DON'T WORRY

By unicornterbalik

61K 4.2K 2.7K

{Follow Sebelum Membaca} Nayla harus kehilangan segalanya hanya karena kesalahpahaman. Di mulai dari keperca... More

Prolog
1. Di Sekolah
2. Sahabat Suka Dan Duka
3. Lb (Lapangan Basket) SMA Garuda 1
4. Lb (Lapangan Basket) SMA Garuda 2
5. Hanya Sekali Aja
6. Buktikan
7. Usaha
8. Ulangan Dapat 100. Really?
9. Janji Galang
10. Abang?
11. Cemburu
12. Terhasut
13. Belajar Bareng
14. Pelukan Hangat
15. Hukuman
16. Kecelakaan
17. Dia
18. Rapat Osis
19. Menyakitkan
20. Hukuman (2)
21. Salah Paham
22. Penjelasan
23. Menghina
24. Mulai Mencari Informasi
25. Pertengkaran Yang Sangat Hebat
26. Pembuat Onar
27. Ancaman
28. Hari Pertama
29. Kembali Menyakinkan
30. Pergi Dari Rumah
31. Setitik Harapan
32. Tabiat Citra
33. Bolos
34. Mengundurkan Diri
35. Nggak Ada Untungnya
36. Dua Hubungan Yang Retak
37. Galang Marah
38. Keberadaan Aksel
39. Fakta Tentang Carel
40. Balas Dendam
41. Mulai Fokus
42. Pisah?
43. Berhenti bekerja
44. Ujian Akhir
45. Satu Fakta Terungkap
47. Mulai Berlatih
48. Penawaran
49. Hadiah dari Carel
51. Acara Pensi Sekolah
52. Kebenaran
53. Penyesalan
54. Berakhir Disini
55. Drop

50. Nasehat

542 32 29
By unicornterbalik

Happy Reading..

~🗿🗿~

Neysha mengepalkan tangannya dengan kuat saat melihat keromantisan Carel dan Nayla. Benar, sedari tadi Neysha telah memperhatikan keduanya.

Sesak. Satu kata itu yang kini tengah dirasakan Neysha. Amarah dan kebencian bergejolak di dadanya, dipikirannya saat ini adalah bagaimana cara memisahkan Carel dari Nayla. Hanya itu. Carel adalah milik Neysha seorang.

"Lo kenapa?" Shasya menepuk pundak Neysha dari belakang.

"Bikin kaget aja kamu," ketus Neysha.

"Santai. Gue nanya baik-baik."

"Lo cemburu ya?" lanjutnya.

"Mau gue bantu?" Tiba-tiba Kamila datang dari arah samping kanan Neysha yang saat itu berdiri di koridor.

"Gue bisa bantu lo untuk jauhin Nayla dari Carel, tapi dengan cara gue sendiri," ujar Kamila dengan licik.

Neysha menatap Kamila sedikit takut, aura yang dipancarkan Kamila kali ini berbeda. "Kamu gak bakalan lakuin hal aneh-aneh ke Nay 'kan?"

"Lo masih peduli sama dia?" Kamila tertawa. "Kalau kayak gitu lo gak akan bisa dapetin Carel." Kamila bersidekap dada sambil menatap lurus ke depan—seolah memikirkan sesuatu.

"Lo harus kehilangan orang yang penting buat hidup lo kalau mau keinginan lo terwujud dan lo akan dihadapkan dengan dua pilihan. Lo yang menderita karena menahan cemburu, atau Nayla yang akan menderita karena kehilangan sahabat baiknya."

"Aku mau Nayla yang menderita," jawab Neysha cepat.

"Bagus. Gue suka pilihan lo."

"Ney. Lo serius sama pilihan lo?" kaget Shasya. Neysha yang berhati lembut di pikiran Shasya malah memilih membuat saudara kembarnya menderita? Tentu hal itu membuatnya kaget.

"Nay itu saudara kembar lo!" tekan Shasya.

"Kenapa kamu belain dia? Kamu gak tau nahan rasa cemburu itu kayak mana. Aku beneran suka sama Carel, Sya dan aku gak suka Nayla terus-menerus dekat sama Carel apalagi mereka tambah dekat. Aku benci sama Nay," jelas Neysha menggebu-gebu.

"Itu obsesi lo Ney. Gue cuman nasehatin lo agar gak bertindak lebih jauh, pikirkan dengan baik dan buat lo Mila. Sahabat macam apa lo yang malah mendukung Neysha ke jalan yang salah." Shasya memegang pundak Neysha. "Lihat gue," pintanya dan Neysha menurut.

"Cemburu itu wajar, yang gak wajar itu kalau lo cemburu didampingi rasa benci dan dendam yang akhirnya akan membuat lo ngelakuin hal diluar pikiran lo sebelumnya. Ney, saudara itu lebih penting dari segala apapun. Kalian mempunyai darah yang sama, lahir dari ibu yang sama, bahkan lo dan Nay itu kembar. Ikatan batin kalian tentu lebih kuat dari apapun." Shasya menatap Neysha dengan tatapan penuh arti.

