VERZANDRA PUTRA

Od Norvielus

2.9K 182 30

"Tokoh istimewa di masa putih abu-abu" '•──────────────────────'• Namanya Putra Seorang laki-laki berbadan t... Viac

1. ⎙ Awal baru ⌕
2. ⎙ Pertemuan ⌕
"Pengenalan Visual tokoh?"
3. ⎙ Ke UKS aja ⌕
4. ⎙ Confess ⌕
5. ⎙ APOTIK ⌕
BUKAN BAB 6
6. ⎙ Pacaran? ⌕
7. ⎙ Putra DISPEN ⌕
8. ⎙ Elus kepala kamu ⌕
9. ⎙ Ambigu ⌕
11. ⎙ Konflik 1 ⌕
12. ⎙ Konflik 2 ⌕
13. ⎙ Hari Kartini ⌕

10. ⎙ Lambang V3 ⌕

110 5 2
Od Norvielus

BAB 10.

"Saat rasa kecewa tiba, kamu akan lebih menyadari betapa pentingnya mencintai diri sendiri"

✎ Nanda Refo Arabian
(Randa Arabi K.)

Cuacanya saat itu terasa semakin dingin, Nela menoleh ke arah jendela melihat hujan turun semakin deras. Heran sekali, teman-teman nya yang lain langsung pergi pulang tak peduli hujan badai yang menerpa diluar sana. Atau mungkin mereka semua tengah menunggu hujan reda di dekat parkiran.

Yup, mereka tidak bisa pulang sekolah karna hujan deras

Tapi Nela lebih memilih tetap dikelas, dan tentunya ia tak sendiri. Putra ada duduk disebelahnya, membiarkan kepala nya sedikit bersandar di bahu laki-laki itu. Mereka berdua memang sengaja menunggu kelas kosong supaya tidak ada yang curiga, Bella kadang juga heran dan pernah bertanya ke Nela kenapa setiap pulang sekolah Nela selalu pulang paling akhir. Kalau bukan karna menunggu Putra, Nela pasti sudah pulang lebih dulu. Tapi Nela tidak pernah menjawab seperti itu dan ia tidak menanggapi pertanyaan Bella.

Sepertinya Putra sedikit tidak tenang, Nela merasakan pergerakan dari Putra yang membuat kepalanya kini terangkat karna sedikit terganggu dengan pergerakan itu.

"Maaf, kamu tidur ya?"
Tanya Putra memperhatikan wajah Nela dari samping

Nela menggeleng sambil meregangkan kedua tangannya
"Engga kok, Kamu kenapa? Kayak gelisah gitu"

Putra tersenyum lalu menggeleng
"Kamu masih marah?"

"Emm engga kayaknya"

"Kok pake kayaknya?" Wajah Putra seperti ingin cemberut, haha lucu sekali.

Nela terkekeh pelan
"Makanya kalo ngomong itu di sensor dikit"

"Shh aduh!"

Nela sedikit mencubit perut Putra sampai terdengar rintihan dari cowok itu

"Film dewasa kali yang di sensor"
Putra mengusap perutnya yang sedikit sakit

"Put! Putra!"

Putra mendengar teriakan seseorang memanggilnya. Ternyata itu Arul yang memanggilnya dari luar jendela yang terbuka

Dengan cepat Putra berdiri dan berjalan menjauh dari bangku Nela untuk menghampiri sahabatnya itu.

"Kok lo belom pulang?"
Putra bertanya lebih dulu untuk mengalihkan pandangan Arul dari Nela

Sepertinya Arul penasaran siapa yang duduk disebelah Putra

Arul menahan kedua tangannya di pinggang.
"Oh gitu? Menurut lo kenapa gue belom pulang?"

Putra malah serius berpikir kenapa Arul belum pulang. Dan setelah sinyal di otaknya terhubung, Putra menjentikkan jarinya

"Ah iya juga, masih hujan"

Arul memutar matanya, sekilas ia melirik ke arah Nela.

"Kalo gitu gue juga mau nanya, kenapa lo belom pulang?" Giliran Arul yang membalasnya

"Ya-karna masih hujan"

"Ah masaa? Seriuss?" Arul seperti mengintrogasi Putra sekarang

Jelas Putra tau apa isi kepala sahabatnya ini, Arul pasti bersiap siap ingin mengolok diri nya.

