ANDROMEDA

By nisaafatm

1.2M 190K 397K

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Dipo Panji Tirtayasa adalah seorang anak geng sekolahan yang populer. Ia manis, suar... More

AWAL
1. PERMINTAAN
2. 20 SECONDS
3. MERAPAL TAPI BUKAN MANTRA
4. PARAGRAF TENTANG MASA LALU
5. SATU KATA TIGA HURUF
6. DIPO, ARE YOU OKAY?
7. TBS FOR ELONA
8. MOON, MUSIC, AND YOU
9. TIDAK BAIK-BAIK SAJA
10. IKAT PINGGANG
11. CHAT DARI NEVAN
12. APAKAH BERALIH?
13. SEDIKIT TENTANGNYA
14. GIRLS AND GOSSIP
15. PAINTING WITHOUT TING
16. RAIN [R = P]
17. SEPENGGAL KISAH DI TANGGA ANGKASA
18. CAKRA VS NEVAN
19. BERUSAHA CUEK
20. KAMAR DIPO
21. HE'S DRUNK
22. HE'S DRUNK '2
23. AQUARIUM DATE
24. GARA-GARA NEVAN
25. SAYAP PELINDUNGMU
26. BERTAMBAH USIA
27. KEBAKARAN
28. USIKKAN NEVAN
29. MENGHINDAR
30. JAWABAN?
31. RAHASIA
32. KERJA KELOMPOK
32. TANIA & MARCHING
34. KETAHUAN?

33. DIPO SAKIT

25.8K 3.4K 10.7K
By nisaafatm

Guys!!!

Aku narget chapter ini 10k komen dengan 3k vote. Aku yakin kalian pasti bisa soalnya chapter ini uwu banget.

Kalian jangan lupa komen setiap paragrafnya biar targetnya terpenuhi📌

Sebelum itu ucapin gws sama-sama buat Dipo yuukk!!!

Selamat membaca semuanya.



33. DIPO SAKIT

DIPO Tirta:
Sayang, aku mau nightride sama
anak-anak Batalyon. Aku di Dago
sekarang. Kamu lagi apa?

Me:
Dip, lo gila ya?! Lo tuh sakit.

Dipo Tirta:
Aku pulangnya cepet kok
jam 12 paling.

Dipo Tirta:
Perhatian banget, btw tambah
sayang.

Me:
Kamu gak usah ikutan
dulu, bisa gak si?

Dipo Tirta:
Aku gak enak sama yang
lain. Soalnya pada lengkap juga.

Me:
Terserah!

Dipo Tirta:
Jangan marah ya, Sayang,
aku gofood-in mau? Kamu
pasti lagi belajar kan.

Me:
Gak usah.

Dipo Tirta:
Janji pulangnya jam 12 kok.

Dipo Tirta:
Jangan marah ya, Sayang, i love
you. Daa ....

Elona tidak membalas pesan itu hanya melihat notifikasi Dipo dari bar saja, saking malasnya ia menghadapi Dipo sekarang.

Bukan, Elona bukan tipe yang suka mengekang. Elona tidak masalah kalau Dipo ingin menghabiskan bermain dengan sahabat-sahabatnya asal Dipo tahu waktu dan keadaan.

Dipo sakit, dan Elona ingin cowok itu tetap berada di rumah sampai cowok itu merasa baik-baik saja. Ini murni perasaan Elona, sebagaimana ia adalah seorang perempuan yang tertarik dengan lawan jenisnya, ia memiliki rasa ingin menyayangi dan melindungi, entah kapan perasaan itu mulai mengalir pada dirinya. Padahal dulu ia tidak ingin mengakui perasaan itu, sampai sekarang pun masih seperti itu namun di depan Dipo dan orang lain saja.

Jujur, Dipo itu tipe cowok tulus nan baik hati. Elona yang hatinya sekeras ini pun rasanya nyaman karena perlakuan cowok itu. Dipo tahu bagaimana cara memperlakukan Elona, mengapresiasi cewek itu, menyalurkan perasaannya, hingga menyesuaikan omongan dan tindakannya.