"Biarin Nay bahagia," pinta Shasya pelan. "Gue tau betapa menderitanya Nay sekarang dan hanya Carel satu-satunya orang yang bikin dia semangat buat jalanin hari." Shasya memegang kedua pundak Neysha namun dengan cepat ditepis Neysha.

"Trus kebahagiaan aku gimana, Sya?" ketus Neysha, dahinya mengkerut karena tidak paham jalan pikiran Shasya.

Shasya menatap Neysha tidak percaya. Ini seriusan Neysha bertanya tentang kebahagiaannya? "SADAR WOI, LO UDAH CUKUP BAHAGIA. Greget banget gue sama nih anak, mana belum lulusan SD!" batinnya berteriak.

"Cari gue kalau lo siap untuk kehilangan," sahut Kamila lalu pergi begitu saja.

"Lo akan menjadi orang yang paling bodoh jika ngelakuin hal itu," timpal Shasya. "Pikirin baik-baik," lanjutnya lalu pergi meninggalkan Neysha yang termangu.

~🗿🗿~

"Farhan?" Nayla membuka kaca helmnya terkejut saking tidak percayanya mendapati Farhan yang sedang duduk di motor persis depan rumah Enjel. Cowok itu memang sudah sangat jarang ditemui, Nayla pikir Farhan kembali diutus menjadi perwakilan SMA Garuda dalam lomba cerdas cermat. Nayla akui Farhan memiliki IQ lumayan tinggi.

Nayla memarkirkan motor kesayangannya di halaman rumah dan meletakkan helm diatas motornya. Kemudian kembali menghampiri Farhan yang menunggu di luar pagar.

"Gue ada urusan sama lo," ujar Farhan langsung tanpa berbasa-basi.

"Hari ini gue gak bisa. Gue ada janji sama Carel," tolak Nayla.

"Lebih penting dari keluarga lo?"

"Maksud lo?"

Farhan diam.

"Mau ngomong dimana?"

"Cafe depan sana," jawab Farhan yang terlebih dahulu turun dari motornya dan berjalan ke arah cafe yang tidak terlalu jauh.

Di cafe, Nayla memesan 2 minuman cappucino hangat yang dapat menemani ngobrol di sore yang damai ini. Keduanya juga memilih tempat duduk dekat jendela yang berhadapan langsung dengan jalan.

Nayla menendang Farhan memintanya lebih dulu memulai obrolan. Tendangan secara mendadak itu berhasil membuat Farhan kaget dan menatap tajam Nayla.

"Besok acara pensi sekolah. Acaranya diadakan pagi hari, tepat pukul 08.00."

"Hah!" Nayla mengkerutkan dahinya bingung. "Pagi? Yang benar lo. Mana ada acara pensi pagi-pagi, biasanya sekolah lain ngadain pensi tuh malam," bantah Nayla.

"Ini sudah menjadi keputusan kami para pengurus OSIS dan telah disetujui oleh kepala sekolah."

"Lagian cowok lo yang ngasih usulan kalau acaranya diadakan pagi," lanjut Farhan.

"Galang?"

"Siapa lagi cowok lo?"

"Alasannya apa?" tanya Nayla pelan. Galang bahkan tidak pernah memberikann info sedikitpun tentang ini.

Farhan menggeleng, menandakan ia tidak tau.

"Gue ngasih info ini punya tujuan sendiri. Lo harus siap untuk besok apapun kondisinya nanti, gue gak bisa bantu banyak karena Hana juga dalam bahaya. Asah kembali kemampuan bela diri lo baik dengan cara tangan kosong atau dengan senjata," jelas Farhan.

"Lo tau darimana?" Nayla tampak seperti orang bodoh sekarang yang banyak bertanya. Pikirannya masih lemot, tidak bisa mencerna begitu banyak yang disampaikan Farhan.

"Gue juga murid Sensei."

"Sensei udah balik ke negaranya. Sensei bilang kalau lo udah cukup ahli atas apa yang diajarkannya, dan itu berarti tugas Sensei udah selesai."

"Balik?!" sanggah Nayla. "Secepat itu dan gak ada satupun yang ngabarin gue?" Nayla tersenyum miris.

"Sensei ada keperluan yang sangat penting dan harus segera balik. Lo harus memahami itu!" tegas Farhan.

"Ingat, jangan sampai gegabah dan musuh utama akan selalu menjadi yang terdekat. Itu nasehat Sensei sebelum berangkat."

Nayla menganggukkan kepalanya mengerti. "Makasih udah ngasih tau gue semua ini, tapi gue masih bingung. Bukannya besok pembagian hasil ujian?"

"Dikarenakan acara pensi dimulai pukul 08.00, maka pembagian hasil ujian akan diadakan dari jam 07.00-08.00, itu akan sangat cepat selesai karena hanya akan diumumkan 3 siswa-siswi yang memperoleh nilai tertinggi di SMA Garuda. Hanya itu. Tanpa sepatah kata dari kepala sekolah."

