Runtuh : Luka dan Cinta (Terb...

By FebryArmel

332K 8.2K 631

Sarah sangat mencintai Sena sejak pandangan pertama, dan sejak hari itu hanya Sena yang ada dalam pikirannya... More

Runtuh 1
Main Visual
Runtuh 3
Runtuh 5
Runtuh 4
Runtuh 6
Runtuh 7
Runtuh 8 🔞
Runtuh 9
Runtuh 10
Runtuh 11
Runtuh 12
Runtuh 13
Runtuh 14
Runtuh 15
Runtuh 16
Runtuh 17
Runtuh 18
Runtuh 19
Runtuh 20
Runtuh 21
Runtuh 22
Runtuh 23
Runtuh 24
Runtuh 25
Runtuh 26
Dear Pembaca (Tolong dibaca)
BROKEN
PERINGATAN ❗
Kabar Gembira
Kabar Gembira 2
Vote Cover
Open Pre-Order Runtuh

Runtuh 2

4.9K 216 0
By FebryArmel

Sejak hari itu, Sarah terus menerus meminta Sheila untuk mendekatkannya dengan Sena. Sheila dengan senang hati memberikan nomor Sena pada adiknya itu agar Sarah bisa pendekatan dengan orang yang dia sukai.

“Gimana hubungan kamu sama Sena?” Tanya Sheila yang masuk ke dalam kamar adiknya dan duduk di tepi ranjang.

“Masih gitu-gitu aja, Kak.” Jawab Sarah.

“Respon Sena gimana waktu kamu coba deketin dia?”

“Dia kayak biasa aja gitu, Kak.”

“Masak sih?”

Sarah hanya mengangguk. “Sena itu orangnya gimana sih, Kak.” tanyanya kemudian.

“Sena itu orangnya baik, perhatian,” Sheila sesikit berpikir. “menurut Kakak dia bakal cocok kok sama kamu.”

“Tapi apa mungkin Sena gak tertarik ya sama aku?”

Sheila tersenyum, “Gak mungkin. Siapa sih yang gak bakal tertarik sama kamu? Kamu itu cantik, tinggi, baik hati, juara satu lomba fashion show seJawa Timur lho. Hanya orang bodoh yang gak akan tertarik sama kamu.”

Sarah menghembuskan nafasnya. “Tapi aku maunya Sena, Kak.”

“Kakak bakalan bantu sebisa Kakak supaya kamu bisa jadian sama Sena.”

Binar kebahagiaan muncul di mata Sarah. “Beneran ya, Kak.”

“Iya, Dek.”

***

Pagi ini Sarah datang ke sekolah tanpa semangat, pasalnya dari kemarin malam Sena belum membalas pesannya sama sekali padahal beberapa kali laki-laki itu online tapi tak kunjung membalas pesannya.

“Pagi-pagi udah lemes aja lo.” Kata Mala, teman sekelas Sarah.

Dengan lesu Saran mendudukkan pantatnya ke kursi.

Princessnya Surabaya lagi galau nih kayaknya.” Sahut Karin.

“Hai Sarah.”

Ketiga orang itu menoleh dan melihat Miko si ketua osis.

“Ada apa?” tanya Sarah malas.

“Aku tadi mampir ke super market dan beli ini buat kamu. Ini minuman kesukaan kamu, kan.”

Sarah menerima kaleng minum yang diberikan Miko. “Maksih ya, Mik.”

Miko mengangguk, “Jangan lupa diminum ya.”

“Iya.”

Setelah kepergian Miko, Karin kembali menyahut. “Aduh, Sar. Lo beruntung banget sih, banyak benget yang suka sama lo.”

“Kemarin lusa Bayu ngasih lo tiket nonton konser, sekarang pagi-pagi dikasih minuman sama Miko si ketua osis yang ganteng.” Lanjutnya.

 “Tapi sayangnya Sarah Cuma suka sama si anak kuliahan itu, iya kan?” sahut Mala.

“Emang gimana kelanjutan pedekate lo sama si anak kuliahan itu?” tanya Karin.

