love story after marriage | Y...

By byd_gf

78.4K 5.2K 519

"Maaf." Bisik Saga dengan suara beratnya tepat di depan wajah Olivia, sebelum ia mendaratkan bibirnya dengan... More

love story after marriage
Visual
1. surat perjanjian
2. satu kamar?
3. jantung ngereog
4. kangen mama
5. perhatian?
6. perhatian 2
7. sebenarnya Saga siapa?
8. Ara
9. Di hina?
10. lupakan Ara
visualisasi
11.Bulan madu?
12.Bara dan Claudia
13.mantan?
14.first kiss?
15.rencana honey moon
16.kebenaran
17.kebobolan.
18. merahasiakannya.
parent visualisasi
19. ulah Viko.
20. Real Bulan madu.
21. meminta hak.
22. flash back
23. Beni tertolak
24. truth or dare.
25. Bara kelepasan.
26. Ketulusan Beni.
28. Kepergian sang mama
29. Membaik.
30.Resmi pacaran.
31. Gel,Yoshi
32. Saga kenapa?
33. Luka.
34. Hamil.
35.Mangga muda.
36. Dia kembali.
36. kecelakaan.
37. Selamat tinggal.
38. Selamat tinggal lagi
Infooo!!
39. Pelaku
40.Johan.
41. Sagara.
NEW BOOK
42. Akhir?
Epilog 1.
Epilog 2
Epilog 3.
Epilog 4
cast
Last
Pengumuman
INFO‼️

Epilog 5.

1K 65 7
By byd_gf

Ending.
Jangan lupa tinggalkan jejak 🌟
Belajar menghargai karya orang lain ya Luvvv ❤️
Semoga kalian suka.
Tandai kalo ada typo.



































HAPPY READING.






8 months later .

“Babe wake up.” Bisiknya sangat lembut membuat wanita yang di Bisiknya itu merinding padahal ia belum sadar dari tidurnya sepenuhnya. Merenggangkan tubuhnya manja dan membuka perlahan mata yang masih sangat ngantuk.

“Aku masih ngantuk.” Ucapnya manja mengalungkan tangannya di leher lelaki itu. Dengan senyuman gembira lelaki itu menundukkan dirinya agar si wanita lebih mudah memeluknya.

“Ayo sayang jangan manja, mandi siap-siap habis itu kita harus ke rumah sakit. kamu lupa ya hari ini Oliv melahirkan?” Kantuk di mata Claudia langsung hilang, ia baru ingat hari ini Oliv akan melahirkan. Menatap Bara dengan tatapan memelas.

“Kak Clau lupa.” Adunya. Bara mengusap wajah Claudia lalu tersenyum.

“enggak apa-apa sayang, yaudah mending Sekarang siap-siap.” Claudia mengerucutkan bibirnya dan hal itu membuat Bara sangat gemas.

“Jangan gitu Clau nanti kita malah gak jadi pergi.” Claudia memiringkan kepalanya bingung.

“Kamu pout kayak gitu mau goda aku kan?”

“Ih enggak.” Claudia mengelak dengan cepat. “Kak Bara ih.” Claudia malu. Bara justru tertawa gemas melihat wajah merah Claudia.

“Iya sayang aku cuma bercanda.” Katanya lalu mendaratkan sebuah kecupan singkat di bibir Claudia. “Cepet siap-siap, aku mandiin Johan dulu.” Mengusap rambut Claudia lalu Bara beranjak ke kamar Johan, putranya. Ayah able sekali bukan.

Sembari mengurus Johan, Bara menerima telepon dari Beni.

“Gimana keputusan Claudia?” Suara Beni di sebrang sana.

“Clau bilang dia belum inget apa-apa sepenuhnya jadi dia belum bisa buat keputusan Ben. Tapi anak mana yang gak sakit hati ibunya di bunuh Ben? Keputusan yang Lo minta pasti berat bagi Claudia.”

“Iya gue tau Bar. Thanks ya maaf gue ganggu.” Suara Beni terdengar sangat putus asa, ia masih menunggu keputusan akhir dari pengadilan bagaimana kelanjutan kasus dan hukuman yang akan di dapatkan oleh Rara.

“kasih waktu Claudia buat berfikir Ben, apalagi Rara kakaknya.”

“Hmm gue tau ini pasti berat buat Clau apalagi dia baru aja sembuh jadi berfikir terlalu berat bahaya juga.”

“Kondisi Claudia udah meningkat drastis, dia hebat kan?" Terdengar kekehan dari Beni membuat Bara juga terkekeh.