"Ya serius lah, emang kenapa sih"

"Itu siapa tuh?" Arul menunjuk Nela dengan arah matanya.

Putra akhirnya juga ikut menoleh lalu menghela nafasnya diam-diam.

Tuh bener kan.

"Dia murid pindahan"

Arul memasang wajah terkejut, karna sejujurnya ia baru tau.
"Serius murid pindahan? Dari mana?"

"Dari Jakarta"

"Widih slebew anak ibu kota" Arul merasa itu keren "Siapa namanya?"

"Ck, entar lo liat sendiri aja nametag nya"
Jawab Putra dengan ketus

"Ya elah, takut banget. Ga bakal gue ambil kok"

"Apaan sih lo yang bener aja"
Ucap putra sambil menggeleng-gelengkan kepalanya

"Bener kan Put? Lagi pdkt kan? Cie.."
Arul mulai mengolok nya sekarang.

"Kagak. Dah mending lo pulang sono"
Putra sedikit mendorong tas punggung Arul, akan semakin rusuh jika Arul tetap terus menjahili nya disini.

"Haha teruskan Put! lanjutkan bakatmu!" Arul tertawa dan kembali ke kelasnya, dasar Arul suka sekali bercanda.

Sialan lo Rul (umpat Putra dalam hati)

Setelah menyuruh Arul pergi, Putra kembali lagi ke Nela yang tengah menatap layar ponsel. Sekilas juga Putra melihat hujan sudah sedikit reda, sepertinya mereka sudah bisa pulang.

"By, kamu mau pulang sekarang?"

Nela melirik ke arah jendela dan melihat hujan mulai reda, kemudian Nela beralih menatap ke arah Putra
"Bentar lagi deh, masih dingin banget"
Nela memanyunkan bibirnya seperti anak kecil.

"Kode minta dicium ya bibirnya manyun gitu, hm?" Putra sedikit mendekatkan wajahnya. Sontak Nela reflek memundurkan wajahnya.

"Ihh mana ada" Nela mengalihkan pandangannya membuat Putra terkekeh geli dan kembali duduk disamping gadis itu.

"Kamu ngga ngantuk ya?" Nela kembali bersandar di bahu Putra sambil memainkan ponselnya. Dan kali ini Putra berusaha untuk tidak terlalu banyak bergerak.

"Lumayan sih"

Tapi Putra baru sadar kalau ternyata Nela sedari tadi membuka kamera setelah sebuah foto berhasil tersimpan di galeri nya.

Lantas Putra merasa penasaran, foto seperti apa yang baru saja Nela ambil.

"Kamu barusan ambil foto?" Tanya Putra, entah kenapa setelah itu raut wajahnya menjadi khawatir.

Nela mengangguk pelan
"Iya, bagus loh fotonya"

"Mana? coba liat"

Dengan senang hati Nela menunjukan hasil foto itu, atau bisa jadi foto pertama mereka. Dimana hanya bahu Putra yang terlihat beserta lambang OSIS V3 nya dan juga kepala Nela yang bersandar di bahunya.

Putra mengamati foto itu dengan seksama, rasanya ada yang aneh. Pikir Nela

Kenapa serius banget liatin nya (Batin Nela)

"Nel, apa bisa kamu privasi foto nya?"
Ucap Putra masih menatap foto itu.

"Di privasi?"

"Iya, maksudnya kamu simpan aja. Jangan di posting ke sosial media"

Nela bingung mendengar permintaan dari Putra yang terlihat sangat serius. Raut wajahnya tiba-tiba jadi sendu

"Tapi, kenapa?"

"Bukan karna apa,difoto itu ada lambang V3 nya. Aku takut orang-orang bakal berpikir yang aneh-aneh. Dan juga, aku pernah bilang kan aku belum siap untuk terbuka sama semua orang apalagi sama teman kelas"

Nela diam sambil mendengarkan

"Jangan salah paham Nel, menjaga lambang OSIS ini susah. Dapatnya juga gak gampang" Jelas Putra berharap Nela akan mengerti semua ucapannya.

Tapi Nela masih heran, apa istimewanya lambang itu? Tanggung jawab seperti apa yang Putra pegang sebenarnya sampai serumit itu?

Apa boleh buat, tidak mungkin Nela membantahnya sementara ia belum mengerti apapun yang ada di sekolahnya sekarang.