Dipo Tirta:
Sayang?

Me:
Apa, Dip?

Dipo Tirta:
Entar aku singgah
rumah kamu aja, kalau
kamu ngambek.

Dipo sudah pernah mengatakan, kan, kalau cowok itu akan berlo-gue, aku-kamu sesuai keinginan hati masing-masing dari Elona dan Dipo.

Me:
Gue gak ngambek, cuma
ngingetin kalau lo tuh lagi
sakit.

Dipo Tirta:
Kok ilang tadi?

Me:
Gue belajar, lo
hati-hati.

Belum genap semenit, notifikasi telepon dari Dipo memenuhi layarnya.

"Halo, El."

"Kenapa?"

"Nggak, aku cuma kaget."

"Kaget apaan?" Elona mengernyit heran. Mengapa Dipo harus sampai menelponnya?

"Kaget karena kamu berubahnya pesat banget, makin buat aku jatuh cinta terus, terus, dan terus."

"Otak lo miring."

"Nggak nih, alhamdulillah masih baik-baik aja rasa-rasanya."

"Lo cuma mau ngomong itu?"

Dipo menggeleng, sekali pun Elona tidak akan bisa melihatnya. "Gue sayang banget sama lo, gue ngerasa kaya mimpi aja akhirnya lo mau sama gue."

"Kalimat lo jelek banget dah."

"Jelek gimana maksudnya?"

Berdecak sebal Elona mendengar kalimat Dipo. "Nggak! Kalimat lo mending diganti jadi akhirnya lo jadi pacar gue."

"Gak ada bedanya perasaan, sama aja arti dan tujuannya."

"Gak enak gue dengernya."

Perlu kalian ketahui kalau Dipo memilih untuk menjauh beberapa meter dari teman-temannya hanya untuk menelpon Elona.

Selain tidak ingin ketahuan, ia juga sedang tidak ingin dilihat sedang salah tingkah brutal.

"Kamu jangan marah ya."

"Gue?" Nada Elona terdengar menggantung. "Gue tetep bakal marah, lo tahu dirilah kalau lo sakit."

Bukannya kesal, Dipo dibuat tersipu dengan tingkah Elona yang sekarang, Elona yang rasanya tidak akan ia pernah temui di masa lalu. Elona di masa lalu mana mau mengatakan itu, jangankan hal seperti itu, tersenyum pada Dipo pun tidak pernah.

"El, aku udah dipanggil, aku pergi dulu ya. Daa, pacarku yang cantik."

"Ih, takut!"

Mematikan telepon secepat mungkin, Elona segera menjauhkan benda pipih itu dari radarnya. cepat-cepat cewek itu berjalan menuju samping tempat tidur kemudian menjatuhkan tubuhnya. Selimut yang sedari tadi terbentang tiba-tiba diambilnya rakus hanya untuk membungkus seluruh tubuhnya.

Pipinya memang terasa panas namun hatinya yang membuncah ingin teriak entah mengapa tidak bisa ia kendalikan.

Sialan.

Elona membenci euforia percintaan seperti ini!

Iya, dia membenci ketika logikanya tidak bisa ia gunakan.

"Ya ampun, sialan lu Dipo!" Kesal Elona.

***

"Buru-buru banget, Dip, tumbenan banget dah."

Ketergesaan Dipo ketika mencari-cari ponselnya itu dikomentari oleh ketua gengnya. Selepas merundingkan perihal bazar kemudian dilanjut nightride, Dipo kelihatan buru-buru sekali untuk pulang padahal biasanya cowok itu yang paling betah untuk tinggal.

"Gue kan dah bilang Cak, gue sakit, lo mau periksa dahi gue gak? beneran anget nih."

"Kalau sakit tuh di rumah, bukan keluyuran," timpal Mario. Cowok tinggi dengan badan tinggi tegap berisi itu mengepulkan asap rokoknya.