Iya adik gue emang hebat, Lo juga hebat karna Lo Claudia bisa lewatin ini semua walaupun agak terlambat.”

"Cih dasar Lo, Adik apaan Lo gak pernah jenguk Claudia cuma sibuk di penjara nemenin Rara. Hari ini Oliv melahirkan Lo gak jenguk?” Beni menghela nafasnya ia Terdengar sangat lelah.

“Disana udah ada kalian jadi aman, Rara butuh seseorang disisinya Bar jadi gue harus tetap ada di samping Rara.”

“Gue cuma bisa mengharapkan yang terbaik Ben.” Bara tertawa nyaring, “ Lo sadar gak sih jalan cinta kita rumit banget ya.”

Bukan kisah kita yang rumit Bar tapi nih otak author nya yang sengklek gak nyambung kita di buat menderita terus.”

Author tai emang, pantesan cerita Lo sepi semua.” Umpat Bara.

:Ya serah gue lah kan yang atur hidup klen gue.

“Iyain Ben. Yaudah ya Ben gue harus urus Johan dulu.”

Yaudah titip salam buat semuanya.”

Oke”

“Kak, Itu siapa?” Bara berbalik dan melihat Claudia di ambang pintu.

“Ahh itu tadi Beni yang telpon.” Claudia Hanya ber-oh ria mendengar jawaban dari Bara.

“Aku udah siap Yuk berangkat.” Bara menatap Claudia, ia berfikir apakah Claudia tidak ingin tau Mengapa Beni menghubunginya.

“Sidang Rara seminggu lagi.” Celetuk Bara mampu menghentikan pergerakan Claudia yang hendak mengendong Johan, lalu Claudia menatap Bara.

“Iya aku tau.” Claudia terlihat tidak berminat membahasnya. Bara menghela nafasnya dan mengusap lembut rambut Claudia.

Babe, Aku tau ini berat buat kamu tapi setidaknya temui Rara dan papa kamu dulu sebelum kita nikah.” Claudia mendongakkan kepalanya dan menatap Mata Bara dengan mata berkaca-kaca. Bara mengangguk mengerti apa yang di rasakan Claudia.

It's okay,” Bisik Bara memeluk Claudia.

“Aku belum siap kak, aku takut kita pasti jadi asing.” Tentu saja menjadi asing jika bertemu lagi dengan orang yang berpisah dengan kita apalagi sudah bertahun-tahun dan di tambah Claudia amnesia. Bahkan mamanya benar-benar tidak pernah menceritakan tentang Rara dan papanya kepada Claudia.

“Itu semua memang butuh waktu tapi waktu kamu gak banyak, papa kamu selalu ingin bertemu sama kamu.” Bara menatap mata Claudia dengan lekat dan menangkup wajah mungil Claudia. “Coba Clau, kamu pasti bisa lawan rasa takut kamu.” Diam beberapa detik Claudia mengangguk dan tersenyum.

“Iya kak. Aku bakal coba.” Gumamnya di dalam pelukan Bara. Bara tersenyum bangga memiliki Wanita seperti Claudia.



***

Saga menggenggam erat tangan Oliv, keringat bercucuran di kening Oliv. Ia menahan rasa sakit yang amat sakit namun siapapun yang melihatnya akan heran wajah Oliv terlihat tenang saat sakit itu menggerogotinya.

Saga yang berbeda di sebelah Oliv justru sempat menangis sesenggukan karna melihat Oliv menahan sakit. Ia terus menggenggam erat tangan Oliv enggan untuk melepaskannya.

“Saga makan dulu sayang, kamu belum makan loh dari pagi.” Liona datang dengan nada suara yang sangat kesal, Oliv yang akan melahirkan tapi justru Saga Yang merengek dan mogok makan.

“Saga gak bisa Bun, Oliv kan juga belum makan.” Celetuknya dengan nada kesal. Liona kembali membuang nafasnya.

“Oliv emang gak boleh makan sebelum melahirkan, kamu ini keras kepala banget ya.” Oliv terkekeh geli melihat Wajah memelas dari Saga.

“Kak makan sana Oliv gak apa-apa kok.” Dengan suara lirih Oliv meminta Saga Untuk makan. Saga menggeleng kuat.

“Enggak apa-apa apanya! Kamu kesakitan banget sayang, aku gak mau ninggalin kamu.” Liona memutar bola matanya malas.

“Wajar kesakitan sebelum melahirkan, kenapa kamu alay banget Saga!” Liona sudah sangat kesal.

“Alay apasih Bun, Saga kan khawatir.” Saga Kemabli menitihkan air matanya dan hal itu membuat Saka yang baru saja memasuki kamar inap Oliv tertawa.