“Masih gitu-gitu aja.” Jawab Sarah sambil meminum minuman yang diberikan Miko.

“Kayaknya itu cowok gak suka deh sama lo, Sar.”

Sarah langsung menatap Karin. “Kenapa lo ngomong gitu.”

“Gini ya, Sar, bukannya gue mau ngerusak angan-angan lo. Tapi lo lihat sendiri kan, dia jarang bales chat lo, setiap lo mau vc dia selalu banyak alesan, begitu juga kalau lo ngajak jalan. Dari situ harusnya lo tau kalau dia gak suka sama lo.”

Benar juga yang dikatakan Karin.

“Udah lah, Sar, dari pada mengejar yang tak pasti lebih baik lo milih antara Bayu apa Miko. Mereka yang jelas-jelas suka sama lo.” Tambah Karin lagi.

Belum sempat Sarah menjawab bel tanda masuk berbunyi, akhirnya mereka semua kembali ke tempat masing-masing untuk memulai pelajaran.

***

Sore ini Sarah tengah bersiap-siap karena nanti malam ia akan menonton konser band favoritnya bersama Bayu.

“Aduh-aduh anak Mama mau ke mana ini cantik banget.”

“Mau pergi keluar sama temen, Ma.”

“Karin sama Mala?”

“Bukan, Ma. Ya udah aku berangkat dulu ya, Ma, teman aku udah nunggu di luar.”

“Gak suruh masuk dulu?”

“Ga usah gak penting.” Mata Sarah menjelajah mencari kakak serta adiknya Satria. “Kak Sheila sama Satria mana, Ma?”

“Kakak kamu baru pergi juga sama temannya, kalau Satria lagi di kamar.”

Sarah hanya membulatkan bibirnya. “Ya udah aku pergi dulu, Ma.”

“Iya hati-hati.”

“Kak nanti kalau pulang jangan lupa beli martabak manis ya.” sahut Sonya.

“Iya kalau inget.”

Sarah melangkahkan kakinya keluar rumah, di depan gerbang Bayu sudah menunggu duduk di atas motor besarnya. Tak membuang waktu mereka segera pergi ke tempat konser diadakan. Konser diadakan di Stadion Gelora Bung Tomo, stadion itu sudah penuh dengan fans dari Band Metamorfosis.

“Kamu tunggu di sini dulu, Sar, aku mau ke toilet sebentar.” Kata Bayu.

“Iya jangan lama-lama.”

Sambil menunggu Bayu, Sarah memutuskan untuk pergi ke stan makanan untuk membeli camilan. Saat hendak kembali ke tempatnya semula, matanya tak sengaja melihat seseorang yang dia sukai.

“Kak Sena.”

Merasa dipanggil, Sena segera menoleh.

“Kakak di sini juga?”

“Iya.”

“Kakak ke sini sama siapa?” tanya Sarah saat tak menemukan siapapun di dekat Sena.

“Sama teman."

“Terus teman Kakak mana?”

Sena mengendikkan bahunya acuh. “Ke toilet mungkin.”

“Aku gak tau kalau ternyata Kakak suka sama Metamorfosis juga.” Kata Sarah.

“Biasa aja.” Jawab Sena.

“Sarah.” Bayu menatap Sarah seolah bertanya siapa Sena.

Jantung Sarah berdegup kencang, takut kalau Sena cemburu.

“Kak, kenalin ini Bayu temen aku.”

Bayu dan Sena hanya saling menyapa sebentar.

“Ya udah kalau gitu aku duluan.”

Mimik wajah Sarah berubah sendu. Moodnya untuk menonton konser sudah buyar karena Sena.

Apakah Sena benar-benar tidak menyukainya?

Sepulang dari konser wajah Sarah masih saja terlihat sendu.

“Eh, eh. Kenapa ini wajah anak Papa kok cemberut gitu?” tanya Wira saat melihat putrinya baru memasuki rumah.