"Mar, gue gak enak aja gitu."

"Santai aja kali, Dip," balas Mario lagi. "Lagian Billy juga absen tuh, dia anterin Cani ke bogor ada urusan keluarga katanya."

Dipo tidak tahu kalau Billy absen nightride sehingga ketika memberitahu Elona tadi ia mengatakan kalau semuanya tidak ada yang berhalangan hadir, sehingga Dipo harus mengusahakan datang.

"Yaudah deh, gue cabut duluan ya." Dipo memberi tos-tosan ala anak gengnya pada Cakra dan Mario. Reindra? sedang ke kios kecil yang ada di pinggir jalan, membeli air mineral yang tentu saja bukan hanya untuk cowok itu semata.

Setelah berpamitan pulang, Dipo melaju kencang membelah jalanan kota. Cowok manis itu ingin sekali menemui pacarnya sekarang, terlebih Elona yang tidak membalas pesannya sedari tadi. Jangan tanya apakah Dipo sudah mencoba untuk menelpon cewek itu, tentu saja jawabannya sudah namun Elona tetap tidak ada tanda-tanda di sana.

Sebenarnya masih ada lanjutan percakapan Dipo tadi namun berhenti di pukul sepuluh. Dipo menanyakan apakah Elona ingin menikmati sesuatu sebagai teman belajar, atau hal lain yang mungkin saja bisa dibawa cowok itu untuk menemui Elona.

Cewek yang ditawarkan Dipo itu tidak menginginkan apa-apa kecuali, Dipo yang cepat pulang karena cowok itu sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja.

Kata Elona, beberapa hari belakangan ini cewek itu memilih untuk tidur di rumahnya sendirian. Ia sedang merindukan bangunan kokoh yang dulunya menjadi tempat ia dan keluarga kecilnya berkumpul.

Mendengar Elona mengatakan itu, Dipo tidak banyak bertutur, takut kalau apa yang ia katakan malah menyinggung perasaan Elona.

Jujur, Dipo tidak sabar untuk belajar bersama Elona atau lebih tepatnya mungkin Elona yang akan belajar sebab cewek itu pasti akan geram dengan Dipo karena mengajari cowok itu pasti akan membuatnya gemas tidak sabaran.

Perihal Tania yang mengajaknya untuk mengerjakan tugas bersama, rasanya memang bukanlah hal yang luar biasa mengingat konteksnya mengerjakan tugas namun, Dipo hanya berusaha untuk menjaga perasaan Elona sebagai pacarnya sekali pun mungkin Elona akan biasa-biasa saja, menurut Dipo.

Beberapa menit menempuh perjalanan, Dipo akhirnya sampai di depan pagar besar rumah Elona. Dari luar rumah ini masih sangat terawat namun menurut Dipo ada kesan horror di sana, melihat lampunya tidak seluruhnya menyala. Mungkin Elona takut bayar listrik kemahalan.

Me:
Sayang, kamu udah tidur ya?

Sembari menunggu balasan Elona lagi, Dipo mencoba menelpon cewek itu, merasa 10 menit berlalu tidak ada tanda-tanda, ia pun memilih untuk meninggalkan rumah pacarnya itu dengan sedikit berat hati.

Me:
Aku di depan rumah kamu
tapi udah mau balik kok. Soalnya
bentar lagi mau hujan kayaknya.




ΛПDЯӨMΣDΛ



Pukul 7 malam, Elona buru-buru keluar dari rumahnya menuju taksi online yang sudah menunggu sedari tadi. Meninggalkan beberapa tugas yang bisanya ia kerjakan ketika malam minggunya sedang kosong. Tebak Elona akan ke mana? Kalau kalian menjawab akan menemui Dipo maka jawaban itu tepat sasaran.

