11.12 PM
Drap. Drap. Drap
Wanita itu terus berlari tak tentu arah tak beralaskan kaki. Gaun pengantin yang dikenakan terpaksa dirobek agar dapat berlari sekencang mungkin.
Kejaran segerombolan pria besar dibelakangnya memaksanya terus berlari. Napas semakin menderu. Ketakutan semakin mendera. Otaknya tak bisa berpikir.
"Sial! Aku tak tau letak kabin!"
Dengan asal menerobos masuk, dirinya tersesat memasuki geladak.
(Percakapan samar dalam bahasa Prancis diluar ruangan)
"Sampai kapan mereka terus disana! Kakiku kesemutan!" lirih Revela bersembunyi didalam tempat penyimpanan dengan berjongkok. Wanita itu mengganjal penutupnya dengan benda kecil agar dapat bernapas.
CEKLAK
(Pintu terbuka)
Suara langkah mendekat perlahan. Tangan berotot dipenuhi tato itu membawa senjata api. Keringat dingin membanjiri wajah. Pria itu berhenti tepat didepannya. Revela mengeratkan pelukan pada lututnya dengan mata terpejam.
"Hiks!"
Revela terbelalak membungkam mulutnya. Tubuhnya bergetar hebat.
Oh Tuhan, tolong aku!
Tatapan pengawal itu tertuju pada tempat penyimpanan barang. Perlahan tangannya ia julurkan untuk membuka penutupnya. Jantung Revela berdegup kencang. Tiba-tiba seseorang memanggilnya.
Bahasa Indonesia= Bahasa Prancis
"ETHAN!! Ruang rahasia itu berhasil dibobol! Giliran kita menghabisi orang-orangnya!!"
"Bagaimana dengan wanita itu?"
"Sudahlah cepat ikuti aku!"
Ethan mengikuti kawannya dan menutup pintu ruangan itu. Revela bernapas lega. Hampir dua jam kesemutan hingga kedua kakinya mati rasa. Perlahan merangkak keluar dari kotak yang mirip sebuah peti kemas dan membaringkan tubuhnya di lantai agar aliran darahnya kembali lancar.
"Haah akhirnya nyawaku selamat! Sebenarnya ... siapa wanita gila itu? Dari tatapannya dia begitu membenciku seolah aku telah merebut kekasihnya!"
Kedua matanya menatap ukiran indah pada langit-langit kapal. Revela kembali termangu. Otaknya berpikir keras. Raut wajahnya berubah sedih.
Mas ... apa kau akan datang menyelamatkanku??
Draap. Draaapp
Tiba-tiba derap langkah berat seorang pria terdengar membuat jantungnya kembali berdegup kencang.
Gawat aku belum bisa menggerakkan kakiku!
Langkahnya terhenti membuat jantung Revela ikut berhenti.
Kreeeeetttt
(Pintu terbuka perlahan)
Keringat dingin mengucur. Perlahan menggerakkan wajahnya ke arah pintu. Revela mengernyitkan alis.
*
Pesta di ballroom telah hancur karena bunyi senjata api yang terus berhamburan. Christian mendapat laporan kediamannya telah diserang orang Fernandez dan Pablo. Ruang rahasia itu telah dibobol paksa. Ditemukan berbagai obat-obatan terlarang juga berbagai jenis senjata api ilegal. Polisi pun tengah mengincarnya.
"Kita sudah dikepung! Kita harus cepat meninggalkan kapal!" ucap Harry yang tak digubris Christian. "Selain orang-orang Fernandez dan Francois mengapa bisa ada begitu banyak polisi??"
"APA?? Francois? Mengapa bisa ada orang-orang keparat itu?!"
"Saya melihat tuan Conrad dan juga istrinya nyonya Annette!"
"Si tua bangka itu? Mengapa kau baru bilang padaku?!"
"Maaf saya kira salah lihat karena sempat mabuk!"
"Dasar bodoh!" Christian berpikir sejenak. "Jalang itu begitu mencintai pecundang itu! Dia pasti meminta si tua bangka untuk membantunya! Aku sudah mempersiapkan pesta ini dengan sangat hati-hati. Pasti ada penyusup diantara kita!" Christian menatap tajam Harry.
"Anda tau bagaimana kesetiaan saya! Saya rela menjadi sopir dan disiksa tuan Pierre hanya untuk mematainya dan mencari tau kabar nyonya di kediamannya demi anda!"
Otaknya kembali berpikir keras. "Ignazio. Dia orang yang mengurus para tamu! DIMANA DIA?! Aku akan membunuh pengkhianat itu!"
"Terakhir kali dia bersama Xavier!"
"Xavieer ...?? Aarrgghh!! BRENGSEK! Apa dia juga mengkhianatiku?!"
Christian semakin frustasi. Orang-orang disekitarnya perlahan berkhianat.
