya butuh kopi sekarang. Lagian kamu juga baru selesai nonton drakor kan?"

Sial! Jadi sejak tadi Jaehyun berpikir kalau ia nonton drakor? Padahal jika ditampung, air mata Jisoo sudah sampai seember tadi.

"Nggak mau. Buat sendiri kenapa sih!"

"Kamu ini-

" Gue capek Jaehyun, jadi gue mau tidur." Jisoo memotong cepat agar Jaehyun juga mengerti kalau saat ini Jisoo tidak ingin diganggu.

"Kamu pikir saya nggak capek?" Jaehyun pun mulai kesal.

"Ya udah, sama-sama capek kan? Makanya jangan paksa gue."

Merasa jengkel, Jaehyun langsung menghampiri Jisoo dan menyibakkan selimut yang menutupi tubuh sang istri.

"Kamu ini kenapa sebenarnya? Setiap hari kerjaannya ngambekan terus. Saya pusing hadepinnya."

Jisoo sontak duduk dan melayangkan tatapan tajam ke arah Jaehyun. "Lo nanya? Gue udah telfon lo berkali-kali dan gue juga udah kirim beberapa chat, tapi satupun gak ada yang lo tanggepin. Padahal gue cuman mau tanya lo mau gue masakin apa! Tapi karena sangking sibuknya lo sama berkas-berkas itu, lo sampai lupa istri yang lagi hamil di rumah."

"Lagian apa salahnya sih kasih kabar? Gue juga pasti bakal berusaha ngerti. Tapi dengan sikap cuek lo itu buat gue merasa seakan-akan nggak penting."

"Tadi lo juga marah-marah karena ruangan lo berantakan. Padahal gue udah bilang kalau kaki gue tiba-tiba kram karena kelamaan berdiri buat masakin elo."

Jaehyun menghembuskan napasnya dengan berat, ia berusaha untuk menahan emosinya. Pelan-pelan ia mulai duduk di samping sang istri. "Saya nggak akan bilang kalau saya lebih capek dari kamu, tapi kali ini tolong ngertiin saya. Coba ingat, apa pernah saya meminta kamu buatkan kopi di pagi-pagi buta kaya sekarang? Nggak pernah."

"Tadi kaki saya rasanya sulit untuk digerakkan. Pikiran saya lagi berat karena ada masalah di Kantor, itu sebabnya saya minta tolong sama kamu. Tapi, kalau itu memang memberatkan kamu... It's ok, saya paham. Kita sama-sama capek."

"Saya minta maaf, ya." ujar Jaehyun sedang suara lembut. "Sekarang kamu tidur aja. Kasihan sama anak kita kalau kamu begadang terus. Nontonnya lanjut besok aja." Jaehyun sudah ingin kembali menyelemuti tubuh Jisoo, tapi tiba-tiba saja Jisoo kembali menangis dan menelungkupkan kepalanya di kasur.

"Jisoo, ada apa?" tanya Jaehyun khawatir.

"Gue nangis bukan karena nonton drakor monyet!" seru Jisoo, lalu melemparkan bantal guling ke wajah Jaehyun. "Gue nangis karena gue pengen dipeluk sama elo!"

"A-apa?"

Jisoo mendengus dan kembali menelungkupkan kepalanya, "Gak peka banget jadi suami." omel Jisoo dengan suaranya yang sedikit teredam karena posisinya yang tengkurap.

Jaehyun masih terbengong-bengong dengan ucapan Jisoo barusan. Ia merasa otaknya buntu untuk sejenak. Sebab ia masih sedang berusaha mencerna kata-kata itu di otaknya. Takut kata-kata itu hanya halusinasi, karena bagaimana jika sebenarnya Jisoo mengatakan kalau-

"Ngapain sih masih berdiri disitu? Sana pergi, katanya banyak kerjaan. Gue tetap nggak mau buatin kopi tadi." celetuk Jisoo yang mampu menyadarkan lamunan Jaehyun.

"Kenapa?"

Jisoo mendongak dengan ekspresi kesal, lalu memutar bola matanya malas. "Sok-sokan ngatain gue lemot, taunya lo juga gitu. Ckckck."