Sejak pagi tadi Elona sudah berniat menemui cowok itu mengingat rentetan pesan dan telepon yang membuatnya tidak enak pada cowok itu. Ia ketiduran dalam keadaan ponsel yang di mode silent alhasil berapa kali pun Dipo mencoba menghubungi tetap saja tidak akan membangunkan Elona, kecuali Dipo punya kekuatan ajaib.

Jangan heran kenapa Elona sudah berniat sedari pgi namun ia baru akan ke rumah cowok itu di jam ini, itu karena Dipo baru bangun pada sore hari dengan keluhan tidak bisa bangun akibat kepalanya yang sakit bukan main juga badannya yang kelewat panas.

Kira-kira begini chat yang didapat oleh Elona tadi.

Dipo Tirta:
El, aku ketiduran baru bangun
sekarang. Kepala aku sakit,
mana panas banget.

Me:
Kehujanan?

Dipo Tirta:
Iya, kehujanan.
Kamu ke sini, gak?

Me:
Iya.

Dipo Tirta:
Iya apa sayang?

Me:
Ke sana.

Dipo Tirta:
Aaaaaakkk tidakkk~~~
Yeyeyeyeyeyeyyy

Elona mendengus geli membaca chat Dipo barusan. Ia bisa membayangkan ekspresi cowok itu ketika mengatakan hal tersebut secara langsung.

Me:
Nyenyenyenye.

Setelah dua puluh lima menit berlalu akhirnya Elona sampai di rumah besar milik Dipo. Ada mobil lain yang terparkir, dan Elona pernah melihatnya, itu milik Dita.

Baru saja hendak mengetuk pintu, Elona dikagetkan pada Dita yang baru akan melongos keluar.

"Ya Allah, El, aku kaget lo!" Elona hanya terkekeh, menjawab dengan perkataan yang tidak jauh berbeda. "Kamu masuk aja. Dipo sakit, aku dateng buat masakin dia tapi ini buru-buru balik."

Setelah diskusi singkat antara dua orang itu, Elona takut-takut melangkahkan kakinya masuk menuju keberadaan Dipo.

Katanya Dipo benar-benar terkulai tidak bisa bangun. Dita sudah mencoba beberapa kali membangunkan cowok itu untuk makan namun Dipo selalu mengatakan 'sebentar', alih-alih tak mau makan alhasil meminta tolonglah Dita pada Elona yang kebetulan datang, kali saja Dipo mau makan setelah disuruh Elona atau bahkan jika cewek itu berkenan langsung menyuapi Dipo.

Kamar Dipo tidak tertutup rapat. Cowok itu terlihat berbaring telungkup dengan kedua tangan memeluk kedua kaki jenjangnya yang dilipat. Ada sebuah makanan di atas nakas yang Dita tutup agar tidak kotor.

"Dip ...." Elona menyentuh punggung cowok itu pelan. Dipo memang membelakanginya, hingga kedatangan Elona tidak diketahui cowok itu. "Dip ...."

"Iya?"

"Bangun." Dipo menyambut perkataan Elona tersebut dengan gelengan. "Biar ko makan, minum obat, abis itu balik rebahan lagi."

"Sakit."

"Gue juga tahu lo sakit." Tangan Elona terjulur menumpuk beberapa bantal di sandaran tempat tidur agar bisa digunakan Dipo. Kemudian, membantu cowok itu untuk bangun dari tidurnya.

"El."

"Apa lo?" Ya, Dipo mana bisa berkutik, alhasil cowok itu mengikut dengan berat hati.

Melihat wajah bantal nan lesu milik Dipo sebenarnya membuat Elona kasihan. Kasihan karena cowok itu sakit, kasihan karena kehujanan padahal Dipo menelpon juga mengiriminya sejumlah pesan, kasihan mengingat dulu cowok itu pernah sakit dan Elona sering mengabaikannya, dan kasihan karena Elona tidak habis pikir kalau Dipo sakit pasti selalu sendirian.