Padahal ia sangat ingin semua teman-temannya mengetahui hubungan nya dengan Putra, Bahkan jika perlu satu jurusan mengetahuinya. Entahlah bagi Nela rasanya lebih nyaman jika orang lain tau dirinya milik seseorang sekarang, Jadi orang lain tidak akan sembarangan mendekati Putra ataupun dirinya juga.

Apa Putra tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya?

Nela hanya tersenyum seraya menganggukkan kepala menyetujui ucapan Putra.
"Yasudah fotonya bakal aku simpan kok"

Mendengar itu Putra tersenyum dan mengelus kepala Nela dengan lembut.
"Sudah mau pulang?"

Nela mengangguk
"Yuk pulang"

Mereka berdua akhirnya keluar dari kelas, tak lupa saat itu Putra menutup kembali pintu kelas mereka. Matanya sedikit melirik ke arah ruang kelas 12 IPS 1 yang ternyata sudah kosong. Itu berarti Arul juga sudah pulang.

Menurut nya jika Arul curiga mungkin tidak masalah. Sekalipun Arul mengetahui nya, Putra yakin sahabat nya itu paham dan bisa menjaga rahasia. Karena mereka berdua sudah berteman sejak SMP dan mengerti satu sama lain.

Arul juga tipe orang yang tidak suka berurusan dengan masalah orang lain, dan juga tidak peduli dengan privasi teman-temannya. Bahkan nyaris, dia sama sekali tidak pernah terlibat dalam suatu masalah. Tapi jika soal menjaga rahasia, pemberi masukan yang baik, dia bisa. Itulah kelebihannya berteman dengan Arul, tidak membedakan dan semuanya dianggap sama seperti teman. Hanya saja mungkin, Arul tidak terlalu tertarik dengan dunia percintaan anak sekolah. Karna hal ini juga banyak perempuan yang kesulitan untuk mendapatkan hati si wakil ketua OSIS ini karna semua Arul anggap sama, iya SAMA. Karna sifat friendly nya inilah yang membuat nya banyak disenangi semua teman-temannya.

Ia lebih memilih menjadi sosok happy virus untuk semua orang disekitarnya tanpa harus melibatkan hati maupun perasaan. Ya bagus sih itu

Oke, kembali lagi ke cerita.

Saat sampai diparkiran, seperti biasa Putra dan Nela tak lagi mensejajarkan langkah kaki mereka. Putra sudah menyalakan motor nya, tapi sebelum pulang ia menghampiri Nela terlebih dahulu dimana gadis itu juga tengah menyalakan motor hitamnya.

Putra membuka penutup helm nya
"Katanya mau belanja dulu?"

"Iya, memangnya kenapa?"
Nela sekarang sudah menaiki motor nya

"Mau ditemenin?" Putra menawarkan, jujur saja sebenarnya ini hanya sekedar basa basi.

Nela menggeleng pelan
"Gak usah, takutnya nanti lama. Kamu pulang aja duluan katanya tadi ngantuk?"

Putra berpikir sebentar, tapi jika Nela juga tidak masalah berarti aman.
"Yaudah, Kalo gitu aku duluan ya"
Putra kembali menutup helm nya dan melajukan motornya keluar dari pekarangan sekolah.

Setelah membiarkan Putra pergi, Nela pun juga membawa motornya keluar dari sekolah dan pergi ke supermarket terdekat.

"Totalnya jadi Rp. 23.400 kak"
Ucap mbak kasir setelah menghitung belanjaan

Nela pun memberikan uang tunai sesuai dengan nominal yang disebutkan

"Makasih ya kak" Nela menerima sekantong plastik dari mbak kasir tadi lalu membawanya keluar dari supermarket.

Tapi didepan pintu, secara kebetulan Nela berpapasan dengan Elan yang hendak masuk ke dalam supermarket

Eh, ada Elan

"Nela? Lo habis beli apa?"
Elan melirik sekilas kantong plastik yang Nela bawa

"Eh Elan? Oh Ga ada sih, cuma beli snack ringan doang. Lo sendiri mau beli apa?"

Bukannya menjawab, Elan malah lama menatap Nela dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan. Nela keheranan

"El? Lo gak apa-apa?" Nela sedikit menepuk lengan Elan

Tak lama Elan pun sadar dari lamunannya
"Eh, lo tunggu disini! Jangan pulang dulu gue mau ngomong"
Setelah mengatakan itu Elan masuk ke dalam supermarket dengan terburu-buru.