"Harry. Pergi ke dek belakang! Kumpulkan semua sekoci bersama para pengawal yang tersisa. Tunggu aku disana! Aku harus mencari istriku!" Christian berlari mencari Revela dengan senjata api ditangannya.
*
Revela menatap bingung. Sama sekali tak mengenal pria yang perlahan mendekatinya.
"Это правда ... не зря я за тобой сюда ходил!"
(Ternyata benar ... tak sia-sia aku mengikutimu kemari)
Oh Tuhan, bahasa planet apa lagi! Dari cara pelafalannya seperti bahasa Rusia!
"English please!"
(Bahasa Inggris= bahasa Indonesia)
"Kau tak mengingatku? Aku Mike. Teman Christian. Kita pernah satu kampus!"
"Tolong bantu aku berdiri!"
Mike membantu Revela berdiri.
Teman Christian?? Oh, pria genit itu? Sial, mengapa tak ada satu pun orang yang bisa kuandalkan!
"Siapa orang-orang yang mengejarmu?"
"Aku tak tau! Aku tersesat!"
"Kalau begitu aku akan membawamu pada Christian!"
"Bantu saja aku berjalan sampai kabin!"
Mike memapah Revela keluar dari ruangan. Mereka berbincang sambil berjalan.
"Kau semakin cantik!" Mike begitu senang bertemu wanita yang pernah menjadi incarannya.
Apa dia tak lihat aku begitu lusuh? Dasar hidung belang!
"Aku akan menggendongmu!"
"Tak usah!" Revela langsung menolaknya.
Mereka melewati koridor. Tiba-tiba seseorang berteriak dari arah belakang.
"NYONYA REVELA!!"
Revela menoleh. "Harry? Sial!" Revela panik. Dengan tak mengindahkan kakinya ia berusaha lari.
"Aku menemukan nyonya! Dia berada di geladak!" (Pembicaraan melalui earpiece sambil berlari).
"REVELA TUNGGU!!" teriak Mike.
Revela berlari kencang. Semasa SMA dulu, selain jago karate selalu menduduki juara pertama dalam perlombaan maraton tingkat wanita.
Harry kehilangan jejak. "Sial! Tak ada waktu lagi! Biar tuan saja yang mencarinya!" Harry berbelok menuju dek belakang.
*
Ruang Makan
Sebagian orang masih berpesta. Revela tak sengaja memasuki ruang makan yang dipenuhi orang-orang kelas atas. Seluruh mata menatapnya karena penampilannya yang begitu lusuh. Perutnya sudah tak bisa lagi diajak kompromi. Ia begitu kelaparan karena terus berlari. Revela duduk di salah satu meja para tamu.
Kruuk Kruuuuuk
(Bunyi perut keroncongan)
Sial! Lagi-lagi aku harus mempermalukan diri sendiri didepan publik!
Revela menelan saliva melihat berbagai makanan khas Itali tersaji. Tanpa pikir panjang mengambil dan menyantapnya dengan tangan gemetaran layaknya orang yang tak makan berhari-hari. Urat malunya terpaksa diputuskan sementara waktu.
Bahasa Indonesia= bahasa Inggris
"Menjijikkan!" ucap salah satu tamu wanita. Namun Revela tetap fokus mengisi perutnya.
"Selera makanku jadi hilang!"
Orang-orang mulai bergeming dalam berbagai bahasa yang tak dimengerti. Suasana menjadi ricuh.
"Aku sudah melewati kematian dengan susah payah! Aku tak peduli kalian mencercaku!!" Revela bergumam sambil tak berhenti mengunyah dengan lahap membuat sebagian berhamburan.
"Eww! Selera makanku jadi hilang. Ayo kita pergi!"
"Yah pergilah! Akan kuhabiskan seluruh makanan disini!" Revela muak dengan nasib malang yang selalu menimpanya.
"Rupanya anakku sudah buta! Biana berkali-kali lipat jauh lebih baik!"
Biana?? Wanita gila itu?!
Revela menghentikan makannya namun masih tak berani menatap wanita paruh baya yang bercakap seperti itu padanya.
"Tahan emosimu! Kau tak ingin mempermalukan dirimu sepertinya, bukan?"
Revela terkejut mendengar suara pria paruh baya didepannya. Perlahan mengangkat wajahnya yang sedari tadi menunduk.
Trang
(Garpu terjatuh)
Kedua kelopak mata terbuka lebar dengan alis terangkat. Aura intimidasinya memancar begitu kuat membuat Revela seakan tercekik. Mulutnya terbuka mencari udara dengan bibir yang menegang.
Conrad tak berhenti menatap tajam wanita muda didepannya yang tengah ketakutan setengah mati.
***
BERSAMBUNG 💖
Published Apr 2, 2023 11:16 AM