“Bang? Lo nangis lagi? Haha.” Tawanya “Sana makan dulu biar Saka yang nemenin Kak Oliv.” Tawar Saka. Saga mendelik dan memeluk tangan Oliv.

“Enggak! Gue gak mau.” Oliv menghela nafasnya walaupun terlihat santai namun dia merasa amat sakit di perutnya.

shhhh.” Oliv meringis kecil ia mencengkram tangan Saga lebih kuat. Hal itu membuat Saga panik gelagapan.

“Sayang, makin sakit ya?” Liona pun mendekati Oliv.

“Bun kok makin sakit.” Oliv Kemabli meringis.

“Mungkin pembukaannya bertambah sayang.” Jawab Liona seadanya. Saga semakin khawatir ia mengusap peluh Di kening Oliv.

“Sayang mending operasi aja ya? Aku gak bisa liat kamu kesakitan kayak gini.” Ucap Saga lembut, Saga berusaha agar bisa tenang di depan Oliv. Oliv dengan cepat menolak tawaran Saga jika operasi nantinya akan lebih sakit.

“Bun, Saka udah panggil dokter.” Ucap Saka saat memasuki kamar Oliv lagi. Liona mengangguk dan dokter kembali melihat pembukaan Oliv.

“Oliv sudah pembukaan 7 jadi sakitnya semakin terasa, ini belum seberapa entar pembukaan 9 atau 10 akan semakin sakit. Jadi pak Saga jangan panik kalo Bapak panik Oliv bisa terganggu.” Pinta dokter tersebut Liona terlihat Memukul lengan Saga.

“Tuh kan Bunda bilang apa. Jangan panik, tapi kamu nangis terus.” Omelnya.

“Jika ada perkembangan kalian bisa panggil saya lagi.” Saga menahan dokter tersebut.

“Dok apa gak bisa di percepat? Kasian Oliv.” Saga memohon dengan Suara bergetar. Saka Kemabli tertawa.

“Lo kira apaan di percepat Bang aneh-aneh lo.” Ledeknya. Dokter tersebut juga tersenyum.

“Itu tergantung bayinya pak, kalo dia ingin cepat menemui Bundanya makan dia akan cepat keluar.” Saga mengerjap dan menatap perut Oliv.

“Kalau begitu saya permisi dulu.” Pamit dokter tersebut dan juga saka Ikut keluar.

“Bunda keluar dulu ya. Kalo ada apa-apa panggil aja.” Saga mengangguk.

“Anak Ayah kamu gak mau cepet ketemu Ayah sama Bunda? Kok keluarnya lama banget? Kamu gak kasian sama Bunda?” Saga berkata sembari mengusap lembut perut Oliv, Oliv yang masih menahan sakit tersenyum melihat perlakuan Saga.

“Makin Sakit ya?” Genggaman tangan Oliv semakin kuat. Oliv mengangguk ia kembali meringis bahkan air mata sudah keluar dari ujung mata Oliv.

“Kak.” Lirih Oliv.

“Iya sayang aku disini. Kamu tarik nafas pelan-pelan buang.” Entah Roh apa yang ada di dalam tubuh Saga. Sekarang ia terlihat sangat tenang.

“K..kak kayaknya udah mau keluar. Ini sakit banget.” Oliv mulai menangis dan mencengkram kuat tangan Saga.

“Tunggu aku panggil dokternya dulu.” Oliv menggeleng kencang tidak mau melepaskan tangan Saga, rasa sakit di perutnya semakin Terasa sampai Oliv tiba bisa lagi setenang sebelumnya.


***

“Ayo Oliv, kamu bisa tarik nafas pelan-pelan dan buang, kepalanya sudah kelihatan.” Instruksi dokter yang membantu Oliv melahirkan.

Saga masih setia ada di sebelah Oliv, tangannya masih di genggaman tangan Oliv satu tangannya lagi mengusap lembut kepala Oliv.

“Kamu pasti bisa sayang.” Bisik Saga di telinga Oliv, Oliv saat ini sedang mempertaruhkan nyawanya untuk melarikan putranya.

“Huhuhu akhhhh.” Oliv berusaha sebisa mungkin hingga akhirnya.

Oekkk oekkk oekkk.

Dokter itu tersenyum lega, akhirnya putra Oliv dan Saga lahir dalam keadaan sehat dan juga dengan wajah yang sangat tampan.

Mata Saga berair dengan spontan ia mengecup kening Oliv lembut sedangkan Oliv masih berusaha mengatur nafasnya.