Nayla tidak mengerti dengan sistem SMA Garuda, bagaimana mungkin pengumuman hanya seperti itu? Tidak ada sepatah kata dari kepala sekolah.

"Heran? Gue juga sama kayak lo, dan setelah diselidiki ternyata sudah ada yang merencanakan semua ini. Kepala sekolah kita sudah di sogok. Lo hanya punya waktu sedikit."

"Siswa-siswi yang tampil akan diberi waktu 20 menit menyiapkan diri sebelum acara pensi dimulai. Lo tenang aja, Guntur udah gue kasih tau soal ini dan dia akan ngebantu lo kalau terjadi sesuatu besok."

"Gue mengerti, makasih dan maaf karena gue lo dan Hana sempat bertengkar."

"Lo gak perlu khawatir soal itu. Hana cuman terhasut, gue bisa yakinin dia."

"Kalau gitu gue pamit, makasih traktir minumannya," ujar Farhan berdiri.

"Eh! Bayar dulu goblok," pinta Nayla.

"Enak aja lo main pergi. Ganti duit gue, bulan ini gue bokek asal lo tau," sambungnya menengadahkan tangannya di depan Farhan.

"Kikir banget lo," ketus Farhan memberikan uang bewarna merah ke tangan Nayla dengan kasar.

"Nah gitu dong, kembaliannya buat gue. Makasih bro." Nayla mencibir Farhan lalu cepat-cepat keluar dari cafe.

"Gila emang. Gue diperas cewek," keluh Farhan pelan.

~🗿🗿~

Malam harinya Nayla menyiapkan segala kebutuhannya besok. Diam-diam ia juga menyiapkan peluru serta pistol, jangan lupakan pisau lipat kecil yang sudah diasahnya.

"Besok Papah, Mamah dan abang pasti bakalan hadir. Apalagi Neysha mendapatkan penghargaan secara berturut-turut."

"Kira-kira gue bisa rebut posisi itu gak ya? Gue udah berusaha semaksimal mungkin. Harusnya ini gak jadi beban pikiran gue, kenapa orangtua selalu membuat anaknya tertekan? Mereka gak pernah ngertiin anaknya," batin Nayla dengan tangan terkepal.

"Nay capekkk, capek banget. Kenapa kata-kata yang menyakitkan malah keluar dari keluarga Nay sendiri. Harusnya mereka mendukung bukannya malah menjatuhi."

"Bangsat!" umpatnya pelan sambil meninju bantal beberapa kali—meluapkan segala emosi yang terpendam. Air matanya pun bersamaan keluar.

"Harusnya gue gak nangis karena ini, kenapa gue lemah menyangkut keluarga yang gak anggap gue ada? Mereka bahkan gak sayang sama gue tapi kenapa gue harus peduli sama keselamatan mereka?" Nayla terus berbicara sendiri.

"Mah..., andai Mamah tau sampai saat ini Nay masih sayanggg banget sama Mamah. Mamah kapan mau meluk Nay?"

"Nay anak pembawa sial ya, Mah?" ujarnya menahan sesak.

"Nay sebenarnya punya prestasi kok, cuman gak di bidang akademik. Kenapa Mamah harus bandingin Nay terus sama Ney? Nay sebenarnya bisa, cuman kurang dapat dukungan aja dari Mamah, Papah dan Abang."

"Ini gak adil, ini gak adil banget buat gue!" Nayla kembali memukuli bantal secara brutal, dadanya sesak dan Nayla tetap menangis.

"NAY KAMU GAK PAPA DI DALAM?" teriakan Enjel terdengar dari luar kamar.

Nayla dengan cepat menghapus air matanya, dan menetralkan emosinya. Enjel tidak boleh sampai tau ia tengah menangis.

"NAY GAK PAPA, KAK. INI TADI ADA BARANG YANG JATUH MAKANYA BERISIK," jawabnya ikut berteriak. Setelah mengatakan kebohongan itu Nayla membaringkan tubuhnya di kasur sambil memeluk bantal guling dengan erat. Malam ini Nayla hanya sendiri karena Chika ingin tidur dengan Enjel dan Tio.

"Keluarga bik Ayu sangat harmonis," pikirnya.

Mata Nayla mulai terpejam dan tertidur pulas dengan air mata yang mengering.

°°°
Halooo semuaaa 🙌

Bagaimana kabarnya ei? Masih kuat puasa kan?

Bentar lagi lebaran cui, gak kerasa. Janlup siapin THR buat lia yaaa wkwk 😌

Ayo-ayo ditebak endingnya gimana?

Semuanya sebentar lagi akan terbongkar🤞

Jangan lupa vote dan comment yang banyak buat lanjutt...

See you <3

Rabu

19-04-2023

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.1M 62.1K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
6.3M 678K 93
[SUDAH TERBIT + PART MASIH LENGKAP] "Ck! Gue bakal bikin lo nggak betah!" "Dan gue bakal tetep jagain lo." "Gue nggak bakal nurut sama lo, wlee!" ...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.7M 226K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
5.2M 383K 54
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...