Elona yang malam itu mengenakan kaos hitam dipadu celana pendek jeans selutut menarik kecil senyuman Dipo. Elona itu cantik, cantik sekali, entah sampai dan harus berapa kali Dipo memuju ceweknya itu. Tanpa harus ribet-ribet memakai ini itu pun Elona sudah benar-benar cantik di matanya.

Cewek yang rambutnya dicepol ke atas itu menjulurkan air hangat pada Dipo untuk melegakan tenggorokkannya. "Minum!"

"Iya. Ya Allah, jahat kali lah kau, nih."

"Kalau jahat gue gak mungkin ada di sini."

"Baik-baiklah ngomongnya, apalagi sama orang sakit, apalagi sama pacar sendiri, nderrr."

"Banyak mau Ya Tuhan ...," Elona berkata yang disambut kekehan Dipo.

"Cantik banget, beneran kaya mau ngapelin pacar."

Tuhan, rasa-rasanya Elona ingin menutup mulu Dipo untuk tidak mengatakan hal-hal yang menurutnya bisa menggelitik perut. Sebab, Elona tidak ingin dibuat salah tingkah.

"Pipi gembul lo merah tuh."

"Lo ngomong sekali lagi gue balik."

"Iya, iya, kok marah-marah sama orang sakit." Dipo menyentil dahi pacarnya itu yang mana membuat Elona berdecak sebal namun mencba menahan emosi. "Lucu banget, pacar aing."

"Gue makan ya lo, Dip, bisa gak sih lo tenang gak ngereog?"

Suapan pertama diterima oleh Dipo, yang mana membuat cowok itu tersenyum sembari memberi tanda oke pada salah satu jempolnya.

"Bahagia gak lo pacaran sama gue?" tanya Dipo asal.

"Kenapa nanya? Baru juga pacaran seumur jagung."

"Ya bukan gitu Elona sayang ...."

"Ya terus apa dong?"

"Gue cuma pengen tahu pendapat lo kayak gimana. Takut kalau yang seneng di sini cuma gue, lo nya kagak. Kali aja ada yang buat lo gak nyaman dari sikap gue."

"So far gue ngerasa baik-baik aja," jawab Elona sembari kembali menyodorkan suapan pada Dipo.

Cowok dihadapannya ini memberengut sebal.

"Gue nanya lo bahagia apa nggak El ...."

"Ya, gue bahagia-bahagia aja. Asal lo nya gak berlebihan."

"Caileh pacar gue, ketahuan anak Batalyon mampus lo, bisa dijadiin baner se Angkasa raya karena pacaran sama gue."

"Emang gue kelihatan peduli?" Elona menampakkan wajahnya yang begitu datar pada Dipo. "Nggak sama sekali."

Dipo terkekeh, ingin sekali tertawa keras namun kepalanya masih terasa sangat sakit. Dipo tertawa bukan karena jawaban Elona melainkan rasa gemasnya pada pacarnya itu.

Saking gemasnya cowok itu mencubit salah satu pipi Elona yang menurutnya gembul. "Pusing, sayang banget gue ama lo," ujar Dipo kemudian mengecup singkat pipi gadisnya itu.







TBC.
Kasih pendapat kalian buat chapter ini?

Seneng gak yaa kalian chapter ini? Aku harap kalian seneng yaa💓🌷

Harapan kalian buat chapter ke depannya?

Aku bersyukur sama respon kalian soal tulisan aku yang paling akhir kemaren. Makasih banyak ya teman-teman, kalau kalian lihat aku aktif itu aku beneran usahaian buat aktif dan up, kalau akunku sepi emang lagi beneran gak bisa, maaf ya teman-teman karena sering buat menunggu🌨️🙏

Jangan lupa follow @nisaafatm @dipotirtaa @elonakhanza @fyi.nisa @batalyon2017_

Spam next di sini!

Pai-pai~~~






nisaafatm

Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 251K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
322K 25.6K 21
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
442K 50.8K 33
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
556K 30.7K 74
The end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...