“Lagi bete.” Jawabnya. Dia memberikan martabat manis pesanan sang adik. “Nih martabaknya.”

“Makasih.” Jawab Sonya.

“Katanya baru nonton konser, kok pulang-pulang wajahnya cemberut?” tanya Anita.

“Gak papa, Mah.”

Tak lama kemudian terdengar Sheila yang juga baru memasuki rumah, dia segera menghampiri keluarganya yang tengah menonton televisi.

“Dek, tadi nonton Metamorfosis gak?” tanya Sheila.

“Nonton. Kakak nonton gak, kok aku gak lihat Kakak di sana, kan itu band kesukaan kita.”

“Kakak gak nonton soalnya ada acara lain.”

“Hm, sayang banget.”

Sheila hanya diam saja melihat wajah adiknya yang murung.

“Ya udah aku ke kamar dulu, Ma, Pa.”

“Iya sayang.”

Sarah merebahkan tubuhnya di atas ranjang, matanya menatap langit-langit kamar, pikirannya masih membayangkan bagaimana reaksi Sena tadi saat mereka bertemu di konser.

“Masak sih, Sena gak suka sama aku.” Gumamnya

Tok tok tok

“Masuk.”

Saat pintu terbuka, Sarah melihat kakaknya Sheila berdiri di ambang pintu.

“Boleh kakak masuk?” Tanpa menunggu jawaban sang adik Sheila segera masuk dan menyeret kursi duduk di depan sang adik. Sarah pun langsung mengubah posisinya mrnjadi duduk.

“Kamu kenapa sedih?” tanya Sheila membuka percakapan.

“Tadi aku nonton konser sama temen cowokku, dan saat si temenku ini pamit ke toilet, aku ketemu Sena.”

Sheila masih mendengarkan.

“Pas aku sapa dia, dia kayak biasa aja gitu. Apalagi pas si temen cowokku datang nyamperin kami. Muka Sena itu biasa aja, Kak, kayak gak ada cemburu-cemburunya gitu.”

Sarah menghembuskan nafasnya kasar.

“Mungkin bener Sena gak suka sama aku.”

“Kamu tau dari mana kalau dia gak suka sama kamu?”

“Dari sikapnya dia. Setiap aku chat, dia jarang bales. Aku ajak teleponnan, selalu ada aja alesannya. Setiap aku ajak keluar juga gitu, selalu ada aja alesannya. Dari situ udah kelihatan banget kalau dia gak suka sama aku.”

“Terus kamu pengennya gimana?”

“Aku nyerah, Kak. Aku udah capek.”

“Kok gitu?”

“Mau gimana lagi. Aku gak mau mengejar gak pasti.”

Sheila menggenggam tangan adiknya.

“Jangan gitu dong. Kalau suka perjuangin terus.”

“Masak Cuma aku yang berjuang?”

Sheila tersenyum, “Kamu tenang aja selama ada Kakak, pasti kamu bakalan terus deket sama Sena.”

“Kakak yakin?” tanya Sarah sedikit tak yakin.

Sheila mengangguk yakin. “Selama ada Kakak, kamu gak perlu khawatir.”





Selamat menunaikan ibadah puasa 🙏






24 Maret 2023

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 109K 55
Meta memutuskan pulang kampung untuk menemani orang tua ketika mendengar bahwa sang adik harus merantau karena kuliahnya, namun seperti dugaannya, ke...
2.9K 152 20
"Alex... " Panggil Irina pelan "Hm?" Sahut Alex "Boleh aku meminta sesuatu setelah keputusan diberikan?" Tanya Irina menatap lekat pada mata sebiru l...
12.6K 1.8K 67
Perempuan gemuk sering dipandang sebelah mata, dibully sepertinya sudah jadi makanan mereka sehari-hari. Tapi bagaimana jadinya, jika si gendut cant...
8.3K 1.3K 11
Kehidupan indah setelah menikah tak berpihak pada Livya. Ia mencintai lelaki yang dicintainya, dan lelaki itu juga mencintainya. Namun, itu dulu, sek...