Nela makin heran, ada apa dengan Elan?

Tak lama sekitar 5menit kemudian, Elan keluar dari supermarket dan menghampiri Nela yang tengah duduk di rest area yang memang disediakan.

Nela melihat Elan membawa minuman botol dan satu snack ringan yang ia beli dari supermarket. Elan pun ikut duduk didepan Nela dan sekarang mereka sudah berhadapan.

"Lo mau ngomong apa?" Nela langsung bicara pada intinya. Sejujurnya Nela kurang suka dengan hal mendadak seperti ini apalagi di jam pulang sekolah. Seharusnya saat ini ia sudah berada dirumah.

Namun beda hal nya dengan Elan, ia tetap santai tapi dengan raut wajah yang masih tidak bisa dijelaskan. Ada apa dengannya?

"Lo deket sama Putra, Nel?"

Itulah pertanyaan pertama dari Elan, Nela yang tadi terlihat sedikit kesal kini raut wajahnya seperti tak percaya

Bagaimana bisa Elan tau? (Nela)

Nela terdiam, bukannya tidak bisa menjawab. Tapi Nela tengah berpikir dari mana Elan tau hal itu

"Gue tau waktu pulang sekolah gue lewat didepan kelas lo dan lo lagi duduk berdua sama Putra" Elan seperti cenayang, bisa membaca pikiran orang lain secepat itu. Tapi Nela tetap diam

"Nel, kebisuan lo gue anggap sebagai jawaban iya!" Elan menyadarkan Nela dari diamnya. Gadis itu mengerjapkan matanya karna bingung harus mulai darimana.

"Seberapa jauh lo percaya sama dia?"
Elan bertanya lagi, kenapa suasananya tiba-tiba jadi tegang seperti ini

"Apa maksud lo nanya kayak gitu?"
Nela merasa dirinya sedang di interogasi, pertanyaan macam apa ini yang dilontarkan Elan

"Gue gak ngelarang lo mau dekat sama siapapun itu urusan lo Nel. Gue juga ga ada masalah sama Putra dia juga baik, tapi saran gue ada baiknya lo mencari tau dulu latar belakang hubungan dia dan dengan siapa dia dekat sekarang"

Nela menaikkan satu alisnya, untuk apa dia harus mencari tau semua itu?

"Bentar deh, kayaknya lo tau sesuatu tentang dia? Kenapa ucapan lo tadi itu seakan mewaspadai banget buat gue?" Nela semakin penasaran dengan arah pembicaraan Elan.

Elan merasa kalau sekarang Nela tengah mewaspadai dirinya. Padahal dia sendiri yang tidak ingin kalau sampai Nela mengambil jalan yang salah.

"Gue juga gak mau seudzon Nel, intinya lo dengerin gue sebelum lo melangkah lebih lanjut"
Elan berusaha meyakinkan Nela, tapi Nela menggeleng gelengkan kepalanya.

"Putra bilang dia gak dekat sama siapapun selain gue" Ucap Nela sambil memalingkan wajahnya

"Ucapan kadang gak sesuai dengan fakta, Nel"

"Oke, apa lo ada bukti?" Nela seakan menyudutkan Elan untuk semakin berdebat dengannya. Raut kesal diwajahnya bahkan kembali lagi

Elan menghela nafasnya
"Gak, gue gak mau asal nebak"

Nela memicingkan tatapannya kepada Elan
"Lo sadar ga sih, kalau lo tengah berkhianat dengan teman lo sendiri?"
"Menyebarkan hal yang belum tentu benar!"

Ucapan Nela penuh penekanan, dia tidak menyangka kalau Elan mengatakan hal seperti itu.

"Lo melakukan kesalahan dengan ngasih tau hal yang seharusnya gue gak tau, El"


ຊ✏ thank's for reading !
dont forget to support our story dengan mengklik tanda bintang ;)

#VZPTEAM #VERZANDRAPUTRA
#37


Swipe up to the new
story 👆🏼

Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

ARGALA Od 𝑵𝑨𝑻𝑨✨

Tínedžerská beletria

6.2M 265K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
The Story Of Janeta 2 Od R A Y

Tínedžerská beletria

673K 78.5K 10
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
ARSYAD DAYYAN Od aLa

Tínedžerská beletria

2.3M 124K 60
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
6.6M 216K 74
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...