~ Happy Reading ~
Jerome benar-benar sudah mengikhlaskan Raline untuk pergi ke Paris. Meskipun sulit, dia akan berusaha berjuang untuk meningkatkan kualitas diri sebelum menyusul Raline dan merebut kembali kepercayaan gadis itu.
Kenang-kenangan Raline tidak akan pernah dia abaikan dan tidak akan pernah dia buang dari dalam lubuh hati nya. Karena Jerome yakin kalau suatu saat nanti takdir dan waktu yang akan mengantar nya kembali kepada Raline.
Bagi nya Raline ada gerbang menuju kebahagiaan. Tidak peduli dengan banyaknya masalah yang tengah dia hadapi saat ini. Jerome cukup berusaha untuk mewujudkan impian yang sempat tertunda.
Menikahi Raline. Memiliki anak-anak yang lucu dan pintar. Lalu merangkai manis nya hidup bahagia bersama Raline dan keluara kecil mereka.
Sungguh, itu merupakan angan-angan dari anak yang polos dan belum mengerti keras nya dunia. Tapi Jerome yakin sesulit apapun rintangan yang akan di hadapi, dia pasti bisa mendapatkan Raline kembali.
Membayangkan kebahagiaan masa depan seperti itu akan selalu jadi penguat bagi Jerome agar dia semakin semangat untuk memperbaiki kualitas diri nya dan agar cepat menyusul Raline juga.
Kalau nanti dia sudah berhasil merebut cinta Raline, Jerome berjanji tidak akan melakukan sesuatu yang mengakibatkan Raline kembali pergi meninggalkannya. Dia hanya ingin mengarungi hidup bersama Raline seorang.
Pokoknya isi hati dan pikiran Jerome saat ini di penuhi oleh Raline dan Raline seorang. Dia bahkan sampai senyum-senyum saat mengingat bagaimana kebersamaan mereka sebelum masalah besar ini terjadi.
Jerome semakin tidak sabar menunggu hari baik itu tiba dan dia berharap setelahnya hanya ada kebahagiaan di antara mereka berdua.
Namun takdir Tuhan memang tidak ada yang tahu. Baru saja Jerome membayangkan anak-anak yang lucu hasil buah cinta nya dengan Raline. Tapi harapan nya langsung di hempaskan begitu saja saat Jonathan datang menggebrak pintu kamar nya sambil berteriak sesuatu yang menyayat batin nya.
"Pesawat yang di naikin Raline dan ayah nya hilang kontak dari satu jam yang lalu." itu kata-kata pertama yang membuat kehidupan Jerome seakan melayang-layang di lautan hampa.
Mama nya juga langsung masuk ke kamar nya dan mengatakan hal yang tidak jauh berbeda dengan Jonathan.
"Mama barusan lihat berita. Katanya pesawat yang di naiki Raline tiba-tiba hilang kontak dan sekarang nggak jelas gimana kondisi nya."
Jerome masih berpikir kalau dia sedang berada di alam mimpi nya dan berharap kabar yang dia dengar hari ini hanya sebatas bunga tidur semata. Saat dia bangun nanti keadaan akan kembali normal dan Raline dalam keadaan baik-baik saja.
Namun harapan hanya tinggal harapan. Nyata nya kabar yang dia dengar dari semua orang benar adanya.
"Pesawat yang di naiki Raline hilang kontak. Dan belum ada satupun pihak yang tau gimana kondisi nya saat ini."
Jerome mau bilang kalau semua itu bohong. Tapi saat kedua mata nya melihat langsung isi berita yang sedang ramai di perbincangkan di televisi membuatnya mau tak mau harus mempercayainya.
Dengan gemetar dia bertanya, "Raline baik-baik aja, kan? Dia bukan ada di pesawat itu, kan?" dan berharap kalau dia akan mendapat jawaban yang melegakan hasrat panik nya.
"Raline ada di pesawat itu sama ayah nya juga. Dan kita belum tau gimana kondisi dia sekarang."
Jawaban Jonathan membuat kaki nya lumpuh seketika sampai terjatuh karena tak sanggup menahan beban tubuh nya yang tiba-tiba lemas. Jerome sudah tidak sanggup berpikir jerning. Di pikiran nya hanya ada Raline dan Raline.
Jerome hanya ingin berharap sekali lagi semoga ini semua hanya mimpi belaka.
"Jerome, sesuai sama keinginan kamu dulu. Aku bakal pergi kalau aku nggak berhasil bikin kamu jatuh cinta sama aku. Mungkin kita juga nggak perlu saling kenal dan menganggap nggak ada yang terjadi di antara kita berdua. Hope you are happy with your choice."
"RALINEEEE!!!"
Note:
Spoiler buat S2 ver 1 nya ya.
Cek karyakarsa aku @.deftsember (tanpa titik) sekalian di follow juga biar tau update-an terbaru. Aku udah di update untuk yang S2 nya di karyakarsa ya.