“Kamu hebat sayang, anak kita lahir.” Saga memeluk tubuh lemas Oliv, lalu dokter meletakkan Bayi itu di atas dada Oliv. Dengan air mata bahagia Oliv menatap putranya yang masih menangis di dalam pelukannya.

“Terimakasih sayang kamu berjuang hampai titik ini.” Tiada bosanya Saga menciumi wajah Oliv.

“Kak anak kita lahir.” Ucap Oliv menangis. Saga mengangguk dengan senyuman yang sangat tulus.

“Iya sayang itu berbakat ibu hebat seperti kamu.”

“Agaskar Albert” Gumam Saga. Oliv menatap Saga dan tersenyum.

“Namanya bagus kak.” Oliv setuju dengan nama itu. “Kak kok hidungnya mirip Saka ya.” Oliv terkekeh. Saga langsung memperhatikan hidung putranya.

“Lah iya kok mirip saka.”

“Bayi baru lahir biasa seperti itu pak, wajahnya kadang terlihat berubah. Kalo begitu kita pindahkan dulu Oliv ke kamar rawat.” Kata dokter tersebut di angguki Saga.

Beberapa menit kemudian Oliv sudah ada di ruang rawat disana sudah ada Liona, Saka, dan juga Saga.

“Ponakan gue ganteng banget. Hidungnya mirip gue.” Celetuk Saka tidak melepaskan tatapannya dari Agaskar senyumannya pun tidak luntur dari bibir Saka.

“Oliv sayang, makasih ya kamu sudah memberikan cucu yang begitu tampan dan sehat untuk Bunda, maaf ayah kamu gak bisa kesini dulu karna ada dinas.” Liona mengusap lembut wajah Oliv.

“Iya Bun enggak apa-apa, ada bunda sama Saka aja Oliv udan seneng kok.”

“Udah Sak, anak gue salting di liatin kayak gitu.” Tegur Saga saat menyadari Saka tidak ada habisnya menatap keponakannya itu.

“Bentar Bang elah cuma liatin doang, gak gue ambil.” dengan sinis Saka menjawab.

“Mana ada bayi Salting.” Celetuk Liona. Saga berdecak.

“Saka kita pulang dulu yuk, sekalian ambil baju ganti buat Abang kamu.” Ajak Liona.

“Bun, Saka masih mau liat baby.”

“Nanti kamu bisa liat sepuasnya ayo kita pulang dulu.” Dengan berat hati Saka mengangguk dengan bibir yang di manyunkan.

“Iya deh.” Parahnya.

“Kita Pergi dulu ya.”

“Iya Bun hati-hati.” Jawab Saga dan Oliv.

“Sayang kamu butuh sesuatu gak? Atau ada yang sakit?” Oliv menggeleng.  Saga tiba-tiba duduk dan menundukkan kepalanya. Oliv terlihat heran Melihat Saga.

“Kakak kenapa?”

“Maaf ya aku belum jadi suami yang baik buat kamu.” Ucap Saga tiba-tiba.

“Kenapa kakak ngomong gitu?” Oliv terlihat tidak senang karna perkataan Saga. Saga mendongak dan menatap Oliv.

“Kamu kesakitan tapi aku gak bisa berbuat apa-apa. Aku cuma nangis malah bikin kamu tambah panik.” Ucapnya.

“Bukan salah kakak kok, Melahirkan normal emang kayak gitu kak. Kakak jangan salahin diri kakak. Kakak ada di samping Oliv aja Oliv udah bahagia banget tiga kali.” Saga mengeryit.

“Kok tiga kali?” Oliv terkekeh melihat wajah bingung Saga.

“Bahagia banget-banget-banget kak.” Ucapnya mengusap pipi Saga. Saga tertawa renyah mendengar perkataan Oliv.

“Agaskar aja ya.” Kata Saga tiba-tiba. Oliv berdehem bingung.

“Cukup Agaskar aja anak kita, aku gak mau nambah anak lagi aku gak mau kamu kesakitan lagi.”

“Ih gak boleh gitu perjanjian Kita kan dua anak. Pertama cowok kedua cewek kak.” Tolak Oliv.

“Astaga Sayang Abang baru aja lahir tapi kamu udah mikirin anak kedua? Enggak ah aku gak mau. Aku gak bisa liat kamu kesakitan.”

“Kalo di kasih lagi sama tuhan gimana?” Pernyataan Oliv mampu saja membuat Saga terdiam lalu mendengus.

“operasi aja.” Jawabnya. Oliv menghela nafas.

“Operasi lebih sakit kak, mending normal sakitnya sebentar pas lahiran doang kalo operasi tuh sakitnya bisa sampai seminggu.” Jawab Oliv sedikit kesal. Saga terlihat berfikir.