Jaehyun tersenyum kecil saat melihat ekspresi Jisoo yang sedang mencibirnya. Baginya itu terlihat menggemaskan. Dengan gerakan cepat Jaehyun ikut membaringkan tubuhnya di samping Jisoo, lalu menarik tubuh sang istri untuk ia dekap.

Seperti yang diinginkan istrinya itu.

"E-eeh, ngapain nih peluk-peluk?" protes Jisoo sambil berusaha melepaskan diri. Tetapi Jaehyun semakin mengeratkan pelukannya hingga wajah Jisoo benar-benar menempel di dadanya.

"Ini kan yang kamu mau?" goda Jaehyun, lalu mengendus puncak kepala Jisoo. "Kalau memang pengen dipeluk, langsung bilang aja sama saya. Nggak usah buat drama nangis segala, seakan-akan saya suami yang jahat."

"Lo memang jahat. Yang gue tangisi bukan cuman masalah pengen dipeluk ini, tapi sikap lo akhir-akhir ini memang nyebelin tau gak. Udah tau gue lagi hamil, pasti gue jadi lebih sensitif dari biasanya."

Jaehyun terkekeh pelan, kemudian menarik dagu Jisoo agar membalas tatapannya. "Iya saya salah. Maaf ya, lain kali saya nggak akan buat kamu marah-marah apalagi buat kamu sedih." katanya dengan lembut sesaat setelah melayangkan kecupan hangat di dahi Jisoo. "Tapi memang akhir-akhir ada masalah di Kantor, jadi saya harus kerja dua kali lipat lebih keras dari biasanya."

Mendadak muncul rasa bersalah di hati Jisoo. Apakah penyebabnya karena dia? Apakah sifat manjanya setelah hamil ini membuat Jaehyun kelimpungan? Tapi semua itu bukan kemauan Jisoo, tapi setelah kehadiran anak di perutnya inilah yang membuat Jisoo jadi sesensitif sekarang. Bukan menyalahkan kehadirannya, tapi sekarang Jisoo jadi bingung dan merasa bersalah pada Jaehyun.

"Maaf..."

"Hm?" Jaehyun menilik Jisoo yang diam menunduk di depannya. "Kenapa minta maaf?"

"Harusnya gue ngertiin posisi lo juga. Bukan malah terus-terusan nyusahin yang buat lo merasa terbebani kaya sekarang."

"Hei, nggak. Saya nggak terbebani. Lagipula kita ini cuman lagi ada di fase capek dan emosi yang naik-turun. Jadi, masalah spele sekalipun bisa jadi besar. Untuk menghindari masalah itu kita cuman butuh saling mengerti dan kita nggak boleh egois. Ok?"

Jisoo mengangguk mengiyakan.

"Ya udah, sekarang kita tidur."

"Hm"

"Tidur yang nyenyak."

"Iya. Lo juga."

"... dan anak kita juga."







To be continued



Satu part lagi end!

Xixixixi.. Bcnd

Rasa ingin menghadirkan Rose di part ini, tapi ternyata belum saatnya ╹◡╹

Jangan lupa vote ya:)


Sabtu, 25 Maret 2023

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

5.9M 638K 47
"Kamu kenapa belum nidurin saya?!" "Maksud bapak apa ya?!" "Ma-maf, maksudnya nidurin anak saya." **** Anya memilih kabur dari rumah daripada di jod...
88.7K 7K 24
Saat selesai memberi makan seekor kucing dipinggir jalan,Gavin tertabrak motor sehingga para warga membawanya kerumah sakit. saat terbangun,dia dibua...
561K 19.6K 37
ALERTTT!! BIKIN KETAGIHAN!! "Please touch me, Master, I'm yours! Aku ingin berbalas budi atas kebaikanmu selama ini." ------------- Dalam satu hari p...
934K 53.4K 53
BELUM DIREVISI. "Suutttt Caa," bisik Caca. "Hem?" jawab Eca. "Sttt Caa," "Apwaa?" Eca yang masih mengunyah, menengok ke samping. "Ini namanya ikan ke...