“Apa iya?” Oliv mengangguk antusias. ” Yaudah gak usah punya anak lagi.” Final Saga. Oliv mendengus kesal.

“Yaudah berarti gak ada jatah.” Mata Saga membelalak.

“Beda, itu beda lah.” Tolaknya.

“Pokoknya gak ada!”

“Yaudah pakek pengaman.” Saga tidak mau kalah.

“is kak! Ngapain ngomongin gitu sih! Kita gak boleh nolak rezeki tuhan tau!” Oliv benar-benar kesal kali ini.

“Pokoknya anak kita cukup Abang titik.”

“Yaampun ini jahitan Istrinya belum kering loh, kok udah ngomongin anak kedua aja.” Saga dan Oliv terperanjat kaget mendengar Suara Suster yang baru saja masuk. Pipi Oliv merah padam ia malu, kenapa dia dan Saga harus meributkan ini.

“Saya gak mau sus Oliv kesakitan lagi kalo hamil.” Jawab Saga. Suster itu terkekeh.

“Saya cek dulu ya Bu.” Oliv mengangguk.

“Melahirkan memang sakit pak jadi wajar. Bapak tidak perlu khawatir, nanti kalo di kasi rezeki lagi masak mau di tolak sih? Selama ada Bapak di samping Bu Oliv semuanya akan baik-baik Saja.” Penjelasan Suster tersebut membuat Saga terdiam.

“Tuh dengerin.”

“Tapi kan sus Oliv baru aja melahirkan.” Saga berusaha membela diri.

“Tidak ada salahnya berencana pak.” Oliv terkekeh melihat wajah pasrah Saga.

“Keadaan Bu Oliv sangat sehat dan juga bayinya wahh kalian sehat sekali ya. kayaknya bisa pulang lebih cepat.”

“Bagus deh sus, saya gak kuat juga cium bau obat-obatan gini.” Keluh Oliv.

“Beberapa hari lagi ya Bu sabar.” Oliv tersenyum sembari Mengangguk.

“Saya permisi dulu setelah ini Bu Oliv bisa coba kasi asi ke bayinya.”

“Baik sus.”

“ Istirahat dulu sayang.” Pinta Saga.

“Kak aku mau gendong Abang.” Celetuk Oliv. Saga mengangguk dan mengambil Agaskar dan dengan perlahan memberikannya pada Oliv. Oliv dengan hati-hati mengendongnya, senyuman bahagia tidak lepas dari Bibir Oliv.

Mengusap lembut kulit merah milik sang putra.
“Agaskar anak Bunda.” Bisiknya lalu mencium pipi Agaskar.

“Hari ini aku adalah Laki-laki paling bahagia di dunia, berkat kamu dan Abang sayang.” Saga mengecup kening dan bibir Oliv bergantian lalu mencium lembut pipinya Agaskar, putranya.


































END






























Gimana endingnya? Kurang memuaskan kah?
Kalo aku mood aku bakal buat epilog Beni dan Rara Luvvv,
Terimakasih kalian udah baca Book aku sampai sejauh ini Luvvv terharu banget ternyata book aku yang ini rame🥺
Terimakasih untuk cinta dan dukungan yang kalian berikan untuk book ku, jika ada kesalahan kata yang bikin kalian tersinggung mohon di maafkan ya.

Makasih banyak ya❤️🙏
Terutama untuk yang gak pernah lupa meninggalkan jejak 🌟 dan komenya makasih banget ❤️

Semoga kalian juga suka sama book aku yang lainnya.

Kayak ini contohnya ❤️ semoga rame yaaa❤️


Jangan lupa mampir ke book ku yang circle freak, dan juga Jangan lupa tinggalkan jejak 🌟
Belajar menghargai karya orang lain ya Luvvv ❤️❤️
Thank you bye bye.

Continue Reading

You'll Also Like

27.2K 980 73
Brian sangat tidak suka berdekatan dengan lawan jenis kecuali wanita di anggota keluarganya. Karena menurut Brian wanita yang mau dekat dengan diriny...
442K 23.1K 50
[SELESAI REVISI] Plagiat Jauh jauh dari cerita ini!! DON'T COPY MY STORY!! Follow dulu sebelum baca ya. Di Private! "Apasi gunanya dijodohin?mending...
124K 13.9K 61
~ Zona baper!!! Arbella Atania Januarta, atau yang sering di panggil Bella. Gadis muda dengan tingkat kesopanan dan kelembutan luar biasa. Gadis yang...
3.4M 26.3K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...